PT Gema Kreasi Perdana (GKP), anak perusahaan Harita Group, kembali berupaya menerobos lahan milik warga penolak tambang di Pulau Wawonii. Upaya penerobosan ini dikawal oleh polisi dan tentara, berlangsung sekitar Pkl. 14.00 WITA di lahan milik La Dani.
Setelah mendapat perlawanan dari warga, PT GKP berbalik menuju Sungai Tamo Siu-Siu. Perusahaan berencana masuk melalui badan sungai ini utk sampai di lahan yang sudah dibebaskan.
Sungai ini dimanfaatkan warga utk konsumsi (air minum, memasak, mencuci).
Setelah warga menghadang rencana perusahaan masuk melalui badan sungai Tamo Siu-Siu, PT GKP kembali ke lahan milik La Dani.
Pagar pembatas dan tanaman jambu mete dirusaki, ironisnya aparat Polisi dan TNI justru ikut mengkawal.
Namanya Ratna, perempuan petani di Roko-Roko Raya, Pulau Wawonii. Sejak awal telah terlibat dalam perjuangan penolakan tambang nikel, enggan menyerahkan lahan meski terus dirayu oleh pihak perusahaan.
Sebelum penerobosan lahan pada Selasa (01/03/22) terjadi, sebelumnya, PT GKP mencoba masuk ke lahan yang sudah dibebaskan melalui badan sungai yang letaknya berhimpitan langsung dg tanahnya Bu Ratna.
Ibu Ratna menolak tunduk pada perusahaan meski ancaman kerap menghampiri.
Pengunjuk Rasa Penolakan Tambang Tewas Tertembak: Siapa di Balik PT Trio Kencana? jatam.org/pengunjuk-rasa…
Izin operasi produksi PT Trio Kencana diterbitkan pada 2020 lalu oleh Gubernur Sulteng saat itu, Longki Djanggola.
Selain sebagai gubernur, Longki juga menjabat sbg Ketua DPD @Gerindra Sulteng saat itu.
Pendiri dan pemegang saham mayoritas PT Trio Kencana adalah H. Surianto. Surianto tercatat pernah menjadi anggota DPRD Tanah Bumbu dari partai PAN. Pada 2018, H. Surianto dilantik menjadi Wakil Ketua DPD PAN Prov Kalimantan Selatan untuk periode 2015-2020.
Ironisnya, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura minta utk menangkap korlap aksi. Kader @NasDem ini mestinya ikut bertanggung jawab, sebab pemblokiran jalan itu berangkat dr kebijakan pemerintah yang ngawur, berikut janji Rusdy utk bertemu massa aksi tak ditepati kabarselebes.id/berita/2022/02…
Perjuangan warga di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah itu adalah mempertahankan kampung dan ruang hidupnya dari rencana penambangan emas PT Trio Kencana.
Puluhan tahun Satar Punda dibongkar, kesejahteraan yang dijanjikan perusahaan tambang & pemerintah tak juga menghampiri. Perusahaan datang mengeruk dan pergi membawa keuntungan, meninggalkan kerusakan sosial-ekologis yang tak terpulihkan.
Satar Punda adalah salah satu desa di Lambaleda, Manggarai Timur, NTT. Setelah 5 tahun hidup tenang, warga kembali terusik dg rencana tambang, pabrik semen, dan PLTU batubara.
Tak tanggung-tanggung, 2 perkampungan warga hendak dipindah-paksakan.
Film dokumenter kolaborasi @watchdoc_ID, JATAM, @JPICOFMIna, & Jurnalis lokal ini, merekam prakarsa cerdas warga dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, tidak begitu saja "mengamini" janji-janji palsu perusahaan tambang dan pemerintah.
Kejadian pertama pada Desember 2021 lalu. PT TMS diketahui, memobilisasi alat-alat berat.
Warga yang mengetahui informasi itu, langsung mengepung pelabuhan. Alat berat perusahaan pun diangkut kembali ke kapal. sinarharapan.net/rakyat-sangihe…
Kejadian kedua, pada Kamis, 3 Januari 2022, Pkl 16.00 kemarin. Sebuah kapal landing craft – tank (LCT) bernama Artha Bumi Sabit yang membawa alat-alat bor PT. TMS diusir oleh warga.
Kapal pengangkut ini tak punya izin berlabuh, tapi koq berani? Apa karena dikawal kepolisian?
Tiga Warga Penolak Tambang di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara Ditangkap Polisi. Dua orang ditangkap ketika sedang makan siang di kebun, satunya lagi di rumah orang tuanya.
Pada 2019, sebanyak 28 warga penolak tambang, tiga di antaranya yang ditangkap hari ini, dilaporkan pihak perusahaan tambang ke polisi dengan tuduhan mengada-ada.
Penangkapan terhadap warga penolak tambang hari ini, bukan yang pertama. Pada 2019, misalnya, polisi juga menangkap Jasmin, warga penolak tambang lainnya di Pulau Wawonii.