Senin, 26 Desember 2016, Ramlan Butarbutar memarkir mobil Suzuki R3 sewaannya di depan rumah mewah di Pulomas Utara, Jakarta Timur. Temannya, Ridwan Sitorus alias Ius Pane, turun dari pintu kiri depan & langsung masuk ke halaman rumah itu, melewati pagar yang tak terkunci.
Sambil berjalan terpincang-pincang, Ramlan mengikuti langkah Ius Pane. Di belakangnya, Erwin Situmorang alias Ucok, menyusul. & Alfin Bernius Sinaga, berjaga di mobil.
Ramlan c.s. sudah memantau daerah itu sejak dua hari sebelumnya. Mereka juga sempat melihat-lihat rumah lain.
Mereka lalu kembali lagi ke situ, dan saat melintas, pembantu di rumah itu keluar berboncengan untuk membuang sampah (ke TPS). Nah saat mereka keluar, pintu (gerbang) tak tertutup sempurna,
Pintu yg tak tertutup rapat itu menjadi celah bagi Ramlan c.s.
“Ada Bapak?” tanya Ius kepada Tarso, sopir pemilik rumah yang sedang berdiri di halaman, hendak menutup pintu garasi.
“Tidak ada.” Jawab Tarso langsung disambut dengan todongan pistol Ramlan & golok dari Ucok.
Ia digiring masuk ke ruang tengah yg letaknya tepat di sebelah garasi & area kolam renang.
Di ruangan itu sudah ada anak bungsu si pemilik rumah, Diana Gemma Dzalfayla, dan temannya yang tengah menginap, Amelia Callista; serta salah satu asisten rumah tangga, Santi.
Belum ada setengah jam sebelumnya, Amelia menghubungi ibunya karena Gemma menangis. Alasannya: salah satu mainan miliknya hilang.
Oleh Ramlan c.s, Tarso, Gemma, Amel, & Santi disuruh berkumpul & berjongkok. Mereka juga memanggil 2 asisten rumah tangga lainnya, Fitriani & Windi.
Dengan menodongkan pistol dan golok, Ramlan serta Ucok merampas barang-barang korbannya: enam ponsel, dompet, dan dua tas milik Santi yang berwarna hijau tosca dan pink. Barang-barang itu lantas dimasukkan ke dalam tas hijau tosca.
Setelah menodong, Ramlan c.s tak lantas melepaskan korbannya. Mereka malah menggiring keenam korbannya masuk ke kamar mandi di bawah tangga. Enam orang pertama dijejalkan ke ruang seluas 1,5 m x 1,5
Ius Pane pertama-tama menjelajahi lantai satu terlebih dahulu. Di belakang rumah, ia menemukan asisten rumah tangga terakhir, Emi, yang sedang menyeterika baju. Emi lantas digiring dan dimasukkan ke dalam kamar mandi, bergabung bersama enam orang lainnya.
Setelah memasukkan Emi, Ius Pane mengeluarkan Santi. Ia meminta Santi menunjukkan keberadaan penghuni rumah lainnya yang ada di lantai dua: putri sulung pemilik rumah, Diona Arika Andra Putri, & adiknya, Zanette Kalila Azaria.
Di kamar pertama, yg paling dekat dengan tangga, Zanette sedang asyik menggambar. Ramlan yg menyusul ke lantai dua, berpapasan dengan Ius Pane yg sedang menggiring Zanette & Santi untuk turun ke kamar mandi bawah.
“Ada orang di kamar lain?” tanya Ramlan, yang dibalas dengan gerakan tangan Zanette yang menunjuk kamar Diona yang berada di ujung. Ramlan tak langsung ke kamar Diona, ia justru membuntuti Ius Pane, menjejalkan Zanette dan Santi ke kamar mandi.
Sepuluh menit sejak Ramlah Butarbutar memarkirkan mobil putih sewaan, sudah ada delapan orang terhimpit di ruang sempit.
Dalam aksi ini, Ramlan Butarbutar mengambil peran sebagai “kapten”, sedangkan Ius Pane menjadi yang paling banyak keluar tenaga.
Ius Pane kembali menaiki tangga untuk kedua kalinya, berjalan menuju kamar Diona sambil menggenggam sepucuk air soft gun.
Sebelum masuk ke kamar Diona, ia mampir ke tiga kamar lainnya yg dilewati: kamar Zanette, kamar Gemma, & kamar utama yg dihuni si pemilik rumah, Dodi Triono.
Setelah memastikan ketiga kamar itu kosong, ia baru berjalan ke kamar terakhir yang letaknya paling ujung. Belum ada penjelasan tentang apa yang terjadi di kamar Diona. Yang jelas, berdasarkan rekaman CCTV, Ius Pane tampak menjambak rambut Diona dan menyeretnya dari kamar.
Diona beberapa kali hendak melawan, namun ia malah dipukul dengan gagang air soft gun. Diona jadi orang kesembilan yang dijejalkan di kamar mandi.
Saat Diona masuk, Gemma dikeluarkan. Ia digiring untuk menunjukkan letak barang-barang berharga di kamar ayahnya.
Diona yang saat itu baru berusia sembilan tahun pun menurut, berjalan ke lantai dua dengan ujung pistol di punggungnya. Dari kamar Dodi, Ius Pane menemukan uang tunai Rp1 juta, dan satu jam tangan bertali karet warna hitam.
Setelah itu mereka sempat ke kamar Diona dan mengambil satu iPhone berwarna hitam yang tergeletak di atas tempat tidur.
Saat Ius Pane turun & meminta Gemma kembali ke kamar mandi, Yanto, salah satu sopir keluarga datang dengan motor matiknya.
Yanto baru saja memarkirkan motor dan hendak menutup gerbang saat Alfin yang keluar dari mobil R3 putih datang menghadang. Ramlan butar-butar yg melihat hal itu pun tertatih-tatih keluar untuk menjemput Yanto.
Alfin baru hendak masuk ke pos jaganya saat sebuah mobil Honda Jazz metalik melaju pelan dari arah Jalan Pulomas Timur. Si pemilik rumah, Dodi Triono sudah kembali. Dodi tak terlihat curiga. Padahal ada dua orang tak dikenal yg membukakan gerbang rumahnya: Ramlan dan Ucok.
Setelah mobil terparkir, Ramlan menutup pagar. “Keramahan” Ramlan tentu tak berlangsung lama. Begitu Dodi keluar, ia langsung menodongkan pistol. Ia digeledah, dan dirampas barang bawaannya. Dari tangan Dodi, Ramlan dan Ucok mendapatkan uang tunai Rp7 juta dan satu buah ponsel.
Mereka memasukkan Dodi ke dalam kamar mandi, disatukan dengan sepuluh orang lainnya. Pintu ditutup dan dikunci. Ramlan Butarbutar lalu mematikan lampu dan kebur bersama rekan-rekannya. Sialnya, saklar lampu dan exhaust fan kamar mandi jadi satu.
Tanpa kipas pengatur sirkulasi udara itu, sebelas orang yang menjejali ruang seluas 2,25 meter itu harus bertahan berebut oksigen. baca selengkapnya di @kumparanpluskumparan.com/kumparan-plus/…
26 Desember 2016, 11 orang penghuni rumah di Jakarta Timur disekap dalam kamar mandi kecil hampir 20 jam. Dari jam ke jam, oksigen & harapan hidup kian menipis. Apa yg sebenarnya terjadi?
Ayo baca & berlangganan di @kumparanplus banyak konten menarik!! kumparanplus.com
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman ganjil sekaligus ngeri dari seorang kerabat, yg bersaksi bahwa ia pernah tersesat di 'Pasar Setan', cerita ini terjadi sudah cukup lampau, yakni kisaran tahun 1994-95, tapi bagi nara-
-sumber, setiap detilnya masih membekas, bahkan menyisakan trauma yg cukup dalam.
*****
Jawa Tengah kisaran tahun 1994-95,
Pada suatu sore..
"Mbok dikirim besok pagi saja to Le". Kata seorang ibu kepada anaknya yg sedang menali 3 ekor kambing di atas mobil baknya.
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Sebelumnya Part 12 :
Part 13 ( Akhir ) :
****
“GUMBOLO PATI #13”.
Pukul 05.30 pagi..
Sampai Pagi ini Darwis &Pak Dirja masih terjaga di dalam kamar, tampang-tampang lesu & kelopak mata yg agak menghitam, terlihat jelas di pa-
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Perjalanan Pak Dirja dan Darwis menuju desa Turi..
“Alon-alon penting tekan nggih Pak..”.
(Pelan-pelan yang penting sampai tujuan ya Pak). Kata Darwis yang agaknya mulai mengerti kenapa ayahnya sejak berangkat tadi mengendarai mobilnya dengan cukup pelan.
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Bagian sebelumnya di @X :
Selanjutnya di @karyakarsa_id : 11.
12.
13. (Tamat) - ongoing.
*****
GUMBOLO PATI #11
Tiga hari berlalu sudah, sejak ‘Bedhong Mayit’ itu di ambil kembali dari almarhum Pak-
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Part sebelumnya #9
On @karyakarsa_id
10. 11. 12.
13 -Tamat. (On going)
“GUMBOLO PATI” #10.
Sore ini, sekira pukul 16.00.
Tampak Pak Dirja & Darwis sudah berada di dekat mulut-