Pembinaan anak-anak yatim, mempelajari ejaan Bahasa Inggris terkait ucapan, pronunciation.
Yang datang, tentu lebih sedikit ketimbang pas santunan. Tak apa. Disabari dan ditelateni. Ngasuh anak-anak yatim harus sabar.
Yang ngajar anak saya, semester 9, Jurusan Sastra Inggris.
Konsep saya di Majelis Sahabat Yatim, tak sekadar memberi santunan setiap #JumatBarokah tapi pembinaan pada #AhadCeria. Di luar dua kegiatan tersebut, menopang kebutuhan mereka terkait kebutuhan sekolah.
Harus sabar dan telaten membina anak-anak yatim. Kalau sekadar memberi santunan, insya Allah banyak yang bisa melakukan. Tapi membina dan memberdayakan mereka, tak semua bisa.
Mereka belajar hanya 45 menit. Belajar dengan waktu tak lama dengan konsep #AhadCeria akan mudah dicerna.
Setelah selesai materi Bahasa Inggris, saya tutup dengan baca Alfatihah, sholawatan juga hapalan doa-doa dan pembenahan soal wudhu dan sholat.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Secara teknis, sholat itu persoalan pribadi tapi vibrasinya menjadi persoalan publik.
Kalau saya sholat tapi korupsi, menulis kata-kata kotor di medsos, ghibah atau gemar fitnah atau katakanlah masih melakukan dosa dan maksiat, itu berarti ada yang salah dalam sholat saya. Ini artinya saya belum mendirikan sholat, sekadar mengerjakan sholat.
Kalau sholat saya benar, gak mungkin hal-hal di atas saya lakukan.
"Sholat bagi Orang Beriman"
Hampir di sebagian besar ayat Alquran, sholat itu disandingkan dengan kata mukmin, orang beriman. Banyak Muslim yang belum jadi Mukmin. Ini sudah dijelaskan dalam Alquran.
قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰكِنْ قُوْلُوْٓا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۗوَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْـًٔا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
'
"Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Al-Hujurat ayat 14 di atas, memang khusus ditujukan kepada orang-orang Arab Bani Asad yang datang ke Madinah dan mengungkit-ungkit keislaman mereka, minta jatah sedekah dan lain-lain. Allah kemudian mengutus Jibril untuk memberi kabar (wahyu) kepada Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wasalam terkait status orang-orang Badui Asad tersebut.
Secara khusus ayat itu memang turun terkait Bani Asad tapi secara umum ayat itu juga bisa berlaku untuk kita, yang selalu mendedahkan diri sebagai orang beriman. Padahal kalau kita mau menengok sejenak diri kita, masih berdiri pada tataran ber-Islam.
Sholat Itu Perjumpaan dengan Allah
Alquran sudah menegaskan, sholat itu bagi orang-orang beriman. Di ujung An-Nisa ayat 103
"Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman".
Jadi yang belum sholat dan malas sholat, ya sadar diri saja, belum beriman. Simpel kok.
Sholat itu berat. Ya berat bagi orang yang tak khusyu. Bagi orang yang khusyu, sholat itu bukan beban. Sholat bagi orang yang khusyu itu bentuk perjumpaan dengan Allah. Al-Baqarah ayat 45 - 46.
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Satu-satunya cara berjumpa Allah bagi hamba-Nya yang masih hidup, ya melalui sholat. Tak ada pintu lain selain sholat. Kok berjumpa dengan Allah? Bukankah Allah itu Maha Ghaib, tak terlihat, imateri? Mosok imater bisa bertemu dengan materi?
Di sinilah sholat tak hanya menyertakan unsur materi tapi juga unsur imateri. Sholat tak hanya menyertakan raga atau jasad tapi juga menyertakan aspek batin. Unsur batin itu sifatnya imateri dan kita sebagai hamba-Nya akan menemui Allah dalam kapasitas batin, imateri kita.
Kalau kita sholat, harus ada unsur kebahagiaan bisa bertemu dengan Allah. Siapa saja yang ingin berjumpa dengan kekasihnya, berjumpa dengan istri dan anak-anaknya atau istri ingin berjumpa dengan suami dan anak-anaknya, harusnya ada rasa kegembiraan. Kalau ada rasa tak bahagia, berarti ada yang salah dalam bangunan keluarga kita.
Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ meminta sahabat Mu'adz bin Jabal mendzikirkan surat Ali Imran ayat 26 - 27. Mu’adz, salah satu sahabat yang utangnya menumpuk. Utang ke banyak orang.
Mu'adz pernah gak sholat Jumat karena pas mau Jumatan, ada orang Yahudi, Yohana bin Maria nagih utang di depan rumahnya. Mu'adz ngumpet di dalam rumah. Gak berani keluar rumah.
Utang Mu'adz ke Yohana kisaran satu uqiyah (setara 201 gram) atau sekitar 180 juta. Ini baru ke satu orang. Belum utang ke orang lain.
Sering Mu'adz gak ikut jamaah karena di tengah jalan menuju Masjid Nabawi, dicegat penagih utang. Kejadian ini pas Mu'adz hendak sholat Isya berjamaah. Dia dikurung semalaman di rumah pengutang.
Nama lengkapnya Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji رضي الله عنه. Termasuk sahabat Anshar (72 orang) yang pertama masuk Islam, As-Sabiqun al-Awwalun. Waktu itu Mu'adz berumur 18 tahun. Salah satu sahabat yang cerdas, wawasannya sangat luas. Ia dijuluki "Abu Abdurahman".
Orang kaya dan dermawan, Amru bin al-Jamuh, masuk Islam karena ajakan Mu'adz. Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه, salah satu penyebab turunnya Al-Baqarah ayat 215 soal harta yang diinfakkan.
Mari belajar dari sahabat Nabi, Mu'adz bin Jabal رضي الله عنه dan mari amalkan dzikir surat Ali Imran ayat 26 - 27. Tentu saja mendawamkan ayat ini harus disertai laku lain, sholat jamaah, perbanyak baca Quran, perbanyak sedekah dan berbuat baik ke penghuni alam semesta.
Sekadar menambah pengetahuan terkait Surat Ali Imran ayat 26 - 27 dari Prof Dr M Quraish Shihab.
ANAK MUDA, KOK BISA PUNYA UTANG?
Banyak anak muda terjerat utang, utang pinjol.
Hidup sendirian, belum punya istri atau suami, belum punya anak, kok bisa terjerat utang, utang pinjol lagi. Gila kan?
Penyebabnya apa? Banyak penyebab. Tapi satu hal, gak bisa kontrol diri, hidupnya NGOYO!
Alhamdulillah dapat kabar dari suaminya, sang istri, kondisinya makin membaik. 19 bulan tubuhnya diganggu jin. Setiap hari kerasukan. Dua hari ini, agak ringan gangguannya.
Ke suaminya, saya kasih cara mengatasinya. Kalau rukyah sendiri, insya Allah bisa bersih.
Kisahnya, suaminya DM. Terus saya telpon. Sy bicara dengan sang suami dan istrinya. Terus sy panggil jin yang sering ganggu istrinya dan datang.
Saya minta suaminya baca surat Jin ayat 1 - 6 dan 23 - 28 dan Ayat Kursi. Saya ikut mendoakan dari jauh.
Saya gak ngerti dunia seperti ini. Dunia saya membaca puisi, menulis puisi dan esai sastra.
Tapi entah kenapa mursyid saya (muridnya 200 ribuan), minta saya atasi jamaahnya kalau ada urusan non medis.
Ya sebisa saya. Baca doa yang diajarkan Rasulullah.
1. Kemarin ada DM (cowo ya, cowo!!! Ntar fitnah lagi gara-gara DM yang dipotong), cerita kenapa dia selalu gagal test kerja. Saya tanya bagaimana wudhu dan sholatmu? Dijawab sudah belajar dari buku dan ustaz di sekolah.
"Coba share video wudhu kamu." Akhirnya kirim video wudhu
2. Ternyata pas kirim video wudhu, banyak sekali kesalahan atau tidak tepat. Saya batasi pada empat rukun saja, mengacu pada Al-Maidah ayat 6:
- Membasuh wajah
- Tangan sampai ke siku
- Usap sebagian kepala
- Basuh kaki sampai ke mata kaki.
3. Al-Maidah/6 itu diawali kalimat:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ
Wudhu ini untuk orang beriman. Banyak Muslim tapi tidak beriman (Al-Hujurat ayat 14): Tak masuk kategori ayat ini.
قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰكِنْ قُوْلُوْٓا اَسْلَمْنَا
Orang seperti inilah yang insya Allah saya bantu. Saya tak kenal ya tapi Ibu ini pernah sedekah ke anak-anak yatim di tempat saya ketika anaknya sakit. Minta didoakan. Sesudah sembuh bersedekah.
Inilah kehendak Allah. Allah Maha Berkehendak. Berbarengan dengan transfer saya ke ibu yang membutuhkan bayar SPP, ada japri masuk berkabar, transfer ke saya. Persis bareng.
Masih hari Senin loh. Hari ada dua sahabat twitter transfer untuk aktivitas Majelis Sahabat Yatim, total Rp5 juta. Ya Allah benar-benar gak nyangka. Hampir setiap hari ada yang transfer.
Ternyata dengan tak mempublikasi rekening bank, justru banyak yang bersedekah. Alhamdulillah