Paham sih refuting bad opinions in socmed mungkin ga bawa dampak politik yg nyata. Tapi bagi beberapa Muslim, refuting opinions which insult Islamic belief bukanlah sebuah komitmen politis. Ini soal komitmen kepada keyakinan kami.
Kadang kita merasa takut secara berlebihan ketika tahu musuh menyerang dari segala penjuru. Lalu bingung harus beraliansi dengan siapa. Padahal siapa penolong terbaik kita?
konteks ayat: sedang membicarakan peristiwa perang Badar sughra, setahun setelah perang Uhud. Umat Muslim ditakut-takuti kabar bohong yg disebar (hoax) atas suruhan Abu Sufyan…
…Namun Nabi dan para sahabat tetap maju ke Badar. Tidak ada perang karena Abu Sufyan tdk datang. Tapi saat itu di Badar kebetulan sedang musim pasar. Maka kaum Muslimin malah berdagang dan untung besar. Keuntungannya dibawa balik ke Madinah.
Balik lagi, apa pentingnya refuting bad opinions on Islam in socmed? Untuk membuktikan bahwa kita masih beriman. Setidaknya di lisan. Melawan semampunya. Berharap Allah akan mengganjar dengan pertolonganNya. Itu saja.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sebelum analisa kesesatan berpikir sebuah argumen, pastikan kamu tidak misrepresent or over-simplify your opponent’s argument. Bukankah strawman fallacy juga sebuah bentuk kesesatan berpikir?