Pasti udah pada tau kan, bahwa mengkonsumsi alkohol secara tidak bertanggung jawab bisa sangat berbahaya?
WHO pernah melaporkan di tahun 2018, konsumsi minuman beralkohol (minol) secara tidak bertanggung jawab menyebabkan lebih dari 3 juta kematian di tingkat global.
Di Indonesia, kebanyakan dari kasus kematian akibat alkohol disebabkan oleh minuman beralkohol ilegal alias minol oplosan.
Udah kandungannya gak jelas, ilegal, dan bisa berbahaya buat tubuh. Kamu udah tau belum soal minol oplosan? Yuk, cek pengetahuanmu dengan ikutin kuis ini!
Alkohol jenis apa yang boleh dikonsumsi dengan kadar tertentu?
Apa saja risiko yang terkait dengan meminum produk minuman beralkohol ilegal, palsu atau oplosan?
Berapa banyak jumlah korban yang meninggal akibat alkohol ilegal di Indonesia saat ini?
Zat beracun apa yang terkandung di dalam minuman beralkohol oplosan?
Apa saja dampak minum alkohol oplosan atau ilegal?
Berapa banyak jawabanmu yang benar?
Untuk dapetin pengetahuan lebih dalam mengenai minol oplosan dan bahayanya, klik stopoplosan.org ya!
Sebelum bahas lebih lanjut, pertanyaannya mengapa Indonesia mengimpor bawang putih?
Ini karena Indonesia hanya bisa menanam 5-10% dari kebutuhan yang mencapai 540 ribu ton. Sebab, faktor iklim dan geografi yang tidak sesuai dengan kebutuhan penanaman bawang putih.
#impor bawang putih sendiri membutuhkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan oleh @kementan. Dokumen ini didapatkan jika importir telah menanam 5% dari kebutuhan impor mereka. Dari situ, baru mengurus Surat Persetujuan Impor (SPI) dari @Kemendag.
Beberapa waktu lalu, CIPS bersama @kotakitaorg dan PemKab Wonosobo bekerjasama untuk memberikan pelatihan peningkatan kapasitas untuk para perempuan pemilik usaha di #Wonosobo. Simak selengkapnya! [A thread]
Peran perempuan dalam sektor UMKM Indonesia memang sangat besar. Sebagai contoh, sekitar 50,6% usaha kecil daan 52,9% usaha mikro di Indonesia dijalankan oleh perempuan. Namun, hanya 34% dari usaha menengah atau berskala lebih besar yang dijalankan perempuan.
Selain itu, pandemi COVID-19 benar-benar memberikan dampak serius terhadap jalannya usaha mereka. Seperti turunnya pendapatan, permintaan, dan lain-lain. Belum lagi, era digitalisasi menuntut mereka untuk bisa lebih piawai memasarkan usahanya melalui berbagai platform.
Nasi jadi makanan sehari-hari mayoritas orang Indonesia. Akibatnya, konsumsi beras kita tinggi. Namun, tingkat produktivitas beras belum memadai, hingga menyebabkan harganya di Indonesia 2x lipat lebih mahal dari harga di pasar internasional.
Belum lagi, ketersediaan lahan yang semakin terbatas membuat peningkatan produksi menjadi sulit. Lalu, apa solusinya?
Tentu, penggunaannya harus bersinergi dengan sektor swasta, pemerintah, serta petani. Apabila Indonesia bisa meningkatkan produktivitas beras, maka petani Indonesia juga bisa hidup lebih sejahtera.