Ando Lan Profile picture
Nov 13, 2021 β€’ 128 tweets β€’ 21 min read
π™†π™€π™‰π˜Όπ™‹π˜Ό π™‡π™€π™ƒπ™€π™π™‰π™”π˜Ό π˜½π™€π™‚π™„π™π™?

-A thread-

1) Malam itu sekitar pukul 01.00 WIB, suasana dikampungku begitu hening. Semua orang sudah kembali ke peraduan. Tak ada lagi suara2 diluar rumah. Kecuali lolongan anjing yg tak berhenti2 memecah keheningan malam. Image
2) Cuaca di kampungku yg memang dingin terasa begitu dingin sampai menusuk ke tulang2.
Apalagi karna baru saja hujan berhenti. Aku gak bisa memejamkan mataku. Aku menggigil ketakutan karna lolongan anjing yg bak lolongan serigala dihutan.
3) Aku meringkuk dan menutupi seluruh badanku di dlm kelambu warna hijauku. Tiba2 aku dikejutkan suara burung hantu di pohon durian besar yg gak jauh dari rumahku. Burung hantu itupun berbunyi terus tanpa henti. Sulit bagiku melewati malam yg mencekam itu.
4) "Praakk!"
Terdengar suara yg sngt keras di sekitar rumahku. Bunyinya seperti suara sesuatu benda yg berat yg jatuh dari atas pohon. Aku terperanjat dan gak mau membuka selimutku. Gerimis pun datang lagi. Samar kudengar ada suara orang yg gak tau asalnya dari mana.
5) Aku udah semakin ketakutan. Aku terdiam utk mendengar lbh jelas suara itu. Ternyata Bapakku yg memanggil dari kamar sebelah. Setelah ku pastikan itu suara Bapak, akupun menyahut. "Apa, Pa? Manggil ya?" Tanyaku dgn menggigil. "Iya. Kau dengar td suara itu?" Tanya Bapakku.
6) "Iya. Itu suara apa?" Tanyaku dgn penuh ketakutan. "Dahan durian org si Benny nampaknya yg patah tadi." Jawab Bapak. "Tumbang, Pa?". Tanyaku. "Bukan tumbang, tp dahan yg besarnya yg patah. Padahal lagi berbuah tuh." Ucap Bapakku dari sebelah dgn suara kuat.
7) Lalu ku dengar suara pintu depan dibukakan. Sontak aku kaget bukan main. "Uhuk!" Kudengar suara bunyi Bapak batuk. Oh, Bapak ternyata, pikirku lega. "Keluar, Pak?" Tanyaku dari kamar. "Iya!" Jawabnya. Akupun keluar dari kelambuku dan menemui Bapak ke teras rumah.
8) Ku bukakan pintu dan ternyata Bapak udah gak diteras. Gak tau dimana. Akupun kembali ketakutan. "Pak!" Aku memanggilnya. "Ya!" Sahut Ayah dari kegelapan malam. Lampu teras kami gak mampu menerangi sampai ke tempat Bapak berdiri. "Bapak dimana?"
9) "Disini." Jawabnya sambil menyalakan senter ke arahku. Oh, Bapak berdiri di tengah jalan. Akupun mendekatinya. Lolongan anjing udah mulai berhenti. Tapi burung hantu gak, masih aja bunyi2. Lalu terdengar suara berisik di rumpun pohon aren. "Apa itu?" Tanyaku ke Bapak.
10) "Paling musang!" Kata Bapak. Tapi suara itu makin berisik seperti sedang kejar2an. Padahal musang gak prnh kejar2an. Kecuali dikejar anjing dari bawah iya. Lalu kembali anjing melolong panjang dan sahut2an. Gerimis pun makin deras. "Kerumah yok, Pak!" Ajakku.
11) Kamipun berjalan menuju teras. "Kau takut?" Tanya Bapak. "Aku gak menjawab, aku malu mengakuinya. Aku jg tau kalau Bapak tau aku penakut, bukan spt dia pemberani. "Ngapain kau takut." Kata Bapak. Begitu kami masuk rumah terdengar spt suara org ketawa. Aku merapat ke Bapak.
12) "Apa itu, Pak?" Bisikku dgn wajah tegang. "Gak tau!" Ucap Bapak dgn suara biasa. Lalu Bapak sengaja batuk.
Fyi aja, di kampungku akhir2 ini memang agak seram. Ada aja keanehan2 atau kejadian2 yg ganjil terjadi. "Berdoa aja, minta perlindungan Tuhan!" Kata Bapakku.
13) "Udah tidurlah!" Suruh Bapak ke aku. Tapi karna Bapak msh duduk di sofa, aku gak mau beranjak ke kamarku. Gerimispun perlahan berhenti. Lalu terdengarlah dgn jelas bunyi langkah kaki di jalan dpn rmh kami. Suara itu makin lama makin jelas terdengar. "Siapa ya?" Tanya Bapakku.
14) Bapak melangkah kearah kaca nako hendak mengintai. Tapi suara itu perlahan menghilang dan menjauh. Bapakku pun menyingkapkan gorden dan merapatkan wajahnya ke kaca jendela itu. "Gak ada apa2!" Ujar Bapak sembari duduk di sofa. Lalu terdengar lagi suara langkah kaki itu.
15) Kami pun langsung menuju kaca jendela lagi mengintainya. Suara itu begitu jelas terdengar oleh kami berdua. Seperti suara langkah kaki laki2 dewasa yg berjalan terburu buru sehingga kakinya di jejakkan kuat2 ke tanah. Tapi kami gak bisa melihat apa2 diluar sana.
16) Kamipun duduk lagi di sofa. "Kalau kau gak tidur bikinlah dulu kopi!" Kata Bapak sambil menyalakan sebatang rokok. Aku menatap ke arah Bapak. Aku takut ke dapur. "Takut kau ke dapur? Kau udah besar kok takut?" Kata Bapak. Akhirnya dgn terpaksa aku memberanikan diri ke dapur.
17) Aku merinding selama berada di dapur. Aku cepat2 menuang air panas dari termos ke dlm gelas yg udah ku taruh gula dan kopi. Aku lgsg bergegas membawa gelas itu ke depan dan mengaduknya di dekat Bapakku. Kamipun bincang2 hingga pukul 02.30 WIB. Aku udah menguap terus.
18) "Tidurlah, kau udah ngantuk kali. Besok kau telat sekolah." Ujar Bapak. Akupun berjalan perlahan ke kamarku dan segera masuk ke dlm kelambu. Akupun gak sadar aku akhirnya bs tertidur. Jam 5 subuh aku di bangunin Mama. Aku nyahut tp gak mau beranjak dari tmpt tidurku.
19) "Bangunlah. Telat kau nanti!" Mama meng-guncang2 badanku. "Bentar lagilah, Ma!" Ucapku tanpa membuka mataku. "Eh ada kejadian lho! Ternyata lolongan anjing tadi pertanda." Kata Mama yg lgsg membuatku terperanjat dan duduk. "Ada apa, Ma?" Kataku dgn begitu kagetnya.
20) "Bapaknya si Denny meninggal kena pas baru bangun." Jelas Ibu. "Meninggal kenapa, Ma?" Tanyaku penasaran. "Gak tau! Tapi katanya pas baru bangun, dia keluar rumah, lgsg jatuh di samping rumahnya, dan lgsg meninggal." Kata Mama menjelaskan. "Barusan ini, Ma?" Tanyaku.
21) "Iya, tengah 5 tadi! Baru stgh jam." Ucap Mama. "Ya Olloh! Kok bisa, Ma?" Kataku. "Bapak mana, Ma?" Tanyaku lagi. "Udah pergi kesana sama tetangga2 ini." Ucap Mama. "Katanya ada memar dilehernya kayak bekas cekikan." Kata Mamaku melanjutkan. "Begu ganjang, Ma?" Tanyaku.
22) "Ssttt..! Jgn kuat2. Kita gak tau kenapa pastinya." Ucap Mama. "Iyalah tuh, Ma. Apa lagi. Setiap kejadian selalu gitu trus. Pasti begu ganjang tuh yg ngambil." Kataku. "Gak tau juga. Tapi memang kejadiannya sama kayak yg dialami Pak Bobby sebulan yg lalu." Ucap Mama.
23) Saat itu udah jam 06.00 WIB. Gelap perlahan udah mulai menyingkir. Orang2 ber-bondong2 lewat di dpn rumah menuju rumah kejadian. Mereka ada yg memanggil Mama, tp Mama bilang nanti aja dia liatnya. Dan akhirnya fajarpun mulai menampakkan cahayanya.
24) Embun pekat msh menyelimuti suasana pagi itu. Embun juga menempel di setiap dedaunan serta rerumputan. Tapi tak menyurutkan hati orang2 utk mendatangi rumah kejadian. "Apalah gunanya bunuh2 orang gitu ya. Apa untungnya sama dia?" Terdengar ucapan itu dari seseorang di jalan.
25) "Di usirlah itu maunya dari sini. Bikin resah aja." Kata yg lain. "Tapi kan kita gak ada bukti!" Kata yg lain menimpali. "Siapa lg kalau buka dia?" Ucap yg lain.
Semua yakin bahwa kejadian itu adalah karna dibunuh oleh "begu ganjang" makhluk mistis piaraan seseorang.
26) Begu ganjang merupakan hantu atau makhluk mistis yg berasal dari Sumatera Utara, khususnya orang Batak. Sama dgn genderuwo atau pocong dari daerah lain. Hantu ini dipercaya adalah dipelihara oleh seseorang dan dia bekerja atas suruhan pemiliknya utk tujuan tertentu.
27) Jadi begu ganjang ini gak bekerja atas kemauan sendiri, melainkan karna di suruh sang pemilik. Dia bisa di suruh membunuh orang yg dibenci atau yg membenci pemiliknya. Entah karna saingan bisnis atau apalah. Cara membunuhnya yaitu dgn mencekik leher korban.
28) Makanya setiap korban yg meninggal secara mendadak itu ada seperti bekas tangan atau bekas cekikan yg memerah dan jika udah lama akan biru lebam. Yang namanya kasus mistis ya gak bs dibuktikan secara ilmiah. Makanya tergantung kita sih mau percaya atau bukan. Gak dipaksa.
29) Pagi itu sekitar setengah 7 pagi aku hrs berangkat ke sekolah dgn jalan kaki. Aku bersama teman2 menyempatkan mampir dirumah duka utk sekedar melihat. Benar aja, dileher Bapaknya Denny yg udah dibaringkan diatas kasur di ruang tamu itu memang nampak ada semacam bintik lebam.
30) Kurang jelas aku lihat berapa buah bintik itu, tapi di satu sisi ada 1 dan di sisi lain lebih dari 3 buah. Sebagian berupa goresan panjang. Jadi persislah kayak cekikan jari tangan. Sepanjang jalan kami hanya membahas itu aja sampai tiba di sekolah.
31) Pulang sekolah kami mampir lagi di rumah Denny utk melihat Bapaknya yg udah terbujur kaku. Rumah dan halamannya udah penuh dgn orang2 yg datang dari segala penjuru. Isak tangis yg begitu pilu terdengar tak henti2nya dari Ibu Denny, semua anak2nya, dan juga keluarga lainnya.
32) Konon, pagi itu Bapak Denny baru bangun tidur dan langsung keluar rumah lewat pintu depan menuju halaman samping rumahnya. Seperti biasa beliau, maaf, buang air kecil disana. Tapi tiba2 beliau berteriak ketakutan. Dan teriakannya sngt jelas di dengar oleh istrinya dari rumah.
33) Istrinya kaget begitu mendengar teriakan kuat suaminya. Dan menurut pengakuan istrinya, suaminya sempat meneriakkan "begu ganjang!!"
Tapi begitu istrinya menemuinya kesana, suaminya udah terkapar ditanah dan udah gak bernyawa lagi. Ya, secepat itu kejadiannya.
34) Dalam kasus lain, blm prnh sampai seperti itu. Palingan korban ditemukan tiba2 meninggal tanpa mendengar teriakannya yg menyebut "begu ganjang".
Hal ini tentu makin memperkuat keyakinan orang2 bahwa kejadian itu benar2 ulah begu ganjang piaraan seseorang di kampung itu.
35) Ada sekitar 3 org terduga yg miara begu ganjang di kampung kami. Dan dugaan yg membunuh Bapaknya Denny mengerucut pada salah seorang. Entah mengapa tuduhan lbh kuat ke dia. Tapi tuduhan yg ku mksd hanyalah semacam gosip atau bisik2 tanpa berani menuduh lgsg orangnya.
36) Sebelum2nya, banyak org yg takut berhadapan dgn mereka2 itu. Takut salah2 ngomong, mereka bs tersinggung. Nanti bisa2 di habisi pake hantu piaraannya. Seperti itulah kira2. Orang2pun gak berani menggosip kuat2 terkait kematian Bapaknya Denny ini, takut terdengar ke mereka.
37) Menurut informasi yg ku dapat, seseorang miara begu ganjang adalah utk pesugihan. Jadi setiap minta sesuatu ke sembahannya, mereka akan ngasih tumbal. Tumbalnya bisa siapa aja tergantung siapa yg mereka tunjuk utk dihabisi oleh begu ganjangnya.
38) Dan konon begu ganjang itu dibangkitkan dari arwah bayi yg meninggal beberapa hari. Itu yg akan dibangkitkan dan di mantrai hingga bisa berubah jadi panjang atau tinggi dan bisa disuruh membunuh seseorang. Soalnya prnh sih kejadian kuburan bayi kena bongkar di kampung ini.
39) Kasus membongkar kuburan bayi orang bukan cuma pernah terjadi sekali aja. Tapi gak ada yg tau siapa pelakunya dan kemana mayat bayi itu dibuat. Karna itu dilakukan tengah malam disaat orang semua tidur di rumah masing2. Banyak yg menuduh itu kerjaan yg punya begu ganjang.
40) Waktu penguburan Bapaknya Denny, pihak kepolisian dari Polsek juga hadir dan mendengar cerita kematian itu lgsg dari istri korban. Namun sulit bagi kepolisian utk membuktikan hal itu. Sehingga kematian Bapaknya Denny juga hilang begitu aja seiring berjalannya waktu.
41) Desa kami memang udah di aliri listrik, namun msh ada sebagian orang yg msh menggunakan lampu teplok utk penerangan. Dan jarak rumah ke rumah warga lainnya lumayan jauh2. Sehingga terasa sngt sunyi dan mencekam di malam hari. Ya, namanya aja desa ya.
42) Sebagian jalan udah di aspal, sebagian lagi cuma di susun batu padas tanpa pengaspalan. Dan sebagian besar lagi masih jalan tikus yg menghubungkan rumah ke rumah. Dan mandi masih ke mata air, pancuran, dan sungai yg jaraknya lumayan jauh dari rumah2 penduduk.
43) Dua bulan sudah kematian Bapaknya Benny berlalu. Aku selalu takut pulang sendirian dari ladang. Aku pulangnya setengah 7 malam terus. Tapi aku harus memastikan semua ayam masuk kandang dan menutup pintunya dari luar, biar musang gak bisa memangsa ayam2 peliharaan kami.
44) Tak jarang aku tiba2 merinding di jalan dan berdiri bulu kudukku. Akupun gak berani melihat ke belakang dan gak berani pula berlari. Entah mengapa aku hanya bisa mempercepat langkah kakiku tanpa mengubah jalanku jadi lari. Begitulah aku setiap hari harus pulang kesorean.
45) Aku memang di tuntut oleh keadaan agar jadi pemberani. Dan dgn terpaksa aku hrs melakukannya. Tak jarang aku dikejutkan dgn terbangnya burung yg hinggap mau tidur di pohon yg kulewati ditepi jalan. Belum lagi suara2 burung2 malam lain yg agak aneh dan seram terdengar.
46) Herannya, ada satu tempat yg ketika aku melewatinya pasti aku akan merinding hebat. Biarpun aku udah berusaha menenangkan diri dan mengalihkan pikiranku sebelumnya. Tapi tiba di tempat itu aku akan bergidik. Disitu ada pohon nangka tua yg kurang terawat.
47) Batang nangkanya udah cukup besar dan seluruh batangnya di tutupi benalu sisik naga. Konon pohon nangka itu ada penunggunya. Banyak orang yg mengaku pernah liat sesuatu disana. Bahkan banyak yg keteguran disana. Apalagi anak2 sering sakit dan keteguran walaupun siang bolong.
48) Pohon nangkanya hanya berjarak 2,5 mtr dari jalan tikus yg hrs dilalui. Dan ada akar nangkanya yg menyembul tepat di tengah jalan. Apabila anak2 kesandung akar itu dan jatuh, dipastikan anak tsb akan sakit. Aku memang blm prnh liat sesuatu disitu. Namun aku selalu merinding.
49) Di titik lain, ada pula rumpun pohon pisang ambon yg juga kurang terawat. Pemiliknya selalu ambil buahnya tp gak prnh ngurangi batang2 yg gak bagus agar lbh rapi. Waktu itu gelap makin turun, gak ada angin kencang tiba2 semua daun keringnya melambai bikin aku bergidik ngeri.
50) Rumpun pisangnya luas menyebar kemana mana hingga agak lama melewatinya. Aku mendengar ada suara cekikikan dari balik rimbunnya pohon pisang. Aku lgsg merinding dan mempercepat langkahku tanpa berani menoleh ke kiri. Tapi aku bisa melihat ada sekelebat bayangan putih disana.
51) Aku bisa melihat bayangan putih itu seperti selendang terbang di balik pohon2 pisang. Bulu kudukku berdiri terus walaupun aku menyalakan senter di tanganku. Begitu melihat atap rumah orang, aku pun bisa agak lega dan perlahan rasa takutku hilang.
52) Begitulah hari2ku hrs pulang kemalaman dr ladang. Kadang aku suka iri dgn teman2ku yg kandang ayamnya di blkg rumahnya, bukan kayak kami di ladang yg jauh. Apalagi yg ladangnya gak jauh2 ke pinggiran hutan. Walau udah jd makanan sehari hari tetap aja aku takut.
53) Di suatu malam, kembali anjing melolong tiada henti. Dan burung hantu bunyi2 seperti ketawa ngakak tiada henti. Pertanda apakah ini? Biasanya memang kalau burung ini udah bunyi2, bakal ada kejadian yg mengerikan. Aku cuma bisa berharap supaya aku dan keluargaku dilindungi.
54) Tepat jam 02.00 dini hari, kembali ada suara2 langkah kaki di jalanan dpn rumah kami. Aku dan Bapakku kembali mengintip dari balik jendela kaca. Suara itu sngt jelas di telinga. Kadang seperti udah menjauh, namun tiba2 semakin mendekat lagi. Tapi kami gak melihat apa2.
55) "Ada orang lewat. Siapa ya!" Bisik Bapakku sambil melototin dr balik kaca. "Mana? Siapa?" Tanyaku karna gak liat apa2. "Ada orang tp aku gak kenal!" Ucap Bapakku. Lalu dgn senter ditangan, Bapakku cepat2 buka pintu dan mengikuti org tsb ke jalan. Aku ikut menemani Bapakku.
56) Walaupun Bapak gak menyuruhku ikut dengannya, tp aku ikut aja. Aku memang gak takut kalau bareng Bapak. Dan aku lbh takut membiarkan Bapak sendirian pergi. Kami berjalan cepat mengikuti org tadi. Bapak sengaja gak hidupin senter dulu. "Pak, siapa itu?" Tanyaku.
57) Samar2 aku melihat seseorang spt Bapak2 berjalan dgn cpt di dpn kami. Aku memegang punggung Bapakku dr blkg. "Kau lihat?" Tanya Bapakku. "Iya!" Kataku. Lalu orang tsb belok kanan padahal gak ada jln disitu. Itu cuma kebun kakao. Lalu Bapak lgsg menghidupkan senternya.
58) Tapi org tsb tiba2 menghilang. Kami lantas mengikuti ke dlm ladang. "Hei, siapa kau?" Tanya Bapakku dgn suara lantang. Tiba2 kami melihat org itu lagi di ujung cahaya senter yg Bapak nyalakan. "Itu dia. Jalannya cpt kali!" Kata Bapak. Akupun melihat kepala dan punggungnya.
59) Dia jalannya lurus dan gak ada mem-bungkuk2kan badan. Padahal kami kadang hrs zigzag dan menunduk menghindari dahan2 kakao. Lalu tiba2 dia gak nampak lagi. "Darah Yesus!" Kudengar Bapak mengguman begitu. Akupun lgsg merinding. "Ku lempar ya Pak!" Kataku.
60) Tanpa disuruh, aku melempar ke arah depan. "Prakk!" Lemparanku mengenai dedaunan. "Udah, kita pulang aja." Bapak menarik bahuku dan kami keluar dari ladang itu. "Bapak gak penakut ya." Kataku. "Gak boleh kita penakut!" Jawabnya. "Itu orang atau apa ya Pak?" Tanyaku penasaran.
61) "Kurasa gak orang itu. Gak ada bentuk tubuh kegitu di kampung kita. Lagian mau kemana, gak ada lg rumah disana." Jelas Bapak ke aku. Kamipun sampai rumah. Aku lgsg bangunin Mama dan menceritakan kejadian itu. "Ngapain kalian ikuti itu, nanti disesatkannya kalian!" Kata Mama.
62) Lalu selang 15 menit kemudian, ketika kami msh bincang2, ada yg suara org berbicara di halaman rumah kami dan mengetok pintu. "Om! Om..!" Gitulah kira2 org tsb memanggil. "Kau itu Pak Adi?" Ucap Bapakku dr dlm. "Iya Om! Buka dulu Om!" Jawabnya. Bapak lgsg bukain pintu.
63) "Ada apa?" Ucap Bapak ke mereka. "Pak Leo barusan meninggal Om. Baru aja pas pulang dari kedai tuak!" Jawab salah seorang dari mereka. "Meninggal gimana?" Tanya Bapak. "Tiba2 aja jatuh terkapar dijalan pas di dpn rumah kami!" Jawab yg satunya lagi. "Karna mabuk?" Tanya Bapak.
64) "Bukan! Dia sempat teriak minta tolong. Di lehernya ada bekas cekikan!" Jelas org tsb. "Ckck.. gitu lagi ya." Ucap Bapakku. Lalu akupun ikut dgn Bapak melihat kesana. Udah banyak Bapak2 yg ikut membawanya kerumahnya. Bekas cekikan itu msh sngt baru. Masih memerah.
65) Gitulah kejadian2 yg sering terjadi di desa kami. Orang2 meninggal dgn gak wajar dgn bekas cekikan di leher. Gak tau kita siapa pelakunya. Orang? Gak mungkin! Makanya dugaan selalu tertuju ke ulah "begu ganjang" yg di suruh seseorang pemeliharanya.
66) "Begu ganjang" berasal dari 2 kata, yaitu "begu" dan "ganjang."
Begu artinya hantu, dan ganjang artinya panjang. Jadi begu ganjang artinya hantu/setan panjang. Karna konon dia bisa memanjang dari seukuran bayi hingga setinggi pohon kelapa.
67) Ketika kita terbelalak melihat dia makin memanjang dan mendongakkan kepala kita keatas, disitulah dia akan mencekik leher kita. Begitulah ceritanya. Dan dia bisa aja muncul dimana mana dgn tiba2 tanpa di sadari sblmnya oleh calon korbannya.
68) Rapat desa pun di gelar terkait kasus2 yg menimpa desa kami. Tujuannya agar desa aman dr teror2 mistis itu. Semua menginginkan supaya gak terjadi lg kejadian spt itu. Mereka bilang ini sngt ganjil karna selalu ada bekas cekikan dileher. Siapa pelakunya. Itulah yg dibahas.
69) Tapi gak ada solusi yg di dpt utk mengantisipasi hal tsb. Karna ini menyangkut mistis. "Kita hrs berani bersuara kalau ada kira2 yg terduga!" Ujar seseorang. "Siapa kira2 yg terduga melakukan ini?" Ujar yg lain. Tapi gak ada yg berani jawab. Sulit memang utk menanganinya.
70) Dan anehnya, menurut pengakuan bbrp org. Mereka jg mendengar suara langkah kaki mondar mandir di dpn rumah mereka spt yg kami dengar malam itu. Mereka jg mengintai dr balik jendela namun gak ada yg melihat. Alangkah kagetnya mereka ketika kami ceritakan kami melihatnya.
71) Mereka merinding mendengar ceritaku dan Bapak. Apalagi ketika kami bilang kami mengikutinya ke dlm ladang. "Oya, jejak kakinya gak ada, pdhl tanahnya gembur dan batu di bersihin. Kami udah nyenter ke tanah, gak ada jejak. Ucap Bapak yg makin membuat mereka bergidik.
72) Desa kami memang msh sngt kental dgn aroma mistisnya. Mistis alami aja msh kuat, ditambah lg dgn perbuatan seseorang yg menuntut ilmu hitam atau pesugihan. "Kok bs setega itu ya." Ucap seseorang yg gak habis pikir dgn kejadian2 beruntun. "Gak punya hati ya!" Ucap yg lain.
73) Tiga bulan berlalu desa kami aman2 aja. Cuma kalau hal2 angker tetaplah ada. Termasuk yg ku alami. Pulang sekolah aku melihat ada seseorang datang dari arah depanku. Jarak kami msh ada 30 meteran. Aku berjalan dgn biasa sampai makin mendekat. Aku siap2 mau nyapa dia.
74) Biasalah kalau papasan dgn seseorang di jln, kita sewajarnya senyum dan menyapa. Jarakpun makin dekat, dan aku melihat wajahnya asing dan gak ku kenali. Orangnya tinggi kurus dgn hidung mancung. Aku hampir jatuh karna memijak tali sepatuku yg terlepas.
75) Aku melihat sebentar ke bawah tiba2 orang tsb gak ada lagi. Pdhl jarak kami kurang lbh 6 sampai 7 mtr lagi. Kemana org tadi, gumanku. Aku berjalan cepat ke tmpt dia berdiri tadi dan melihat ke kiri kanan ke dlm ladang, apakah dia masuk kesana. Namun aku gak melihatnya.
76) Karna itu siang, aku gak takut. Aku tetap berhenti disana merasa gak percaya dgn penglihatanku. Tiba2 Yanti dtg dr blkg. "Ada apa, Rey? Kok kayak kaget gitu?" Tanyanya. Akupun menceritakan semuanya ke dia. Yanti lgsg teriak ketakutan dan merinding. Akupun jd ikut merinding.
77) Disitu kan ada pohon beringin. Itu kan bnyk penunggu." Kata Yanti. Kamipun berlalu dr tmpt itu. Akupun cerita ke Yanti bahwa aku prnh menjerat perkutut malam2 ke dekat situ dgn Abangku. Seram kali suasananya. Bnyk suara2 aneh spt suara ketawa yg bikin bulu kuduk berdiri.
78) "Ih, seram kali malam2 brani kesitu." Ucap Yanti. "Iya, ada pula bunyi2 kayak bergelantungan disana. Tapi di senter sama Abangku gak ada apa2." Ucapku. "Ih disenter pula." Ucap Yanti gak berani bayangin. "Tapi itu dulu sebelum Abangku merantau!" Ucapku.
79) Suatu malam, kembali semua anjing di kampung itu melolong. Lolongannya terasa pilu sekali. Lalu disambut dgn bunyi suara burung hantu dan burung malam lainnya di atas pepohonan. Padahal msh jam 11 malam. Para Bapak2 aja msh pada melintas pulang dr kedai tuak.
80) Pak Roby yg malam itu mendengar suara riuh dikandang ayamnya segera keluar. Dia memang gak penakut kayak Bapakku. Dia menduga musang udah masuk ke kandang ayamnya hendak memangsa ayamnya. Baru aja mau buka pintu belakang, dia mendengar suara ayam menggelepar dikandang.
81) Dengan bantuan senter sbg penerang, dia segera menuju kandang ayam. Benar aja, musang yg sngt besar sedang menangkap ayamnya. Dan melihat Pak Roby datang, musang tsb kabur. Pak Roby mengambil ayamnya yg udah meng-gelepar2 yg udah penuh luka itu. Pak Roby kembali ke rumah.
82) Tiba2 Pak Roby melihat sesosok makhluk mirip manusia yg sangat kecil dan pendek, di antara pohon sayur daun katuk dan kacang panjang yg ditanam disamping rumahnya. Dia melihat kayak anak bayi. Lalu sosok itupun perlahan makin memanjang keatas dan makin memanjang.
83) Pak Roby tau itu apa. Tapi Pak Roby gak sadar sehingga menyaksikan memanjangnya makhluk itu ketas dgn mendongakkan kepalanya. Untunglah Pak Roby tiba2 memegangi lehernya spt menggenggam utk menutupi dgn tangan kiri. Lalu mengacungkan ibu jari dan telunjuknya keatas.
84) Pak Roby seperti menjengkali makhluk tsb dgn jengkal telunjuknya. "Sajjokkal tudduk ho!" Ucap Pak Roby dgn cepat. Artinya jadilah kau sejengkal telunjuk! Tiba2 makhluk itu menyusut dan makin pendek hingga setinggi anak bayi kembali. Lalu makhluk itupun menghilang.
85) Pak Roby bergegas kerumah dgn tergesa gesa. Istri dan anaknya heran melihatnya begitu, lalu mereka bertanya. Pak Roby pun menjelaskan barusan dia melihat begu ganjang dan hampir aja mencekiknya. Untung dia gak terlambat menyebut "mantra"-nya itu sehingga bisa selamat.
86) Aku kasih tanda petik pada kata "mantra" karna sesungguhnya itu bukanlah mantra sungguhan. Tapi mantra biasa atau bisa dibilang mantra umum yg bisa dipakai siapa aja kalau berhadapan dgn begu ganjang. Konon dgn bilang "mantra" itu dia akan menyusut dan mengecil.
87) Sehingga dia gak akan bisa mencelakai kita. "Mantra" ini udah sngt familiar di kalangan org2 di daerah kami. Udah ada bbrp org yg bersaksi prnh selamat dgn ngucapin itu. Namun utk desa kami sendiri, Pak Roby-lah saksinya di zamanku. Namun diatas segalanya doalah yg utama.
88) Bukan apa2, aku yakin aja perlindungan Tuhan cukup utk kita. Sehingga kita gak prnh dihadapkan dgn kejadian spt itu. Aku memang penakut, tp aku yakin perlindunganNya hingga aku dijauhkan dr perjumpaan dgn makhluk tsb. Mengingat aku tiap hari pulang remang2 dr ladang.
89) Semua org percaya dgn pengakuan Pak Roby dgn kejadian itu. Entah dia ngarang pun org percaya aja, termasuk aku. Karna kita jg tau, gak mungkin dia ngarang dan main2 dgn hal itu. Gak mungkin dia membohongi anak istrinya. Itu termasuk me-nakut2i juga kan.
90) Malam itu jg mereka keluar sama2 dgn senter mencari makhluk tadi tp gak ada lagi disana. Dgn cerita tsb, penduduk desa kami makin meyakini bahwa itu ulah org yg miara begu ganjang. Dan Pak Roby adalah calon korban yg kini gagal jadi korbannya. Isu itupun dibawa ke rapat desa.
91) "Ceritamu persis dgn cerita yg udah lama beredar ttg sosok itu, dan cara menghadapinya." Ucap Kepala Desa ke Pak Roby. "Iya, Pak. Aku udah alami sendiri. Demi Tuhan. Dan aku udah buktikan sendiri. Itu yg bikin aku gak di cekik." Ucapnya.
92) "Berarti korban sblm2nya gimana, pshl mereka jg udah tau cara itu." Ucap Pak Lasmi. "Ya mungkin dia gak ingat lagi bilang gt! Saking terkejutnya sampai gak ingat apa2." Ujar Pak Robert. "Intinya kita tetap waspada aja, jgn lupa berdoa." Ucap Pak Jimmy.
93) Lalu sebulan lagi, terjadi lagi kejadian yg sama. Bu Asna, meninggal di dlm kamar mandinya wkt mandi. Waktu itu sekitar jam 18.30 WIB, Ibu itu mandi. Tapi anaknya curiga kok Mamanya lama kali selesai mandi. Anaknya udah ngetok2 pintu dan manggil2 tp gak ada jawaban.
94) Karna gak ada jawaban sama sekali, akhirnya Rini, anaknya ngasih tau ke Bapaknya ttg hal itu. Lalu Bapaknya mendobrak pintu kamar mandi dan menemukan istrinya udah telentang gak bernyawa. Dan di lehernya ada bekas cekikan. Bekas cekikan itu sngt jelas terlihat.
95) Akhirnya warga memberanikan diri mendatangi rumah terduga pemelihara makhluk mengerikan itu. Warga kompak semua dan menyuruh mereka agar meninggalkan praktik perdukunan itu. Tapi mereka gak mengaku. Mereka menuduh warga udah memfitnahnya dan mencemarkan nama baik mereka.
96) Warga pun meminta agar memeriksa bagian2 rumah mereka spt kamar. Tapi mereka gak mengizinkan. "Hak kami utk gak mengizinkan kalian. Karna ini udah menyangkut ranah privasi." Ucap Pak Amir, selaku pemilik rumah tsb. "Apa yg mesti kau rahasiakan?" Tanya Pak Wahab.
97) "Kalau gak ada apa2 ngapain kau takut. Justru kau takut kami makin curiga." Ucap Pak Eri. Kalau aku gak merasa keberatan aku kalau kamarku di geledah!" Ucap Pak Herbert. Lalu warga pun terus memaksa ingin memeriksa kamar rumah mereka. Akhirnya mereka gak bisa melawan warga.
98) Beberapa Bapak2 masuk ke kamar mereka. Dan mereka dikagetkan dgn pemandangan mengerikan di kamar belakang milik Pak Amir. Disana ditemukan bendaw mistis berupa cawan dupa dgn aneka kembang. Ada tongkat2 dgn ukiran zaman dulu, ada bbrp jenis pisau dan kain2 tradisional.
99) Selain itu ada juga patung2 kecil atau ukiran2 disana, ada kumpulan rambut, ada benang, dsb. Sontak para Bapak2 ini teriak dan ngamuk serta meluluh lantakkan benda2 itu. "Keparat!" Ucap salah seorang. "Kurang ajar!" Ucap yg lain. "Bang*at!!" Ucap yg lain.
100) Ba*i lah kau! Kau rupanya pelakunya!" Ucap yg satu lagi. "Ini pelakunya. Dia ada kamar khusus melakukan ritual!" Ucap Bapak yg lain. Lalu dipanggillah aparat keamanan ke ibukota kecamatan utk ikut menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Lalu semua benda2 itu dikeluarkan.
101) Warga sepakat membakar benda2 tsb. Tapi mereka meminta agar jgn dibakar. "Dari pada rumahmu yg kami bakar! Ucap slh seorang Bapak dgn amarahnya. "Di usirlah mereka. Di usirlah dari sini. Gak boleh di kampung kita ini lagi!" Ucap para Ibu2 serentak.
102) Ahirnya segala benda2 berhala dan media2 ritualnya dimusnahkan oleh warga dan kepolisian. Mereka di ancam akan di usir jika msh terjadi hal yg sama. Mereka memang gak terbukti melakukannya. Apalagi bukan cuma mereka yg terduga memelihara begituan. Msh ada dua tiga org lagi.
103) Tapi dgn ditemukannnya benda2 aneh yg berbau mistis di kamar yg khusus dijadikan utk melakukan ritual gitu, semua percaya mereka gak jauh2 dari praktik ilmu hitam tsb. "Masih ada yg lain, bukan org ini aja. Itupun di gledah jugalah." Ucap Ibu2. "Iya, gledah!!" Ucap yg lain.
104) Anehnya slh satu terduga ada disana ikut menyaksikan kejadian itu. Mereka santuy aja kayak gak merasa punya jg. Org2 memandang penuh curiga ke mereka, tp mereka gak baper. Lalu 6 bulan ke dpn desa kami aman2 aja, gak ada lagi kejadian meninggal dicekik secara misterius.
105) Dan sebulan lagi, meninggallah anak Pak Amir, yg msh duduk di kls 4 SD. Padahal sblmnya sehat2 aja. Tapi badannya udah di bungkus rapat2 dgn kain ulos hingga cuma wajah aja yg nampak. Warga sngt penasaran ingin melihat lehernya apakah ada bekas cekikan juga.
106) Tapi gak bisa dilihat lagi karna udah dibalut dgn kain dgn rapi. "Itu akibat gak prnh ada tumbal lagi. Jadinya keluarganya sendiri yg jd tumbal!" Ujar seorang warga. "Iya, kalau mereka gak kasih tumbal, mereka yg di ambil satu2." Ujar yg lain membenarkan.
107) Selang 2 bulan dari situ, istri Pak Amir meninggal mendadak. Dan lagi, istrinya dlm keadaan sehat dan lagi hamil 7 bulan. Para warga meyakini itu ulah perbuatan mereka yg makan korban ke mereka sendiri. "Bisa habis lho mereka! Besar resikonya itu." Ujar slh satu warga.
108) Dan 6 bulan kemudian kejadian lagi di desa kami. Seorang anak berumur 11 th meninggal di halaman rumahnya ketika bermain kelereng dgn 3 org temannya. Rumah mereka msh di kelilingi pohon2 spt durian, jengkol, salak, pinang, dan kakao. Padahal waktu itu jam 5 sore.
109) Menurut teman2nya yg lain, anak tsb pergi ke samping rumahnya utk pipis. Tapi anak tsb tiba2 teriak, dan teman2nya berlari mendekatinya. Mereka sempat melihat ada sesosok makhluk yg sngt tinggi setinggi atap rumah itu sedang mencekik temannya. Spontan mereka lari ter-birit2. Image
110) Mereka gak tau lagi kejadian slnjtnya gimana, karna mereka lgsg kabur dr situ. Mereka berteriak se-kuat2nya hingga bbrp warga mendatangi mereka. Mereka ditenangkan dan ditanyai apa yg terjadi. Lalu mereka menceritakan kejadian yg baru aja mereka saksikan.
111) Warga pun mendapati si anak malang td udah tergeletak di kebun terong milik ibunya dgn tdk bernyawa lagi. Lagi lagi ada bekas cekikan di lehernya. Bak wartawan yg mewawancarai narasumbernya, para warga pun mengulik lbh dalam ttg penglihatan anak2 tsb akan sosok makhluk itu.
112) Warga pun gak bs gak percaya dgn pengakuan anak2 tsb. Karna mereka mengaku sama2 melihat makhluk tsb. Menurut anak2 tsb, makhluk tsb terlihat kurus dan sngt tinggi. Gak jls apakah misalnya berpakaian atau gimana. Gak jls jg mereka bs mengisahkan gimana dgn wajah makhluk tsb. Image
113) "Ku bakar kau hidup2! Kau udah bunuh anakku!" Teriak Bapak dr anak malang tsb sambil menangis. Tp sbnrnya gak jls jg siapa pelakunya. Akhirnya kembali warga desa sepakat mengadakan rapat. Dan di mohon supaya jgn ada yg melakukan pesugihan atau menuntut ilmu hitam disana.
114) "Silakan pindah dr desa ini kalau msh menuntut ilmu2 hitam!" Ucap Sekdes dgn serius. "Aku tau siapa desas desusnya, tapi aku gak berani nuduh!" Ucap Pak Jono. "Pelakunya lbh dr 3 org. Itu yg jls miara begu ganjang disini. Dan orgnya ada disini." Ucap Pak Berman dgn gemetar.
115) "Aku gak menuduh siapa, gak mencatut nama. Tapi aku brani bilang orgnya ada disini. Jd bagi yg merasa, tolonglah pake hatimu. Kau tega membunuh org yg gak bersalah samamu hanya karna kau menuntut ilmu hitam. Bertuhan gak kau?!" Tambahnya dgn bergetar.
116) "Kalau menurutku bukan yg udah di geledah kemarin lagi ini, tp yg lain." Kata slh seorang warga. "Iya betul. Ini yg lain. Bukan cuma yg udah kena grebek!" Ujar yg lain membenarkan. "Apa kita lgsg sebut nama aja yg terduga, gimana. Biar jelas!?" Ujar Pak Herri.
117) Tapi gak jd di putuskan utk menyebut nama terduga piara begu ganjang. Tapi warga yakin, kalau mereka2 terduga ini udah tau bahwa merekalah yg diduga oleh warga. Tapi mereka gak baper aja dan berusaha menenangkan diri spt gak melakukan sesuatu yg salah di desanya.
118) "Udah pasti taulah mereka yg tertuduh. Gimanapun pasti udah terdengar ke telinga mereka, kalau merekalah yg punya begu ganjang disini. Kata Bu Nia. "Iya udah tau tuh. Tapi pura2 budek aja." Ucap Bu Arni.
Hampir setahun berlalu gak ada lagi kejadian di desa kami.
119) Tapi baru genap setahun, tiba2 kejadian lagi. Pak Iwan, slh seorang tenaga kesehatan di desa kami, meninggal di dlm mobilnya ketika baru aja sampai di halaman rumahnya. Dia tertunduk msh memegangi stir mobilnya dlm kondisi gak bernyawa lagi.
120) Anaknya yg waktu itu curiga kok Bapaknya gak turun2 dari mobil, akhirnya mendekati mobil tsb. Dia melihat Bapaknya udah kejedot ke gagang setir. Msh menyangka Bapaknya blm meninggal dia lgsg me-mukul2 kaca mobil dan me-manggil2. Ibunya pun keluar ikut membukakan pintu mobil.
121) Ternyata Bapaknya udah gak bernyawa. Mereka mendapati di leher Bapak tsb ada bekas cekikan. Ada 4 garis miring dari atas kebawah di sisi kiri dan satu di sisi kanan lehernya. Seperti dicekik dari atas, tp Bapak itu lagi di dlm mobil. Sungguh aneh memang tapi nyata.
122) Terkait siapa pelakunya, warga juga lgsg menjurus ke slh satu dari bbrp org terduga pemelihara begu ganjang. Karna ada slh satu terduga yg memiliki hubungan gak baik dgn korban. Terduga katanya sngt benci dgn keadaan ekonomi korban yg memang cukup berada di desa tsb.
123) Berarti mungkin motifnya iri lah. Sehingga mereka tega menghabisi nyawa korban. Tapi itu mungkin slh satu alasan dr sekian puluh alasannya utk membunuh. Karna banyak yg percaya mereka piara begu ganjang supaya bisa jadi kaya. Udah terbukti bbrp usahanya lancar dan maju.
124) Bahkan usaha anak2nya di perantauan jg lancar jaya katanya. Dan org2 yakin itu berkat dari praktik mistis yg miara begu ganjang tadi. Warga jg kaget dgn cptnya perekonomian mereka naik. Yang kemarin dari minus, skrg udah bnyk perubahan.
125) Warga jg tau mereka terendus miara begu ganjang msh tergolong baru2 ini. Jadi sejak miara itu ekonomi mereka jd naik. Tentu dgn kerja jg tp nampak bedanya atau perubahannya. Sebelum ini 2 org anak mereka yg msh umur 4 dan 5 thn jg meninggal tanpa sakit apa2 dgn selang 1 thn.
126) Warga meyakini anak2 mereka merupakan tumbal yg tak terelakkannya utk melancarkan usahanya. Tapi itulah, kenapa sanggup menjalani ritual yg hrs mengorbankan org2 yg di kasihinya. Apa memang sebenarnya gak dikasihi, makanya tega menumbalkan itu. Itu msh menjadi misteri juga.
127) Dan salah satu dari terduga pemelihara begu ganjang di desa kami pindah ke daerah lain. Katanya mereka mau cari penghidupan baru disana. Warga pun gak mau tau apakah mereka pindah karna udah merasa tersesak dan ketauan piara begu ganjang. Yang jelas warga senang gitu aja.
128) Warga lega karna berkurang 1 org pemelihara begu ganjang dari desa ini. Warga pun berharap yg lain bisa menyusul utk angkat kaki dari desa itu. Sehingga desa kami aman dan nyaman utk di tinggali.
Atau gak usah pun mereka pindah tapi asal bertobat aja.
.
.
.

-End-

β€’ β€’ β€’

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
γ€€

Keep Current with Ando Lan

Ando Lan Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

:(