High pressing memang lekat dengan Liverpool namun banyak aspek yg terus dikembangkan oleh Klopp. Serangan cepat hingga set piece serta pemilihan game plan dengan “double pivot” jadi kunci Liverpool kalahkan Arsenal.
Laca awalnya digunakan utk press Fabinho, namun dgn Thiago yg kerap turun, dia jadi harus marking 2 pemain. Atau Partey harus keluar yg mana bikin ruang di belakangnya kerap diekspos Jota.
Saka digunakan lebih ke tengah utk tutup jalur umpan lewat tengah. Dengan struktur ini, Tomiyasu harus punya timing tepat dalam melakukan press ke FB/Tsimikas.
Struktur di belakang akan terbuka karena bek harus bergeser. Di awal terlihat Partey masih bisa menjaga Jota.
Namun switch cepat bikin pertahanan disorganisasi. Mekanisme gol ketiga menggunakan wing play memanfaatkan celah ini.
Gol keempat juga dengan mekanisme yg mirip namun dari Tsimikas ke Hendo. Lengkapnya sudah tayang di channel Ruang Taktik
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kalo baca artikel di Kompas ini setelah press conference tadi lalu mundur ke belakang, rasanya memang masalahnya lebih besar ke non teknis. Erick Tohir bilangnya 'dinamika' yg tentunya pengaruh ke performa di lapangan. Gong-nya kalah vs Bahrain
Sekitar 2 Minggu lalu kebetulan Mintak habis ngobrol sama pemain Liga 1 yg udah berkarir lama. Memang ga nyambung sama STY, tapi soal komunikasi ini relevan. Bayangin aja si pelatih ini ngasih instruksi/program latihan bisa molor sampe setengah 15-30 menit.
Diperparah oleh pelatihnya yg memang baru mengutus asisten pas latihan. Idealnya H-1 sebelum latihan. Waktu 15-30 menit itu habis dipakai utk translate/distribusi instruksi program latihan ke pemain.
Adalah Gasperini yg mampu menghentikan rekor unbeaten Xabi Alonso, dengan taktik man to man high pressnya. Taktik ini jitu membuat bangun serangan Leverkusen tak menemui jalan keluar.
Let's go kita bahas!
#Blibli @bliblidotcom
@bliblidotcom Gasperini memang sudah dikenal dengan manajer yg memakai pendekatan ekstrim dalam bertahan. Sejak jaman Gosens, Hateboer, Ilicic, cara bertahan yg 'kuno' ini tetap jadi identitasnya. Ditambah, kemarin ia bisa ciptakan situasi 'mirroring' formasi.
@bliblidotcom Hal ini lantaran formasi Leverkusen serta Atalanta identik. Sehingga banyak situasi 1v1 secara natural ketika terjadi tumbukan formasi. Hal ini pula yg menyebabkan Gasperini ambil inisiatif pressing tinggi. Lihat saja 2 gelandangnya sampai maju ke depan.
Ramai pendapat salah satu pemain yg menyebut kualitas pemain keturunan 11-12 saja dgn lokal. Mungkin beliau merujuk di 1 elemen saja yaitu teknik. Sementara ada 3 elemen lain & aspek penting spt yg dimiliki Thom Haye. Let's go kita bahas
#Blibli
@bliblidotcom
@bliblidotcom Pemain lokal banyak berkutat sama teknik yg mana bisa dikatakan di beberapa aspek spt dribbling bisa saja beberapa pemain lebih unggul. Tapi elemen lain spt taktik, fisik serta mental yg bisa dikatakan tertinggal.
Dalam mekanisme aksi, kita ambil contoh dribbling, melewati 3 tahapan. Pertama pencarian informasi lewat scanning juga komunikasi.
Lalu pemain tsb mengolah & memutuskan. Ini membutuhkan football knowledge, apakah ada space, apakah ada rekan yg lebih kosong, mana kaki terlemah lawan, dst.
Kemudian lanjut ke eksekusi. Bisa dribbling menjauhkan bola, bisa dribbling dgn bola dekat kaki, atau bahkan dribbling cuma memancing 1 lawan lalu diumpan.
Sebelum laga nanti sore, kita bedah kekuatan Australia. Apa yg jadi keunggulan Socceroos & kira-kira ada tidak kelemahannya yg bisa diekspos Timnas.
Let's go kita bahas...
#Blibli @bliblidotcom
Australia lolos dari grup B sbg juara grup dengan 7 poin hasil dari 2 kemenangan atas India & Syria, serta seri atas Uzbekistan.
Meski cetak 4 gol, Australia cukup kesulitan melepaskan shot on target. Total ada 46 tembakan hanya 8 yg on target, 4 jadi big chances (peluang yg langsung berhadapan dgn kiper).
Kelebihan Australia justru di aspek bertahan yg baru kebobolan 1 gol. Dibanding Jepang yg cukup agresif tanpa bola garis tinggi, Australia tidak terlalu. Banyak bermain di blok medium & ga jarang semua pemainnya ikut turun ke belakang.
Ancelotti memang bukanlah manager yg bergantung sama positional ketat. Sehingga cukup sulit lihat shape serta pemosisian pemainnya lantaran memang rotasinya yg cukup ekstrim. Ini juga yg bikin pemain tipikal 'playmaker' macam Ceballos bisa fit-in/nge-blend dgn 'playmaker' lain.
Klip di atas Ceballos bisa jauh di area sayap/halfspace kiri agar bisa dorong Garcia lebih naik. Tapi di klip bawah ini dia berada di kanan utk dorong Vazquez naik. Garis besarnya bukan posisi, namun fungsi utk 'dorong' tadi. Makanya pendekatan ini disebut "functional".
Jadi gaya melatih ini juga ga menitikberatkan pada hafalan atau repetisi pola serangan tertentu. Paling kentara di laga kemarin adalah permainan rotasi. Di babak pertama, peran Rodrygo seringnya di area kanan atau sesekali akan masuk ke tengah.
Sewaktu Alonso berkarir sbg pemain, ia banyak dilatih manager-manager top yg berpengaruh pada karir selanjutnya sebagai pelatih. Ia memadukan berbagai filosofi manager top dunia seperti Pep, Ancelotti, Tuchel, dll.
Let's go kita bahas!
#Blibli @bliblidotcom
Pada musim sebelumnya, Alonso jadi penyelamat Leverkusen yg diangkatnya dari posisi bawah hingga finish di peringkat 6. Menariknya, manager asal Spanyol ini menggunakan formasi 3 bek yg identik dgn bertahan.
Memang ide Alonso di musim itu utk memperbaiki fase bertahan terlebih dahulu. Namun, musim ini tim yg bermarkas di BayArena mengalami peningkatan dr segi attacking. Musim lalu hanya mencatatkan xG/90 1.51 & awal musim ini sudah di 2.14 tertinggi ketiga sementara di Bundesliga