AYAH PENYAYANG Profile picture
Oct 22, 2021 159 tweets 25 min read Read on X
𝐌𝐄𝐑𝐓𝐔𝐀𝐊𝐔 𝐓𝐀𝐔 𝐀𝐊𝐔 𝐆𝐀𝐘

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Aku Swardy. Saat ini umurku 25th. Aku menikah dgn istriku, Lena 2th yl. Skrg umur istriku 22th. Jujur aja aku gay! Tapi aku gak mau terlena dlm dunia pelangi. Makanya aku cepat nikah. Kebetulan aku jg msh suka ceue. Image
(2) Sebelum nikah, aku udah prnh ML dgn istriku di kmr hotel. Gak usah ku ceritakan gimana kami ML. Aku cuma mau bilang bahwa aku jg msh nafsu dgn ceue. Kamipun nikah karna keluarga kedua belah pihak udah sama² setuju. Penikahan kami berlangsung dgn lancar.
(3) Tapi udah 2 thn kami nikah blm juga kami dikasih momongan. Aku gak tau kenapa. Kami udah konsultasi ke dokter katanya gak ada yg salah di antara kami. Kedua mertuaku jg tetap menyanyangi kami walau kami blm bs ksh mereka cucu. Begitu jg kedua orangtuaku pastinya.
(4) Mertuaku laki² terlihat begitu baik dan perhatian terus samaku. Dia sering nelponku ketika misalnya lagi kerja. Kalau dirumah, ketika dia nelpon Lena, anaknya, dia akan selalu minta ngobrol dgn aku, mantunya ini. Dia sngt² perhatian padaku.
(5) Begitu jg kalau mereka datang mengunjungi kami. Dia selalu ngasih perhatian lebih ke aku. Dia sering ngajak aku pergi bareng nyari sesuatu ke luar. Pokoknya ada aja disuruhnya ngantar beliau entah kemana. Aku sama sekali gak ngeh dgn gelagat mertuaku.
(6) Aku menganggap kebaikan dan perhatiannya hanya sebatas antara mertua dan mantu. Walaupun kebaikannya memang sangat luar biasa dan langka ditemui spt itu dlm kehidupan antara bermantu dan bermertua. Jarak rumahku dan mertua memang gak jauh. Hanya 16 km aja.
(7) Sehingga kami sering ketemu. Dan mertuaku jg sering ngasih aku kerjaan. Dari sejak nikah dgn anaknya, mertuaku bnyk ngasih job utkku. Itu yg membuat kami sering ketemuan diluar, dan sering makan siang bareng. Walau msh muda aku tau cara menghormati mertuaku.
(8) Aku selalu segan ke dia dan ngomong seperlunya aja. Aku gak prnh berhumor ke dia melainkan yg serius² aja. Tapi kuliat mertuaku suka liatin aku dgn wkt yg lama. Dia melempar senyum yg begitu manis dan sebenarnya menyejukkan. Apalagi aku menanggapi semuanya positif aja.
(9) Mertuaku suka menatapku dgn mendalam. Aku jd salah tingkah jg dibuatnya. Lalu dia semakin menunjukkan rasa perhatiannya dgn misalnya me-nepuk² pundak atau punggungku yg kena tanah atau debu. Lama² ikut menepuk pantatki jg ketika baru saja berdiri dr duduk.
(10) Aku jd tanda tanya. Knp Bpk mertuaku sampai mau menepuk debu atau tanah dr pantatku. Bukankah itu udah agak tabu atau janggal dilakukan seorang mertua ke mantunya. Seorang Ayah jg gak demikian lg kalau anaknya udah besar. Kecuali msh anak². Pikiranku sempat macam².
(11) Tapi aku gak tega sbnrnya berpikiran yg macam² atau aneh² trhdp mertuaku. Kubuang jauh² pikiran² aneh itu, aku kembali berusaha menyikapinya dgn positif. Tapi lama kelamaan makin aneh aja tingkah mertuaku. Berlebihan rasaku dr seorang mertua ke mantunya.
(12) Dia sering memelukku ketika kami cuma berduaan. Lalu mencipika cipikiku, serta mengecup keningku. Itu dilakukan dgn tatapan yg mendalam. Sorot matanya seakan menyampaikan pesan bahwa dia menyukaiku secara seksual. Bahaya nih, kenya Bpk mertua ada rasa samaku!, gumanku.
(13) Akhirnya aku gak bs menampik lagi bahwa mertuaku memang benar² menyukaiku dan bergairah samaku. Padahal aku gak prnh punya rasa suka ke beliau. Fyi aja nih, aku gay tp cuma suka sm yg muda² aja. Lbh sukanya aku ke brondong sampai ke seusiaku. Diatas umurku aku gak bs lg.
(14) Dan satu hal yg sngt perlu di ingat, aku gak pernah suka atau berhasrat ke yg namanya keluarga²ku. Walaupun bnyk saudara² sepupuku yg brondong² ganteng, aku gak prnh menyukainya. Aku merasa dosa menyukai saudara sendiri. Walau mereka ganteng ya ganteng aja tanpa hrs nafsu.
(15) Masih bnyk brondong atau org lain diluar sana yg bs disukai atau di cintai. Itu prinsip aku dr dulu. Jd walaupun aku homo, tp msh bermoral dan tau adatlah. Ini masa' mertuaku sendiri suka samaku. Aneh² aja! Gak bs di terima akal sehatku. Bukan karna aku gak suka tubang ya!
(16) Seandainyapun aku penyuka tubang dan wajah mertuaku msk dlm kategori yg kucari, gak mungkinlah aku pengen ke dia. Sebatas suka mungkin boleh ya, tp gak berbuat. Karna msh bnyk tubang yg bs dikencani diluar sana, gak hrs mertua. Tp ini mertuaku malah menyukai mantunya. Aduh!
(17) "Gak usah sungkan kau nak sama saya, anggap sy Bpk kandungmu. Aku ini mertuamu. Mertuamu jg org tuamu.", demikian ucap beliau. "Kalau aku perhatian samamu itu tandanya mertuamu ini sayang samamu. Aku jg boleh memelukmu spt anak yg ku lahirkan sendiri!", tambahnya.
(18) Aku sering cendrung menghindar dr mertuaku. Aku malas aja dekat² dgn beliau. Bukan aku kurang ajar atau kurang hormat ke beliau. Tapi aku malas aja dengar obrolan²nya dan juga melihat tatapan² matanya yg gimana gitu. Tapi aku gak bisa menghindarinya.
(19) Kami sering kerja bareng dan itu membuat waktu beliau utk menjalankan aksinya jd lbh besar. Jujur aja aku gak bisa suka ke Bapak² tua atau aku istilahkan dgn tubang. Aku benar² gak nafsuan sama tubang. Benar² gak tipikal akulah. Gak bisa berdebar dadaku melihat tubang.
(20) Mau seganteng apapun itu katanya, yg namanya tubang tetaplah gak bs menggugah seleraku. Burungku gak bisa hidup ke mereka. Dan aku orgnya sngt susah menilai kegantengan tubang. Gak ada yg ganteng rasaku kalau udah tubang. Pokoknya udah 45 an gitu udah gak ada ganteng²nya.
(21) Ada teman kompakku seumurku, tp penyuka tubang, dia sering nanya tanggapanku ttg seorang Bapak² yg dia sukai. Ganteng gak menurutmu, katanya. Tapi aku gak tau menjawab apa. Karna bagiku Bapak² berkumis itu gak ada gantengnya lagi. Udah habis dimakan usia.
(22) Teman aku itu suka agak kesal dgn tanggapanku. Karna bagiku puncak kegantengan laki² ya wkt dia brondong. Apalagi liat Bapak² berkumis tebal, geli rasanya. Ayahku sendiri aja gak tau aku bilangnya ganteng apa gimana. 😀
Tapi kalau brondong ya tanyalah samaku.
(23) Aku juga sering meng-atur² sikap di depan mertua. Aku mau terlihat berwibawa dan jauh dr kesan biseks. Aku gak mau mertuaku menangkap kesan bahwa mantunya ini adalah biseks. Pokoknya aku gak mau mertuaku mengenali gelagat mantunya adalah biseks. Aku memang gak ngondek ya.
(24) Tapi seandainya mertuaku jg gay, adalah sngt mudah baginya utk mengenaliku gay apa bukan. Yang namanya sesama gay itu biasanya gampang saling mendeteksi. Aku sih rada² susah mendeteksi mertuaku benaran gay apa bukan. Yang penting jgn sampai terdeteksi olehnya kau ini gay.
(25) Tapi lama² mertuaku makin menampakkan kesukaannya ke aku. Yang mana kesukaan itu rasanya udah yg gak wajar. Disinilah aku kesal karna sepertinya mertuaku udah bisa mendeteksi ke-gay-anku. Kenya dia makin berani gitu karna udah memastikan aja aku gay. Aku jd bingung!
(26) Mertuaku udah mau bercanda soal yg agak tabu² gitu. Aku malaj kaku tp dia bilang agar aku woles dan santuy aja. Dia bilang dia jg prnh muda. Dia bilang walau udah tua tp jiwanya msh muda. Dia bilang urusan anak muda dia msh jago. Dia jg blg biar aku gak anggap sepele ke dia.
(27) "Masih hebat mertuamu ini. Masih perkasa!", katanya. Aku diam aja dan senyumpun gak. Ketika tanganku kena gores, beliau dgn sigap meneteskan antiseptic dan menyekanya dgn kapas medis. Begitu jg lututku yg luka akibat jatuh. Dia jg yg mengobati dgn memegangi pahaku.
(28) Tak lupa matanya akan menatap mataku dalam², seperti menyampaikan pesan bahwa dia benar² care. "Tenanglah ya nak, pasti sembuh ini.", katanya. Lalu beliau mengusap pipiku dan jg rambutku. Lalu memelukku kayak anak kecil. Begitulah mertuaku kasih perhatian ekstranya.
(29) Suatu saat ketika kami lagi berduaan. Beliau mandi dipondok tmpt kami kerja. Entah sengaja beliau gak bawa handuk. Lalu stlh siap mandi beliau memanggil aku suruh bawakan handuk. Akupun membawa handuk sambil mengetok pintu kamar mandi. Lalu beliau membukakan pintu lebar².
(30) Beliau berdiri tegak dihadapanku tanpa sehelai benang melilit tubuhnya. Tangan kanannya hendak menerima handuk dariku. Matanya menatapku dgn sngt dalam sambil bergairah. Terukir senyuman nakal di bibirnya. Aku gak melihat jelas ke anunya, karna sengaja aku gak mau lihat itu.
(31) Yang pasti aku melihat tubuh tinggi besar dan tegap mertuaku polos dgn tetesan air. Sekilas terlihat hitam di bagian anunya ketika aku menantap wajahnya. Itulah kejadian pertama. Berikutnya jg begitu sampai 3 kali dia sering bukain kamar mandi minta handuk.
(32) Selanjutnya beliau sering masuk ke kmr mandi dgn hanya menggunakan CD aja. Dia udah bukain di kmr, lalu dgn santai berjalan dr dpnku hanya pake CD Hing's putih khas Bapak² tua. Kadang dia keluar kmr mandi jg cuma pake kotok sambil sibuk ngelap² rambutnya dgn handuk.
(33) Gak ada segannya mertuaku ini, gumanku. Lalu berikutnya dia baru aja msk kmr mandi tp udah telanjang, akan bukain pintu lebar² dan manggil aku minta handuk. Dia akan santai aja menampakkan burungnya ke mantu kandungnya tanpa adanya rasa segan sama sekali. OMG!
(34) "Mandi bareng aja yok!", ajaknya. Itu sontak membuatku kaget. Masa' iya mertua sm mantu mandi bareng. Aje gile! Akupun menolak dan pergi menjauh. Hari² berikutnya begitu lagi, diajak lagi. "Nanti aja, Yah.", jwbku. "Skrg ajah apa bedanya.", rayunya. "Nantilah, Yah!", kataku.
(35) Hari berikutnya mertuaku bilang, "Mandi yok nak, biar cpt kita pulang!". Aku menjawab, "Ayahlah duluan, nanti aku belakangan."
Kenapa kamu gak mau mandi bareng, biar cepat aja kita pulang.", katanya. "Gak usahlah Ayah, nanti aku mandinya gak usah lama².", tolakku.
(36) "Ayolah..!", paksanya sambil menarik tanganku. Akupun berontak dan menolak. Tapi dia terus menarikku hingga aku kalah kuat mempertahankan badanku. Terlalu kuat tenaga mertuaku yg dihasilkan tubuh tinggi besarnya dibanding tubuh kurus kecilku ini. Akupun terseret ke tubuhnya.
(37) Badanku benturan ke badannya, tp gak sakit sih. Efek badan meetuaku yg berisi membuat badanku memantul bagai kena busa atau per. Lalu Bapak mertuaku memelukku kuat². "Ada apa gak mau kau mandi samaku, nak?", tanyanya. Akupun gak dilepasin. Beliau lalu mengecup keningku.
(38) "Segan aku, Ayah!", jawabku. "Segan? Ngapain segan? Aku ini mertuamu. Bukan siapa². Kita ini sama² laki². Kamu punya burung, saya juga punya.", katanya sambil meraba burungku. Sontak aku kaget se-jadi²nya. Candaan mertuaku lain dan keterlaluan.
(39) "Sebesar apa punyamu sampai kau malu kulihat!", katanya sambil memegangi punyaku. "Kurasa gak ada sebesar punya saya ini!", tambahnya. Aku diam seribu bahasa. "Iya, ada sebesar ini?", katanya sambil naruh tanganku ke burungnya, lalu di gosokkannya tanganku itu bbbrp kali.
(40) "Ya, justru gak adalah Yah.", jwbku. "Gpp, gak usah malu. Ayah gak menghinanya kok mau kecil mau gak, Ayah bisa menerimanya.", katanya. Lalu dia menutup kamar mandi dan lekas melucuti celananya. "Ini punya Ayah!", katanya memamerkan batang besar panjang itu di dpnku.
(41) "Lihat dulu ini nak!", katanya karna aku gak mau liat. Diputarkannya kepalaku dan dipaksamya melihat anunya. Akhirnya akupun terpaksa melihat burung mertua kandungku itu. Lalu dia menyuruh aku buka baju tp gak ku lakukan. Akhirnya beliaulah yg membukakan semuanya.
(42) Akupun seolah gak bisa berontak lagi, aku pasrah namun gak iklas ketika Bapak mertuaku melucuti CD-ku. Lalu dia mengguyur badanku dgn air lalu mengguyur badannya. "Biar aku aja, Ayah!", kataku. "Gpp. Santai ajalah. Biar Ayah yg mandiin kamu.", katanya.
(43) Gak usah, Yah.", elakku. Tp beliau terus mengguyur badanku dgn air. Aku diam aja merasakan dinginnya air itu. Lalu dia mengambil spon penggosok badan dan meneteskan sabun, lalu menggosoki perut dan dadaku. Lalu badanku diputarnya biar beliau bs gosokin punggungku.
(44) "Segan aku, Yah. Masa' jadi Ayah yg mandiin aku. Gak sopan jadinya aku.", kataku. "Yang sopannya gmn? Kamu yg mandiin Ayah? Mandiinlah!", ucapnya sambil nyerahin spon ke aku. Tp aku gak menerima spon itu. "Gosoklah badan Ayah!", ucapnya. Akupun gak bs mengelak lagi.
(45) Ku ambil spon itu tp aku diam aja. Aku bingung mau gosokin badannya dr mana. "Gosoklah!", katanya. "Yang mana duluan, Yah?", tanyaku. "Sukamu!", jwbnya. Aku msh aja diam. "Nih gosoklah dada Ayah dulu!", ucapnya. Akhirnya akupun menggosok dadanya dan menurun sampai perut.
(46) Begitu selesai di perut, cpt² aku menggosok lengannya sampai kedua tangannya selesai. Lalu aku menggosoki tengkuk sampai pinggangnya dr blkg. Stlh itu beliau membalikkan tubuhnya menghadapku. "Paha lagi, nak!", ucapnya. Ku gosoklah paha mertuaku dr atas ke bawah.
(47) "Jongkoklah biar enak gosoknya.", ucapnya. Akupun jongkok dihadapan mertuaku dgn burungnya sngt dekat ke wajahku. Aku sngt risih karna hrs berdekatan dgn burungnya. Gak bs gak kuliat lg. Burung mertuaku memang super jumbo dgn bulu² yg sngt panjang² dan keriting.
(48) Selesai gosokin kedua pahanya, dia nyuruh aku gosokin anunya. "Ini lagi nak!", katanya sambil megang batangnya. Akupun menggosoknya perlahan. "Pelan ya nak, itu daerah sensitif.", ucapnya. Akupun mesti hati² menggosoknya takut mertuaku kesakitan.
(49) Lalu batang mertuaku mulai hidup. Batangnya naik dan lancang depan. Sementara aku terus menggosoknya sama bijinya juga. Batang itupun memuai sngt keras lali dia menunggingiku. "Gosok lobangnya nak!", katanya. Aku sbnrnya sngt jijik tp mau gak mau aku hrs menurut.
(50) Ku gosokin lobangnya dan dia melebarkan kakinya biar aku bs menggosok sampai ke kedalaman. Maklum pantatnya sngt besar sehingga lobangnya jauh terhimpit. "Tambah sabunnya!", ucapnya. Akupun menambah sabunnya. Lalu dia meraih spon itu dr tanganku dan lgsg menggosoki badanku.
(51) Buih sabun yg dr badannya msh disitu. Skrg digosokkan ke tubuhku. Lalu dia nunduk gosokin kedua pahaku. Entah sengaja atau gimana, mulut mertuaku sngt dekat dgn anuku. Aku jd segan dan memundurkan pantatku ke belakang tanpa memundirkan langkahku. "Diamlah!", katanya.
(52) Kembali beliau mendekatkan mulutnya ke anuku sambil gosokin pahaku. Akupun memundurkan langkahku. "Kenapa gak bs diam?", tanyanya. "Udah mau kena, Yah!", ucapku. "Kenapa emang kalau kena?", tanyanya sambil menengadah keatas melihat wajahku. Aku diam aja.
(53) "Kenapa kalau kena? Gak boleh?", tanyanya sambil lgsg mengulum anuku. Hap! Begitu cepat gerakannya. Mulutnya dibukakan dan dikulumnya batangku yg msh terkulai lemas itu sampai ke pangkal. Matanya menatap tajam ke mataku. Lalu dia menarik batangku keluar dgn jepitan bibirnya.
(54) Aku bagai mimpi di sianh bolong ketika menyaksikan Bapak mertuaku mengulum burungku, mantunya. Tapi sekali itu aja dia lgsg nyabunin burungku dgn sngt telaten sampai ke lobang anusku. Stlh itu dia mengguyur air ke badanku sampai benar² bersih dari buih sabun.
(55) Dia menambah sabun lagi dan gosokin mukaku, kedua telingaku. Dia naruh shampoo dikepalaku dan menggosoknya. Selesai itu dia mendaulatku melakukan hal yg sama utknya. Stlh itu kamipun bersih². Kini kami udah siap handukan. Lalu beliau memelukku. "Nak, Ayah suka samamu!"
(56) "Boleh ya Ayah menyayangi kamu.", ucapnya. "Jangan, Ayah, itu dosa.", kataku. "Sstt.. jgn ngomong dosa. Udah! Biar Ayah yg nanggung dosanya.", ucapnya sambil mencium bibirku. Kutahan nafasku karna aku sngt risih dgn ciuman itu. Lalu beliau menciumiku secara ber-tubi².
(57) "Udahlah, Yah. Aku gak bisa!", kataku. "Plis nak, jgn gitu. Ayah pengen!", katanya. "Tapi, Yah. Kita..." Dia lgsg menutup mulutku. "Ssst.. udahlah gak usah di pikirin. Imi rahasia kita berdua, nak!", katanya. "Udah lama Ayah menyukaimu. Baru kali ini Ayah beranikan."
(58) "Plis jgn tolak Ayah, Ayah akan sedih!", ucapnya sambil mencumbuiku. Lalu dia meraih burungku dan memainkannya. "Kok gak idup?", tanyanya. Aku bingung jwbnya, apa aku bilang aja aku gak selera sama dia. Nanti dia marah dan tersinggung pula. Tapi ada 1 hal yg ku takutkan.
(59) Jangan nanti mertuaku ngira aku ini impoten alias gak bs ngaceng. Apalagi kebetulan blm ada cucunya dari aku. Lalu mertuaku jongkok lagi dan mengulum batangku. Beliau sngt piawai dan ngisapnya dari hati. Akhirnya burungku jadi ngaceng. "Mantap! Hidup jg jadinya!", ucapnya.
(60) Beliau menarik mulutnya dan mencermati burungku. "Imutnya burung mantuku.", ucapnya. "Enak nak, pas dimulut Ayah!", sambungnya. "Gantengnya punya mantuku!", katanya gemas. "Kita dikamar aja yok, nak!", ajaknya. Akupun di bopong ke kamar tidur. Disana beliau ngelap badanku.
(61) Beliau jg ngelap seluruh badannya yg msh basah². Lalu beliau kembali menyepong burungku. Saat itu kami msh berdiri di lantai. Di angkatnya badanku ke atas tmpt tidur lalu direbahkan. Lalu beliau mengisapi batangku dr atas. Beliau mengisap sambil meng-erang².
(62) Gak lama kemudian beliau melebarkan pahaku dan mengangkat pinggulku keatas. "Srrppp!" Udah kuduga beliau mau ngapain. Lobang anusku di jilatinya ber-kali². Aku hrs menggelepar merasakan jilatannya yg maha dahsyat itu. Memang gak hal baru lg bagiku yg spt itu.
(63) Aku udah sering dijilat brondong dan jg menjilat brondong. Mertuaku gak bosan² merimming anusku dgn wkt yg lama. Beliau ternyata sngt doyan merimming. "Enak kan, nak?", tanyanya. Tapi aku enggan menjawab. Ber-kali² beliau nanya itu menginginkan jwbn dariku, tp gak ku jwb.
(64) Lalu mertuaku menaikiku. Terasa sngt berat badannya menimpaku. Dia mencumbuiku ber-tubi². Lalu dia membalikkan tubuhnya ke kasur dan memutar tubuhku keatas. Kini aku yg diatas, dan dia tetap mencumbuiku. "Jangan tahan nafasmu. Jijik ya sama Ayah?", katanya.
(65) "Keluarin lidahmu, keluarin!", ucapnya. Akupun menjulurkan lidahku lalu beliau lgsg menyedotnya. "Lagi, lagi!", ucapnya terus. Lalu mertuaku menyedot kedua telingaku, leherku, dan kedua putingku sampai aku menggelinjang hebat di ranjang. Warbiyazah!, gumanku.
(66) "Nak, jgn bilang siapa² ya. Ini aib nak.", ucapnya sambil menciumi pipiku. "Janji dulu sama Ayah, kamu gak bakal bilang siapa².", sambungnya. Aku msh diam. "Nak, kamu akan permalukan Ayah?, tanyanya. Mata kami saling menatap. Tp mulutku msh terkunci. "Iya nak?", desaknya.
(67) "Ayah pasti akan bunuh diri kalau kamu permalukan Ayah!", katanya. Akupun jd iba dengarnya. "Gak, Ayah!", kataku cpt. "Apa nak?", tanyanya. "Enggak, Ayah!", ucapku lagi. "Bisa Ayah pegang kata²mu nak?", tanyanya. "Bisa, Yah!", kataku. Dia meraba burungku dan menggenggamnya.
(68) "Bisa Ayah pegang nak?", tanyanya lagi. "Bisa Yah, bisa!", ucapku meyakinkannya. "Bukan ini mksd Ayah", katanya sambil meremas kuat batangku. "Tapi kata²mu!", tambahnya. "Iya bisa Ayah! Percayalah, aku gak akan menggegerkan Ayah!", ucapku. "Ciumlah dulu Ayah!", ucapnya.
(69) Akupun mencium kedua pipinya. "Makasih ya nak!", ucapnya membalas ciumi aku. Ayah mau kita melakukannya terus.", tambahnya. "Jangan Ayah, ckp ini aja.", kataku. "Kenapa nak? Gak suka ya sama Ayah?", tanyanya. "Bukan gitu Yah!", kataku. "Jadi kenapa?", tanyanya.
(70) Akupun diam gak memberi jwbn. "Suka sm Ayah kan nak?", tanyanya. Aku diam lagi. "Gpp ya nak kita melakukan terus!", pintanya. "Kalau bs jgnlah Yah!", ucapku. "Kenapa?", tanyanya. "Aku ini mantumu, dan Ayah adalah mertuaku. Masa' kita beginian.", ucapku.
(71) "Udah. Gpp tuh nak. Bnyk yg kegitu. Bukan kita aja.", ucapnya. Masa' iya Yah?", tanyaku. "Iya, bnyk yg begitu. Ke anak kandung jg ada yg gitu.", jelasnya. "Iya tp kita jg hrs niru² mereka. Itu bukan perbuatan yg baik.", ucapku. "Udah, gpp. Tenang aja.", katanya.
(72) "Ayah lbh suka melakukannya ke kamu drpd ke org diluar sana. Karna kamu adalah mantuku sendiri, bukan org lain lagi. Jd Ayah bs lbh total menyayangi kamu dan memberi perhatian samamu.", katanya. Kok aneh sih logikanya mertuaku ini, gumanku.
(73) "Kenapa Ayah berani melakukan ini?", tanyaku. "Karna Ayah tau kamu org baik!", jwbnya sambil senyum mengecup keningku. "Apa gak takut Ayah kalau aku gak mau dan mengancam laporkan ke Lena dan ke Ibu?", tanyaku. "Sstt.. janganlah nak. Ayah yakin kamu gak setega itu!", jwbnya.
(74) "Ya kenapa? Kan bisa aja aku laporkan. Aku gak terima Ayah ginikan. Bukan soal aku org baik atau bukan. Org baik jg kalau diperlakukan gt man terima.", kataku. "Karna Ayah tau kamu jg begitu. Hehe!", jwbnya. "Begitu gimana?", tanyaku. "Ah, Ayah gak mungkin salah!", katanya.
(75) "Maksud Ayah?", tanyaku. "Ayah itu tau kamu jg suka laki, makanya Ayah berani ganggu kamu. Kalau Ayah tau kamu normal, Ayah jg gak berani ganggu.", katanya dgn senyum dan nyubit pipiku. "Enak aja Ayah bilang aku gak normal. Aku normal. Aku gak prnh main dgn laki².", kataku.
(76) "Udahlah nak, kita gak usah berdebat soal itu. Intinya Ayah gak prnh salah menilai.", katanya. "Sumpah aku blm prnh main dgn laki², baru kali ini sm Ayah. Makanya td lama hidupnya.", jelasku. "Ayah gak bs percaya itu! Hehe.", ucapnya. "Kok gt pula Yah?", tanyaku.
(77) "Jujurlah nak gak usah boongi Ayah. Jujur aja ngaku kamu prnh main sm laki². Ngapain di tutup²i lagi." katanya. Aku msh ngotot ngaku aku gak gay. Mslhnya kan aku gay cuma suka brondong, gak suka tubang. Gimana bs aku suka sm tubang kayak beliau yg udah mendekati 60 th itu.
(78) Ibaratnya kalau ke tubang aku normal, gitulah anggapanku. Karna sama sekali aku gak horni. "Kamu selama ini blm prnh ya main sama Bapak²?", tanyanya. "Iya sama sekali blm prnh, Yah!", ucapku. "Kenapa, emang gak suka yg tua² ya?", tanyanya. "Ya gak suka!", kataku.
(79) "Tapi ke yg muda² pernah kan? Sering kan?", katanya sambil main mata dan senyum. "Gak jugalah Yah! Ke laki² aku gak prnh!", ucapku. "Jangan boong lagi. Ayah tau kita sama. Ayah bisa mengenali laki² yg gitu dan yg gak!", katanya. "Kok bisa gt?", tanyaku pura².
(80) "Ya kan sesama kayak kita ini punya antena yg bs menangkap signal kawannya gitu atau gak. Dari gerak gerik aja bisa tau, dr pembawaan diri, dsb.", jelasnya. "Emang aku kayak apa Ayah liat. Apa aku nampak kayak banci atau ngondek halus gitu?", tanyaku. "Gak...!", katanya.
(81) "Mantuku gak ngondek. Sama sekali gak. Tapi mertuamu ini tau betul kalau mantunya begitu.", ucapnya. "Hayo ngaku. Gak usah berteka teki lagi.", ucapnya. "Jadi apa habis ini Ayah akan berhenti bermantukan aku?", tanyaku. "Berhenti gimana mksd kamu?", tanyanya.
(82) "Ayah udah main samaku, Ayah udah tau misalnya aku sebenarnya gay juga. Siapa tau Ayah akan nyuruh Lena ninggalin aku karna udah tau belangku?", kataku. "Oh gak lah, jgn sampai kesana mikirnya. Kamu akan tetap jd mantuku selamanya. Saya malah akan makin syg samamu.", jwbnya.
(83) "Ayah akan menganggap kamu special dihati Ayah. Di kehidupan se-hari² kamu adalah mantuku, tp di dlm rahasia, kamu mau kujadikan pacarku.", ucapnya. Aku sngt kaget! Masa' beliau akan menjadikan aku pacar gaynya. Aduh bakal lama nih penderitaanku, pikirku.
(84) "Rahasia kita akan terjaga karna kita keluarga. Sampai kapanpun org² gak akan mengendus skandal kita. Karna se-hari²nya kita udah sering sama². Semua org tau kita mertua sama mantu. Kuncinya tinggal dikita aja lagi gimana menjaga rahasia itu. Gak ada kok yg mencurigai...."
(85) "Selama mantuku gak mau bongkar kedok mertuanya, maka hubungan kita akan abadi. Sayangilah mertuamu dgn sepenuh hati, spt kamu menyayangi anakku. Ketahuilah, Ayah udah lebih dulu menyanyangimu dan akan tetap menyayangimu sampai selamanya.", ucapnya. Beliau mengecup bibirku.
(86) "Ayah sngt sayang samamu. Ayah akan setia selamanya utkmu mantuku.", ucapnya dgn mengecup pipiku. Ayah gak mau lagi main dgn couo lain, stlh dengan mantuku. Ayah bisa buktikan itu. Cukup mantuku seorang buat Ayah selamanya.", ucapnya. Aku kok kayak jadi melow dengarnya.
(87) "Udah. Kita kanjutkan main aja. Biar selesai ya.", katanya. Burungku udah mati total, begitu juga burung mertuaku. Lalu beliau mengambil posisi 69 dgn menindih badanku. Lalu dia menyedot batangku. Tapi aku gak sanggup mengisap burungnya. Aku jijik dan gak doyan burung Om².
(88) Beliau selalu berusaha gesekin burungnya biar kena ke mulutku, tp selalu ku hindari. Ku katupkan mulutku rapat². Sungguh perjuangan panjang menurutku melewati saat² itu. "Nak, isaplah!", serunya. Dia terus isapin punyaku. "Isaplah nak!", pintanya lagi.
(89) "Gak bisa aku Ayah, bunuh aja aku Yah karna gak mau menurutimu. Itu lbh baik. Aku benar² gak bisa melakukan ini.", kataku. Lalu dia duduk dan melihatku. "Kenapa ngomong gt nak?", katanya sambil mengelus pipiku. "Aku blm prnh Yah!", kataku dgn muka memelas.
(90) Akhirnya mertuaku paham dan maklum. Dia nyuruh aku ngocokin aja burungnya biar nembak. Tapi itu juga gak kulakukan. Jijik aku menggenggamnya. Lalu diapun terus mengisap burungku dan juga jilat² anusku dgn sngt ganas. Akupun jadi mau nembak. Aku mau bilang tp bingung.
(91) Apa aku diamkan aja ya, apa hrs dikasih aba². Tp aku milih diam aja. Aku mengatupkan gigiku menahan gelinya ketika aku mau crot. Sementara mertuaku lagi asik ngisapin terus. "Ouhhhhh...!", aku menahan rintihanku. Mertuaku jg udah tau aku nembak dimulutnya.
(92) Beliau melambatkan isapannya. Semua spermaku di telannya. Lalu beliaupun mengeluarkan batangku dr mulutnya stlh kering dijilatinya semua. Dia duduk kembali. "Ayah telan semua punyamu. Manis, lezat!", ucapnya. "Jepit ya nak! Biar Ayah keluar.!", ucapnya lagi.
(93) "Jepit dimana Yah?", tanyaku. Diantara pahamu!", katanya. Aku kembali bingung. Apa aku suruh aja dimasukkan ya. Aku kan vers. Biar cepat jg beliau nembak. Kasian! Tapi masa' aku tawarin, sementara dr td aku msh gak ngaku aku gay. Kembali mertuaku menjilati anusku.
(94) Aku menggelinjang dibuatnya. Lalu beliau memasukkan jari telunjuknya dan aku nikmati itu. Tanpa nanya tanpa izin beliau mengarahkan batangnya ke lobangku. Aku sengaja memejamkan mataku biar kayak gak liat. Lalu beliau menaruh ludahnya di lobangku dan di ujung tombaknya.
(95) "Jlep!". Batang mertuaku tertancap ke dlm lobangku, tp baru sampai leher aja. Beliau terus nyorong dgn gerakan maju mundur sampai akhirnya aku menjerit. "Aduhh.. sakit Ayah!", kataku. Jujur aja sakit! Karna batang mertuaku itu super jumbo. Pasti ada itu 20 cm. Gak kurang lg.
(96) Mertuaku terus menggenjot lobangku sampai semua batangnya benar² terbenam. Aku meringis menahannya. Mataku ku tutup. Mertuaku pasti tau lobangku gak perawan lagi. Namun dia gak ada komentar. Tapi lobangku msh sempit kok. Karna aku terbilang jarang di masuki org.
(97) Aku memang vers tp lbh dominan ke top. Apalagi yg prnh masuk itu rata² kecil². Dan aku jg udah lama gak dimasukin. Jd wajar aku sngt kesakitan dimasukin mertuaku. Oya, ML dgn couo pun aku udah lama lho. Udah ada sekitar 8 bulan yg lalu. Karna aku pengen mengurangi itu.
(98) Aku pengen kalau bisa meninggalkan dunia LGBT ini. Makanya aku cepat² nikah, biar aku gak lupa rasanya ke ceue. Biar aku gak makin parah yg bisa menyebabkan aku jd terlena dan gak nikah². Jd serius aku udah lama gak ML dgn couo ya. Sengaja aku minimalisir.
(99) Tapi inilah yg namanya nasib atau jalan hidup. Gak semua realita yg kita terima sesuai ekspektasi kita sblmnya. Aku cepat nikah ke ceue biar bisa sembuh malah itu yg menjebakku tertahan di dlm dunia LGBT ini makin dalam dan parah. Karna mertuaku adalah gay dan memacariku.
(100) Sungguh sesuatu yg gak prnh ku bayangkan sblmnya, aku hrs jd tetap LGBT stlh aku beristri. Dan sungguh yg gak ku sangka² sblmnya, bahwa mertuakulah yg akan menjerumuskan aku lbh dlm ke kubangan dunia pelangi ini. Beliau yg memaksaku harus mau meladeni nafsunya.
(101) Bapak mertuaku terus memacu gerakannya sambil meng-erang² kenikmatan. "Ayah mau keluar nak!", katanya. "Ougghttt...! Ohh...!!" Gerakanpun makin dipercepat dan tiba² dihentikan dgn batang yg tertancap sngt dalam. Beliau menyemburkan spermanya di dlm lobang anusku.
(102) Beberapa saat kemudian beliau mencabut batangnya, masih tengang, mengkilat karna baru melumpur di lobangku. Tapi bersih dong gak ada eek²nya. "Puas Ayah nak!", ucapnya. Lalu stlh 5 menit rebah, beliau mengajakku ke kamar mandi. Stlh itu kami pakaian dan duduk merokok.
(103) "Bikin kopilah, kita ngopi aja bentar baru pulang.", ucapnya. Lalu akupun membuatkannya. "Jujurlah dulu kau nak, jgn segan² dan jgn takut². Kamu memang prnh kan kegitu ke laki²?", tanyanya. Aku gak menjawab. Cuma kuliatin aja wajah mertuaku sebentar.
(104) "Jangan ragu, ini gak pengaruh apa². Justru kalau kamu jujur, Ayah lbh senang.", katanya. "Kalau kamu jujur mengakuinya, Ayah senang dan puas. Ayah tetap cinta sama kamu dan gak akan berkurang rasa cinta Ayah. Jujurlah nak!", ucapnya lagi. "Dulu pernah yah, tapi.."
(105) Aku gak melanjutkan ucapanku. "Tapi apa?", desaknya. "Tapi udah lama!", kataku. Kapan terkahir?", tanyanya. "Lapan bulan yg lalulah! Terserah Ayah percaya atau gak. Tp aku udah jujur.", kataku. Kenapa bisa selama itu? Jujur ya, jgn segan² ke Ayah.", katanya.
(106) "Ayah gak akan menilai mantuku ternyata liar atau gimana.", ucapnya lagi. "Aku pengen berhenti Ayah. Makanya aku ngurangi kegituan. Makanya aku jg cepat nikah, biar bs ilang yg spt itu.", ucapku jujur dgn mata ber-kaca². Lalu beliau memelukku dan menepuk pundakku.
(107) "Maafin mertuamu ya nak. Gara² Ayah kamu jd terhalang meneruskan tekadmu.", ucapnya. "Tapi Ayah benar² cinta samamu. Ayah pengen melanjutkan hubungan ini.", katanya. "Ayah gak menampik kemungkinan sih, kamu bs benar² meninggalkan dunia itu kalau ada niat.", ucapnya.
(108) "Tapi dapat pula kamu mertua begini, yg meracuni kamu lagi. Ayah minta maaf nak ya. Kalau Ayah memang benar² gak bs meninggalkan dunia begini. Udah sejak SMP Ayah begini, sampai skrg gak bisa². Ini aja 2 minggu yl Ayah ML dgn orang yg kenal di tepi jalan.", jelasnya.
(109) "Ayah selalu kepikiran dgn laki², Ayah gak bs menahan nafsu Ayah, hrs dapat biar bs tenang. Tapi Ayah udah janji kalau udah sama kamu Ayah gak usah lg nyari² yg lain. Ayah pengen punya pasangan yg tetap biar Ayah gak usah main ke sembarangan org.", ungkapnya.
(110) "Ayah jg takut main gonta/i bisa kena penyakit. Tapi kalau ada pasangan tetap gak perlu lg nyari². Ayah tipenya setia nak, kalau udah ada 1 gak mau lg ke yg lain. Bukan cuma gak mau nyari² lagi, dtg pun dgn sendirinya merayu Ayah, Ayah gak mau lg kalau lg punya pasangan."
(111) "Dari dulu Ayah sukanya pacaran nak. Tp skrg lagi gak ada aja. Blm ada yg cocok aja. Ada yg benar² Ayah sukai tp dia orgnya gak setia. Dia msh selingkuh² aja malas Ayah. Pasangan terakhir Ayah namanya Danny, dia nikah dan tinggal di kampung. Makanya kami putus."
(112) "Sebelumnya prnh juga putus karna dia nikah juga, namanya Jerry. Dia ngikut istrinya ke Jkt. Jadi kan udah sngt jauh. Oh, ya dulu ada jg yg pisah karna dia meninggal nak, namanya Bayu. Anaknya sngt baik, setia, dan sopan. Ayah sngt sedih wkt dia meninggal. 😭", ucapnya.
(113) "Meninggal kenapa Yah?", tanyaku. "Dia ditabrak truk pas mau berangkat kerja.", ucap mertuaku. Bukan cuma Bayu aja. Ada juga namanya Didi, meninggal juga tp karna sakit. Jadi udah 2 pasangan Ayah yg meninggal.", jelasnya dgn mata ber-kaca². "Sakit apa dia Yah?", tanyaku.
(114) "Sakit malaria.", ucap mertuaku. "Oh..!", ucapku. "Ayo pulang nak, lain kali kita cerita² lagi!", ucapnya. Kamipun bergegas pulang ke rumah masing². Aku jd kasian jg dgn mertuaku. Apa mau aja aku ya pacaran dgnnya? Hitung² berbakti ke Bapak mertua.
(115) Hari² berikut, Bapak mertuaku jadi segan mau minta jatah. Dia pasti teringat kata²ku yg prnh bilang pengen sembuh dari gay. Tp dia menujukkan gerak gerik yg pengen. Akupun gak mungkin bilang makanlah Ayah, atau ambil aja Ayah. Biarlah dia yg memulai atau memberanikan diri.
(116) Lalu tanpa mertuaku tau, aku udah bertekad dlm hati, biarlah aku gak sembuh², biarlah jd biseks, toh juga aku udah nikah, apa yg di risaukan lagi. Biarlah demi Bapak mertua apapun mau kulakukan aja. Gitu dlm hatiku. Lagian ngapain susah², gak bs pake mulut ya pake anal.
(117) Artinya kalau aku gak sanggup isap burung mertuaku, biar aja dia nyucuk aku, aku kan vers. Itulah kelebihannya vers ini rasaku ketimbang pure top. Lalu mertuaku memberanikan diri juga. "Ayah siap ya nak!", katanya. Lalu dgn ragu dia meraba anuku, tapi aku biarkan aja.
(118) Lalu akhirnya beliau berhasil membukai celanaku. Lalu beliau mengisap burung mantunya lagi utk kali kedua. Tak lupa beliau selalu menjilati anus mantunya ini. Akhirnya khilaf aja, kami berada di kasur dlm keadaan telanjang bulat. Beliau menjilati kedua putingku lagi.
(119) Lalu beliau menjilati kedua ketiakku sampai aku meng-gelepar². Setelah itu beliau me-ngocok² sendiri burungnya lalu beliau mengambil ludahnya dan membasahi seluruh batangnya lalu dikocok. Beliau tau aku gak mau ngocoknya makanya beliau sendiri yg ambil kendali.
(120) Di ambil lagi ludahnya dan kali ini disapukan ke lobang pantatnya. "Nak, mau gak masukin ke Ayah?", tanyanya. Beliau kan blm tau aku vers apa pure bot. Eh, ternyata mertuaku vers. Lalu tanpa mikir panjang aku jawab, "Mau, Yah!"
"Masukinlah nak!", katanya.
(121) Akupun mengarahkan batangku menuju lobang mertua. Dgn mudah batangku masuk sampai kandas. Lobang mertuaku sih msh enak dan legit, msh menggigitlah. "Owh... oh...owhh...!" Mertuaku gak henti²nya mengerang kenikmatan ketika mantunya ini mencucuk lobang ekornya.
(122) "Enak kali nak!", ucapnya bbrp kali. Akupun men-desah² memacu gerakan pinggulku. "Aduh, enaknya nak. Ayah suka. Kamu jago..!", ucapnya. "Masih lama kan nak?", tanyanya. "Masih Yah, kenapa Yah?", tanyaku. "Kita ganti gaya, Ayag mau nungging!", ucapnya. Lalu kucabut batangku.
(123) Ku biarin mertuaku menungging lalu akupun menghantam lobang pantatnya dr belakang. "Owh...!", eranganpun terus keluar dari mulut mertuaku. Begitu sampai 15 menitan. Lalu aku kasihtau mau nembak. "Yah, aku udah mau nembak gimana tuh?", "Udah gpp, tembakkan aja!", katanya.
(124) "Ougghhttt...!!" Akupun nembak di dlm lobang mertuaku. Lalu aku mencabut batangku dan menjatuhkan badanku dikasur. "Ayah lagi ya nak!", ucapnya. Segera mertuaku mengangkat pahaku dan memasukkan burungnya ke lobang anusku. Selang 10 menit kemudian, beliau mencabutnya.
(125) "Nungging nak!", ucapnya. Akupun menurut. Lalu kembali burung besar panjang milik sang mertua menghantam lobangku dgn hentakan² yg kuat. Akupun merintih dibuatnya. "Tahan ya sayang!", ucapnya. Kali pertama keluar kata² sayang dari mulut mertuaku yg dipagari kumis tebal itu.
(126) Dan 10 mnt kemudian mertuaku mengerang. "Owh... oh... nak... Ayah mau nembak nak!"
Lalu spermanya pun menyembur di dlm lobangku. Stlh berhenti denyutan batangnya di dlm lobangku, beliau mencabutnya. "Ayok kita bersihkan!", ucapnya seraya memegang tanganku.
(127) Begitulah sampai selanjutnya, aku dan Bapak mertuaku jadi sering² ML. Kami wajib 2 kali seminggu ML-nya. Namun metodenya beliau ngisapin aku tp aku gak mau ngisapin beliau. Beliau nyucuk aku, dan aku nyucuk beliau. Kejadian spt itu berlangsung sampai 6 bulan.
(128) Oya, bulan pertama kami ML, istriku jg hamil sebulan. Mertuaku tambah senang dan cinta samaku karna aku udah berhasil menghamili anaknya. Itu artinya dlm wkt dekat dia akan menimang cucu dari kami. Jadi 6 bulan kami pacaran, 6 bulan jg usia kandungan istriku.
(129) Bulan ketujuh kami pacaran, aku jd ada perobahan. Skrg aku udah spt bs menerima tubuh mertuaku yg tubang itu. Tingkat kejijikanku udah berkurang. Gak aneh lagi aku di cumbui oleh kumis tebalnya. Aku jd mau bercipok dgn serius dgn mertua. Aku juga udah mau jilat teteknya.
(130) Dan aku udah mau mengocok burung mertuaku. Pada akhirnya, msh di bulan ketujuh itu juga, aku udah mau mengisap burung mertuaku. Aku belajar gak jijik dan belajar menikmatinya. Ternyata gpp, sama aja rasanya dgn burung brondong. Intinya aku udah total melayani mertuaku.
(131) Otomatis mertuaku makin sayang dan cinta samaku. Karna kini dia udah bisa lbh puas ML dgnku. Ber-kali² beliau hrs memuji isapanku yg sngt pro. "Imbang isapan kita ya nak!", ucapnya. "Hehe iya Ayah!", jwbku. Kamipun makin lengket dan makin sering ML, kini jadi 3x seminggu.
(132) "Sekarang udah gak jijik lagi ya ke Ayah!", ucap mertuaku kagum. "Iya Ayah, mungkin karna udah terbiasa itu.", jwbku. "Baguslah nak, Ayah sngt bertrimakasih.", ucapnya. "Itulah yg Ayah inginkan dr kamu!", ucapnya. "Memang blm prnh main ke Bpk² ya sama sekali?", tanyanya.
(133) "Blm prnh Yah. Aku gak suka sama Bpk². Aku cuma suka sm yg muda². Kalau udah diatasku gak suka lagi. Ke anak² SMA atau anak² kuliah aku paling suka.", ucapku jujur. "Iya, Ayah paham.", jwbnya. "Berarti Ayahlah org pertama Bpk² yg main sama kamu ya.", tanyanya.
(134) "Iya Yah!", jwbku. "Tapi skrg gpp lg kan!", tanyanya. "Iya, Yah!", jwbku. "Ingat nak, kita ini pacaran, kamu itu pacarku, walaupun kamu mantuku. Saya ini pacarmu walaupun mertuamu. Dan ingat, ini rahasia kita berdua, hanya kamu, saya, setan, dan iblis yg tau, ok!", ucapnya.
(136) Suatu saat di pondok, kami beberes. "Ayo udah tuh, biar gak kesorean kita pulang!", ucap mertua. Dia menarik tanganku kedalam dan menuntunku sampai ke kamar. Kita ber-senang² dulu sayang. Kasih kepuasan buat Ayah skrg. Ayah juga muasin kamu sayang!", ucap mertuaku.
(137) Kamipun langsung bercumbu mesra. Lidah kami saling menggulung. Mertuaku teramat pintar menyedot dan memainkan lidahnya menjelajah di dlm mulutku. Bergetar seluruh tubuhku ketika itu. Mertuaku gak mau cipokan dgn sekedarnya. Maunya lama². Tangan kami saling meraba burung.
(138) Kurasakan burung mertuaku udah ngaceng sngt keras di dlm celananya. Begitu jg burungku yg kini di remas²nya. Lalu kami sama² naik ke ranjang dan melepasin baju masing². Kami bergulat dan ber-guling² diatasnya. Bibir jami terus menyatu. Kadang² beliau sedotin telingaku.
(139) Lalu beliau jilatin ketiakku, dan kedua putingku. "Bikin ke Ayah nak!", pintanya. Akupun segera menjilati kedua ketiak mertuaku yg sngt lebat berbulu itu. Aromanya enak dan menggoda. Tapi aku gak nyedot telinganya sih. Lalu ku gigit kedua putingnya.
(140) Segera ku tinggalkan puting mertuaku, aku lgsg ke burungnya. Ku jilat² kepalanya yg agak berwarna pink itu. Lalu ku jilat batang bagian bawahnya. Beliau menggelinjang. Lalu ku jilat batang bagian atas, lalu bijinya. Mertuaku sampai merem melek menikmatinya.
(141) Lalu ku kulumlah batang itu ke dalam mulutku. Mulutku pun penuh dan sesak. Karna ukuran burung mertua yg diatas rata² itu. Tapi jujur aku sngt puas bisa ngisap burung sebesar itu. Menggenggamnya aja udah puas kita saking besarnya, apalagi ngisap.
(142) "Ayah lagi nak!", ucapnya yg gak sabar lagi pengen menikmati es krimku. Lalu dilahapnya batangku sampai gak kelihatan sampai pangkalnya. Dengan nafsu membara, mertuaku menyepong yerus batang milik mantunya. "Enak sayang... oh, enaknya sayangku.", ucapnya.
(143) Lalu 2 bulan berikut, melahirkanlah istriku, anak dari mertuaku itu. Anakku laki². Semua bergembira menyambut bayi mungil dan imut itu. Di muka umum juga Bapak mertuaku menunjukkan kegembiraannya menimang dan menggendong cucunya itu. "Gantengnya cucuku!", ucapnya gemas.
(144) Waktu berduaan dgnku, mertuaku jg memuji kegantengan cucunya. "Ganteng banget lho cucuku darimu sayang.", ucapnya. Bahkan ketika ngisap burungku, mertuaku bilang gini. "Aduh dari sinilah datang cucuku yg imut itu." Aku yg jadi malu dengarnya. Maunya gak usah bilang² gitu.
(145) Ya malulah, secara istriku tmpt mencetak anak itu adalah anak kandungnya sendiri. Burungku yg dia isap² itu juga udah keluar masuk ke vagina anaknya. Tapi entahlah. Kegitu nampaknya sifat beliau. Menurutku sih kalau kami pacaran ya pacaran aja, gak usah terlalu lebay.
(146) Kami boleh pacaran, tp jgnlah bawa² keluarga lain dlm obrolan. Aku yg muda aja tau soal itu. Masa' beliau yg udah tua gak tau. Gimanapun harus ada jg batas² diantara kami. Hrs tetap ada sekat yg gak boleh dilangkahi walaupun kami sesungguhnya pasangan gay juga.
(147) Ya gak mungkinlah aku bilang, enak lho Yah, kami semalam ML sama anak Ayah. Vaginanya bersih, meronta dia ku jilati. Anak Ayah paling suka gaya nyamping. Walaupun dia pacar gayku, tp dia tetaplah hrs ku hormati sbg Bapak mertuaku. Dan dia jg harusnya gitu ke aku.
(148) Dia gak boleh nanya² kapan aku ML dgn anaknya, dsb. Perbincangan ke arah sana hrs kami tiadakan. Dan beliau gak pantas bilang², dari sinilah sperma yg jadi cucuku itu. Tp itu sering beliau katakan. Ketika beliau nelan spermaku misalnya, beliau bilang kutelan calon cucuku.
(149) Pernah juga waktu itu beliau pengen ku siram sperma di wajahnya. Jadi ketika mau nembak, aku buru² nyabut dan ngarahin ke mukanya. Dia menanti semburan itu dgn menutup mata seraya berkata: "Oh calon cucuku! Aduh calon cucuku, geli calon cucuku!", katanya pas udah menyembur.
(150) Tapi asal kami mau main memang gak prnh gak jadi. Kalau beliau pengen aku pasti menerima tantangannya. Gak prnh sejarahnya aku menolak dgn alasan capek. Aku pasti menuruti kapanpun beliau mau. Aku gak mau jg terkesan sbg laki² lemah dihadapan mertuaku.
(151) Emang kebetulan aku msh mampu ya, masih kuat. Namanyalah msh muda! Jadi walaupun td malamnya aku baru main dgn anaknya, aku gak prnh nolak main hari ini dgn beliau. Aku gak prnh bilang² baru td malam main dgn anaknya. Itu tabu menurutku.
(152) Beliau jg gak prnh sih misalnya dia ajak main. Tp dia nanya bisa gak? Siapa tau kamu br main td malam. Kalau gak bs gpp, bsk² aja. Gitu misalnya. Gak pernah sih. Kapan dia ajak aku lgsg sigap. Gitu aja sih. Dan bukan cuma beliau yg ajak lho. Aku jg sering yg ngajak.
(153) Dan satu lagi, aku gak prnh nanya² seputar kehidupan seksualnya dgn Ibu mertua. Tapi beliaulah yg ceritakan itu. Katanya mereka udah sngt jarang ML. Udah hebat kalau bisa 3 bulan sekali katanya. Kadang 6 bln sekali malah. Katanya. Tapi aku menanggapinya cuma dgn oh aja.
(154) Aku gak mau memperpanjang obrolan dgn nanya² kok bisa, kok gitu, kenapa. Kata beliau sejak 6 th yl mereka udah jarang ML. Karna ibu mertua yg udah gak selera. Sementara dia sih msh mau. Nah, itulah makanya dia sering nyari² laki² keluar sana. Biar hasratnya tersalurkan.
(155) "Kita laki² ini kan sampai umur brp pun msh mampu. Tapi jd susah kalau istri gak mau lagi.", ucapnya. "Tp bukan nyalahin istri sih, emang dr awal Ayah udah suka laki. Jadi bukan gegara Ibu gak mau lagi makanya Ayah jadi nyari laki, bukan!", tuturnya.
(156) "Emang karna dasar homo. Haha!", katanya sambil menamparku pelan. Mertuaku ini memang gak ada jaim²nya lagi samaku. Dia udah terbuka sekali. Tapi aku yg jadi segan dgn penjelasan beliau. Ucapan²nya seakan ngajari aku supaya begitu ke istriku. Secara istriku adalah anaknya.
(157) Beliau seakan titip pesan ke aku, biar jika suatu saat kelak istriku udah gak mau, biar aku melampiaskan ke couo aja. Gak gitu sih tujuannya, cuma ba jd kita tarik kesimpulan kearah itu. Satu lagi, apa beliau gak takut atau cemburu ya, kalau aku main dgn laki² nantinya.
(158) Misalnya stlh beliau tiada, mungkin kan aku bakal nyari kepuasan dgn laki² lain sementara anaknya msh ada. Apa beliau bisa menerima itu? Secara beliau taulah kelakuan homo itu spt apa. Sngt gampang nyari orang utk ML. Gimana perasaan beliau menyadari itu.
(159) Kalau selagi beliau ada sih, ku pastikan aku gak bakalan selingkuh ya. Aku gak bakal nyari laki² lain lagi. Udah cukuplah cuma beliau spt yg beliau bilang dulu. Aku jg tipe² setia juga sih. Kalau udah ada pasangan ngapain nyari² lagi. Aku gak tipikal yg gatal² amat jg.
(160) Jadi begitulah, sampai detik ini skandalku dgn mertua msh lancar tanpa hambatan. Udah 5 tahun kami menjalaninya. Katanya sih gak ada kata putus atau berakhir. Sampai ajal menjemput aja katanya. Kebetulan kami sama² gak pembosan juga.

.
.
.
.
.

(Selesai)

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with AYAH PENYAYANG

AYAH PENYAYANG Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ayahpenyayang

Mar 3, 2023
𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐃𝐔𝐊𝐔𝐍 𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐎𝐖𝐄𝐑 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐕𝐄

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Waktu itu aku umur 33 th. Aku pacaran dgn Pak Yamin (51 th). Pak Yamin tiba2 diserang penyakit aneh yg begitu parah, yg membuatnya hanya terbaring lemah dirumah dan bolak balik RS.

#fotohanyapemanis Image
(2) Saat itu usia pacaran kami baru jalan 2 th. Aku udah dikenal baik oleh anak istrinya dan sering datang main2 kerumah itu. Aku bahkan sering nginap dirumah mereka karna kami udah kayak keluarga.

Aku sangat sedih dan terpukul dgn penyakit yg menimpa Pak Yamin.
(3) Udah ber-bulan2 Pak Yamin gak pernah bisa bekerja, sehingga uang jajanku jadi stop. Padahal sebelumnya selalu lancar karna Pak Yamin emang sangat baik dan gak pelit samaku.

Selain itu kami tentunya udah gak pernah ML lagi. Ya gimana caranya, Pak Yamin aja lagi sakit kan.
Read 61 tweets
Jun 2, 2022
𝐃𝐀𝐅𝐓𝐀𝐑 𝐓𝐇𝐑𝐄𝐀𝐃 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐒𝐄𝐆𝐄𝐑𝐀 𝐑𝐈𝐋𝐈𝐒 :

1. Modusin Supir Truck Part 1
2. Modusin Supir Truck Part 2
3. Modusin Supir Truck Part 3
4. Ustadz Yang Tega
5. Main Dengan Polisi Di Ruangannya
6. Main Dengan Polisi Di Toilet Kantornya Image
7. Main Dengan Polisi Di Kost-an
8. Main Dengan Polisi Di Kost Temannya
9. Jumpain Polisi Ke Luar Daerah
10. Dokter Yang Profesional
11. Di Tangkap Warga Ciuman Di Toilet Plaza
12. Bertemu Polisi Saat Pergi Healing
13. Main Tiga Dengan Polisi
14. Main Dengan Kepsek SMA Di Kost
15. Main Dengan Dosen Di Semak
16. Main Dengan Guru SD Di Kebun
17. Main Dengan Guru SD Di Rumahnya
18. Main Dengan Pendeta Di Hotel Part 1
19. Main Dengan Pendeta Di Hotel Part 2
20. Main Dengan Pendeta Di Kost
21. Main Dengan Pendeta Di Rumah Kosong
Read 12 tweets
Jun 2, 2022
𝐍𝐆𝐄𝐑𝐉𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐀𝐁𝐔𝐊

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Waktu itu jam 02.⁰⁰ WIB aku melintas di sebuah jalanan.

Ku lihat bapack² berjalan sempoyongan.

Ketika mau papasan, tercium aroma alkohol yang menyengat dari mulutnya.
.
.

#gambarhanyapemanis Image
(2) Aku pun niat nolongin. Ku mundurkan motorku dan ku sapa dia.

Gak ada respon darinya. Dia terus berusaha berjalan ke depan.
Bahkan di lihatpun aku gak.

Aku turun dari motorku dan ku raih tangannya.

"Hati² Pak!", ucapku memapahnya.

Lalu dia akhirnya ambruk.
(3) Aku berusaha sekuat tenaga menahannya agar gak imutan ambruk dengan dia.

Aku meng-usap² dadanya, punggungnya, pantatnya, dan pahanya hampir kena ke burungnya.

Sesekali ku pencet kepalanya dan ku usap² wajah serta pipinya.

Aku pun gak sanggup memapahnya.
Read 58 tweets
Jun 2, 2022
𝐃𝐈 𝐋𝐄𝐂𝐄𝐇𝐊𝐀𝐍 𝐎𝐌 𝐒𝐄𝐍𝐃𝐈𝐑𝐈

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Aku lahir di kampung.
Waktu aku kuliah, aku nompang di rumah Bibi, adek perempuannya bapackku, di ibukota provinsi.

Omku, suami bibiku itu seorang polisi biasa berpangkat bripka.

#gambarhanyapemanis
(2) Postur Omku tinggi besar, berisi, kulit kuning langsat, kumis tebal, suara ngebass, tangannya penuh bulu lebat, kaki sampai paha juga, perut berbulu, tapi dada gak.

Aku bisa rasakan punya Omku pasti gede. Karna sering nampak ngejendol ketika duduk di sofa atau di lantai.
(3) Di rumah Omku selalu pakai celana pendek. Dan rata² yang ukurannya separoh paha. Jadi kelihatan terus bulu² pahanya.

Ada satu celananya yang sangat menggetarkan dadaku.
Celana motif bunga² yang sangat minim plus agak tipis.
Kalau itu dipakai aku jadi deg²an terus.
Read 100 tweets
Jun 1, 2022
𝐀𝐊𝐔 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐍𝐆 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐈𝐍𝐓𝐈𝐏 𝐀𝐘𝐀𝐇𝐊𝐔

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Adakah kalian sebodoh dan sejahat aku?

Aku sering mengintip Ayahku mandi, tidur, dan kencing.

Anak macam apa sih aku ini, suka ke Ayah sendiri?
Masih wajarkah atau udah keterlaluan? Image
(2) Aku memang mengidap rasa suka ke bapack² sejak dini.

Tapi kondisi di kampung gak mendukung penyimpangan ini langsung berkembang di diriku.

Maklumlah kampung aku masih kolot, jauh dari kemajuan.
Dan kisah ini merupakan kisah di tahun 1995 yang lalu.
(3) Jujur waktu itu aku belum tau sedikit pun tentang dunia homo.
Tapi aku suka aja lihat bapack² ganteng dan mengkhayalkannya.

Di kampung aku sering melihat burung bapack² waktu mandi.
Karna kami mandi ramai² di sungai berbatu atau di pancuran yang airnya berasal dari bebatuan.
Read 70 tweets
Jun 1, 2022
𝐀𝐊𝐔 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐒𝐀𝐋 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐑𝐔𝐓𝐈 𝐍𝐀𝐅𝐒𝐔 𝐀𝐍𝐀𝐊𝐊𝐔

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Umurku saat ini udah 78 th.
Anakku ada 3 orang, 2 perempuan 1 laki².
Yang laki² belum nikah² sampai saat ini. Padahal umurnya udah 43 th.

#gambarhanyapemanis
(2) Aku memang biseks. Tapi aku gak lupa nikah.
Tapi yg membuatku sedih, anak laki²ku satu²nya, mewarisi gen homoku.

Memang gayanya gak ngondek, namun dia menyukai bapack² sama persis dengan aku, bapacknya.

Aku juga sejak muda sangat menyukai bapack².
(3) Aku selalu memperhatikan perkembangan anak laki²ku sejak dulu.

Aku selalu berharap agar anakku jangan mewarisi sifat² dan karakter burukku.
Aku pengen anakku normal, jangan kayak aku, bapacknya ini.

Dia ganteng dan selalu juara di sekolah.
Read 56 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(