#BEDAHRUMAH:
Satu Bulan Satu Rumah Sempit
Edisi November 2021
TH House, rumah gang dengan tanah "cuma" 4 x 6
🇻🇳 Hanoi, Vietnam
👷 ODDO Architects
🏡 24 m²
—ulasan singkat—
#BEDAHRUMAH adalah konten bulanan yang membahas rumah tapak <100 m²
Kenapa <100 m²?
Soalnya tanah segituan-lah yg paling realistis dibeli "milenial kota" yg nggak pengen tinggal di apartemen.
Menemani jelang berganti Senin, yuk mari kita berkhayal!
↓
Rumah ini total lahannya cuma 24 m² dengan gang jalan cuma 1.2 meter doang.
Oleh arsiteknya, bangunannya dibuat tumbuh menjadi lima level lantai yang berbeda peruntukannya.
Lt. 1: Dapur-Area Utama
Lt. 2: Master Bedroom
Lt. 3: Area Keluarga
Lt. 4: Kamar Anak
Lt. 5: Servis, balkon, dan ruang ibadah
Virtual tour kita mulai dari luar.
Rumah ini dibangun di kawasan padat. Meski lahannya apa adanya dan gangnya juga nggak lebar, arsiteknya punya tiga ide penting:
Ventilasi baik, pencahayaan baik, dan banyak ijo-ijonya (greenery).
Coba bandingin sama rumah-rumah tetangganya.
Entrance rumah ini cuma berupa pintu lipat. Begitu dibuka, langsung ketemu dapur, area makan, dan toilet di bawah tangga.
Kalo dibuka pas lagi sore-sore, bisa masak sembari ngobrol sama ibu-ibu gang.
Di sisi belakang kavling tanah, ada tangga dan beberapa storage di bawahnya. Kok tetep terang?
Soalnya, di bagian paling atas ada sedikit skylight buat masukin cahaya sampai ke bawah.
Tangganya juga pake material perforated supaya bisa nerusin cahaya sampe lantai bawah.
Biar nggak berasa surem dan spooky.
Dominasi ruangan yang serba putih juga bikin ruangan ini tambah terang dan nggak sempit-sempit amat.
Penampakan lt 2 dan lt 3 dari atas:
Suasana area keluarga di lt 3.
Ruangan ini berada di antara kamar orang tua (lt 2) dan kamar anak (lt 4).
Berhubung gangnya cuma 1.2 meter, jadi bisa ngobrol sama tetangga depan rumah juga dari balkon rumah.
Harap maklum. 🙏
Lantai 4: zona kamar anak
View ngintip ke atas dari zona kamar anak:
Di paling atas, ada ruangan yang difungsikan sebagai tempat beribadah.
Sementara itu, sisi atas rumah ini juga berfungsi sebagai rooftop garden, bisa ngopi sambil metik buah.
Biar pemilik rumah nggak sumpek-sumpek amat tinggal di ruang terbatas di tengah kota.
Detail-detail tangga
Detail-detail tangga (2)
Bukaan dan taman dinding vertikal
Konsep rumah dan potongan bangunan:
Penuh cahaya, ventilasinya bagus, banyak ijo-ijonya.
View dari gang depan rumah, nengok ke atas bangunan
Doa penutup thread:
Mari sama-sama berjuang dan berdoa biar tabungannya berlipat, terus kebeli tanah sendiri dan bisa utak-atik rumah kayak gini.
Bismillah yok bisa yok. Salawatin dulu. #BEDAHRUMAH
BANDING-BANDINGKE CAPRES 2024
based on dokumen visi-misi
per 21 Oktober 2023
dari sudut pandang:
warga Bekasi anker Depok, single, under 30, ngeriset & ngajar, durung nduwe omah
-ulasan sekilas-
1. Tentang Perjabodetabekan
Visi-misi Anies-Imin nggak ada kata IKN, tapi nyebutin in general Jabodetabek mau diapain.
Visi-misi Ganjar-Mahfud nyebut IKN, tapi nggak disebut Jabodetabek setelahnya mau diapain.
Nggak ada yang bikin Provinsi Jabodetabek gitu? 🤔
2. Soal Perkotaan
Dua-duanya sensitif soal transit oriented development dan transportasi publik. Sayangnya kagak ada yang nulis "ESKALATOR DAN LIFT YANG TANGGUH, SELALU NYALA, DAN MEREK INTERNESYENEL"
Medan Merdeka emang ditetapkan sebagai cagar budaya. Tapi, apakah cobblestone-nya juga? Eits tunggu dulu.
Cobblestone Monas baru dipasang tahun 2000-an di era Bang Yos. Penggantian aspal jadi cobblestone ini justru nunjukin kalo perubahan di kawasan ini bisa dilakukan.
Apakah kalo udah jadi cagar budaya, lantas udah nggak bisa diapa-apain? Tetot kurang tepat.
Menjadikan sesuatu sebagai cagar budaya bukan berarti kita nge-freeze objek itu dan nggak boleh diapa-apain. Perubahan bisa dilakukan secara terbatas asal tidak merusak apa yang esensial.
Di UU No. 11 tahun 2010 ttg Cagar Budaya juga dibahas soal apa aja yang bisa dilakukan untuk melestarikan: 1. Pelindungan (Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, Pemugaran) 2. Pengembangan (Penelitian, Revitalisasi, Adaptasi) 3. Pemanfaatan
Bukan cuma melihat Jakarta sebagai kota tunggal, 1965 bahkan udah dipikirin kalo Jakarta "bengkak", nanti ngembangnya ke mana.
Ada poros Timur-Barat, ada juga ke selatan. Titik pancarnya 15 km dari Monas.
Namanya "Jakarta Metropolitan", tahun 72-73, barulah muncul Jabotabek.
Masterplannya diambil dari buku, masterplan keluaran Direktorat Tata Kota & Daerah 1965, yang mana nggak mungkin banget kalo BK nggak terlibat di dalamnya.