mendingan gw share sedikit ilmu tentang branding dan personal branding aja deh.
mau ga?
pertama, “branding” itu dari kata brand+ing. berarti harus ada “usaha”-nya.
bisa diartikan sebagai usaha untuk membentuk brand.
personal branding ya berarti usaha untuk membentuk brand yang bersifat personal atau melekat pada “person” atau manusia.
bedanya itu aja.
contoh paling gampang, inget aplikasi semacam getcontact yang bisa nunjukkin orang ngesave kita dengan nama apa?
pernah nyari ga, kalian di-save sebagai apa?
ini contoh punya saya:
ada akustikasik, ada kantor tempat saya kerja dulu, ada komunitas boardgame, dll.
itu adalah “perception”, apa yang dipandang orang tentang saya. dan itu independen.
nama yang mereka sematkan pada saya, adalah cara mereka memandang saya.
bagi sebagian besar orang, “brand” saya adalah di mana mereka bersinggungan dengan saya untuk pertama kalinya.
dan usaha saya untuk mengubah persepsi mereka itu lah yang menjadi usaha “branding” saya.
nah, “personal brand” itu bisa berupa macem-macem.
intinya kan “kamu mau dikenal sebagai/karena apa”
bisa bentuk adjektif, misalnya “pintar”, “cerewet”, “rajin”
atau juga nomina, misalnya kota tempat tinggal, nama kantor, dll
yang sering salah paham, orang menggunakan kata “pencitraan” untuk menggantikan kata “branding”, dan kata itu sudah mengalami peyorasi jadi terdengar jelek.
jadi, gimana caranya personal branding yang ok? ini ada beberapa tips dari saya:
1. branding itu “selective truth”, bukan “alternative truth”
jadi bukan berbohong atau memelintir fakta, tapi memilih fakta mana yang ditampilkan.
contoh: saya makan gorengan dan salad, yang saya post salad doang :p
tapi jangan bilang “saya makan HANYA salad”
2. konsisten
mantranya sederhana: “repetisi membentuk reputasi”
ketika sesuatu kita sampaikan dan lakukan berulang-ulang, persepsi akan terbentuk. contoh: bagaimana orang akan berpikir bahwa kita pintar, kalau kita hanya punya 1 opini cerdas dan 20 opini buruk?
3. tulus dan otentik
branding yang tidak tulus akan terlihat “dipaksakan”. contohnya, orang yang membrand dirinya pakar akan suatu bidang, tapi opininya mengenai bidang tersebut berlawanan dengan kelakuannya. tentunya akan ada suatu “patahan” yg akhirnya membuat sulit dipercaya
bayangin deh, misalnya orang yang brandingnya kaya, punya banyak harta, tapi ternyata ketauan pinjem duit sana-sini. “damage” dari hancurnya branding itu akan jauh lebih besar.
ini hasil observasi saya selama ini, dan obrolan dengan beberapa praktisi yang saya sarikan sendiri.
oleh karena itu, tentunya saya sangat terbuka pada diskusi, jika ada yang dirasa kurang tepat atau ingin ditambahkan, yuk ngobrol.
btw, ini belum bahan yang formal ya. yang pernah ikut kelas Personal Branding 101 saya, harusnya tau bentuk formal dari insight-insight saya tadi. Maap, namanya juga lagi nganggur aja. hahaha
tolong bantu ritwit! sebarkan, atau bahkan simpan jika kamu butuh jasa kami. terima kasih! :) #SenangKarya