Orang mau jualan daging babi, anjing, sake, mirin, apalah unsur-unsur itu mah Muslim tuh ga peduli. Wallahi ga peduli. Yg diminta itu pedagang jujur kasih tahu ada unsur apa di jualan mereka. Simple kok begini.
Ya kali bodoh bgt ada Muslim udah tahu jualan mengandung babi, dia beli juga. Udah tahu ada unsur haram, masih beli juga. Pedagang lepas tgg jwb kl smp itu terjadi jika sudah kasih tahu.
Masalahnya kan banyak yg intensional menyembunyikan itu.
Soal HNMS, misalnya, ada yg blg “Ya yg muslim sadar dong HNMS ga ada logo halalnya.” Ga semua org itu aware dg begituan krn mrk sdh merasa aman di negeri mayoritas Muslim ini. Ini wajar.
Lalu apa susahnya HNMS kasih tahu kl kaldu mrk atau apalah itu ada unsur haram?
Mengetahui bhw ada unsur yg tidak bs dikonsumsi Muslim, tapi tetap menyajikannya ke konsumen Muslim, aplg terlihat jelas dr identitasnya—jilbab, misalnya—ini intensional jahat. Yg begini harus dikasih hukuman agar ga tuman.
Sy sbnrnya ngerespon pandangan yg begini. Iya, bener kita GA BOLEH MAKSA suatu resto harus halal. Ga boleh itu. Mau jual apa jg ga masalah selama ga langgar hukum positif.
Tapi, kl udah tahu Muslim ga bs makan ini-itu, kasih tahu kl ada unsur A, B, C. Beres. Di negara lain bisa.
Cek di trit ini, di Singapura, cth satu kasus bagus. Di Indo jg banyak cth serupa. Selesai kok. Konsumen Muslim gila apa ngomel-ngomel malah nyuruh sediain halal? Engga. Kita bakal pergi kok ga akan makan di situ. Paling kita ksh masukan utk kasih opsi halal.
Penting utk di-highlight menjawab opini jelek yg malah menyuruh “Muslim hrs aktif tanya”, “Muslim hrs riset”, “Muslim hrs fafifu wasweswos”. Intinya Muslim yg salah dlm kasus spt HNMS.
Bhw Pelaku Usaha non halal WAJIB MENCANTUMKAN keterangan “tidak halal” pd produk mereka.
Artinya apa? Artinya Pelaku Usaha jg diminta aktif-inisiatif, bhkn dipaksa UU No 33/2014 utk wajib mencantumkan keterangan “tidak halal” pd produk mrk.
FYI, pelaku usaha nonhalal tidak wajib utk sertifikasi halal. Pasal 26 ayat 1.
PP No 39 thn 2021 itu malah lebih lengkap soal Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. Smp pengolahan produk halal-nonhalal hrs dipisah. Detil.
Trm ksh kpd pemerintahan @jokowi yg membuat ini jelas dg PP No 39/2021 tsb. Ada jaminan dr pemerintah ttg produk halal/nonhalal.
Highlights pasal yg mewajibkan produk nonhalal utk diberikan keterangan “tidak halal”. Juga pasal yg MEWAJIBKAN Pelaku Usaha mencantumkan keterangan “tidak halal” pd produk tsb.
Berhenti menyalahkan konsumen saja, Pelaku Usaha juga wajib mencantumkan.
Ini pertanyaan bagus sbnrnya, tp masnya lgsg ngegas dg blg “nalar absurd”, pdhl kl mau dicari sedikit, ada jawabannya lengkap:
2. Jika open public, maka bkn saja hak semua org utk mengomentari, tp Muslim jg berhak utk mengomentari & menasehati Muslim lain agar tidak terkena dampak dr konten yg tsb. Ingat, open public artinya semua org jd audiens, tmsk publik Muslim.
Masih, selama itu open public. Apalagi soal kesyirikan, haduh ini fondasi tauhid. Muslim itu sangat sensitif soal tauhid, krn itu bukan sesuatu yg bisa dikompromikan.
Lbh baik kamu blg ke yg buat konten—atau mgkn kamu sendiri—agar siap menerima respon dr org lain kl terbuka. Tx
Mrk semua generasi muda dr Pulau Seram. Doakan smg programnya lancar. Kalau ada yg mau jd Kakak Asuh program lain, silakan daftar dr skrg soalnya selalu penuh yg book. Yg book duluan akan diprioritasin.
Pada 23/10 - 10 kedutaan asing di Turki mendukung upaya pembebasan #OsmanKavala, terduga sosok yg berkaitan dg FETÖ & mastermind di Gezi Protest. 25/10 - Erdoğan ancam persona non grata thdp 10 dubes brdsrkn Vienna Convention 1961 pasal 9.
US, Jerman, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, & Swedia. Setelah diancam Erdoğan, akhirnya mrk menarik pernyataan & patuh thdp hukum Turki berdasarkan Vienna Convention 1961 pasal 41. Erdoğan menyambut baik sikap ini. #OsmanKavala
Pasal 9 itu isinya: negara host bs mencabut imunitas delegasi diplomat atas alasan yg tak perlu disebutkan. Negara sender hrs menarik kembali delegasi tsb atau host akan memperlakukan sama spt org yg tak pny kekebalan diplomatik: ditangkap, diadili, dideportasi dsb.
Thank you @CNNIndonesia, alih-alih mengeksploitasi satu kasus di satu tempat, CNN ID justru mengekspos kekerasan thdp anjing-anjing yg dibawa ke JKT utk apa? Disantap.
Ada yg pernah nonton Dave Chapelle waktu dia cerita knp ga nunjukin identitas sbg Muslim? Dia blg begini: dia tahu dia itu bajingan, kang mabok, ngelinting, bla bla, maksiat total. Dan dia tahu kl Islam ga seperti dirinya. Makanya dia ga mau bahas soal identitas dia sbg Muslim.
Dia ga mau merusak citra Islam hny gara-gara dia bajingan. Dia tahu perilaku dia salah, tp dia ga cari pembenaran atas itu. Dia ga bangun narasi baru soal Islam; yg sesuai maunya. Engga. Apa kata agama: ya biarkanlah begitu. Islam itu indah, katanya.
Ini yg membuat sy respek sm Dave Chapelle. Sebrengsek apapun dia, dia hormati agama. Beda dg “Muslim” yg butuh bgt validasi smp norma agama dilabrak dan diobrak-abrik. Mendeklarasikan diri “Muslim”, tp cari cara agar kemaksiatannya dinormalisasi. Ikut arus yg mendegradasi agama.
Petang iseng. Mungkin saja ada yg belum tahu kalau jumlah penduduk Indonesia hasil Survei Penduduk 2020 (SP2020) sudah mencapai 270,20 juta jiwa. Bertambah 32,56 juta dlm 10 thn terakhir.
Nah, ini sy screenshot sedikit dr rilis BPS. (1)
Dari jumlah tsb, 151,59 juta jiwa ada di Pulau Jawa atau = 56,10% populasi. Dr sini sbnrnya sdh bs menjawab banyak persoalan, mulai topik pembangunan hgg politik. Pdhl luas Jawa hny 7% dr luas Indonesia.
Paling padat ada di Jawa Barat dg 48,27 juta jiwa. (2)