Aku nyoba buat gambar denah rumahnya, dimana asramanya dan warmindonya. Rumah yang aku huni ini adalah rumah besar yang konsepnya flat lantai 2. Jadi 1 bangunan ada 4 rumah. Di atas 2 rumah di bawah 2 rumah. Aku tinggal di lantai atas.
Di rumah kami ada 6 kamar. Kamar elsa itu kamar paling belakang. Kami sering lupa kalau elsa sudah pindah, karena kamar belakang lampunya selalu nyala sendiri dan seperti ada aktivitas di dalamnya. Suatu sore mau mahgrib, aku di rumah sendiri. Dan karena laper banget,
Mau cari makan aku berencana ngajak elsa. Di kamar elsa rame banget, kayak orang lagi beres2. Tanpa ketuk pintu aku buka kamarnya, belum sempat ngomong satu patah katapun kulihat kamarnya kosong melompong. Gak ada orang,gak ada barang "oh iya kan elsa udah pindah"
Ku tutup pintu pelan dan cari makan sekalian ke kos temenku yang lain sambil nunggu yang lain pulang. Btw, aku sering di rumah sendiri. Temen temenku yang lain sibuk organisasi, sibuk main, sibuk pacaran. Aku yang paling kupu2, mager main keluar.
Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian aku memutuskan untuk pindah ke kamar belakang bekas kamar elsa. Karena pertimbangan ya kita gak mau aja ada aktivitas lain dalam kamar itu, selain aktivitas manusia.
Ya walaupun, kita jarang tidur di kamar masing2. Kita selalu tidur bersama di kamar jihan, kamar depan yang paling luas. Jujur aja kita itu mau tidur sendiri takut, lebih baik tidur rame2. Karena suasana malam di lingkungan ini itu bener bener serem.
Sebenernya anak asrama depan itu selalu berisik sampai pagi, ya biasa namanya cowok. Kadang kalau bangun tengah malam dan ngedenger suara mereka itu sebuah kelegaan tersendiri. karena kita jadi berani aja, oh masih ada manusia yang bangun malam ini. Udah gitu aja pikiranku.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
gunung bukanlah sekedar gundukan bebatuan, gunung hidup, gunung punya nyawa. Gunung adalah rumah bagi banyak mahluk hidup dan gunung juga tempat mengembara berbagai arwah yang tersesat.
Kami adalah sekumpulan mahasiswi yang tinggal di sebuah kontrakan di kota malang. Rumah yang kami huni ini kebetulan agak unik, rumah tusuk sate dengan nomor 13. Perpaduan angka angka dan letak bangunan yang katanya di larang di huni manusia.
Kalaupun nekat menghuni pun harus siap berdampingan dengan mahluk tak kasat mata. Rumah yang kami huni ini sebernarnya termasuk rumah yang bersih, rumah yang cukup mewah namun murah. Itulah yang membuat kamu ber enam: mirella (aku), jihan, ayu, elsa, lentera, dan arsana