Secara tersirat, judul ini menunjukkan Islam itu sangat menghargai proses bahkan untuk sesuatu yang ujungnya itu diharamkan.
Saya mengambil infografis ini langsung dari instagram @benergitu
Konten ini mengajak kita menyadari bahwa khamar adalah budaya dan kebiasaan Arab Jahiliyah, jauh sebelum kedatangan Rasul.
Dan untuk mengubah suatu kebiasaan itu memang tidak mudah. Prosesnya tidak singkat. Bukan sesuatu yang instan.
Fase pertama.
Ayatnya masih general banget. Disuruh untuk berpikir.
Fase kedua.
Mulai nih ada langkah preventif berupa imbauan.
Ayatnya sering banget dikutip di berbagai forum. Di ayat ini, lagi-lagi, manusia disuruh untuk berpikir.
Fase ketiga
Pembatasan. Sebelumnya sebagian nggak minum khamar krn dosa, fase ini mulai diterapkan larangan pada salat.
Nah spt disebutkan di awal, kebiasaan minum khamar itu pas waktu mau salat (subuh, maghrib, isya). Di fase ini, makin banyak lagi yg nggak konsumsi khamar.
Fase keempat. (Final).
Pada fase ini, khamar sudah benar-benar diharamkan bersamaan dengan judi, kurban untuk berhala, dan mengundi nasib/ramalan.
Dalam salah satu referensi lain yang saya baca, ternyata proses pengharaman khamar ini memakan waktu 15 tahun.
Dan demikian konten menarik dari IG soal sejarah pengharaman khamar ini.
Selalu suka setiap membaca pembahasan ayat itu berdasarkan asbabun nuzul-nya gini. Huehue.
Akhirul kalam
Wallahu A’lam
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Iklan judi online ini sebelumnya marak di YouTube khususnya pemain game yang bermain secara live dan membuka donasi/saweran.
Sempat juga hadir sebagai iklan video di beberapa platform. Sekarang masuk ke TikTok, whatsapp, dsb.
Harusnya bisa pakai metode “follow the money” untuk mengetahui dari manakah uang itu semua bermuara dan siapa orang di baliknya.
Saya khawatir Judi Online ini dianggap sebagai masalah individu aja. Masalah personal yg tdk menjadi political will secara struktural.
Padahal dampak dari Judi Online ini kan bisa jadi ke perekonomian nasional. Uang yg harusnya berputar di tengah masyarakat, justru lari ke luar
Dan kita tahu sendiri bahwa penopang paling besar pertumbuhan ekonomi kita adalah konsumsi rumah tangga. Yes, uang yang biasa kita pakai buat jajan sehari-hari.
Sebagian gaji kita itu bisa jadi sumber penghidupan bagi keluarga sebangsa.
Kalian tahu tidak sih...
Sejarah kata "santai" yg akhirnya jamak kita ucapkan hari ini?
Semua itu tdk terlepas dari peran jurnalis @tempodotco untuk mencari padanan kata "relax". Ternyata, santai diserap dari bahasa Komering di Sumatera Selatan
Jadi gini, pada tahun 1971, para penulis maupun wartawan kesulitan untuk mencari padanan kata "relax" dalam bahasa Indonesia.
Cara paling mudah memang cukup menuliskan "rileks". Sayangnya, tidak semua orang saat itu memahami maknanya sekaligus dirasa sulit dalam pengucapannya.
Nah...
Bur Rasuanto, novelis dan wartawan Tempo, memperkenalkan kata santai melalui artikelnya sebagai padanan kata Inggris 'relax' pada 1971.
Ah ya.. Bur Rasuanto juga merupakan penanggung jawab rubrik ekonomi majalah Tempo ketika itu
Kasih sayang dan kehangatan yang ia sulit dapatkan di rumah, justru ditemukan dengan teman-temannya.
Mereka kerap nongkrong hingga berganti hari, tanpa pengawasan orang tua.
Bagaimana ceritanya?
Saat saya mewawancarainya di Kepolisian... Anak ini mengaku kurang dekat dengan ayahnya. Orang tuanya kerap bertengkar hingga bercerai hingga Anak tidak fokus belajar dan akhirnya tidak menamatkan SD.
Sejak itu, Anak itu tinggal bersama ibu dan saudara-saudara kandungnya.
Remisi adalah pengurangan masa menjalani pidana yg diberikan kepada Narapidana yg memenuhi syarat-syarat yg ditentukan dlm peraturan perundang-undangan
UPDATE KASUS DUGAAN BAHAN PENGAWET BERBAHAYA DI ROTI
Selasa kemarin (23/7), BPOM akhirnya merilis hasil uji lab terkait kandungan Natrium Dehidroasetat pada produk roti dua merek berbeda, yaitu Okko dan Aoka.
Jadi benarkah ada kandungan berbahaya tersebut?
UTAS
HASIL UJI LAB ROTI AOKA
28 Juni 2024, BPOM mengambil sampel produk roti Aoka dari peredaran dan melakukan pengujian.
Hasil pengujian menunjukkan produk tidak mengandung natrium dehidroasetat.
Nah, hasil uji tersebut sejalan dengan hasil inspeksi BPOM ke sarana produksi roti Aoka pada 1 Juli 2024.
Inspeksi menunjukkan tidak ditemukannya natrium dehidroasetat di sarana produksi.