Nama-nama yg pernah bekerja dengan Rangnick & jabatannya skr via The Athletic. Apakah nama-nama ini yg akan dia bawa untuk jadi manager selanjutnya?
Yup, Rangnick statusnya nanti interim. Wajar, 8 tahun di Red Bull pun hanya 2 tahun dia turun gunung jadi manajer.
Apa gelarnya? Bisa dihitung jari kalo kita bicara gelar. Kenapa banyak yg bilang Rangnick “bapak gegenpress” krn memang dia yg meletakkan pondasi itu. Bertahan scr unit mengikuti bola lalu mengubah form bertahan tadi jadi serangan cepat.
Hoffenheim dia bawa dari divisi 3 ke div teratas. Lalu di eranya, RB Leipzig naik dr tier 4 ke semifinalis UCL.
Waktu di Salszburg dia bikin plan jangka panjang. Bukan cuma gelar melainkan plan utk bisa jual pemainnya. Tentunya dgn plan scouting serta plan development.
Contohnya Mane, Keita & Kampl. Kuncinya di “building a team” alias jangka panjang. Bisa jadi, di sisi musim ini di bawahnya MU bakal nirgelar. Tapi dengan penunjukkannya, aspek teknis mulai dari development, scouting dll jadi lebih terarah.
Utk short term seperti admin sebut tadi bisa jadi nirgelar krn cukup sulit di liga berjalan & faktor nama-nama besar yang ada di MU. Namun di bawahnya, aspek detail taktik bakal lebih diperhatikan.
Taktik Rangnick kaya gimana? Prediksi admin bisa tetap 4-2-3-1. Kemarin Carrick buktikan bisa ubah jadi pake 4-4-2 tanpa bola. Mekanisme ini sudah cukup oke tinggal aspek detailing yg mungkin bakal diasah Rangnick.
Atau mungkin bakal lebih revolusioner pake 3 bek? Bisa saja jika dirasa sistem yg skr rentan & sulit diperbaiki dengan waktu yg cepat.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pertandingan pertama tanpa Ole, MU berhasil menang. Kita bedah apa yang jadi kelebihan serta kekurangan yang masih ada di laga ini. Kata Carrick, MU melakukan press secara tim terutama saat goal kick meski kadang ga berhasil. 4-4-2 saat tanpa bola.
“Angled press” digunakan utk “mengontrol” serangan lawan.
CR7 juga kerap melakukan ini. Meski ga banyak terlibat dalam press yg sering dilakukannya menutup opsi umpan dgn bergerak melingkar sebelum datang ke pembawa bola.
High pressing memang lekat dengan Liverpool namun banyak aspek yg terus dikembangkan oleh Klopp. Serangan cepat hingga set piece serta pemilihan game plan dengan “double pivot” jadi kunci Liverpool kalahkan Arsenal.
Laca awalnya digunakan utk press Fabinho, namun dgn Thiago yg kerap turun, dia jadi harus marking 2 pemain. Atau Partey harus keluar yg mana bikin ruang di belakangnya kerap diekspos Jota.
Saka digunakan lebih ke tengah utk tutup jalur umpan lewat tengah. Dengan struktur ini, Tomiyasu harus punya timing tepat dalam melakukan press ke FB/Tsimikas.