Teguh Faluvie Profile picture
Mar 10, 2022 1208 tweets >60 min read Read on X
PENGHUNI PABRIK TAHU KELUARGA
Sebuah Kisah Misteri Turun-Temurun

“Tidak akan pernah berhenti, tidak akan pernah pergi, dia selalu ada untuk membalas apa yang sudah terjadi.”

@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Penghuni Pabrik Tahu Keluarga, sebuah kisah misteri turun temurun ini sebelumnya sudah saya publish di Twitter 9 April 2020 (Part 1) dan 30 April 2020 (Part 2) dua Part yang di dalam penulisanya benar-benar sangat tidak nyaman untuk teman-teman menikmatinya ketika membaca,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sudut pandang, typo, dan masih banyak lagi kesalahan dalam cerita tersebut. Kenapa saya publish ulang Part satu dan dua Di KaryaKarsa? Karena untuk memperbaiki semua kekurangan yang barusan saya sebutkan, walaupun dari besarnya benang merah yang terdapat dalam cerita
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tetaplah sama, dan tidak mengurangi dan melebihkan isi cerita.

Untuk teman-teman yang ingin membaca dan mendapatkan Ebook bisa klik link langsung.

*Terdapat 133 halaman & 27900+ kata (Bagian 1 & 2)

karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Cerita ini belum selesai ketika tahun 2020 karena masih menyimpan satu tanda besar yang menjadi ramai dibincangkan pembaca saat itu, banyak hal yang memang tidak saya tuliskan karena sesuai keinginan narasumber, dan beruntungnya di tahun 2021 akhir, saya berkesempatan melanjutkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic cerita Penghuni Pabrik Tahu Keluarga dengan cerita tambahan yang ternyata masih menyimpan segudang kisah yang tersimpan, maka dari itu di kesempatan kali ini, mari kita selesaikan kisah yang tersimpan dari sebuah misteri turun temurun ini, dan dari sinilah semuanya berawal!
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segala kesamaan Nama, Latar dan Tempat sudah disamarkan sesuai kesepakatan dengan Narasumber, kita langsung mulai di Bagian 3, selamat membaca.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic BAGIAN 3 – PERTANDA KEMBALI

“Apa memang benar dari sinilah dia kembali… atau memang masa lalunya itu belum selesai.”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Waktu berlalu begitu cepat, segala hal yang sudah terlewati hanya bisa menjadi dua hal, dikenang atau dilupakan begitu saja. Setelah di tahun 2014 aku mengalami banyak hal, di waktu yang sangat singkat dengan kurun kejadian yang sudah terjadi sangat begitu lama,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic puluhan tahun kebelakang tentang keluarga dan Pabrik Tahu. Beruntungnya, membuatku mengerti dalam tentang apa itu sebuah pertanggungjawaban sebagai manusia, khususnya anak lelaki pertama dan satu-satunya, Wijaya Karta Kusuma yang menjadi penerus usaha yang sudah turun temurun,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan dua kali lipat kurang usiaku sekarang umur Pabrik.
Semakin umurku beranjak dewasa dan angkanya bertambah, sekarang aku lebih paham, bagaimana keluargaku di pandang di kampung, yang di mana sekarang aku sudah menetap tinggal di rumah setelah menuntaskan keinginan Ibu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan Bapak agar menjadi manusia terpelajar, gelar di belakang namaku dan di dalam kertas yang cukup bergengsi itu kini hanya menjadi tumpukan berkas yang tersimpan rapi saja di dalam lemari, tidak ada yang berharga, kecuali pengalaman dan pertemanan selama menghabiskan waktu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic lima tahun lebih mengenyam bangku kuliah.
Berbeda dengan adik perempuanku satu-satunya yang kini memilih tinggal di kota yang sama denganku beberapa tahun kebelakang itu dan menentukan pilihannya untuk menjadi tenaga pendidik, walaupun Rini sadar itu tidak bisa menjamin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kehidupannya, hanya Pabrik Tahu Keluarga inilah yang menjadikan Rini tidak mengandalkan pendapatannya selama menjadi tenaga pendidik.
“Den, katanya sore ini semua bahan-bahan bangunan sudah mau datang ke Pabrik… kata Bapak suruh kasih kabar ke Aden… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Bibi barusan dapat kabar juga dari Mang Toha…” ucap Bi Tarmi di telpon.
“Tahan Bi, lihat dulu lokasi halamanya, memang luas, tapi jika semua di tumpahkan kesitu apakah cukup, kecuali Bibi bisa koordinasi dengan Mang Abi terlebih dahulu, aku tidak mau malam ini -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pengiriman Tahu terhambat apalagi langganan kita semakin banyak, kenyamanan pelanggan tetap nomor satu, dua hari lagi aku pulang setelah membereskan semua pindahan…” jawabku.
“Yasudah nanti Bibi kabarin lagi yah Den…” jawab Bi Tarmi dengan suara khasnya yang semakin menua
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic umurnya, makanya sejak selesai kejadian itu Bi Tarmi aku berikan pekerjaan yang tidak menguras waktu, apalagi aku banyak berhutang budi pada Bi Tarmi.
“Siapa Put… kelihatanya penting sekali…” tanya Eka yang masih duduk di kursi depan kosanku siang ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Biasa Ka, orang pabrik…” ucapku, sambil kembali memasukan barang-barang ke dalam dus, yang berharap cepat selesai dibantu oleh Eka sahabat aku satu-satunya yang beruntungnya setelah lulus bareng denganku, dia mendapatkan pekerjaan di kampung dimana dia tinggal,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sebagai pengelola pelayanan masyarakat.
“Lah tahun ini jadi emang Put, di renovasi Pabrik… benar-benar pengusaha muda ini…” tanya Eka sambil mematikan rokok yang sedang terjepit diantara dua jarinya itu.
“Sudah mau 5 tahun kurang Ka rencananya… mumpung sudah semakin maju -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - di tanganku Pabrik sekarang, emang niatan aku sih pengen cepat-cepat, tapi tau sendiri di kampung gimana Ka…” ucapku, yang kemudian duduk sambil beristirahat sebentar dan menyalakan rokok.
“Beruntung kejadian tahun berapa aku lupa pas libur semester awal yah Put… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi banyak pelajaran nya… dan tidak terasa lama juga soal Ningsih tidak terdengar lagi ceritanya…” ucap Eka sambil meneruskan memasukan barang-barang yang barusan aku kerjakan ke dalam dus besar yang sengaja aku siapkan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Memang Eka salah satu orang yang mengetahui di balik Pabrik seperti apa, karena kepada Eka aku berani bercerita dan kadang Eka memberikan aku pepatah bijaksananya, apalagi Eka berlatar belakang agama yang sangat kental di kampung halamanya.
“Iyah Ka lama juga yah…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku kembali mengingat kejadian waktu itu dan kadang hal ini yang membuatku merasa tidak penting, apalagi Eka barusan menyebut satu nama yang aku merasa sudah menuntaskan bahkan mendoakan selama satu tahun, mengadakan pengajian di rumah setiap minggunya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah, iyah malah melamun… sudah maaf kalau aku salah barusan bicara soal itu…” ucap Eka sambil melemparkan korek dan terkena pahaku.
“Bukan begitu Ka lagian sudah tidak memikirkan hal itu lagi aku… mikirin sudah lama tidak ketemu Rini, malam ini ikut yuk ke kontrakan Rini…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku yang sebenarnya ada sedikit pikiran pada nama Ningsih.
“Males Put, besok aku sudah harus pulang… cuman bisa hari saja nemenin, dulu aku bilang beres wisuda cepat pindahan, lah ini malah bayar jadinya beginikan” ucap Eka sambil melakban kardus yang sudah terisi penuh
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic barang-barangku.
“Yasudah aku siap-siap takut semakin sore yah Ka… bantu bereskan, sisanya malam ini semoga selesai aku beres-beresnya” jawabku yang langsung berdiri dan bersiap-siap.
“Salam saja pada Rini Put… nanti aku kunci kalau sudah beres…” jawab Eka.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tanpa menunggu waktu sore datang dengan cepat aku sudah melewati jalanan kota ini, sementara di dalam mobil ucapan Eka di kosan masih ada dalam pikiranku, bahkan jendela mobil yang terbuka dari tadi dan tidak terasa berbatang-batang rokok sudah aku habiskan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hanya aku habiskan tidak sama sekali aku nikmati.
“Soal Ningsih tidak terdengar lagi ceritanya…” ucapku perlahan, bahkan tidak terasa aku sudah memasuki gang besar dimana kontrakan Rini berada.
“Yah memang sudah selesai, semuanya sudah berakhir…” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk menenangkan diri sendiri, yang memang sebelumnya juga sudah sering terlintas dalam pikiranku nama Ningsih namun biasanya hilang begitu saja, namun tidak terjadi sore ini.
Setelah dua kali klakson mobil aku tekan, barulah terlihat Rini keluar dari kontrakan rumahnya dan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic segera membukakan gerbang.
“Kirain siapa Kak… tumben datang, pasti mau jemput aku yah biar bantu-bantu di kosan Kakak, males ah…” ucap Rini, ketika aku baru saja keluar dalam mobil.
“Bukan bawel… yah pengen jenguk ibu guru saja emang salah…” jawabku sambil masuk ke dalam
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kontrakan yang sebenarnya lebih layak aku sebut rumah karena biaya sewa dan fasilitasnya sudah seperti rumah saja, saking mewahnya dan harganya tidak benar-benar murah dan lagi-lagi itu juga karena Pabrik Tahu semakin berkembang pesat di tanganku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Makanya kuliah cepet lulusnya kayak aku… gimana rencana renovasi pabrik Kak? Temenku Riska palingan tahun depan ke pabrik lagi ganti software yang kakak pesan dia masih ada project gitu…” jawab Rini sambil kembali membawakan aku minuman.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lah emang kemarin dana pertama yang kakak kasih kurang emang? Ini sudah semakin bertambah Rin stock bahan baku, dan semuanya berkali lipat, kasihan Mang Toha dong harus sering laporan komputer di pabrik lemot, programnya tidak bisa di buka…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Gaya emang Amang itu sekarang yah inget dulu pas pertama ke Pabrik beberapa tahun kebelakang halah mana jauh sama sekarang… ingat juga Mang Ujang bisa jadi dua waktu itu Kak…” ucap Rini sambil tertawa.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Walaupun hal yang Rini ucapkan sangat lucu, namun anehnya aku tidak tertawa, karena sedari tadi pikiran nama Ningsih masih terngiang-ngiang dalam pikiranku.
“Ada yang salah yah Kak…” ucap Rini yang langsung berhenti tertawanya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya menggelengkan kepalaku berkali-kali saja, sambil kembali membakar rokok yang sudah tergeletak di atas meja ruang tamu kontrakan Rini.
“Tidak Rin… semenjak Pak Kiai Haji meninggal setelah satu tahun kejadian di pabrik dan anaknya Pak Kiai pindah untuk mengurus -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pesantren yang baru didirikan di kota istrinya Pak Kiai itu, soal Pabrik tidak pernah Kakak tanyakan lagi keadaanya, apalagi barusan Eka yang lagi beres-beres di kosan Kakak mengingatkan nama Ningsih… dan barusan kamu…” ucapku.
“Sudahlah selama baik-baik saja -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - semua tidak akan terulang kembali Kak, lagian barusan aku bercanda… aku tanya tadi soal renovasi pabrik belum Kakak jawab juga” ucap Rini sambil berpindah duduk di sebelahku.
Sementara matahari semakin menurun hari ini dengan cahaya yang masuk diantara celah gorden ruang tamu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kontrakan ini, dan pikiranku semakin mengingat setiap kejadian yang sudah terjadi waktu itu dimana aku berada dalam setiap misteri yang berurusan dengan mahluk gaib itu.
“Sore ini di kampung bahan-bahan sudah mau turun Rin ke pabrik, kakak besok atau lusa baru bisa pulang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -sambil bareng dengan mobil sewaan dari sini… sebenarnya kesini kakak khawatir Rin nanti pas di renov bagian belakang pabrik aman tidak yah…” jawabku.
“Kenapa lagi tidak amannya Kak… amanlah lagian tujuannya baik… ingat kata almarhum Pak Kiai Haji jangan mengaminkan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - hal-hal yang belum terjadi nanti malah benar-benar terjadi apalagi hal buruk sih Kak…” ucap Rini.
“Teman Bapak rencananya setengah-setengah renovasi nanti, kakak tetap tidak mau produksi berhenti… ah sudahlah pikiran kakak saja ini yang aneh yah…” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil membuka minuman segar yang barusan Rini bawakan dan aku meminumnya sampai habis.
“Sudah-sudah nih dengerin aku Kak, aku janji nanti ambil cuti deh di sekolah bareng sama Riska datang ke pabrik kaya waktu itu, nah sekarang kan tidak akan lama kaya dulu palingan dua hari -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - di akhir pekan, lagian satu bulan lagi tahun baru juga…” ucap Rini mencoba menenangkan aku.
“Baik itu ide bagus…” jawabku, sambil melemparkan puntung rokok ke luar dan hal itu membuat mata Rini otomatis melotot kepadaku.
“Aku mau keluar… mau titip tidak… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - malam pulangnya tapi, kalau mau ke kosan Kakak kuncinya simpan disana…” ucap Rini sambil berdiri.
“Tiduran dulu disini… nanti Kakak malaman pulang macet juga jam segini lah…” jawabku sambil melepaskan sepatu dan langsung menjatuhkan badan di sopa yang sekarang aku tempati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tidak sih seharusnya tidak akan pernah terjadi lagi, alasan apapun itu…” ucapku, sambil melihat handphone yang ternyata Eka sudah mengirimi aku beberapa foto barang yang sudah di masukan ke dalam dus dan Eka pamit pulang.
“Makasih Ka aku tunggu di kampung halaman, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -janji seorang lelaki harus ditepati” ketikan pesanku yang aku kirim kepada Eka.
Tidak lama mata terpejam terdengar Rini pamit kepadaku dengan menutup semua gorden karena cahaya sore semakin mengeluarkan cahaya yang menjadi sebuah kewajibannya di kala cahaya siang berganti.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kasih dering handphone tuh kebiasaan, nanti Bi Tarmi telepon ngga ke angkat…” ucap Rini.
“Nih tolong…” ucapku sambil memberikan handphone ke Rini yang berada di atas perutku, bahkan tanpa membuka mataku lagi.
“Makanya sih punya cewe udah umur segini enggak ada yang merhatiin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - untung punya adiknya peduli…” ucap Rini sambil terdengar handphone di simpan di atas meja, dan aku langsung menutup telingaku dengan bantal sofa.
“Jangan, jangan terjadi lagi… dulu juga sudah cukup…” ucapku dalam hati, sementara mata sudah semakin terlelap, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - karena hari ini dari waktu subuh kedatanganku ke kota aku langsung membereskan kosan yang memiliki barang-barang tidak sedikit untuk nantinya aku bawa pulang ke rumah.
“Rini berisik sekali tetangga kontrakan kamu perempuan itu ketawanya ah malesin banget punya tetangga” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan mata yang masih terpejam, karena terganggu dengan suara ketawa seorang perempuan yang sangat jelas masuk ke dalam telingaku.

***

Terdengar olehku suara nada dering handphone berbunyi sangat keras sekali bahkan berkali-kali, namun tetap saja aku abaikan karena mata masih
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic belum bisa aku ajak untuk terbuka, sudah hampir tiga kali suara nada dering itu berbunyi barulah aku perlahan meraba di mana posisi handphone dengan mata yang masih mengantuk.
“Halo…” ucapku dengan suara yang lemas.
“Maaf Den kalau lagi istirahat bukannya tidak baik -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidur setelah waktu magrib… ada kabar Den” ucap Bi Tarmi namun suaranya tidak seperti biasanya, terdengar gugup sekali.
“Gimana Bi, sebentar aku bangun dulu” ucapku, yang langsung melihat ke arah jam yang menempel di dinding.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yang mau ukur-ukur pabrik tidak jadi ke halaman belakang tadi sore, dan bahan-bahan sesuai keinginan Aden belum ada keputusan” ucap Bi Tarmi.
“Lah kenapa bagian belakang tidak diukur Bi?” jawabku, mulai merasa ada hal yang tidak beres sedang terjadi di pabrik.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Katanya nunggu yang punya pabrik saja dulu, hanya itu yang Bibi dengar sisanya, yah keliatan aneh saja Den…” jawab Bi Tarmi, namun karena aku sangat mengenal dekat Bi Tarmi ada hal yang belum selesai Bi Tarmi ucapkan kepadaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Anu Den… tumben bahan-bahan busuk beberapa karung…” ucap Bi Tarmi yang aku yakin sedang kebingungan.
“Gimana tidak salah dengar aku beberapa karung maksudnya?” tanyaku yang mulai perlahan membenarkan perasaan dan pikiranku buruk aku pada Pabrik.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Nanti saja Aden kalau pulang Bibi jelaskan…” jawab Bi Tarmi semakin menunjukan dari nada ucapanya semakin menakutkan.
“Yasudah… Bibi pulang… malam ini juga aku pulang… nanti besok ketemu di Pabrik” ucapku, sambil menutup langsung telpon.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku langsung berdiri dan membuka pintu depan kontrakan Rini sementara hari sudah benar-benar gelap apalagi sebentar lagi adzan isya akan segera berkumandang, baru saja aku meyalakan satu batang rokok yang bungkus dan koreknya aku gengam sambil berdiri,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terlihatlah motor Rini masuk ke dalam gerbang bersama dua motor lainya yang aku kenal sebagai teman-temanya Rini.
Satu persatu teman-teman Rini yang mengenal aku sebagai kakaknya menyapaku dan aku persilahkan masuk ke dalam, kecuali Rini yang aku tarik tangannya setelah selesa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic melepaskan helm dari kepalanya.
“Kenapa… kok begitu mukanya…” ucap Rini sambil memberikan minuman kopi dingin kepadaku.
“Kakak mau pulang malam ini, penting… tolong besok sebisanya kamu ke kosan Kakak, pakai kunci cadangan sekalian kasih ke rumah Ibu Kosan… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sisa barang yang belum dibereskan tolong sekali cari dan bayar orang untuk bantu kamu yah, nomor mobil angkut nanti Kakak kirim dan alamat rumah kamu kasih… tolong sekali ini…” ucapku perlahan menjelaskan sambil perlahan kaki yang masih menggunakan kaos kaki,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku masukan ke dalam sepatu slip on punyaku.
“Pabrik yah Kak?” tanya Rini.
“Iyah Rin masa bahan-bahan yang umurnya masih lama sudah busuk lagi, mana ada pabrik nyimpen bahan busuk…” ucapku.
“Kok bisa yah Kak… atau…” jawab Rini perlahan sambil menatap mataku tajam.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudahlah jangan malah kemana-mana pikiran kamu” ucapku, padahal aku sendirilah semenjak telingaku mendengar kabar bagian belakang pabrik tidak bisa diukur sudah mengarah ke ucapan Rini barusan yang aku potong terlebih dahulu.
“Apalagi begitu Kak, yaudah besok aku saja yang urus-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kosan Kakak dan besoknya lagi aku pastikan beri kabar mobil pengangkut barang jalan ke alamat rumah, tapi ingat loh di jalanya hati-hati… kasih kabar Ibu dulu…” ucap Rini.
“Makasih banyak Rin, nanti Kakak ganti semuanya awal bulan yah, ambilkan kunci mobil di dalam Rin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sekalian bilang pamit sama teman-teman kamu…” ucapku.
Segera tanpa berlama-lama Rini masuk ke dalam kontrakanya apalagi di dalam sudah terdengar rami oleh beberapa orang teman Rini, terlihat Rini keluar sambil menempelkan handphone di telinganya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Nih kebetulan ada Putranya Ris… bicara saja langsung…” ucap Rini sambil memberikan handphonenya kepadaku.
“Ris gimana ini Putra…” ucapku.
“Begini Pak…” ucap Riska.
“Sebentar jangan kebiasaan panggil Pak belum bapak-bapak juga aku ini” ucapku memotong bicara Riska
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil bercanda agar tidak terlalu formal.
“Iyah Kak Putra, kebiasaan soalnya kan Kakak yang pakai jasa aku… palingan sebelum tahun baru Kak gimana, barang-barang hardware akhir tahun susah datang kalau online jadi aku harus belanja langsung…” ucap Riska.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Baik… 14 sampai 17 hari dari sekarang berarti yah…” jawabku yang mencoba mengerti keadaan di lapangan padahal aku ingin nya segera, apalagi renovasi minggu ini akan segera aku mulai.
“Nah betul Kak, palingan aku dua malam selesai apalagi Rini sambil ngajak main ke rumahnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - juga jadi aman instalasi aplikasi dan semuanya cukup…” jawab Riska dengan sangat hangat nada bicaranya.
“Oke kabar selanjutnya biasa ke Rini bisa atau ke aku saja bisa…” jawabku, sambil memberikan kembali handphone pada Rini.
Anehnya Rini malah tersenyum sangat manis melihat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku barusan bicara, setelah beberapa kali yang Rini ucapkan tentang rencana kepulangan nya nanti dengan Riska aku hanya menghisap saja rokok yang dari tadi sudah aku bakar.
“Aman…” tanyaku.
“Aman Kak… gih sana berangkat biar sampe jam rumah jam 11 paling malam, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - santai aja di jalanya…” ucap Rini.
Tadinya aku ingin bicarakan juga soal kejadian batalnya pengukuran di halaman belakang Pabrik sore ini pada Rini, namun aku mencoba menjernihkan pikiranku bahwa hal itu terjadi karena letak dan posisi bagian belakang pabrik saja yang susah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah aku injak puntung rokok dan Rini mencium tanganku sebagai Kakaknya, segera aku masuk ke dalam mobil dan setelah memastikan semuanya aman tidak ada yang tertinggal malam ini juga aku putuskan untuk pulang, karena tidak mau ada hal yang menghambat renovasi pabrik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang pertama kali setelah puluhan tahun lamanya berdiri.
“Hati-hati” ucap Rini yang terlihat dari gerakan mulutnya ketika terkena sorotan lampu mobil city car aku ini.
Di sepanjang perjalan keluar dari kota dengan segala kemacetannya malam ini, aku hanya menghabiskan rokok
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kembali dengan hanya ditemani radio kota yang memutar lagu-lagu terbaru saja, dan tidak jarang mulutku mengikuti lirik yang aku dengar, walaupun hal itu tidak membuat kecemasan pada bagaimana keadaan pabrik yang baru saja satu hari aku tinggalkan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Namun hal lain yang membuatku tenang sudah mendapat kepastian jadwal dari Riska untuk menambah ruang penyimpanan dalam aplikasi yang digunakan selama ini di pabrik semenjak tahun 2014 akhir itu.
Baru saja keluar dari kemacetan kota dengan menghabiskan beberapa menit di jalan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terlihat di handphone ku sudah ada panggilan masuk dari Bi Tarmi kembali, yang memang sejak beberapa tahun kebelakang menjadi kesalahanku hanya mengajarkan Bi Tarmi untuk menggunakan handphone untuk telepon tidak untuk bisa sekedar mengirim pesan, apalagi mengingat umur Bi Tarmi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den… jadi pulang, sepertinya Bibi tidak jadi pulang… bahan-bahan malah banyak belatung yang keluar dari isi karung…” ucap Bi Tarmi dengan masih terdengar tidak tenang sekali dari nada bicaranya.
“Lah kok bisa Bi… jadi ini di jalan jam 11 lebih aku langsung ke pabrik saja -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Bibi tolong bereskan dan kondisikan yah sama Mang Toha…” jawabku yang sebenarnya sangat kaget.
“Mang Deden, Jajang, Agus dan juga Bagus ada semua Den ini lagi pada bersihin dulu…” jawab Bi Tarmi.
“Yasudah apalagi begitu… sudah yah Bi aku tanggung ini lagi nyetir…” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang langsung menutup telepon.
“Kalau semua pekerja bantu berarti bukan sedikit bahan produksi yang busuk, kemungkinan dari kedelai, tapi kenapa bisa seperti itu” ucapku sambil menambah kecepatan laju mobil, apalagi sekarang aku sudah masuk jalan utama lintas kota.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sepanjang jalan aku berharap, melewati jalanan yang memiliki cerita rawan kecelakaan setidaknya ada empat titik dengan cerita melegenda, yang membuatku harus sedikit menginjak gas mobil dan lebih serius menyetir, apalagi pikiranku sekarang dalam sebuah kebingungan yang tentunya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dasar logika pemikiranku tidak serta merta bisa menerima kabar dari pabrik, anehnya Ibu, Bapak dan Bi Imah sama sekali tidak memberikan kabar, namun aku yakin Mang Toha bisa mengatasi hal sepele ini. Setelah hampir dua jam lebih mobil yang aku kendarai melaju dan tidak terasa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic juga minuman kopi dingin dari Rini mulai habis, aku hanya berfokus menyetir dengan berusaha mengesampingkan kecemasan semataku saja.
Namun dari tidak berbunyinya lagi suara nada dering handphone yang sambil aku chager dari tadi di dalam mobil, bisa sedikit membuat rasa tenang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic datang menghampiriku saat ini.
“Harusnya perkataan Eka di kosan siang tadi tidak membuatku seperti ini… penyebabnya kembali juga tidak ada sudah lama ini waktunya…” ucapku yang tidak terasa setelah 4 jam perjalanan karena macet di dalam kota membuatku baru masuk ke kabupaten
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di mana kampungku berada, apalagi perlu setengah jam lagi dari sini untuk menuju ujung kecamatan, beruntungnya jalanan jika malam hari mulai sepi, andai kata di siang hari apalagi sore pasti memakan waktu yang semakin lama.
“Rokok iyah sudah habis” ucapku, sambil menepi ketika
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic melihat satu-satunya warung di kampung ini yang buka sampai jam 2 dini hari.
“Pak… biasa satu slop saja…” ucapku.
“Eh Nak Putra, sepertinya sudah dari jauh yah tumben jam segini…” jawab Pak Edi, sambil mengambil rokok yang biasa aku beli.
“Biasa Pak Edi…” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Di pasar kota tahu Nak Putra ini semakin terkenal, Ibu suka bilang selalu habis, ya kita orang sini bisa beli langsung ke pabriknya…” ucap Pak Edi.
“Alhamdulillah Pak… sama ah tahu yang lain juga enak rasanya, lagian tidak semua pasar kota bisa aku penuhi tiap hari, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kan masih banyak pabrik yang lain juga… yah kecuali pasar kecamatan saja…” jawabku, sambil memberikan uang dan menerima plastik berisi satu slop rokok.
“Ah suka merendah begitu, orang semenjak di tangan Nak Putra juga tahu kali Nak Putra, pasar kota sudah ramai Tahu dari -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kampung sini namanya jadi ikut ke angkat alhamdulillah…” ucap Pak Edi sambil memberikan kembalian.
Setelah selesai menerima kembalian, aku pamit pada Pak Edi dan warga kampung sini hampir semuanya memandang aku dan keluargaku semakin terpandang apalagi aku membenarkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semua perkataan Pak Edi dengan apa yang aku alami tentunya semenjak lulus kuliah mengambil alih usaha milik bapak, tepatnya usaha turun temurun ini.
Ketika aku berjalan semakin dekat ke arah mobil, dan baru saja membuka kembali pintu bagian kemudi, Terlihat cahaya handphoneku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menyala dan nada dering dari Ibu masuk.
“Bu… ini sudah masuk kampung aku…” jawabku, setelah aku angkat telpon dari Ibu.
“Cepet ke pabrik katanya ada masalah Ibu baru lihat handphone ini Put” jawab Ibu dengan cemas.
“Bapak masih bangun Bu…” tanyaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah tidur, makanya Ibu tahu baca pesan dari Rini tadi kamu pulang… cepat yah ke pabrik…” ucap Ibu semakin cemas sekali.
“Ibu tidur jangan tunggu aku pulang yah kasian Ibu…” jawabku perlahan.
Otomatis membuatku harus segera dengan cepat menuju pabrik apalagi sudah semakin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dekat dan rasa penasaranku tentunya semakin hadir malam ini tentang apa yang sebenarnya terjadi, memasuki kembali jalan belakang kampung yang memang dari dulu Kakek aku Apih yang membukanya membuatku tidak lama sudah melihat gerbang pabrik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan lampu menyala Pabrik yang jauh lebih terang dari sebelumnya.
Baru saja mobil yang aku kendarai masuk ke halaman pabrik, Bi Tarmi sudah berdiri didepan pintu pabrik yang menuju ruangan penyimpanan bahan-bahan, segera dengan cepat setelah mengambil handphone
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan menyobek bungkus plastik rokok dengan langkah yang sangat cepat aku menemui Bi Tarmi.
“Maaf Bi aku baru sampai…” ucapku, sambil memberikan salam.
“Bau Den jangan dulu masuk, barusan habis di pel sama Bi Cucu dan Teh Lisa…” jawab Bi Tarmi sambil menerima salamku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yasudah ayo ke belakang sekalian panggil Mang Toha” ucapku.
“Iyah Bibi sekalian seduhkan kopi dulu yah, pasti capek Aden ini kasihan…” jawab Bi Tarmi.
Aku langsung memaksakan masuk satu langkah ke dalam ruangan penyimpan barang-barang dan benar saja baru beberapa detik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bau bangkai aku cium dan membuatku sangat mual sekali, apalagi malam ini angin yang aku rasakan bisa membawa bau itu semakin dekat dengan dua lubang hidungku ini.
“Apa bau belatung seperti ini” ucapku, sambil kembali mundur dan perlahan melihat stock bahan-bahan yang berkurang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bukan hanya sedikit dan hampir setengahnya.
“Tidak mungkin sebanyak itu…” ucapku sambil menggelengkan kepala, seolah tidak percaya dengan apa yang aku lihat, karena stok bahan yang seharusnya tersedia untuk beberapa minggu kedepan setengahnya sudah tidak ada.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera dengan cepat aku memasuki pabrik semua pekerja sedang menjalankan tugasnya masing-masing apalagi tidak akan lama sudah mulai menyiapkan pengiriman hari ini yang tinggal menghitung jam, sapaan dan senyuman yang diberikan pekerja yang sudah lama dan beberapa pekerja baru
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tentunya membuat aku sedikit senang, namun tidak membuat aku tenang.
Dari kejauhan Mang Toha sudah berdiri dari duduknya di halaman belakang ketika melihatku berjalan ke arahnya, dan langsung melambaikan tanganya berkali-kali.
“Mang… gimana…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tuh Den… hampir 15 karung lihat saja sengaja amang simpan satu karung sisanya diolah dulu di kobakan biar tidak menjadi limbah ke sungai” ucap Mang Toha sambil berjalan ke arah satu karung yang sudah berdiri di dekat tiang.
“Kok bisa sebesar ini yah Mang, setauku biasanya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - seukuran beras masa ini bisa dua kali lipatnya sih mana bau juga…” ucapku sangat heran.
“Makanya amang tidak buang semua Den… takutnya buat bukti ke Haji Roy…” ucap Mang Toha sambil menutup kembali karung yang sudah terbuka dari tadi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku duduk di teras di sebelah Mang Toha menghadap kobakan dan pohon jati yang berdiri semakin tinggi dan besar, sambil membuka bungkus rokok dan langsung menyalakan korek api, dan masih tidak percaya dengan belatung yang barusan aku lihat.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Anehnya Den, tanya deh sama Bi Tarmi tuh kebetulan kesini, kata Deden ada perempuan masuk ke ruangan penyimpanan bahan…” ucap Mang Toha.
“Ini Den… kopinya sama Mang Toha juga…” sahut Bi Tarmi.
“Bibi saja jelaskan sama Den Putra, amang takunya keliru…” ucap Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perlahan dan langsung minum sedikit kopi panas.
“Percaya tidak percaya sih Bibi juga, tapi Mang Deden wajahnya langsung pucat Mang… tidak bohong ketika bicara sama Bibi, malah baru pertama melihat wajahnya pucat seperti itu…” jawab Bi Tarmi dengan wajah yang seolah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tidak percaya setelah apa yang dilihatnya.
Aku hanya menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan, apalagi perjalanan pulang lumayan menguras tenagaku dan membuatku sangat lelah.
“Nah Den… perempuan yang Mang Deden lihat itu jalanya pelan, namun ketika masuk -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ke ruangan bahan-bahan tidak keluar lagi, Mang Deden nyangkanya itu Teh Evi karena perawakannya tinggi kecil… namun setelah Mang Deden tunggu beberapa menit tidak kembali, dan memastikan Mang Deden masuk ke ruang pembungkusan, semakin kaget melihat Teh Evi -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sedang bekerja seperti biasanya…” ucap Bi Tarmi menjelaskan perlahan.
“Mang Deden mana sekarang Bi?” tanyaku perlahan setelah beberapa kali hembusan asap rokok keluar dari mulutku.
“Pulang Den Putra, amang suruh pulang takutnya celaka, setelah bantu-bantu mengeluarkan karung-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - itu suruh amang istirahat saja… tidak tega liatnya…” sahut Mang Toha.
Aku melihat dari raut wajah Mang Toha dan Bi Tarmi malam ini di depan dan di sebelahku seperti memikirkan hal yang sama dengan apa yang aku pikirkan atas kejadian aneh ini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic namun aku tidak berani berbicara hal itu.
“Kemungkinan barang dari Haji Roy jelek kecil, dan kemungkinan tempat penyimpanan di tempat kita juga tidak mungkin menyebabkan banyak belatung begitu di dalam karung kedelai Mang…” ucapku perlahan.
“Bukan itu saja Den… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - beberapa belatung meninggalkan bau busuk sekali yang menyengat makanya Bibi suruh buang saja dari pada mempengaruhi ke pembuatan nantinya…” ucap Bi Tarmi.
“Mang urus sampai semuanya selesai, pagi aku kesini… kasihan Ibu di rumah sudah menunggu aku…” ucapku sambil berdiri dan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hanya satu kali meminum kopi yang sebelumnya Bi Tarmi antarkan, dan menyuruh Bi Tarmi pulang bareng dengan Mang Abi sekalian berangkat mengirim Tahu.
Setelah Mang Toha dan Bi Tarmi hanya mengangguk saja, aku kembali berjalan ke arah dimana ruangan penyimpan bahan-bahan itu berada
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan langkah yang cukup cepat.
Di rasa bau busuknya sudah sedikit menghilang, apalagi pintu sengaja dibuka agar angin dengan mudah masuk, perlahan aku masuk sambil menahan sedikit bau yang masih menyengat.
“Bukan, bukan karena bahan jelek dari Haji Roy…” ucapku sambil memegang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic satu per satu-satu karung yang masih tertumpuk rapih.
Beberapa menit aku masih berjalan dan mencoba memperhatikan apa yang menjadi penyebab utamanya hal ini bisa terjadi apalagi bukan sedikit dan cukup banyak sekali bahan-bahan yang harus di buang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bukan lagi soal kerugian pabrik yang aku pikirkan, namun kejadian di dalam pikiranku sendiri yang menjadi ketakutan jika benar-benar terjadi kedepannya.
“Baru dateng lagi Mang Abi…” ucapku, sambil berjalan keluar karena mendengar suara mobil masuk ke halaman pabrik.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah melihat jam di handphone benar saja sudah jam dua belas lebih malam ini dan memang jadwal Mang Abi sudah harus memarkirkan mobil di dekat ruang pembungkusan.
“Lah kenapa Mang Abi tidak melihat aku” ucapku, setelah melambaikan tangan beberapa kali ke arah Mang Abi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku berjalan ke arah di mana mobil terparkir dan langsung masuk ke dalam mobil untuk segera memarkirkan mobil, setelah lampu mobil menyala diikuti juga dengan mesin yang menyala otomatis cahaya menyorot dengan jelas ke bangunan pabrik yang tidak lama lagi akan berubah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ah sudah… lelah mungkin aku ini” ucapku, sambil menginjak gas perlahan dan mobil mundur, namun dari spion kiri aku melihat perempuan yang sedang berjalan di depan gerbang pabrik begitu saja.
“Siapa…” ucapku, sambil cepat membuka jendela kanan dan mengeluarkan sedikit kepalaku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berbalik ke belakang.
“Warga… tapi ngapain sendirian jam segini…” ucapku dalam hati.
Tidak lama setelah mobil keluar dari dalam pabrik segera aku menuju rumah dengan bekal semua perasaan aneh yang aku rasakan malam ini, dan harus menjelaskan semuanya secara sederhana ke Ibu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic agar tetap percaya bahwa keadaan baik-baik saja.
“Tid… tid…”
Aku berusaha menenangkan diriku ini apalagi sekarang sudah didepan rumah, menunggu Bi Imah membuka gerbang.
“Tid..”
Terlihat malah dari dalam Ibu yang berjalan keluar dari pintu rumah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil di tangannya membawa tumpukan kunci.
“Tumben” ucapku.
Ibu hanya mengelengkan kepalanya saja yang aku lihat jelas, apalagi sorotan lampu mobil tepat sekali ke hadapan ibu, setelah gerbang perlahan Ibu buka, segera aku masukan mobil ke dalam grasi yang memang tidak memiliki
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pintu besebelahan dengan dua mobil lainya yang ada di rumah ini.
“Put gimana…” ucap Ibu sangat khawatir.
“Bi Imah mana, kenapa malah Ibu yang buka gerbang…” ucapku sambil berjalan mengikuti langkah Ibu masuk ke dalam rumah.
“Sengaja Ibu suruh tidur, kasihan tadi sore -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sama Mang Ujang udah bersihin rumput belakang…” ucap Ibu.
“Aman sudah tidak ada apa-apa Bu, kasian sudah malam gih Ibu tidur lagi…” ucapku sambil terus berjalan menuju kamar.
“Aman gimana ada masalah apa emang di Pabrik, sore tadi juga temanya Bapak kembali kesini -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - katanya sisa bagian belakang yang belum diukur…” ucap Ibu yang tetap mengikuti langkahku masuk ke dalam kamar.
“Itu ada yang jelek saja beberapa karung bahan kedelai Bu, tapi sudah bisa Putra atasi…” ucapku sambil duduk diatas kasur di ikuti juga hal sama oleh Ibu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah dua hari lebih selalu tidak enak hati Put, kepikiran pabrik padahal harusnya biasa saja apalagi rencana bertahun-tahun bakalan terwujud sebentar lagi soal renovasi… apalagi sejak kamu pergi beres-beres kosan…” ucap Ibu sambil menatap ke arahku dengan cemas.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah semuanya terkendali Bu, besok atau lusa kalau teman bapak datang lagi di dampingi Putra juga pasti selesai… apa yang Ibu pikirkan…” tanyaku sambil memegang tangan Ibu.
Ibu hanya menggelengkan kepalanya saja dari tatapan dan gestur badanya aku paham ada sesuatu yang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic belum bisa Ibu sampaikan tentang rasa khawatir berlebih yang Ibu rasakan saat ini.
“Semoga tidak ah, lagian sudah lama juga, tidak mungkin juga…” ucap Ibu sambil berdiri dan kemudian berjalan keluar kamarku begitu saja.
“Iyah Bu semoga…” jawabku pelan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Aku paham yang Ibu khawatirkan sekarang ternyata sama denganku…” ucapku dalam hati, langsung menjatuhkan badan di atas kasur.
Sambil melihat handphone terlihat kedip-kedip dari lampu notifikasi yang biasanya ada pesan masuk.
“Heh sudah nakal yah… malu aku sama -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - temen-temen di tanyain siapa cewe yang di bawa Kakak ke kontrakan aku pas aku lagi pergi, mana rambutnya pada jatuh lagi di bantal sofa banyak, jadinya teman-teman aku mikir kemana-mana Kak… lagian nggak bilang!”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bahkan aku membaca pesan masuk dari Rini berkali-kali apalagi aku baru paham maksudnya.
“Baru sampai rumah, langsung ke pabrik barusan, enggak usah ngada-ngada lah kan tahu kakak juga tidur, aneh-aneh saja”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Dan langsung aku kirim pesan itu, walaupun pesan masuk dari Rini sebelum hari berganti, dan untuk memastikan aku baca lagi pesan itu secara perlahan.
“Tapi memang aku dengar sih suara ketawa perempuan itu sore pas tidur di kontrakan Rini…” ucapku perlahan dan kembali
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mengingat kejadian sore itu ketika tertidur, dan perlahan rasa ketakutan yang saling berkaitan dari semua kejadian hari ini menghampiriku tanpa kompromi apalagi keadaanku mendukung dengan lelah yang sekarang sedang aku rasakan.

***

“Den… ini kopinya…” ucap Mang Ujang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil berjalan dari dapur menuju teras belakang dimana aku sedang duduk setelah mengambil rokok di dalam mobil yang semalam tidak aku bawa dari mobil.
“Makasih Mang… tuh Bapak Den, barusan nanyain sama akan kan…” ucap Mang Ujang sambil duduk di sebelahku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara luka kering di bagian tangan nya masih saja membuatku kadang tidak percaya,kejadian tahun itu meninggalkan bekas di badan Mang Ujang sampai sekarang.
“Put sore ini sudah jangan kemana-mana, malu Bapak ini kemarin teman Bapak masa ngukur saja harus dua hari sih, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -yang rugikan kamu nanti bayarnya…” ucap Bapak sambil duduk di sebelahku, sementara Mang Ujang langsung berpindah tempat.
“Malu itu kalau gratis sama minta potongan harga, ini kan profesional Pak… sudah Bapak terima kabar saja beres hari ini juga, bahan-bahan ketahan di toko -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bagunan si Koko di kota dari pagi sudah minta kepastian barang kapan mau diantar…” ucapku, yang perlahan sudah bisa berdamai dengan Bapak walaupun memerlukan waktu yang tidak sebentar.
“Sebentar lagi tahun baru, pengenya Bapak semua beres empat atau lima bulan…” ucap Bapak
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil membakar rokok kreteknya.
“Kelamaan, sistemnya pabrik tetap harus beroperasi, pagi sampai sore bareng sama renovasi setengah-setengah, semua sudah ada dalam rencana, Pak Karto juga sudah sanggup dengan harganya…” ucapku.
“Tapi Den nanti produksi kotor kalau begitu…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sahut Mang Ujang.
“Tidak akan sudah ada rencana…” jawabku.
“Syukurlah puluhan tahun bagunan itu akhirnya akan berubah setelah empat pemegang yang mengurusnya… kakek bapak dulu, sampai Apih kakek kamu Put, ke bapak dan sekarang barulah di tangan kamu, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - semoga bisa mengakhiri semuanya juga…” ucap Bapak perlahan.
“Memangnya apa Pak yang belum berakhir…” tanyaku.
Bapak kemudian berdiri dan masuk dengan jalan yang harus dibantu oleh tongkat karena keadaanya sudah tidak seperti dulu lagi, padahal umurnya belum terlalu tua sekali
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Amang paham maksud ucapan Bapak barusan” ucapku.
Mang Ujang hanya mengelengkan kepala saja, apalagi tiba-tiba terdengar teriakan kencang Bi Imah dari halaman belakang sangat kecang memanggil Mang Ujang, untuk membereskan pekerjaan kemarin yang belum selsai.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Soal kejadian semalam berarti Bapak belum mengetahuinya…” ucapku perlahan sambil mematikan rokok, dan berjalan perlahan menuju garasi di mana motor trail yang biasa aku gunakan terparkir.
“Put…” ucap Ibu sambil berjalan buru-buru sambil keluar dari pintu depan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kenapa Bu, ini Putra mau ke pabrik dulu…” jawabku.
Sementara mesin motor sudah menyala karena sengaja aku panaskan sebelum aku gunakan.
“Kalau barang dari Haji Roy jelek rasanya tidak mungkin, sebelum kamu lahir bahkan semenjak di tangan Apih juga tidak pernah kejadian -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - seperti itu…” ucap Ibu perlahan.
“Iyah Putra awalnya berpikir sama dengan Ibu, tapikan namanya juga kedelai tidak selamanya bagus… nanti siang dikit Putra hubungi Haji Roy… sudah jangan jadi pikiran lagian tidak banyak Bu yang jeleknya juga” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Padahal aku berbohong, agar Ibu tidak terlalu memikirkan hal-hal yang sebenarnya penuh dengan keanehan.
“Tidak boleh sampe Bapak dan Ibu tahu” ucapku dalam hati.
“Iyah makanya Ibu juga tidak bilang sama Bapak, awas ingat sebentar lagi gajian, udah kamu siapkan…” ucap Ibu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Nah iya mendingan begitu Bu, takutnya malah jadi pikiran… Putra hanya ingin Ibu dan Bapak menikmati hari tua dengan tenang… soal gajian pekerja aman Bu…” jawabku, padahal kenyataanya baru hari ini aku aku hitung semuanya, karena tinggal belasan hari lagi bulan akan habis dan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tahun akan berganti.
Dirasa cukup memanaskan mesin motor, aku segera pamit kepada Ibu pagi ini, apalagi matahari mulai meninggi, setelah memastikan rokok dan charger handphone berada di saku celanaku, segeralah aku pamit pada Ibu, ada sedikit ketenangan yang aku rasakan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic wajahnya jauh berbeda dengan semalam ketika bicara denganku di kamar.
“Tenang Bu, semuanya akan baik-baik saja…” ucapku.
Setelah beberapa tahun ke belakang aku yang mengurus Pabrik tidak jarang membuat warga kampung ini jika berpapasan denganku di jalan selalu menyapaku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan cara menyalakan klakson atau hanya dengan menganggukan kepalanya dan hal itu memberikan sesuatu hal perubahan besar di keluargaku, karena dulu yang aku tahu dari jaman Bapak, Bapak terkesan menjaga jarak dengan warga kampung ini berkaitan sebelum pabrik kondisinya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic seperti sekarang, walaupun tidak gampang perlu satu sampai dua tahun lamanya.
Sesampainya di pabrik pagi ini, hanya Mang Toha saja yang sudah terlihat di ruangan penyimpanan bahan-bahan, sementara pekerja yang lainya akan datang setelah waktu shalat dzuhur,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi bagian pengemasan biasanya malam hari baru mulai bekerja, dan hal itulah yang mendukung semua rencana renovasi yang sudah disepakati juga oleh Pak Karto.
“Den…” teriak Mang Toha
Segera aku berjalan menuju ruangan penyimpanan setelah memarkirkan motor di tempat biasa.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lancar semalam Mang Abi kirim barangnya Mang?” tanyaku.
“Lancar semua catatan sudah ada di dalam, Mang Deden paling sebentar lagi datang…” jawab Mang Toha.
“Saran Amang dari pada isi lagi karung bahan mending tunggu ini saja, tapi Aden sudah bayar duluan ke Haji Roy, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -takutnya kejadian seperti kemarin malam Den… gimana” ucap Mang Toha, sambil mengangkat bahan yang akan di godoknya pagi ini ke atas lori.
“Benar juga tidak ada salahnya itu Mang, nanti habis rekap catatan kemarin aku usahakan seperti itu, sambil kirim catatan ke belakang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nanti ini cukup untuk berapa hari kedepan yah Mang…” ucapku, malah aku tidak menyangka Mang Toha punya pemikiran itu.
“Siap Den… sayang soalnya pasti rugi semalam cukup besar Den… hampir setengahnya…” jawab Mang Toha.
“Sama satu lagi, bilang kayu sore ini Amang bayar dulu,-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tapi untuk bulan depan jangan dulu dikirim langsung sedikit-sedikit saja, nanti susah parkir mobil, bahan-bahan bangunan beberapa hari lagi sampai disini Mang” ucapku.
Setelah Mang Toha mengerti, barulah aku berjalan melalui samping bagunan tua pabrik ini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil tanganku menyentuh tembok dan terus berjalan juga memperhatikan tanaman Ibu yang sekarang dirawat oleh Bi Tarmi karena semenjak kejadian di pabrik tahun itu Ibu sudah jarang sekali datang ke Pabrik begitu juga dengan Bapak dan Mang Ujang.
“Semoga lancar semuanya Pih… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - biar umur Pabrik semakin panjang lagi…” ucapku, walaupun tidak tahu kenapa bulu di lengan dan di pundak berdiri begitu saja.
“Aneh…” ucapku.
Sesampainya di teras belakang, aku langsung melepas sandal dan duduk seperti biasanya, benar saja segala kertas catatan sudah disiapkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic oleh Mang Toha untuk segera aku rekap dalam catatan harianku, yang masih menggunakan cara jaman dulu hanya di tulis manual di buku yang sebentar lagi akan habis, bahkan sudah tidak terhitung buku-buku catatan pabrik yang menumpuk di kamarku saat ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Baru saja aku membaca semua nota-nota terlihat Mang Deden sudah berteriak memanggil namaku di dalam dan aku hanya membalasnya dengan lambaian tangan dan melanjutkan pekerjaanku pagi ini.
“Bagus semakin bertambah pengiriman dan semakin banyak juga warung-warung yang ingin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dikirim Tahu…” ucapku.
“Den ini kopinya…” ucap Mang Toha.
“Eh buat Amang saja aku sudah Mang di rumah…” jawabku, sambil kembali menulis pemasukan.
“Padahal Aden pakai saja komputer itu Den, Amang sekedar masukin angka-angka bahan, sama produksian, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kasian tulis tangan begitu…” ucap Mang Toha, sambil memberikan kresek hitam berisikan uang kepadaku.
“Udah di hitung Mang… sama dengan ini…” ucapku memperlihatkan angka di dalam catatan buku.
“Sudah Den aman…” jawab Mang Toha sambil menyalakan rokok.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Riska nanti akhir bulan datang kesini… sekarang paksakan dulu saja sekalian di perbaharui semuanya, biar semakin nyaman Amang kalau rekap data, aku perlu semuanya di simpan disitu dan di buku ini buat catatan saja kalau Bapak dan Ibu tanya perkembangan” ucapku menjelaskan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Aduh perlu biaya lagi itu Den… Amang juga belum bilang sama Ibu kejadian belatung semalam kok Den takut salah…” jawab Mang Toha.
“Sekalian Mang lagian emang sudah seharusnya diperbaharui, iyah Mang apa-apa pokoknya bilang dulu ke aku yah, maklum sudah tua Ibu dan Bapak -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kasihan…” jawabku.
“Iyah Amang paham Den… kalau udah semuanya, Amang masukin ke aplikasi Den…” ucap Mang Toha.
Segera aku kasih semuanya data ke Mang Toha yang biasanya malam nanti aku bawa ke rumah setelah masuk ke data di Pabrik, sementara meja komputer menghadap ke arah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tumpukan kayu dan tungku pembakaran, yang sengaja aku menyimpanya di sana agar Mang Toha masih bisa melihat produksi pabrik dengan jelas.
“Rugi sih kejadian malam kemarin…” ucapku menggelengkan kepala dan melihat ke buku catatan dengan nominal
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karung kedelai yang terbuang begitu saja.
“Huh… ada-ada saja…” ucapku, sambil berdiri dan kembali memakai sandal.
“Bagian mana sih yang kemarin susah di ukur perasaan bisa-bisa saja” ucapku.
Kemudian aku berjalan ke arah kobakan besar dan pembuangan limbah yang berguna
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menyaring air limbah bekas produksi sebelum disalurkan dan di buang ke sungai dalam keadaan bersih, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pabrik dan semakin mendukung karena keadaan sungai di bawah tanah pabrik ini berdiri, walaupun perlu 10-15 menit berjalan ke tepian sungai
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mengikuti pipa pembuangan.
Sekarang aku sudah berdiri di antara pohon-pohon jati yang besar dan beberapa pohon-pohon di belakangnya.
“Oh pasti yang susah dari sana Pak Kato ini…” ucapku, kemudian mengeluarkan handphone lalu mengambil gambar yang di rasa mempunyai tingkat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kesulitan ketika diukur sore nanti.
Hanya bagian samping bagunan penyimpanan kayu saja yang memang ada tiga pohon yang tidak terlalu besar, padahal pikirku pohon itu bisa dilalui oleh meteran dengan mudah, dan jika menghalangi bisa di tebang nantinya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic begitu juga pohon jati ini yang pasti akan aku tebang untuk di gunakan menganti beberapa kayu yang semakin tua umurnya yang sudah menempel di bagunan pabrik.
“Gampang ah sudah…” ucapku
Terlihat di jam yang menempel di dekat meja komputer sudah jam 10 pagi ini, segera aku pamit
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kepada Mang Toha untuk kembali ke rumah dan tidak lupa berpesan soal rencana sore akan pengukuran bagunan kembali, walaupun Mang Toha menjelaskan keanehan bagian belakang ketika beberapa anak buah Pak Karto kemarin mengukurnya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan hal itu sama dengan solusi yang sudah aku dapatkan.
“Padahal sudah ketebak bahan-bahanya tinggal ukuran saja, takutnya kurang” ucapku.
“Iyah Den, antisipasi lebih baik…” jawab Mang Toha yang kembali melihat ke arah monitor komputer.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah dirasa cukup aku tidak berjalan masuk ke dalam pabrik, melainkan kembali ke jalan samping jalan yang sama ketika datang, sementara matahari sudah benar-benar meninggi dan sudah terlihat juga Bagus dan Agus membantu Mang Deden yang anehnya sudah datang mungkin diberi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kabar oleh Mang Toha.
“Tidak terasa 4 tahun yang lalu jauh berbeda dengan sekarang, setelah ada masalah yang besar itu dan membawaku pada kondisi sekarang” ucapku sambil duduk di atas motor, dan melilitkan plastik berisi uang ke stang motor yang menjadi kebiasaanku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Baru saja aku memundurkan motor, terdengar suara telpon masuk ke handphone, segera aku melihatnya dengan cepat.
“Tumben Ibu” ucapku, sambil menerima panggilan masuk dari Ibu.
“Itu Pak Karto sekarang mau ke pabrik…” ucap Ibu.
“Lah kata Bapak sore Bu” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Takut kejadian aneh lagi, memang kemarin ada kejadian apa sih kok Ibu tidak tahu…” ucap Ibu.
Seketika aku berpikir kejadian sore kemarin ketika Bi Tarmi dan Mang Toha cerita.
“Emang ada kejadian apa Bu?” jawabku, pura-pura tidak mengerti apa yang Ibu ucapkan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lah gimana ini, Pak Karto suruh tanya ke kamu Put, malah kamunya yang engga tahu lagi…” jawab Ibu.
“Sudah Ibu tenang mungkin kejadian susah ngukur saja Bu bagian belakang, nanti Putra yang urus” ucapku.
“Yasudah untung barusan Bapak lagi istirahat dan nggak denger takutnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - malah jadi kepikiran kasihan” ucap Ibu yang langsung menutup panggilan.
Aku langsung kembali memajukan motor, dan benar saja baru aku turun dari motor, mobil yang aku kenal milik Pak Karto sudah masuk ke halaman pabrik, setelah berhenti di tempat parkir barulah keluar Pak Karto
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan satu orang pekerjanya.
Di bawah terik sinar matahari yang semakin meninggi, berjalanlah laki-laki tua yang mungkin umurnya seusia dengan Bapak, berjalan menghampiri dimana aku sedang berdiri, sementara pekerja Pak Karto berjalan di belakangnya dengan membawa kotak plastik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang tidak aku ketahui isinya apa.
“Putra… aduh saya harus sekali yang turun ini…” ucap Pak Karto sambil menjulurkan tanganya.
“Kemarin saya di luar kota Pak, tidak tahu apa yang terjadi, mohon maaf sekali” jawabku menerima salam dari Pak Karto.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Katanya bagian belakang mau ukur pas deket sama waktu magrib malah melihat yang tidak-tidak disini… benarkan Wahyu…” jawab Pak Karto, sambil menepuk pundak pekerjanya.
“Iyah Pak bukan aku sendiri yang ngeliatnya juga… makanya langsung bubar saja…” ucap Wahyu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku perhatikan jawaban dari Wahyu benar-benar berkata jujur, apalagi sambil menunjuk ke bagian belakang pabrik yang memang belum lama sudah aku lihat pagi tadi.
“Jadi yang susah ngukurnya, atau kenapa Pak?” ucapku.
“Kata Wahyu pas ngukur dari arah kebun yang ke sungai lihat -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - perempuan jalan begitu, anehnya jalanya perempuan itu, malah ke arah dimana Wahyu dan teman-temanya” jawab Pak Karto, sambil menggelengkan kepalanya.
“Yasudah sekarang ukur saja Pak, lagian mumpung siang, lalu bahan-bahan malam sekarang palingan di cicil datang juga” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Wahyu dan Pak Karto langsung berjalan ke arah belakang Pabrik melalui samping yang sama sekali jarang terlewati orang selama berdirinya pabrik.
“Apa benar Putra… sudah selesai soal kejadian tahun itu” bisik Pak Karto.
“Sudah Pak aman…” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Pak Karta hanya menepuk pundakku berkali-kali sementara pikiranku sedang memikirkan semua ucapan Pak Karta atas penjelasan pekerjanya sore kemarin dan benar-benar membuatku dipaksa harus percaya dengan apa yang dilihat Wahyu.
“Tidak seharusnya tidak dan bukan karena itu juga…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku dalam hati mengarah pada satu nama yaitu Ningsih.
“Nah disini Pak…” ucap Wahyu.
“Sudah saya tunggu sekarang gih ukur dulu…” jawab Pak Karto.
Memang jika melihat pengalaman dan jam terbang Pak Karto tentunya bukan sembarang orang di dunia pekerjaanya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan hal itu juga yang menjadi pertimbangan aku dan keluarga menyerahkan kepercayaan kepada Pak Karto, dan bahkan khawatiranku tadi pagi berada di belakang sana dekat pohon jati salah tentunya, kesulitannya jelas bukan teknis masalah pekerjaan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Pak Karto kemudian membicarakan rencananya yang sudah matang gimana nantinya setelah bahan-bahan datang semuanya di bawah pohon yang kemungkinan nantinya akan aku tebang. Semua rencana Pak Karto bahkan aku langsung menyetujuinya apalagi banyak ide-ide dari kepala Pak Karto agar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mempercepat proses renovasi.
“Adem ini pohon Put apalagi siang begini… nanti saja tebangnya biar nanti bisa dipakai pekerja Bapak buat istirahat pas ngerjain samping sini” ucap Pak Karto.
“Boleh Pak gimana baiknya saja” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku tetap saja memperhatikan bagaimana Wahyu bekerja dan benar-benar mudah sekali untuk mengukur bagian belakang pabrik, tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya.
Pak Karto kemudian melambaikan kode dari tanganya ke arah Wahyu dan langsung dijawab juga oleh lambaian tangan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Wahyu.
“Tuhkan cepet harusnya kemarin sudah selesai ini” ucap Pak Karto.
“Iyah aneh, benar berarti yang di lihat Wahyu kemarin” ucapku dalam hati.
Hampir setengah jam dan matahari benar-benar sejajar lurus dengan kepalaku dan Pak Karto yang di halangi satu pohon
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang tidak terlalu tinggi ini, sementara terlihat Wahyu sudah kembali berjalan ke arah dimana aku berdiri.
“Bapak tidak akan lama Put, kabarin segera kalau bahan sudah datang… biar minggu sekarang bisa langsung ngga buang waktu lagi” ucap Pak Karto.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Padahal siang ini gampang Pak, aneh kemarin sore tuh pas udah liat perempuan itu kek buram pandangan anak-anak yang juga” sahut Wahyu, sambil kembali memasukan alat yang sudah di pakainya ke dalam box plastik.
Aku hanya mengangguk dan mencoba memahami
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apa yang terjadi sore kemarin, bahkan ketika Pak Karto pamit dengan Wahyu sama sekali tidak aku antar lagi ke halaman depan pabrik lagi, aku hanya menatap ke arah lurus kebun yang menuju sungai, perlahan merangkai kembali cerita Wahyu.
“Sulit…” ucapku, antara benar-benar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic percaya dan memikirkan ketakutan yang ada dalam pikiranku saat ini.
“Dari sana… Hanya ada sungai besar sebagai ujung kampung… sore hari, bisa jadi benar-benar manusia, atau…” ucapku, sambil berbalik badan dan berjalan ke arah depan pabrik.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bahkan pohon yang barusan memberikan kenyamanan di bawah terik matahari siang ini, ketika beberapa langkah aku tinggalkan malah memberi kesan berbeda, apalagi pohon dan area halaman samping memang jarang terjamah oleh pekerja pabrik.

***
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Put, gimana ada masalah apa kata Pak Karto itu…” ucap Ibu sambil duduk di sebelahku yang sedang menghitung hasil pengiriman malam kemarin di tengah rumah.
“Sudah beres, biasa harus sama Pak Karto ngukur yang susahnya Bu… lagian sudah beres juga, malam sekarang aku suruh -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Si Koko mulai kirim barang juga… katanya 3 hari kedepan sudah bisa masuk semua halaman pabrik…” jawabku perlahan.
“Huh syukurlah semoga ketakutan Ibu tidak pernah terjadi…” ucap Ibu sambil berdiri.
“Amin Bu, semoga tidak terjadi…” ucapku dalam hati ikut mengaminkan walaupun
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tidak mengerti apa yang di maksud oleh Ibu.
Baru saja selesai dan terbaring di atas sofa ruangan tengah rumah, Bi Imah berjalan menghampiriku, sambil membawa segelas air putih.
“Den bapak bilang katanya nanti bekas pohon jati sisanya boleh di simpan di halaman belakang yang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sudah Bibi bersihkan sama Mang Ujang…” ucap Bi Imah.
Namun terlihat dari wajahnya seperti tidak menyampaikan semua ucapan dari Bapak.
“Lalu Bi ada lagi…” tanyaku.
“Tidak Den, hanya itu saja… Bibi kebelakang dulu mau masak buat makan malam nanti” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Walaupun aku mempunyai kecurigaan namun sama sekali tidak aku pertanyakan lagi, apalagi aku sudah sangat butuh istirahat siang ini.
“Sudah ini hanya perasaan aku saja…” ucapku dalam hati sambil mata perlahan terpejam.

***
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Suara dering telepon yang masuk kedalam telinga ku benar-benar mengganggu tidurku siang kali ini, dan sangat terdengar karena handphone sebelumnya aku simpan di atas meja beralaskan kaca.
“Den Mang Toha itu dari tadi telpon… takutnya ada penting di pabrik, angkat dulu sebentar-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Ibu juga telpon ke telpon rumah…” ucap Bi Imah sambil menepuk-nepuk lenganku.
“Kemana emang Ibu Bi…” ucapku.
“Tidak tahu Den, engga bilang juga mau pergi kemana… Mang Ujang juga ikut…” ucap Bi Imah, sambil duduk di sebelahku yang baru saja memaksakan bangun.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tumben banyak banget panggilanya…” ucapku dalam hati, yang langsung telpon kembali Mang Toha.
“Den… maaf mengganggu Amang juga ini tidak paham… mobil pasir sudah masuk empat kali ini yang kelima, katanya Si Koko toko bangunan disana juga tempatnya sudah tidak muat…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Toha, dan benar terdengar olehku beberapa suara orang yang mungkin sedang membantu penurunan pasir sebagai bahan utama nantinya renovasi.
“Oh kirain ada apa…” ucapku, sambil mengarahkan pikiran ke halaman samping pabrik yang siang tadi baru saja selesai diukur.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tanggung Den, jadinya di sebelah pabrik dekat pohon, aman masih muat kok, buat bahan yang lain juga nantinya… lagain sebelah situ jarang ada orang yang lewat…” ucap Mang Toha menjelaskan.
“Yasudah Mang, aku kesana nanti malam tolong urus saja dulu sama Amang yah…” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang setuju dengan saran Mang Toha.
Segera aku tutup telpon dan kembali lagi menyimpan handphone di atas meja, sementara Bi Imah masih saja memperhatikan aku dengan tatapan anehnya.
“Sudahlah Bi… jangan begitu dari siang Bibi ini kenapa, cerita sama aku…” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil menjatuhkan badan kembali ke sofa, sementara Bi Imah masih duduk dengan ciri khasnya tanganya selalu ada di pahanya.
“Perasaan Bibi saja mungkin yah, lagian udah tanggung juga semua… apalagi barusan denger suara Mang Toha soal bahan bagunan…” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Oh soal pabrik, Bibi ini sama dengan Ibu, wajar khawatir puluhan tahun juga kan, tapi ini demi kebaikan juga Bi, percaya sama Putra yah…” jawabku.
“Bukan itu Den… Ibu, Bapak dan Mang Ujang pergi ke orang pintar siang ini buat minta solusi soal pabrik…” ucap Bi Imah perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Baru saja aku bangun dan mengangkat badanku dengan paksa, berbareng juga terdengar suara klakson dari luar gerbang rumah.
“Sebentar Den Maaf…” ucap Bi Imah yang langsung berjalan dengan tergesa-gesa sekali.
“Ada-ada saja Ibu ini…” ucapku, sambil menyalakan rokok,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan rasa ngantuk berganti dengan perasaan tidak percaya dengan apa yang sudah dilakukan Bapak, Ibu dan Mang Ujang.
“Benar niat mereka sungguhan ternyata” ucapku, melihat Ibu berjalan dengan membawa air dalam botol ukuran besar.
“Ini kekhawatiran Ibu saja bukan berarti Ibu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - melanggar janji dulu tidak akan ikut campur urusan pabrik Put… tapi tolong kali ini saja biar Ibu lega… siramkan keliling pabrik…” ucap Ibu sambil duduk di sebelahku.
“Sekalinya khawatir tidak perlu berlebihan juga Bu…” ucapku.
“Bapak juga setuju dan tidak ada salahnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sih Put, iyahkan Bi” ucap Ibu.
“Bibi ikut saja tidak tahu apa-apa Bu…” sahut Bi Imah yang masih berdiri di dekat Ibu.
“Yasudah Putra nurut ini yang terakhir, walaupun Putra tidak tahu apa maksudnya air sebanyak ini, nanti malam Putra bawa ke pabrik…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara jam ternyata sudah berganti dari siang menuju sore hari begitu cepat, aku hanya berpindah tempat tidur menuju kamar saja, sementara beberapa botol besar berisi air masih tersimpan di dalam plastik hitam.
“Kadang tidak habis pikir kelakuan Ibu ini” ucapku dalam hati,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic walaupun sebenarnya ada rasa penasaran yang mengaminkan tindakan Ibu dan Bapak bisa saja benar.

***

Aku hanya menghubungi berkali-kali si Koko bahan bangunan dan Mang Toha yang berada di pabrik untuk sekedar memastikan semuanya berjalan baik-baik saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Put…” ucap Bapak sambil masuk ke dalam kamarku.
“Kenapa Pak…” jawabku.
“Engga cuman mau ingetin sisa pohon jati nanti bawa ke rumah, kalau engga semua pohon di tebang juga engga masalahkan?” ucap Bapak sambil tetap berdiri.
“Belum tahu kalau masalah itu Pak, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mungkin nanti bisa dibicarakan dulu sama Pak Karto, kenapa memangnya?” tanyaku.
“Tidak apa-apa mengingatkan saja Put… ya sudah nanti kalau sudah mulai juga Bapak main lagi ke pabrik” ucap Bapak.
“Tidak seperti biasanya” ucapku dalam hati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Di rasa malam sudah cukup waktunya aku untuk pergi ke pabrik, setelah makan, mandi dan segala aktivitas di rumah sudah aku lakukan, masuklah pesan dari Rini memberi kabar soal Riska, yang sudah setuju dan bisa datang ke pabrik sesuai kesepakatan denganku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bawa itu jangan lupa Put…” ucap Ibu.
“Iyah Bu… sudah Ibu istirahat saja sudah jam 8 malam ini” jawabku, sambil membawa botol-botol berisikan air didalam plastik hitam.
“Suruh saja nanti Tarmi atau Toha yang keliling siramnya” ucap Ibu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya mengangguk saja dan langsung pamit kepada Ibu juga Bi Imah yang mengantarku sampai depan pintu rumah.
“Sudah Bibi jangan khawatir begitu…” ucapku.
“Iyah Den, semoga lancar semuanya yah…” jawab Bi Imah, sambil menepuk pundakku berkali-kali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah plastik hitam aku simpan di atas tangki motor dengan di bantu oleh Bi Imah karena cukup lumayan sulit, di bawah langit gelap malam ini aku sudah melaju perlahan menuju pabrik, namun ada sedikit rasa khawatir yang tidak jelas aku rasakan, padahal semuanya berjalan sesuai
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic rencana dan keinginanku.
“Tidak sudah… jangan mikirin hal itu” ucapku.
Tidak butuh waktu lama halaman pabrik sudah terlihat berbeda sekali di pandangan mataku, tumpukan pasir yang tinggi di sebelah pabrik dan beberapa bahan bagunan untuk renovasi sudah terlihat berjajar,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan untungnya Mang Toha bisa aku andalkan memberikan jalan untuk nantinya mobil Mang Abi bisa masuk tempat biasanya.
“Alhamdulillah…” ucapku benar-benar senang.
Mau bagaimanapun ini adalah cita-citaku memperbaiki pabrik secara perlahan setelah puluhan tahun lamanya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Oh jadi ketutup sementara sama pasir yah” ucapku, sambil melihat tumpukan pasir yang semakin dekat, menutup jalan menuju samping yang siang tadi sudah di ukur oleh Wahyu dan Pak Karto.
“Den…” teriak Bi Tarmi cukup keras.
Segera aku turun dari motor, dan Bi Tarmi mendekat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke arah parkiran motor.
“Tumben Bi kenapa…” ucapku.
“Ini Aden bawa apa?” tanya Bi Tarmi.
“Air dari Ibu nanti siramkan keliling pabrik yah Bi…” ucapku.
“Alhamdulillah, kebetulan sekali Den… pas banget duh untung…” jawab Bi Tarmi.
Aku hanya menatap wajah Bi Tarmi dengan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kebingungan tidak mengerti apa yang barusan Bi Tarmi katakan dan langsung mengeluarkan rokok untuk segera aku bakar.
“Den… di tumpukan pasir sana…” ucap Bi Tarmi sambil menunjuk ke arah tumpukan pasir.
“Iyah Bi kenapa…” tanyaku semakin penasaran.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Anu Den, semoga salah yang di lihat Bibi pas datang magrib…” ucap Bi Tarmi.
Seketika pikiranku langsung mengarah pada kejadian yang sama yang dialami wahyu kemarin.
“Bibi lihat apa?” ucapku, semakin tidak tenang sambil menghisap rokok.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Perempuan Den, baju hitam… disana…” ucap Bi Tarmi perlahan.
“Serius Bi!” jawabku.
“Serius Den… yang Bibi takutkan kejadian bahan-bahan banyak belatung perempuan yang sama yang di lihat sama Mang Deden…” ucap Bi Tarmi.
Aku langsung terdiam, tidak ada sepatah katapun lagi yang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic keluar dari mulutku.
“Ningsih bukan yah Bi… seperti 4 tahun kebelakang…” ucapku perlahan.
“Takutnya lagi pengaruh sama renovasi pabrik Den…” jawab Bi Tarmi perlahan dengan penuh ketakutan.

Bersambung

***
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Entah apalagi yang akan di hadapi Putra akan kecemasan yang dirasakannya sekarang, dari sisi lain keinginan perlahan mengubah segala hal tentang Pabrik Tahu yang sudah puluhan tahun berdiri akan terlaksana, namun juga beberapa pertanda datang dengan sendirinya menghampiri Putra.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kecemasan yang di aminkan oleh perasaan bisa saja terjadi, tapi untuk kecemasan dia kembali, semoga tidak pernah terjadi lagi.”
Kita akan berjumpa lagi di Bagian 4 Penghuni Pabrik Tahu Keluarga, terimakasih juga kepada teman-teman yang sudah membaca bagian 3 ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 4 - “Harus percaya kepada siapa? Masa lalu yang kelam… kenyataan yang mengerikan… atau sebuah pembalasan yang belum selesai sama sekali…” Sudah tersedia dan bisa teman-teman baca duluan dengan langsung klik link
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 5 - “Wujudnya semakin menjadi, menampakan dirinya kepada siapapun… berbarengan dengan merosotnya pabrik, yang tidak pernah masuk akal sama sekali” Kisahnya akan terus berlanjut, bisa teman-teman baca duluan dengan langsung klik link.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untuk yang ingin sekedar memberikan TIP/ mengikuti akun saya di KaryaKarsa bisa langsung klik link juga, cerita-cerita terbaru selalu tersedia.
karyakarsa.com/qwertyping
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kita akan berjumpa lagi sesuai informasi di bawah ini, silakan untuk meninggalkan retweet, love dan replynya teman-teman, agar mempermudah nanti membaca kembali di Bagian 4! Sampai berjuma tanggal 17 Maret.
“Typing to give you a horror thread! You give me support!” Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic PENGHUNI PABRIK TAHU KELUARGA
Sebuah Kisah Misteri Turun-Temurun

“Tidak akan pernah berhenti, tidak akan pernah pergi, dia selalu ada untuk membalas apa yang sudah terjadi.”

@ceritaht @IDN_Horor Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic BAGIAN 4 – SEBUAH KESAKSIAN

“Harus percaya kepada siapa? Masa lalu yang kelam… kenyataan yang mengerikan… atau sebuah pembalasan yang belum selesai sama sekali…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku langsung terdiam, tidak ada sepatah katapun lagi yang keluar dari mulutku.
“Ningsih bukan yah Bi… seperti empat tahun kebelakang…” ucapku perlahan dengan perasaan dalam diriku yang tidak menentu.
“Takutnya pengaruh sama renovasi pabrik Den…” jawab Bi Tarmi perlahan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan penuh ketakutan.
“Kenapa Bibi tidak menjawab dulu yang aku bilang barusan…” ucapku dengan pandangan yang sama ke arah di mana aku dan Bi Tarmi sekarang melihat.
Bi Tarmi hanya mengelengkan kepalanya berkali-kali tanpa keluar satu katapun lagi dari mulutnya, namun matanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semakin tajam melihat ke tumpukan pasir yang hampir tingginya setengah bagunan pabrik.
“Sudah ayo masuk…” ucapku, sambil menarik lengan Bi Tarmi.
“Maaf Den… Bibi malah melamun…” jawab Bi Tarmi dengan kaget.
Segera aku ambil plastik berisikan botol yang tergeletak begitu saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tidak apa-apa Den biar Bibi saja yang bawa ke dalam…” ucap Bi Tarmi langsung menarik plastik hitam yang sudah aku pegang.
Aku dan Bi Tarmi tidak lama masuk ke dalam Pabrik dengan gelagat dan gerakan langkah Bi Tarmi yang semakin aneh sekali.
“Mang Deden…” teriakku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kenapa Den…” ucap Bi Tarmi.
“Suruh temui aku ke teras belakang Bi, ada yang mau aku tanyakan kejadian pas aku di kota… tepatnya kejadian belatung malam itu…” ucapku.
“Baik Den, Bibi sekalian buatin kopi, maafkan ucapan barusan di depan anggap saja apa yang Bibi katakan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - berbohong…” ucap Bi Tarmi perlahan dengan raut wajah yang sama ketakutan.
Tidak lagi aku dengarkan ucapan Bi Tarmi, hanya mengangguk saja dan kembali membakar rokok sambil berjalan terheran-heran dengan semua kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.
“Den… ini catatannya…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Toha sambil mengikuti langkahku.
“Iyah Mang makasih” jawabku sambil menerima beberapa catatan barang bahan renovasi yang dikirim oleh si Koko tadi sore.
Mang Toha tidak langsung mengikutiku untuk duduk di teras karena mungkin masih banyak pekerjaan malam ini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic baru saja duduk di teras terlihat Mang Deden sudah berjalan ke arahku dengan membawa satu gelas kopi di tangan.
“Mang sini…” ucapku melambaikan tangan.
“Maaf Den malam itu langsung pulang amang, itu juga mau dipaksakan tapi Mang Toha yang nyuruh pulang” jawab Mang Deden.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah Mang, itu Ibu dari rumah suruh siram air keliling pabrik… cuman sini dulu duduk aja sebentar…” ucapku.
Mang Toha yang melihat Mang Deden dan aku sedang berbicara langsung berjalan dengan cepat ke arah dimana lokasi Mang Deden biasa kerja untuk menggantikannya sementara.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sebelum disiram, nanti jangan lupa siram agak banyak di area malam itu Amang lihat sosok perempuan masuk ke dalam ruang penyimpanan yah…” ucapku.
“Iyah Den siap, cuman malam itu tidak tahu kenapa harus amang yang melihat Den” ucap Mang Deden.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku yang mendengarkan langsung setiap ucapan yang keluar dari mulut Mang Deden sudah cukup membuat aku percaya apalagi gerakan badannya dan mimik wajahnya benar-benar sebuah kejujuran yang aku lihat malam ini.
“Makanya karena Amang yang lihat dan paham dimananya sosok itu, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - siramkan yah nanti aku sama Bi Tarmi atau Mang Toha yang keliling pabrik tidak apa-apa” ucapku.
“Baik Den, mau mulainya kapan?” tanya Mang Deden dengan tatapannya seolah setuju dengan apa yang aku suruh.
“Nanti saja selesai semuanya Tahu masuk ke ruang pembungkusan Mang”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku perlahan.
Mang Deden langsung pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaanya, dengan raut wajah yang sedikit lega mungkin setelah bercerita kepadaku barusan.
“Tidak habis pikir…” ucapku, menanggapi kejadian akhir-akhir ini yang datang secara perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Toha terlihat kembali sibuk apalagi di jam-jam seperti ini semua pekerja pabrik fokus pada pekerjaannya masing-masing.
Segera aku membuka rencana penebangan pohon yang sebelumnya sudah aku bicarakan dengan Mang Toha, sambil kembali berdiri sementara Bi Tarmi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terlihat berjalan mendekat dengan membawa segelas kopi di tangannya.
Setelah memberikan kode tangan kepada Bi Tarmi agar kopi di simpan di teras, aku berjalan lurus untuk mendekat ke pohon-pohon jati dan kolam pembuangan.
“Oh iyah sesuai kalau jalan sana tidak mungkin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nanti kayu keluar, sudah terhalang tumpukan pasir… kemungkinan besar jalan samping sini…” ucapku sambil memperhatikan tingginya pohon jati yang nantinya akan dimanfaatkan kayunya untuk renovasi pabrik.
“Kenapa jumlahnya pohon di samping sana tidak dihitung sama Mang Toha -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apa lupa…” ucapku, memperhatikan kertas penuh dengan titik-titik yang menandakan pohon mana saja yang akan di tebang.
Setelah dirasa cukup dan semuanya benar, walaupun yang ke arah sungai di balik pohon-pohon jati dimana aku sekarang sedang belum bisa aku pastikan karena gelap
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku kembali berjalan ke teras, apalagi Bi Tarmi masih duduk menunggu aku kembali.
“Iyah mungkin lupa” ucapku.
“Ngecek pohon yah Den…” ucap Bi Tarmi.
“Iyah Bi memastikan saja, biar beberapa hari ke depan bisa nyicil tebang pohon, lumayan banyak soalnya… tapi kenapa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang di samping sana Mang Toha tidak masukan dalam kertas ini yah” ucapku.
“Bapak dan Ibu yang minta Den… waktu itu Mang Toha bilang seperti itu” jawab Bi Tarmi.
Segera aku meminum kopi dan langsung membakar rokok setelah aku keluarkan di dalam celana,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berbarengan dengan korek apinya.
“Kok aku baru tahu yah Bi, apa lupa…” ucapku.
“Tanyakan saja Den sama Mang Toha…” jawab Bi Tarmi yang memang biasanya menemani aku mencatat kemungkinan seberapa banyak keluar hasil produksi setiap harinya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Coba bilang sama Bibi kalau sudah selesai suruh kesini Bi…” ucapku, tetap menatap ke arah kertas berisikan peta pabrik.
Tanpa menjawab lagi Bi Tarmi langsung berdiri dan berjalan ke arah meja Mang Toha.
“Coba tumpukan pasir tidak menghalangi pohon yang lupa Mang Toha data -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mungkin bisa mudah dan paling duluan di tebang…” ucapku sambil menulis huruf X di lokasi pohon samping pabrik yang hanya ada satu dan terpisah dengan pohon-pohon yang lainya di sekitaran area pabrik ini.
“Den… gimana…” ucap Mang Toha sambil duduk di sebelahku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hal yang sama juga dilakukan oleh Bi Tarmi.
“Ini Mang takutnya salah, tadi aku pastikan biar nanti pas menebang pohon tidak ada yang tertinggal, yang di samping sana kenapa tidak dimasukkan ke dalam kertas… kalau ketinggalan nanti susah waktunya lagi, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku pengen tiga atau empat hari semua selesai Mang…” ucapku, sambil memberikan kertas kepada Mang Toha.
“Lah kan ini yang mau Bapak sama Ibu aden… lagian Amang mana mungkin berani tentuin keputusan Den… waktu itu kata Aden setuju-setuju saja satu pohon tidak di tebang…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Jawab Mang Toha.
“Mungkin Aden lupa…” sahut Bi Tarmi.
“Iyah kali Bi aku lupa, tapi tidak apa-apa Mang sebelum besok mulai paling awal saja pohon disana yah, barusan aku lihat tidak mungkin bisa lewat di antara tumpukan pasir muter saja lewat samping sini…” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil menunjuk ke arah yang aku maksud.
Walaupun aku benar-benar lupa kenapa pohon di samping itu tidak diperbolehkan Ibu dan Bapak.
“Siap Den, iyah lagian pasirnya tinggal beberapa mobil lagi bakalan nutupin jalan samping…” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Mending pagi saja kerjain langsung, telpon orangnya sekarang mumpung belum terlalu malam masih jam 10, jangan lupa berdoa dulu nanti pas nebangnya…” sahut Bi Tarmi.
“Iyah bener Mang biar semuanya lancar, taukan aku pengen semua sesuai waktu, beberapa hari kedepan kita bakalan-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sibuk juga, jadi mohon nanti bilang sama semuanya agar bisa di ajak kerja sama seperti biasanya yah” ucapku.
“Insyaallah Den kalau yang lain bisa, cuman ini masalahnya nanti barang yang lain datang, mobil buat narik kayu ke rumah, sama masuk mobil Mang Abi harus bisa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - masuknya ke halaman pabrik leluasa…” jawab Mang Toha.
“Mundur berarti yah Mang?” tanyaku.
“Nah benar Den, parkirnya jadi di depan sebelum masuk…” jawab Mang Toha.
Sementara Bi Tarmi hanya memperhatikan apa yang aku bicarakan berdua.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ya sudah besok lagi kalau turun barang di halaman depan atur gimana caranya semuanya masih bisa beroperasi dengan lancar terutama produksian” ucapku.
“Masalah yang tadi Bibi katakan Den yang di depan anggap saja, Bibi salah lihat yah jangan di pikirkan kasihan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Aden harus mikirin semuanya juga” sahut Bi Tarmi perlahan.
Mang Toha yang mendengar ucapan Bi Tarmi hanya melihat heran, sambil mengeluarkan handphonenya dan beruntungnya langsung di angkat oleh orang yang besok akan menebang pohon.
“Iyah sudah Bi tidak apa-apa, nanti siramkan-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - saja yah walaupun aku tidak tahu maksud Ibu di rumah untuk apa” ucapku.
“Baik Den… Bibi ngecek dulu pembungkusan yah” ucap Bi Tarmi.
“Bagaimana bisa aku tidak memikirkan kejadian akhir-akhir ini yang terjadi di pabrik sementara semuanya datang berurutan” ucapku dalam hati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segala hal yang tidak masuk di akal tentang munculnya pandangan orang-orang pabrik dan pekerja Pak Karto pada sosok perempuan tentunya sangat mengganggu pikiranku, apalagi hal seperti ini sebelumnya tidak pernah ada dalam bayanganku, namun ketika membuka semua catatan bagaimana
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perkembang pabrik ini di tanganku semakin maju ada rasa yang bangga malam ini.
“Gangguan biasa saja, kalau iyah itu Ningsih mungkin tidak mau saja tempat ini di renovasi apalagi di sana dulu tempat orang minta-minta yang lain…” ucapku perlahan, mencoba menenangkan pikiranku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Malam ini berlalu dengan cepat sementara aku sibuk memutar keuangan untuk mengganti kerugian kemarin akibat kejadian banyaknya belatung di bahan utama produksi dan untungnya semuanya bisa teratasi olehku. Ketika tepat jam 12, sudah terlihat Mang Abi duduk di sebelah Mang Toha,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang artinya tidak akan lama lagi Tahu akan segera dikirim, berbarengan juga Mang Deden berjalan ke arahku dengan membawa plastik hitam yang sebelumnya berisikan botol.
“Sudah Den… tinggal sisa bagian belakang sana saja ke samping…” ucap Mang Deden.
“Masih sisa Mang…” jawabku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sisa Den, sepertinya juga cukup” ucap Mang Deden.
“Ayo aku temenin, biar cepet…” jawabku.
“Tidak apa-apa Den sudah duduk saja, lagian kerjaan Amang sudah hampir beres semua juga” ucap Mang Deden.
“Yasudah tembusin sampai ujung pohon yang di samping yah Mang, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -kalau gelap karena tertutup pasir, bawa lampu…” ucapku.
“Iyah Den ini sudah bawa di saku…” jawab Mang Deden, sambil kembali berjalan.
Sementara aku masih duduk dan memperhatikan Mang Deden perlahan menyiramkan air sedikit demi sedikit di antara pohon-pohon
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan kobakan pembuangan, perlahan ke arah bagunan tumpukan kayu dimana berada tetap aku perhatikan Mang Deden, sampai benar-benar tidak terlihat karena bergerak menuju samping pabrik.
“Di pasar kota lagi rame ada yang jual Tahu lagi Den harganya sedikit murah dari kita…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Abi sambil duduk di sebelahku.
“Aku sudah dengar Mang Pak Jasa bukan” jawabku.
“Iyah Den benar… beberapa langganan tetap sih nerima yang kita dan juga yang Pak Jasa” ucap Mang Abi.
“Tidak apa-apa Mang lagian sebelum Pak Jasa makin rame dari dulu juga -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - selalu ada saingan, yang penting kualitas kita, ketepatan kita kirim ke pasar jangan sampai telat…” jawabku.
Anehnya seperti ada keraguan dari raut wajah Mang Abi yang tidak bisa aku pahami dengan cepat.
“Iyah sih bener Den, ketakutan Amang saja mungkin…” ucap Mang Abi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perlahan, sambil membakar rokoknya.
“Itulah kenapa renovasi minggu ini aku tidak mau ganggu produksi Mang… tenang saja akhir-akhir ini juga pengeluaran hasil produksi semakin bertambah, warung-warung yang biasa minta standar sekarang minta dua sampai tiga kali lipat -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kita kirim dan selalu habis” ucapku.
“Kaya lihat setan aja Mang Deden itu Den lihat jalan nya cepet banget tidak biasanya” ucap Mang Abi.
“Iyah Tumben” jawabku.
Perlahan perasaan tidak enak dalam hatiku hadir, apalagi ingatan ucapan dari pengakuan Bi Tarmi di belakang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tumpukan pasir sudah melihat perempuan hitam.
“Kenapa Den…” ucap Mang Abi.
“Tidak apa-apa…” jawab Mang Deden sambil mengatur nafasnya.
“Sudah Mang” sahutku.
“Sudah Den… tapi nggak cukup sampai ujung, sebelum pohon itu sudah habis airnya, botolnya maaf ketinggalan di sana”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Deden.
“Ada yang tidak beres” ucapku dalam hati karena melihat Mang Deden berusaha menutupi rasa ketakutannya di depan aku dan Mang Abi.
“Yasudah Den, Amang lanjutin beresin kerjaan dulu” ucap Mang Deden yang langsung meninggalkan aku dan Mang Abi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Habis siram air kan Den itu” tanya Mang Abi.
“Iyah mungkin buru-buru pekerjaannya belum selesai” jawabku.
“Amang lihat pas di ruangan penyimpanan bahan sama Bi Tarmi sih tadi…” ucap Mang Abi.
“Iyah Mang, pokoknya begini saja, Amang dapat informasi kalau di pasar berkaitan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dengan saingan kita apalagi di pasar kota, kabarin aku segera informasi apapun yah jangan di pikirin sendiri” ucapku sambil berdiri dan merapikan semua catatan.
Mang Abi hanya mengangguk saja dan mengikuti langkahku masuk ke ruangan pembungkusan yang biasanya jam segini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sibuk sekali.
“Den, besok jadi di tebang sesuai gambar yah” ucap Mang Toha.
“Iyah Mang kabarin saja besok, bensin dan kebutuhan Mang Abi awas lupa di perhatiin…” ucapku.
“Sekarang Amang mau ke pasar juga ikut Den, penasaran sama Tahu Pak Jasa juga…” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Nah bener Ha, bener mending lihat saja langsung” sahut Mang Abi.
“Iyah tumben penasaran saja…” jawab Mang Toha.
“Yasudah apalagi barusan Mang Abi juga bilang sama aku Mang… yang penting jangan sampai curiga saja yah nggak enak kalau sampai ketahuan sama Pak Jasa yah walaupun-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidak kenal juga…” ucapku.
Aku kembali berjalan meninggalkan Mang Toha dan Mang Abi yang sedang berbicara soal rencananya, walaupun aku menyikapinya biasa saja karena persaingan yang seperti ini sudah kualami berkali-kali dan hafal betul bagaimana cara menghadapinya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bi Ema, Bi Cucu, Lisa, Evi dan Bi Tarmi aku lihat sedang sibuk sekali, walaupun tidak jarang kedatanganku ke ruangan pembungkusan membuat mereka harus berhenti dari kesibukannya hanya sekedar melemparkan senyum dan menyapaku saja.
“Sini Bi…” ucapku memanggil Bi Tarmi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil berjalan ke depan pabrik.
“Iyah Den, sudah mau pulang yah” ucap Bi Tarmi.
“Tadi Deden ketakutan pas nyiram disana, jalan ke arahku duduk di belakang juga tergesa-gesa… coba nanti Bibi tanya pelan-pelan kenapa… soalnya kalau sama aku kelihatan canggung…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Baik Den… kenapa Bibi malah kepikiran yah yang kejadian itu belum selesai Den…” ucap Bi Tarmi perlahan.
“Sama Bi aku juga… tapi semoga bukan karena pabrik ini akan di renovasi…” ucapku sambil tetap melihat ke arah tumpukan pasir.
“Tidak ada salahnya mencari tahu kembali Den-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mungkin Bi Imah bisa dapat informasi…” ucap Bi Tarmi.
“Informasi maksudnya Bi aku tidak paham…” jawabku.
“Takut yang sebenarnya ada yang belum tahu dari meninggalnya Ningsih… tapi di sisi lain kenapa harus sekarang lagi kalau benar itu Ningsih, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidak dari tahun-tahun kemarin…” ucap Bi Tarmi.
“Itu Bi yang sebenarnya membuatku bingung…” ucapku.
“Yang kita tahu sebatas kejadian beberapa tahun kebelakang saja Den…” ucap Bi Tarmi.
“Sudah Bi jangan jadi pikiran mungkin cobaan saja buat renovasi” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku kembali berjalan menuju dimana motorku terparkir dan Bi Tarmi tetap mengikuti langkahku.
“Den… semoga semua yang Bibi dan Aden pikirkan semuanya salah soal Ningsih yah” ucap Bi Tarmi.
“Iyah Bi… tolong jaga pekerja yang lain jangan sampai terpengaruh, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sama satu lagi soal Mang Deden yah nanti tanya…” ucapku.
Karena pengiriman tinggal satu jam lagi dan semua pekerja yang sudah selesai biasanya akan pulang, aku memutuskan untuk pulang lebih cepat dari biasanya, hanya untuk memberikan kabar kepada Ibu takutnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic masih menunggu aku untuk pulang.
“Lah ada lagi, siapa sih udah dua malam…” ucapku di atas motor berpapasan dengan perempuan yang berjalan melewati pabrik, aku hanya melirik ke belakang sebentar, karena motor trailku tidak memiliki spion sama sekali, anehnya dengan wajah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sama dan pakaian yang sama perempuan yang barusan aku lihat.
“Tumben sekali…” ucapku.
Awalnya ingin aku pastikan siapa perempuan yang sudah aku lihat dua kali itu dan pasti di jam yang sudah larut malam melewati pabrik, namun setelah aku tengok lagi berjalan semakin jauh.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Padahal tidak ada jalan lagi kesana” ucapku yang langsung perlahan memutar gas motor agar segera sampai ke rumah.
Pulang dengan perasaan dan kenyataan campur aduk aku rasakan, di bawah gelapnya malam hanya pikiran-pikiran yang tidak memiliki jawaban pasti saja bersamaku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi segala keanehan yang datang seperti mengulang kembali kejadian masa lalu yang sudah aku lalui.
Setelah membuka gerbang dengan kunci yang sama menggantung di kunci motorku, aku langsung memasukan motor ke dalam garasi dan berjalan perlahan menuju pintu dapur.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lah masih menyala, nggak dikunci juga…” ucapku, sambil membuka pintu dengan perlahan.
“Eh Aden kirain siapa” ucap Bi Imah yang langsung mengambilkan aku air minum.
“Tumben Bibi belum tidur…” jawabku sambil duduk di kursi meja makan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tanggung biar besok bumbu buat masak siap Den…” jawab Bi Imah duduk di dekatku.
Aku hanya mengangguk saja dan langsung membakar rokok lalu menghisapnya dengan perlahan.
“Capek sekali yah Den…” ucap Bi Imah melihat ke arahku.
“Capek Bi di pabrik sudah mulai ada yang aneh-aneh -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - saja, padahal renovasi belum apa-apa…” jawabku perlahan.
“Besok satu mingguan sebelum Neng Rini pulang tadi sore sudah kasih kabar, Bibi mau pulang dulu Den” ucap Bi Imah.
“Bibi maaf kalau salah, dulu pernah bilang satu kampung dengan keluarga Ningsih” ucapku yang tidak tahu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari mana asalnya ucapan itu hadir begitu saja.
“Kenapa Aden bilang seperti itu” jawab Bi Imah sangat kaget.
“Tidak tahu kenapa Bi akhir-akhir ini semenjak kepulangan dari kosan yang mungkin besok datang barangnya dan kejadian di pabrik akhir-akhir ini aku malah ingin tahu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - keluarga Ningsih takutnya belum ada yang selesai saja…” ucapku perlahan.
“Pikiran saja itu Den, Bibi belum bisa pastikan bisa berjumpa dengan keluarga Ningsih lagian sudah lama juga Bibi tidak pulang dan tidak tahu keluarga yang masih berkaitan dengan Ningsih -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apa masih ada di kampung, atau tidak” ucap Bi Imah.
“Setidaknya yang tahu bukan dari keluarga saja Bi, masa kelam itu memang sudah berakhir, dan kita hampir sepakatkan meminta maaf atas dosa Apih, namun anehnya takut saja ada yang belum selesai” jawabku tetap mengikuti
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perasaanku sendiri dan biasanya kepada Bi Imah aku berani berkata apapun bukan kepada Ibu.
Bi Imah hanya menarik napasnya sangat dalam dan tidak berkata apapun lagi, pandanganya malah terlihat kosong ke arah ruang tengah rumah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yasudah kalau memang berat dan sulit aku urungankan Bi kemauan barusan…” ucapku sambil mematikan rokok di atas asbak yang memang sering tersedia di atas meja makan, dan segera berdiri.
“Semoga ucapan Ibu salah tadi sore” ucap Bi Imah.
“Ibu bilang apa memangnya?” tanyaku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sudah berdiri.
“Iyah katanya yang menghalangi renovasi tidak ada tapi yang menghalangi usaha Aden ada…” ucap Bi Imah perlahan.
“Ah sudah Bi jangan terlalu dipikirkan, nanti kalau pulang hati-hati kalau tidak ada yang antar bilang aku yah, bilang juga sama Ibu airnya sudah -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - di siramkan” ucapku kemudian berjalan menuju kamar.
Malam pertama yang cukup berat dengan segala pikiran yang berkecamuk dalam otaku, di sisi lain kenyataan membawaku ke segala apapun yang aku inginkan, namun di sisi lain juga segala hal dengan ketakutan yang perlahan hadir
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic harus bisa aku atasi.

***

Anehnya dua hari berlalu begitu saja dengan sangat lancar, setelah kepulangan Bi Imah ke kampungnya yang diantarkan oleh Ibu dan Bapak, dan setelah semua barang-barang yang berada di kosan aku perlahan masuk ke kamar,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semua berjalan sesuai apa yang aku inginkan.
“Putra… besok kalau Pak Karta mulai datang ke pabrik Bapak mau kesana…” ucap Bapak.
“Datang saja Pak, lagian besok sudah mau mulai, pohon juga tinggal tiga lagi kalau tidak salah yang belum beres di tebang…” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah, yang samping padahal kalau tidak di tebang dan selama tidak mengganggu juga tidak apa-apa biarkan saja” ucap Bapak sambil berjalan melewatiku yang sedang duduk di ruangan tengah.
“Terlanjur Pak sudah masuk daftar tebangan… biar semuanya jadi enak saja, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - emangnya kenapa sih Pak?” tanyaku.
“Tidak apa-apa…” jawab Bapak.
“Yeh ditanya kebiasaan, kalau tidak boleh yah engga bakalan lagian cuman pohon Pak” jawabku.
Bapak tidak menjawab lagi hanya mengelengkan kepalanya berkali-kali dan membawa kopinya di atas meja makan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke arah teras yang biasa bapak gunakan untuk menghabiskan rokoknya.
Segera aku ambil handphone dan memberikan kabar kepada Si Koko bahan-bahan yang lainya agar segera di kirim hari ini, dan langsung menelpon kepada Mang Toha.
“Den… gimana…” ucapku Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Pohon bisa selesai hari ini, tumpukan di belakang saja dulu semuanya…” jawabku.
“Bisa Den, paling buat merapikan nanti sambil jalan” ucap Mang Toha.
“Oke tidak apa-apa yang penting jalan keluar buat mobil masih ada halaman yang kayaknya cukup juga tetap harus diatur apalagi -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - barang-barang datang juga siang ini” ucapku.
“Paham Den… kapan ke pabrik mau bicarain soal tahu Pak Jasa…” ucap Mang Toha.
“Kenapa memangnya Mang?” jawabku yang aku pikir tumben Mang Toha berkata seperti ini.
“Sebentar ini berisik suara mesin senso Den… Amang ke depan dulu”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Toha.
“Iyah aku tunggu…” jawabku.
“Tumben sekali mau bahas beginian…” ucapku perlahan.
Setelah menunggu sebentar dan posisi panggilan aku loudspeaker barulah terdengar kembali suara Mang Toha.
“Den… halo…” ucap Mang Toha.
“Mang gimana soal Pak Jasa barusan” tanyaku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Aneh Den padahal kualitas tahu Pak Jasa tidak begitu baik dibanding kita, tiga hari kebelakang Mang Abi sengaja Amang suruh selalu bawa per bungkus, semuanya biasa tapi selalu laris bahkan ini di catatan ada tahu yang ditolak beberapa kios di pasar kota…” ucap Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yasudah berarti itu selera Mang lagian pasar kota bukan prioritas utama kita dari lama, yang terpenting pasar-pasar kecamatan biasa aman…” ucapku.
“Nah Mang Abi pagi tadi bilang di dua pasar kecamatan sudah masuk juga tahu Pak Jasa…” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bisnis Mang tidak apa-apa sama halnya kita dulu juga begitu sudah ramai di pasar kecamatan pengen masuk ke kota tidak apa-apa adanya persaingan bagus lagian, nanti juga setelah Riska datang perbaiki sistem di komputer tidak akan capek lagi -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Amang bisa sambil kontrol yang lainya…” ucapku menjelaskan.
“Iyah Den semoga, ini hanya kecemasan Amang saja takutnya kenapa-kenapa kan kalau Aden sudah tahu enak jadinya” jawab Mang Toha.
“Aku malam ke pabrik barang-barang belum masuk semua ke kamar Mang” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Baik Den nanti Amang kabari kalau ada apa-apa” jawab Mang Toha.
Baru saja aku menutup telepon dengan Mang Toha Ibu sudah terlihat berjalan ke arahku.
“Saingan apa Put… tumben serius…” ucap Ibu.
“Biasa Bu saingan jualan saja wajar…” jawabku.
“Bi Imah juga besok atau lusa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sudah mau dijemput lagi sama Ibu tenang saja barang-barang kamu kalau capek tidak perlu di paksakan masuk semuanya hari ini” ucap Ibu.
“Sudah tenang perasaan ibu sekarang?” tanyaku.
“Belum…” jawab Ibu perlahan.
“Apa lagi sih Bu… sudahlah…” ucapku perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah sudah yang penting anak Ibu tenang, lagian tidak semua perkataan orang pintar itu bisa menjadi kenyataan soal khawatirannya sama usaha kamu Put…” ucap Ibu.
“Aku sudah dengar dari Bi Imah, tenang saja…” jawabku perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Ibu hanya mengelus rambutku berkali-kali namun anehnya dari matanya ketika aku melihat ke arah wajahnya turun dengan perlahan air mata dan aku tidak mengerti apa yang sedang ada dalam pikiran Ibu saat ini.
“Ibu ke dapur dulu…” ucap Ibu langsung berdiri dan berjalan begitu saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Dari dulu memang sulit sekali ditebak” ucapku.
Walaupun ada penasaran yang aku rasakan dari sikap Ibu namun perlahan aku abaikan apalagi memang biasanya Ibu seperti itu, setiap kecemasannya adalah hal yang wajar bagiku dan aku rasa itu bentuk rasa kasih yang ibu berikan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Dari siang hari sampai sore aku perlahan memindahkan barang-barang dan menata kamar saja untuk mengurangi beban pekerjaan nantinya jika Bi Imah datang dan sudah dua hari bahkan Mang Ujang tidak terlihat bersih-bersih halaman rumah.
Sementara sudah tidak ada lagi kabar tentang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pabrik dari Mang Toha yang artinya semuanya tetap baik-baik saja hari ini, dan hanya membaca pesan masuk dari Si Koko tentang barang apa saja yang sampai hari ini di pabrik.
Segera aku mencari nomor Riska di handphone untuk segera berbicara dengan nya karena catatan renovasi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari barang datang saja sudah menumpuk nota-nota di pabrik dan di kamarku saat ini.
“Halo Kak gimana” ucap Riska.
“Ris sebenernya ini di luar kebutuhanku, salahnya aku tidak mempersiapkan ini semua butuh aplikasi pengelola data yang tinggal masukin angka saja selain excel -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang lebih mudah dipakai Mang Toha…” ucapku.
“Ada sih Kak tapi gimana yah buat sekarang-sekarang yah?” tanya Riska.
“Sayangnya iyah Ris untuk sekarang-sekarang, apa bisa di percepat kedatangan kamu kesini… soal harga aku tidak akan nawar deh, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - orang aku sadar lagi butuh banget…” ucapku.
“Gimana yah Kak jujur sih emang belasan hari hari aku ke sana sama Rini rencana habis pulang kampung…” ucap Riska
“Gimana kalau kesini dulu baru pulang kampung, aku tambah buat ongkos pulang kampung…” ucapku memotong
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pembicaraan Riska.
“Aduh sulit banget engga kakaknya engga adiknya Si Rini kalau pengen apa-apa harus segera banget” jawab Riska sambil bercanda.
“Kasihan pekerja Ris, lagian aku juga ngerasa makin ribet harus ngatur semuanya…” jawabku perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah iyah Kak Putra aku pertimbangin dulu yah, nanti aku kasih kabar sama nyesuaikan jadwal Rini juga” ucap Riska.
“Oke Riska maaf yah serba mendadak” jawabku.
“Iyah tidak apa-apa, tapi sesuai harga saja…” ucap Riska sambil kembali bercanda.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah dirasa cukup dan mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Riska yang bisa membantuku dari kesibukan ini aku langsung mempersiapkan uang yang harus segera aku tabung minggu ini ke bank, apalagi biaya pekerja sudah rapih aku masukan ke dalam amplop, yang siap dibagikan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic satu minggu lagi.
Sore yang berganti dengan malam datang dengan sendirinya membawa semua kenyataan yang sudah kualami harapan semakin membaik tetap aku pegang teguh sebagai pemegang amanah usaha ini, apalagi selain itu, cita-cita Ibu dan Bapak perlahan bisa aku jawab dengan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perkembangan pabrik yang tidak perlu aku bicara panjang lebar Ibu dan Bapak sudah bisa menilai dengan sendirinya, hal ini juga yang membuat aku berani turun tangan sendiri untuk pabrik, bukan karena usia Bapak semakin tua, melainkan tidak mau lagi terjadi kejadian empat tahun
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic silam dengan segala misterinya.
“Putra berangkat dulu Bu…” ucapku setelah melihat ke arah jam yang menempel di dinding tepat pukul 21:00.
“Iyah hati-hati malam ini Mang Ujang nginap disini juga anaknya sudah sembuh, buat nemenin di rumah biar nggak berdua sama Bapak selama -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Bi Imah belum pulang Put jadi tidak perlu khawatir…” ucap Ibu dari dalam kamarnya.
Walaupun terasa berbeda di hari ketiganya Bi Imah pulang rumah menjadi sepi dan semua urusan rumah harus diatasi oleh Ibu yang menjadikan Ibu harus masuk kamar untuk beristirahat,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mungkin seharian sudah cukup membuat Ibu lelah menggantikan peran Bi Imah.
Keluar dari rumah dengan menggunakan motor seperti biasanya melewati rumah-rumah warga agar cepat sampai apalagi aku yakin perlahan kondisi belakang pabrik akan terlihat berbeda.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Benar saja tidak lama aku melihat cahaya pabrik dari kejauhan sudah terlihat semakin banyak menumpuk bahan-bahan yang sebagian mungkin segaja di tutup oleh terpal menghindari panas matahari dan aku[un tidak mengerti betul yang tertutup itu bahan apa.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Akhirnya puluhan tahun akan perlahan berubah ini Pabrik kesan menyeramkan dari dulu sudah tidak akan terjadi lagi” ucapku.
Memasuki gerbang halaman pabrik dari kejauhan aku hanya memperhatikan jalanan yang dikosongkan sesuai keinginanku dan beberapa bahan yang sudah tertata,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic walaupun halaman terbilang luas tetap saja jika sudah kondisinya seperti ini terlihat sangat sempit sekali.
Setelah menyimpan motor di halaman parkir seperti biasa, aku turun untuk melihat tumpukan bahan-bahan yang aku taksir satu minggu lagi harus segera Haji Roy
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kirimkan ke pabrik karena mulai menipis.
“Oh itu kayu yang sudah rapi disimpan disana…” ucapku, sambil melihat ke arah tumpukan terpal.
Seperti biasa juga aku masuk pabrik melewati jalan samping pabrik, untuk menuju teras belakang malam ini, serbuk-serbuk gergaji tidak jarang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku lihat berceceran di rumput sepanjang samping pabrik yang aku yakini terjatuh dari kayu-kayu yang di simpan di halaman depan.
“Beda sekali… bagus di simpan lampu disana jadi kelihatan ke arah lebih dalam” ucapku ketika pertama kali melihat tiga pohon jati besar sudah tidak
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ada sama sekali.
“Den… sengaja amang simpan di sana soalnya pas magrib gelap ternyata pohon jati tiga itu tidak ada…” ucap Mang Toha.
“Iyah bagus Mag mendingan kaya begitu, sisa mana yang belum… cepet juga ternyata kalau 5 orang yang nebang yah…” jawabku sambil duduk di teras
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan menerima uang juga catatan yang diberikan Mang Toha.
“Cepet Den tapi yah itu sesuai sama biaya yang dikeluarkan juga…” jawab Mang Toha.
“Beres semua berarti?” tanyaku.
“Satu lagi Den anehnya makin sore makin susah di tebang… di bantu sama yang nurunin bahan-bahan juga-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - geleng-geleng kepala semua…” ucap Mang Toha.
“Yang mana?” ucapku benar-benar kaget.
“Sana Den, maaf tidak bisa dipaksakan sudah sama yang paling pengalaman juga susah… katanya takut pohon keramat saja biasanya dari pengalaman mereka kalau pohon susah di tebang ada sejarahnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic atau apa gitu…” ucap Mang Toha perlahan sambil menunjuk ke arah samping pabrik satunya.
Bulu pundakku berdiri begitu saja apalagi apa yang pernah di lihat Bi Tarmi dan apa yang sudah di alami Wahyu pekerja Pak Karto juga kejadian semalam Mang Deden sudah cukup
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menjawab semua akal sehatku malam ini.
“Ya sudah biarkan saja jangan dipaksakan…” jawabku sambil bulu pundakku berdiri begitu saja, apalagi teringat siang itu pernah berada di bawah pohon yang sebenarnya tidak masuk akal tidak bisa di tebang.
“Anu Den maaf juga Amang tidak -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bisa memberi kabar lewat telepon soal hal ini takutnya jadi gimana-gimana…” ucap Mang Toha perlahan sekali.
Baru saja aku datang hal baru lainya sudah berbarengan juga datang masuk ke dalam telingaku dan diam dalam pikiranku malam ini.
“Suruh Bi Tarmi bikinkan kopi dulu Mang,-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Amang balik lagi kesini langsung” ucapku yang ingin sedikit menenangkan diri.
Mang Toha tanpa menjawab ucapanku langsung berjalan dengan cepat ke arah ruangan pembungkusan.
“Kenapa dan ada apa pohon itu…” ucapku perlahan sambil melihat pandangan baru malam ini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke arah kobakan tanpa tiga pohon jati dan benar-benar membuat belakang pabrik berubah, hanya tumpukan pohon yang sudah di tebang dan belum dirapikan saja pandangan mataku tertuju ke sana.
“Sudah Den… sebentar kata Bi Tarmi tanggung…” ucap Mang Toha sambil duduk di sebelahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah Mang… seharusnya kita sepakat Mang dan hafal betul jauh sebelum hari ini dan kedepannya pabrik berubah kita sudah melewati masa sulit tentang pabrik ini… kita sama-sama tahu soal gimana dulu sebelum dan sesudah pabrik mulai aku urus…” ucapku perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic setelah menyalakan rokok.
“Makanya Den hal ini yang barusan ingin Amang sampaikan karena mungkin Amang sudah terbiasa, sore tadi yang nebang pohon dari arah sana melihat perempuan berjalan ke arah sungai…” ucap Mang Toha.
“Serius!” ucapku benar-benar kaget.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Amang juga lihat, bukan satu orang yang lihat, sumpah amang penasaran sampai Amang susul kesana…” ucap Mang Toha sambil menunjuk ke arah paling ujung pabrik.
“Sama dengan kejadian Wahyu tempo hari” ucapku dalam hati.
“Tapi Den tidak ada siapa-siapa, emang sih langit sudah -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mulai setengah gelap gitu Den…” ucap Mang Toha.
“Aku sudah melihat dua malam Mang di depan juga ada perempuan jalan tiap jam yang sama aku pulang… takutnya orang yang sama malam ini kita pastikan…” ucapku yang sebenarnya sudah mulai berdiri bulu di tangan dan pundaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Apa mungkin Den ini belum selesai atau karena pabrik mau di renovasi…” ucap Mang Toha.
“Bukan Mang aku rasa perempuan yang sama, namun apa coba tujuannya” jawabku.
“Aden sama dengan amang merinding juga yah…” ucap Mang Toha sambil menunjukan tangannya kepadaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yang lain tahu semuanya?” tanyaku.
“Sebagian Den lihat orang lagi pada bantuin turun bahan… ibu-ibu saja yang di dalam yang tidak pada lihat…” jawab Mang Toha perlahan.
“Tahan jangan sampai kejadian itu menyebar di luar dan di dalam pabrik yah Mang…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sulit Den pekerja si Koko sudah ramai sore itu, malah menyangkut pautkan dengan keadaan pabrik lama, apalagi nanti pekerja Pak Karto akan lama renovasi ini…” ucap Mang Toha.
“Ini kopinya Den…” ucap Bi Tarmi tiba-tiba datang.
“Bibi bikin kaget saja” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lagian kalian ngobrolnya serius…” ucap Bi Tarmi.
“Bibi masih banyak kerjaan Den di tinggal dulu yah…” ucap Bi Tarmi setelah menyimpan dua gelas kopi.
“Rencana barusan tetap jalankan yah Mang aku penasaran saja…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Amang juga sama apalagi Aden baru bilang kan bisa kita tanya siapa-siapanya, inget Den kesana tidak ada jalan lagi…” ucap Mang Toha perlahan.
Aku hanya mengangguk saja dan malah tidak seperti biasanya Mang Toha membantu menghitung pemasukan pabrik pagi tadi yang baru sempat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku kerjakan malam ini dan juga nota-nota yang menumpuk dari Si Koko, tidak lupa juga aku bicarakan dengan Mang Toha rencana nanti datangnya Riska.
“Lebih enak itu Den… kalau begitu bisa Amang bantu masukan datanya ke komputer tiap malam bisa Aden cek, sama seperti catatan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - harian yang Aden cek tiap minggu…” ucap Mang Toha.
“Lah Mang itu kenapa lampunya kok ngedip sih…” ucapku yang baru saja melihat tiga kali kedipan lampu di dekat pohon-pohon yang sudah terbaring terutama pohon jati yang besar.
“Oiyah Den, padahalkan colokannya itu…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Toha sambil menunjuk ke arah colokan dekat komputer yang masih menempel di dinding.
“Benerin takutnya konslet Mang…” ucapku.
Segera Mang Toha berdiri dari duduknya dan melepaskan uang-uang yang sedang Mang Toha hitung bahkan aku masih sempat melihat ke arah mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berjalan ke arah colokan berada, sementara lampunya tetap berkedip.
“Den itu… ada lagi…” ucap Mang Toha menunjuk ke arah ujung kebun belakang pabrik.
“Mana ada apa…” ucapku sambil berdiri melihat ke arah telunjuk mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Seketika lampu kembali normal dan berhenti berkedip anehnya yang awalnya angin biasa saja aku rasakan tiba-tiba muncul sangat kencang bahkan uang-uang dan kertas nota hampir saja berterbangan.
“Demi Allah Den… Amang lihat…” ucap Mang Toha sambil berjalan ke arahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah-sudah pindahkan dulu ini ke meja dalam anginya tumben malah kencang lagi” ucapku.
Bahkan Mang Deden yang dari kejauhan melihat aku dan Toha hampir kewalahan karena angin benar-benar kencang langsung menghampiriku dan membantu membawa sebagian kertas-kertas yang berceceran
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di teras.
“Tumben angin nya tiba-tiba kencang yah apa mau hujan ini” ucap Mang Deden.
“Iyah Mang aku juga kaget…” jawabku.
Sementara Mang Toha masih saja melihat ke arah dimana lampu yang awalnya berkedip barusan sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic seolah tidak percaya dengan apa yang barusan di lihatnya.
“Kenapa Mang heh jangan melamun” ucap Mang Deden sambil menepuk pundak Mang Toha.
“Tidak Den masa barusan lihat perempuan yang sama sore tadi…” ucap Mang Toha.
“Berarti benar kata pegawai si Koko barusan, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ada perkampungan kesana Mang…” jawab Mang Deden.
“Dari kapan Mang ada kampung disana…” sahutku, sambil memasukan kembali uang ke dalam plastik di satukan dengan kertas nota yang cukup banyak.
“Ya kan tidak tahu Den ini tebak-tebakan saja” jawab Mang Deden perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kalaupun iya ada mau apa perempuan jam segini, disana sungai besar Deden… tidak mungkin juga orang bisa melintasinya tanpa jembatan…” ucap Mang Toha perlahan.
Mang Deden hanya menggaruk kepalanya berkali-kali mendengarkan ucapan Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah juga bener Ha… yasudah mau lanjut kerja lagi yah Den” ucap Mang Deden kemudian meninggalkan aku berdua dengan Mang Toha.
Aku memindahkan kopi ke meja komputer yang biasa digunakan Mang Toha dan melanjutkan mengecek data pabrik malam ini, apalagi bulan ini pengiriman produk
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pabrik benar-benar melesat bisa dikatakan paling tinggi angkanya, sementara Mang Toha aku suruh untuk merapikan nota kembali.
Sampai tidak terasa aku sudah duduk dengan Mang Toha lebih dari satu jam, hanya Bi Tarmi yang bolak balik menuju meja memberikan laporan kepada Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan aku tetap menganalisa perkembangan yang sudah terjadi hampir satu bulan kurang dan tinggal beberapa belas hari saja menuju akhir tahun ini.
“Neng Riska kapan datangnya Den” ucap Mang Toha sambil memberikan nota yang sudah sangat rapi.
“Mudah-mudahan minggu ini Mang” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kemudian Mang Toha mengajak aku jalan ke depan halaman pabrik untuk menjelaskan nantinya Pak Karto bekerja seperti apa dan aku langsung mengikuti langkahnya.
“Lumayan sudah tidak terlalu kencang anginya Den…” ucap Mang Toha.
“Iyah Mang pokoknya nanti beberapa hari ke depan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -atau besok, sebagian pindah pelan-pelan ke samping nanti juga Pak Karto ngarahin…” ucapku sambil menunjuk ujung samping pabrik yang sudah banyak pasir.
Mang Toha hanya mengangguk saja apalagi sudah aku jelaskan juga bagaimana Pak Karto orangnya ketika nanti bekerja
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang harus sesuai keinginanku tepat waktu semuanya.
“Jam segini sudah waktunya belum Den…” ucap Mang Toha tiba-tiba.
“Maksudnya Mang” tanyaku.
“Yang rencana Aden di teras soal perempuan yang lewat…” jawab Mang Toha.
Segera aku melihat jam yang menempel di tangan kiriku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sebentar lagi sih Mang emangkan kemarin aku pulang cepet palingan pas Mang Abi datang gak jauh dari jam itu” jawabku yang masih berdiri dari kejauhan di melihat pabrik.
“Sekalian tunggu disana saja yuk Den di depan ruangan penyimpanan sambil amang jelaskan barang apa saja yang-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - datang” ucap Mang Toha sambil berjalan.
Aku langsung mengikuti langkah Mang Toha dan mendengarkan dengan baik penjelasan Mang Toha yang benar-benar paham betul dan hal ini membuatku semakin tenang bahwa semua rencanaku akan berjalan dengan lancar.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kenapa Amang juga penasaran yah…” ucapku.
“Banget takutnya bener-bener orang Den” jawab Mang Toha.
Bahkan Bi Tarmi yang mengerti memindahkan kopi yang sudah dingin dan menawarkan untuk di seduhkan kembali yang panas ke tempat dimana aku dan Mang Toha sekarang duduk
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di depan penyimpanan bahan-bahan produksian. Namun, setelah Mang Toha jelaskan lagi mengecek bahan renovasi Bi Tarmi mengerti kemudian masuk kembali ke dalam pabrik.
Sudah banyak sekali puntung rokok aku dan Mang Toha yang berserakan malam ini sambil bicara matang soal renovasi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan kayu-kayu sebagian untuk di pindahkan ke rumah sesuai keinginan Bapak.
“Kadang heran pohon itu Den…” ucap Mang Toha tiba-tiba.
“Jujur Mang ingin sekali aku juga mengurusi hal itu, tapi hal-hal yang lainya nanti malah terganggu, untuk sementara biarkan saja dulu yah…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku, yang tiba-tiba teringat sikap Bapak siang tadi di rumah.
“Semoga tidak ada apa-apa lagi” ucapku dalam hati.
Barulah terlihat sebuah cahaya kuning mobil parkir didepan dan berjalan perlahan mundur masuk ke dalam pabrik, sesuai jalan yang sudah di atur oleh Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic siang tadi.
“Untung Abi paham Den langsung parkir didepan” ucap Mang Toha.
“Iyah bagus masih cukup… jangan bilang Mang Abi yah lagi apa sebenarnya kita disini, suruh saja masuk ke dalam Mang Abi…” ucapku perlahan.
“Takutnya kepikiran juga Den bener-bener” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Abi yang sudah mundur sampai dimana biasa mobil terparkir sekarang sudah berjalan perlahan menghampiri aku dan Mang Toha dengan penuh keheranan yang tergambar jelas di wajahnya.
“Tumben kok pada disini ngopinya” ucap Mang Abi.
“Ini Mang sambil cek bahan-bahan saja…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku.
“Bi mending bikinkan kopi sekalian nanti kita nyusul ke belakang sudah beres kok ini” sahut Mang Toha perlahan.
“Iyahlah lagian enak-enak di belakang udah keliatan luas sekali…” jawab Mang Abi kemudian melangkah pergi begitu saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “harusnya sebentar lagi sih Mang lewat kalau seperti malam kemarin” ucapku sambil kembali membakar rokok, yang sudah tidak terhitung semenjak duduk berapa batang aku habiskan.
Baru saja hisapan pertama rokok aku hisap dan asapnya aku keluarkan perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Toha langsung berdiri.
“Den… bangun… itu bukan…” ucap Mang Toha sambil menarik tanganku.
Aku yang kaget langsung berdiri dan melihat ke arah yang sama dengan Mang Toha.
“Benar Mang itu benar sekali…” ucapku melihat dari kejauhan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Jalannya perempuan itu persis sekali dengan apa yang aku lihat malam itu malah dengan menggunakan pakaian yang sama.
“Iyah benar Mang bawahnya sarungan…” ucapku, sambil melihat jam di tangan di kiriku menunjukan pukul 12 malam lebih.
“Orang sih Den itu lihat saja jalannya…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Toha sambil langsung berjalan dengan cepat.
Segera aku ikuti langkahnya dengan cepat untuk menyusul jalannya perempuan yang hampir melewati pabrik secara perlahan.
“Mau amang tanya saja… lagian mau jalan kemana juga tidak ada perkampung di ujung malahan jalannya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - gelap juga…” ucap Mang Toha.
Aku tidak menjawab ucapan Mang Toha dan terus berjalan dengan cepat untuk segera keluar dari pabrik, sementara perempuan itu sudah semakin melewati gerbang dan tidak aku lihat lagi karena terhalang tembok tua pabrik.
“Den…” ucap Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Mana Mang…” jawabku sambil mengatur nafas, sementara rokok yang masih menyala terjepit diantara jari-jariku.
“Masa amang lihat masuk ke kebun sana…” ucap Mang Toha dengan keringat yang aku lihat keluar dari dahinya.
“Sana maksudnya Mang?” tanyaku sambil menunjuk ke arah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kebun yang memang masih milik Bapak.
“Sudah ayo balik, bukan orang berarti Mang” jawabku sambil menarik paksa tangan Mang Toha.
“Iyah Den semakin benar berarti yang sore juga bukan orang…” ucap Mang Toha perlahan.
Aku yang mendengar ucapan Mang Toha merasakan sebuah ketakutan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sudah lama tidak pernah lagi aku rasakan apalagi beberapa hari kebelakang sudah cukup untuk membenarkan kejadian malam ini.
“Apa ini sebuah pertanda yah Den…” ucap Mang Toha yang sekarang sudah berjalan masuk ke dalam pabrik.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tidak tahu Mang sudah lupakan saja, anggap saja aku tidak sendirian mengetahui hal ini selain Mang Deden yang awalnya malam itu, kemudian Bi Tarmi dan sekarang Amang bareng aku, sudah cukup saksinya, tinggal kitanya saja hati-hati…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sudah terlihat Mang Abi duduk di teras belakang dengan sangat santai sambil aku lihat merokok.
“Jangan bicarakan hal ini yah Mang” ucapku.
“Tidak mungkin kalau itu sama seperti dulu soal Ningsih Den, sudah lama sekali kita sudah lewati waktu itu…” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah anggap saja pertanda kalau kita harus semakin hati-hati dan jangan sampai semuanya jadi mengganggu pekerjaan…” jawabku perlahan.
Mang Toha berjalan duluan menuju dimana Mang Abi duduk, sementara aku menghampiri Bi Tarmi yang memanggilku dari ruangan pembungkusan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Barusan tahu Den perempuan itu…” ucap Bi Tarmi tiba-tiba.
“Bibi lihat memangnya” jawabku semakin kaget dengan ucapan Bi Tarmi.
“Sudah dua malam tiap mobil keluar perempuan itu terlihat di spion mobil Mang Abi… Bibi juga penasaran siapa perempuan itu… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apalagi barusan Bibi lihat Mang Toha dan Aden mengejarnya” ucap Bi Tarmi sambil menunjuk di salah satu kaca ruangan pembungkusan yang menghadap jelas ke arah halaman pabrik.
“Masuk ke dalam kebun sana Bi, aku juga sudah melihatnya dua kali malam hampir sama…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kapan Bi Imah kembali dari kampungnya?” tanya Bi Tarmi tiba-tiba.
“Besok atau lusa, aku sudah pesan cari tahu soal keluarga Ningsih yang masih satu keluarga, takuntya Bi masih ada kaitanya dengan Ningsih…” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Benar tadinya Bibi mau saranin itu ke Aden untung Aden sudah paham duluan…” ucap Bi Tarmi perlahan.
“Mungkin sulit Bi semoga tapi niatku sama kalau ada yang belum selesai yah aku selesaikan bagaimanapun caranya sudah tanggungjawab aku” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Jaga-jaga saja apalagi dengar tadi siang nanti Neng Riska mau datang lagi, renovasi bakalan banyak orang disini Den… tadi sore juga yakin sudah perlahan menyebar kesaksian pekerja Si Koko yang kirim barang… Bibi sambil mau cari tahu siapa Pak Jasa, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - perasaan Bibi tidak enak setelah dengar dan ngobrol panjang dengan Mang Toha…” ucap Bi Tarmi menjelaskan.
“Benar Bi jangan sampai semua orang merasa terganggu dengan melihat perempuan yang sudah sama-sama kita ketahui” jawabku.
“Kalaupun iya itu Ningsih, rasanya mungkin saja,-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mungkin ada yang memelihara masa lalunya itu… tapi jangan sampai…” ucap Bi Tarmi perlahan dengan tatapan yang sangat serius ke arahku.

Bersambung

***
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sebuah kesaksian yang hampir di lihat dan di alami dengan nyata oleh Mang Deden, Bi Tarmi, dan Mang Toha sudah cukup untuk Putra menjadikan sebuah kenyataan bahwa pertanda yang selama ini Putra cemaskan soal kembalinya Ningsih seperti akan terjadi lagi,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi berbarengan renovasi akan di mulai dan kedatangan Riska juga Rini tidak akan lama lagi sampai di Rumah dan Pabrik Tahu.
Benarkan kesaksian itu akan menjadi penghambat atau malah ada masalah lain yang sudah hidup siapkan untuk Putra dan Pabrik Tahu Keluarganya kali ini?
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kita akan berjumpa lagi di Bagian 5 Penghuni Pabrik Tahu Keluarga, sebuah kisah misteri turun temurun dan terimakasih juga kepada teman-teman yang sudah membaca bagian 4 sampai dengan selesai.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 5 - “Wujudnya semakin menjadi, menampakan dirinya kepada siapapun… berbarengan dengan merosotnya pabrik, yang tidak pernah masuk akal sama sekali” bisa teman-teman baca duluan dengan langsung klik link, sambil memberikan dukungan.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 6 - Semakin tidak menentu… bukan lagi soal masa lalu ada tujuan pembalasan lain… dia kembali.” Kisahnya masih akan terus belanjut, bisa teman-teman baca duluan dengan langsung klik link.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kita akan berjumpa lagi sesuai informasi di bawah ini, silakan untuk meninggalkan retweet, love dan replynya teman-teman, agar mempermudah nanti membaca kembali di Bagian 5. Sampai berjuma tanggal 24 Maret.
“Typing to give you a horror thread! You give me support!” Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic PENGHUNI PABRIK TAHU KELUARGA
Sebuah Kisah Misteri Turun-Temurun

“Tidak akan pernah berhenti, tidak akan pernah pergi, dia selalu ada untuk membalas apa yang sudah terjadi.”

PART 5

@ceritaht @IDN_Horor Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic BAGIAN 5 – PEREMPUAN HITAM

“Wujudnya semakin menjadi, menampakan dirinya kepada siapapun… berbarengan dengan merosotnya pabrik, yang tidak pernah masuk akal sama sekali”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kalaupun iya itu Ningsih, rasanya mungkin saja, mungkin ada yang memelihara masa lalunya itu… tapi jangan sampai…” ucap Bi Tarmi perlahan dengan tatapan yang sangat serius ke arahku.
“Bibi sebentar aku tidak mengerti dengan maksud ucapan Bibi…” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan bulu pundak yang sudah benar-benar berdiri, sementara tidak tahu kenapa pikiranku terbawa begitu saja ke masa di mana awal kedatanganku ke pabrik ini 4 tahun silam.
“Aden baik-baik sajakan… kenapa jadi pucat wajahnya…” jawab Bi Tarmi tiba-tiba.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den… heh kok malah melamun kenapa…” ucap Bi Tarmi.
“Engga Bi maaf barusan kok malah aku jadi inget kejadian awal aku ke pabrik yah padahalkan udah lama banget…” jawabku, sambil mengelap keringat yang tidak aku ketahui sejak kapan sudah mengalir di bagian wajahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah jangan dipikirkan ayo pulang… tunggu disini Bibi ambilkan plastik di meja sana yah” ucap Bi Tarmi sambil berjalan ke arah meja komputer sementara Mang Abi dan Mang Toha seperti sedang berbicara serius, apalagi beberapa kali tangan mereka berdua menunjuk ke arah samping
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic depan pabrik.
“Tidak mungkin… kenapa malah aku sendiri yah seperti ini” ucapku.
Beberapa pekerja di ruang pembungkusan yang kebanyakan perempuan beberapa kali tertangkap oleh mataku, sedang memperhatikan aku yang sedang berdiri menunggu Bi Tarmi kembali,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic walaupun ketika melihat waktu di jam yang melingkar di tanganku, bagian pembungkusan tidak lama lagi akan selesai dan beberapa orang akan ikut pulang bersama mobil Mang Abi nantinya.
Mataku terus saja memandang ke luar halaman pabrik, berpindah dari satu pandangan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke pandangan lain, walaupun aku masih benar-benar sadar dengan apa yang aku lakukan sekarang, malah perasaan khawatir begitu saja hadir.
“Apa yang diobrolkan Bi Tarmi tumben lama...” ucapku melihat ke arah teras belakang, sementara Mang Deden masih sibuk membereskan sisa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pekerjaannya yang hampir selesai malam ini.
Terlihat berjalan Bi Tarmi ke arahku dengan plastik hitam berisikan uang dan nota-nota yang sebelumnya di rapihkan Mang Toha walaupun sebelum berjalan Bi Tarmi beberapa kali aku lihat hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ngobrolin apa barusan Bi” ucapku, yang tidak biasanya bertanya seperti ini apalagi aku paham apalagi yang mereka obrolkan selain pekerjaan di pabrik ini.
“Oh enggak Den… soal Pak Jasa saja, urusan tahu nya saja… tidak penting juga… katanya Mang Toha juga siang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - udah kasih tahu aden soal itu” ucap Bi Tarmi sambil mengikuti aku berjalan ke arah parkiran motor.
“Bukan sih…” ucapku dalam hati ada perasaan tidak percaya untuk pertama kalinya pada apa yang Bi Tarmi ucapkan dan ini jarang sekali aku rasakan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah istirahat yang cukup aden yah apalagi besok mungkin sudah mulai Pak Karto datang dan kerja di sini yah… ini jangan lupa…” ucap Bi Tarmi sambil menggantungkan plastik di stang motor.
“Iyah Bi titip pabrik yah… telepon aku kalau ada apa-apa bilang juga kepada Mang Toha”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku langsung menaiki motor dan meninggalkan Bi Tarmi di halaman parkir.
“Penasaran…” ucapku sambil membelokan motor bukan ke arah rumah, melainkan ke arah berlawanan, sama dengan perempuan yang aku lihat dan Mang Toha.
“Benar kesini tidak ada jalan, tidak ada perkampungan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dari dulu juga…” ucapku.
Sementara motor trailku dengan knalpot yang berisik melaju sangat pelan sekali, mataku tetap melihat ke arah kiri dan kanan di mana kebun yang luas milik kakek yang sekarang berpindah tangan kepada Bapak.
“Benar tidak ada…” ucapku yang hanya dibantu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic oleh cahaya putih yang dihasilkan lampu motor.
“Tapi merindingnya masih terasa…” ucapku, yang kemudian dengan cepat memutar arah dan langsung menancap gas motor agar melaju dengan kencang.
Anehnya Bi Tarmi masih aku lihat,mematung di tempat yang sama sebelum aku keluar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic meninggalkan pabrik, dan pasti melihat aku berbelok bukan ke arah rumah barusan.
“Palingan juga mengerti Bi Tarmi maksud aku apa…” ucapku.
Di bawah gelapnya cahaya malam ini, aku pulang dengan banyak pertanyaan, bahkan pertanyaan pertama aku layangkan untuk diriku sendiri dari
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic beberapa kejadian yang benar-benar membuatku sangat khawatir apalagi benar dan sadar pabrik berserta tanah di mana yang sekarang menopang bagunan itu tidaklah tanpa dosa dan kesalahan.
Sampai di halaman rumah terlihat gerbang masih terbuka selebar jalan motor agar bisa masuk,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara motor Mang Ujang yang aku kenal masih terparkir rapi di tempat biasanya.
“Tumben…” ucapku, kemudian mematikan mesin motor dan turun dengan membawa plastik hitam.
Aku berjalan perlahan di antara garasi dan jalan menuju teras dapur, yang biasanya Bapak dan Mang Ujang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menjadikan tempat keduanya itu untuk mengobrol atau sekedar menghabiskan kopi saja kali ini tidak aku lihat sama sekali.
“Paling di dalam…” ucapku kemudian duduk dan mengeluarkan nafas yang panjang berkali-kali, sambil mengeluarkan rokok dari saku celanaku, yang biasanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic membuatku sedikit tenang apalagi jam sudah lewat tengah malam.
Baru saja beberapa kali hisapan pada rokok mild yang sekarang kujepit diantara jariku mengeluarkan asap yang tidak sedikit, tiba-tiba Bapak dan Mang Ujang berjalan ke arahku dari halaman belakang berdua.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lah habis ngapain mereka” ucapku dalam hati sangat kaget.
Hal yang sama juga aku lihat dari wajah Bapak dan Mang Ujang yang mungkin tidak menyangka aku sedang duduk di teras.
“Kapan pulang Putra…” ucap Bapak, sambil buru-buru masuk ke dalam dapur.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Masa iyah suara motorku yang berisik tidak terdengar sih” ucapku dalam hati dan mulai curiga dengan apa yang sudah dilakukan Bapak dan Mang Ujang di halaman belakang rumah, yang beberapa hari kebelakang sebelum kepulangan Bi Imah ke kampungnya, memang sudah di bersihkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan di siapkan untuk menyimpan sisa kayu dari pabrik nantinya.
“Den… Pak… Amang duluan pulang yah” ucap Mang Ujang dengan wajah yang berusaha dipaksakan terlihat biasa saja di hadapanku, apalagi pencahayaan di teras ini cukup terang dan aku bisa melihatnya dengan sangat jelas.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Masuk sudah malam, biar nanti Bapak yang kunci gerbang dan pintu ini” ucap Bapak dengan sangat tegas.
Tidak aku jawab sama sekali ucapan Bapak, aku hanya merasakan sebuah kejanggalan baru di rumah ini padahal tidak biasanya Bapak duduk di kursi makan dan membakar rokok di sana.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Masuk! Cepat! Masa Bapak dari tadi bilang tidak kamu dengar sama kedua telinga kamu! Masuk!” ucap Bapak membentak sangat keras.
Aku cukup kaget dengan perubahan sikap Bapak malam ini, apalagi tidak biasanya Bapak membentak aku seperti itu, hal ini sudah sangat lama tidak pernah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di lakukan lagi kepadaku semenjak empat tahun kebelakang.
“Iyah Mau ini, kenapa kali tiba-tiba keras begitu bicaranya biasanya juga santai aja” ucapku.
Aku langsung berdiri, sementara padangan Bapak tidak tertuju ke arahku, melainkan lurus dengan tatapan yang sangat kosong,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku memperhatikannya malah merasa sangat aneh.
“Ada yang tidak beres ini” ucapku dalam hati sambil masuk ke dalam dengan membawa plastik hitam dan rokok beserta korek api nya.
Perlahan berjalan melewati Bapak yang masih saja dengan posisi semulanya, bahkan sakar rokok yang hampir
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jatuh pertanda belum lagi di hisap rokoknya menandakan Bapak benar-benar sedang memikirkan sesuatu dalam isi kepalanya yang membuatku semakin curiga dengan tingkah dan sikapnya seperti itu.
“Sudah semakin aneh…” ucapku sambil melemparkan badan ke arah kasur,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara itu kamarku benar-benar berubah dengan drastis setelah beberapa barang dari kosan aku tata kembali.
Pandangan mataku ke arah langit-langit kamar yang berwarna putih, sementara khawatiranku malam ini terlukis hitam di atas warna putih itu apalagi kejadian barusan Bapak
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan Mang Ujang menambah pekat hitam gambaran yang sedang aku rasakan, tiba-tiba pikiranku sendirilah yang membentuk satu kesimpulan cepat.
“Pantas saja Bapak barusan membentakku…” ucapku sambil mengangguk dan mengaminkan bahwa pikiranku saat ini adalah pikiran yang terbaik yang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hadir dalam sistem otak yang sedang berjalan.
“Bapak tidak mau aku curiga, tidak mau aku bertanya sudah melakukan apa di halaman belakang dengan Mang Ujang… apalagi ini baru pertama kali aku tahu… pantas… dan sangat wajar…” ucapku perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah memaksakan badan untuk bangun dari tempat tidur sementara mata melihat jam, malam semakin larut, aku masih saja menimbang keputusanku malam ini untuk melakukan sesuatu hal untuk memuaskan rasa penasaranku.
“Mungkin Bapak belum masuk kamar…” ucapku, sambil membuka plastik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hitam dan melanjutkan merapikan uang dari pabrik dan menyimpan nota-nota yang nantinya bisa di masukan ke dalam aplikasi setelah Riska datang.
Hampir satu jam lebih aku merapikan keuangan pabrik, yang nantinya setelah gajian pekerja akan aku simpan di bank, bahkan sakar rokok
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan beberapa puntung yang sudah cukup banyak tergeletak di atas asbak, yang otomatis membuat kamarku lumayan penuh dengan asap.
Kebiasaanku memang membuka satu diantara tiga jendela kamar ketika kondisi sudah seperti ini, niatnya supaya angin masuk melalui jendela
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan menghilangkan asap akibat dari rokok yang sudah berkali-kali aku bakar.
“Sudah waktunya…” ucapku, setelah menyimpan semua keuangan ke tempat yang aku anggap aman dan tidak ada siapapun yang mengetahuinya.
Dengan sangat perlahan aku berjalan keluar kamar, lampu kedua
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di ruangan tengah sudah berganti warnanya yang artinya benar, Bapak sudah masuk ke kamar, sampai di dapur aku langsung menuju pintu untuk segera keluar dan menuju halaman belakang, tidak tahu kenapa sangat kuat sekali rasa penasaranku malam ini.
“Tumben kuncinya dicabut…” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic setelah memastikan semakin dekat dengan pintu dapur dan tidak ada sama sekali kunci yang menempel.
Langsung aku berjalan ke arah dimana semua kunci-kunci rumah biasa tersimpan, anehnya sama sekali tidak aku temukan.
“Benar Bapak tidak memperbolehkan aku keluar dari rumah” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perlahan menambah rasa kecurigaan pada halaman belakang.
Namun aku ingat satu hal setelah barusan membuka jendela kamar, sebelum memutuskan untuk ke dapur.
“Masih ada jalan…” ucapku, yang langsung berjalan dengan cepat kembali ke kamar.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Langsung aku mengunci kamar, padahal hal ini tidak biasa aku lakukan sama sekali selama berada di rumah, hanya mengantisipasi nantinya Bapak datang saja ke kamarku.
Setelah kembali menyalakan rokok, aku perlahan keluar melalui jendela yang terbuka yang memang ukuranya sangat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic besar sekali cukup untuk ukuran badanku.
“Sudah tanggung dari pada penasaran…” ucapku, sambil menutup dengan perlahan jendela, sementara lampu kamar aku biarkan menyala dan memang sudah menjadi kebiasaanku.
Dengan langkah yang cepat dan perasaan yang semakin tidak menentu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku berjalan ke arah belakang dari sisi samping rumah lainya, padahal sudah lama juga tidak pernah lagi aku berada di samping rumah ini.
“Tenang Putra… tenang…” ucapku perlahan.
Dari kejauhan sudah terlihat beberapa asap kecil keluar dari sudut halaman belakang yang memang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berukuran cukup luas sekali, mungkin sama luasnya dengan ukuran rumah, karena dulunya adalah kebun, sebelum di tembok oleh Bapak pada waktu itu.
“Banyak sekali…” ucapku tetap memperhatikan asap-asap putih.
Aku lebih berhati-hati untuk mendekat karena tidak menggunakan sandal
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic walaupun halaman belakang sudah jauh lebih bersih sekali, aku semakin dekat pada arah dimana asap-asap itu kenapa bisa ada, dan baunya semakin jelas aku cium.
“Astagfirullah…” ucapku benar-benar kaget dengan apa yang aku lihat, bahkan aku langsung berjongkok
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk lebih memastikannya.
“Sama dengan awal kejadian empat tahun kebelakang di pabrik… apa lagi sih Pak…” ucapku perlahan dan mengelengkan kepala berkali-kali.
Tidak aku matikan atau aku buang kemenyan-kemenyan yang sedang terbakar di atas wadah keramik coklat ini, apalagi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semakin menyala dan mengeluarkan asap di bantu oleh angin malam ini, tepatnya angin dini hari.
“Tidak habis pikir…” ucapku, melihat banyaknya asap-asap hampir setiap sudut halaman belakang.
Karena aku merasa tidak bisa lama dalam kondisi seperti ini, takut Bapak memastikan bahwa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku sudah tidur atau belum ke kamar dengan cepat aku kembali, tanpa menyentuh sama sekali dan membiarkan begitu saja apalagi semua yang aku lihat sudah cukup menjawab rasa penasaranku.
Kembali masuk ke kamar dengan cepat bahkan kaki benar-benar sangat kotor karena menginjak tanah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hanya aku bersihkan menggunakan tisu dan lap yang untungnya bekas siang tadi membersihkan barang-barang dari kosan, setelah dirasa semua aman, perlahan aku membuka pintu kamar, dan langsung mengatur kertas-kertas catatan pabrik yang biasa tergeletak di atas lantai kamar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic seperti biasanya, menutupi kecurigaan nantinya kalau Ibu dan Bapak masuk kamarku pagi nanti.
“Sudah cukup… hal yang sama… dan mungkin benar Ningsih sudah kembali… kenapa hal yang sama Bapak dan Mang Ujang lakukan suatu hal yang pernah membawa petaka itu…” ucapku dalam keadaan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terbaring diatas kasur, setelah semuanya datang bertubi-tubi kepadaku malam ini.

***

Pagi ini aku di bangunkan oleh beberapa kali telpon dari Pak Karto dan Mang Toha yang mengabari bahwa renovasi akan di mulai hari ini juga, sementara aku hanya mengirim pesan kepada Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk mengawasi dan mengirimkan data berapa orang yang di bawa Pak Karto.
“Hmm… jam 8 ternyata…” ucapku.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap untuk ke pabrik aku melihat Bi Imah sudah berada di dapur.
“Bibi kapan datang…” ucapku cukup keras.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Subuh Den di jemput sama Ibu, sama Bapak juga” jawab Bi Imah terlihat sangat senang.
“Eh orang rumah pada kemana Bi” tanyaku, sambil duduk di meja makan dan langsung Bi Imah membawakan makanan ke meja makan.
“Tidak tahu Den, tadi saja Pak Karto kesini sebelum ke pabrik Bibi -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bilang lagi pada keluar…” ucap Bi Imah sambil duduk di sebelahku.
“Siapa aja yang keluar… Mang Ujang ikut…” tanyaku, teringat kembali kejadian semalam.
“Mang Ujang datang, parkir motor, tidak lama Ibu dan Bapak pergi Den… iyah Mang Ujang ikut…” jawab Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya menggelengkan kepalaku saja, sambil perlahan memasukan makanan sarapan pagiku melewati tenggorokan.
“Susah dan sulit dipahami” ucapku.
“Maaf Den kenapa dan ada apa memangnya, kalau Bibi boleh tahu” ucap Bi Imah sangat penasaran.
Segera aku jelaskan kejadian semalam
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kepada Bi Imah dengan sangat perlahan apalagi perlahan makanan di atas pirang sudah mulai habis, Bi Imah yang mendengarkan setiap ucapanku berkali-kali menatapku heran dan seolah tidak percaya.
“Bibi paham kenapa kemarin Bapak buru-buru menyuruh Bibi segera pulang kampung Den…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Bi Imah perlahan.
“Aku baru tahu Bi emangnya gimana” jawabku kaget.
“Harusnyakan rencana Bibi pulang nanti setelah Neng Riska dan Neng Rini datang… ini kemarin malah dadakan sebenarnya” ucap Bi Imah.
Aku langsung paham dan yakin betul bahwa kepulangan Bi Imah adalah salah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic satu cara agar rencana Bapak, Ibu dan Mang Ujang untuk yang terjadi tadi malam berjalan dengan lancar, apalagi Bi Imah juga menyangka pada hal yang sama dengan apa yang aku pikirkan sekarang.
“Harus hati-hati Den mulai saat ini, mungkin Bapak dan Mang Ujang adalah dua orang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang sama seperti empat tahun kebelakang, apalagi sudah mulai lagi seperti itu” ucap Bi Imah.
Awalnya ingin aku ceritakan beberapa kejadian di pabrik akhir-akhir ini atau semenjak Bi Imah pulang ke kampungnya, namun ada hal lain yang lebih penting aku tanyakan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bi gimana soal keluarga Ningsih…” ucapku tiba-tiba.
“Sulit Den… katanya keluarga yang kemungkinan tersisa atau masih berkaitan dengan keluarga Ningsih dari selatan kampung Bibi, yang terpisah sama sungai yang sama dengan dekat pabrik… itu Bibi dapatkan dari beberapa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - orang tua di kampung Bibi” ucap Bi Imah perlahan menjelaskan.
Aku yang baru membakar rokok mild langsung menahan rokok untuk kembali menghisapnya.
“Bukanya dulu Bibi memang satu kampung…” tanyaku.
“Iyah Den satu kampung, tapikan sungai sampai selatannya itu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - masih masuk kampung Bibi juga” ucap Bi Imah.
Aku hanya mendengarkan ucapan Bi Imah saja, dan membenarkan apalagi Ibu juga pernah bercerita soal kampung Bi Imah dan itu benar-benar sama dengan yang Bi Imah ucapkan pagi ini.
“Sudah Den, nanti juga kalau sudah jalannya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pasti bisa tahu, yang terpenting menurut Bibi soal renovasi dulu saja, kasihan pasti sudah keluar banyak uang” ucap Bi Imah.
“Benar sih Bi, mulai hari ini dengan tingkah Bapak yang seperti itu lagi dan Mang Ujang ingat ada apa-apa ceritakan kepadaku yah Bi” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Karena hari ini semakin siang, apalagi aku harus datang ke pabrik karena sudah ditunggu oleh Mang Toha dan Pak Karto aku langsung pamit pada Bi Imah yang mengikuti langkahku sampai garasi.
“Pantes pas di mobil tadi subuh Bapak bilang Den, Bibi baru ingat…” ucap Bi Imah perlahan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bilang apa gitu Bi…” jawabku sambil menghidupkan mesin motor.
“Tumben semalam kamar Aden di kunci.. terus Ibu yang jawab mungkin lagi ngitung uang saja emang biasanya seperti itu” ucap Bi Imah.
Aku benar-benar kaget dan sesuai dengan perasaanku bahwa Bapak malam itu pasti
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic datang ke kamar.
“Untung Bi aku kunci kalau tidak wah tidak terbayang…” jawabku.
“Makanya Bibi juga awalnya aneh setelah tahu apa yang Aden lakukan ada benarnya juga” ucap Bi Imah.
Setelah Bi Imah membukakan gerbang rumah langsung saja aku menarik gas motorku untuk segera
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menuju pabrik, apalagi hari ini adalah di mana sebuah hari yang aku tunggu, untuk sebuah perubahan pada pabrik kedepannya.
Dari kejauhan sudah terlihat sekali pegawai Pak Karto yang mulai sibuk dengan pekerjaanya, sementara terlihat juga Mang Toha berdiri di dekat Pak Kato,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mobil Pak Karto dan beberapa motor para pekerja Pak Karto bahkan terparkir di luar halaman pabrik.
“Alhamdulillah akhirnya setelah sekian lama menunggu…” ucapku, yang langsung memasukan motor ke tempat biasa, walaupun hal itu membuat para pekerja bangunan memandang heran,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mungkin belum mengetahui aku saja.
Mang Toha yang mengetahui kedatanganku langsung berjalan dengan cepat ke arah biasa motorku terparkir.
“Den sepertinya Amang harus beli kopi dan cemilannya, kasihan pekerja Pak Karto” ucap Mang Toha.
“Sudah adakan uangnya… yang kemarin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku siapkan sama Amang…” tanyaku.
“Ada ini Den…” jawab Mang Toha.
“Sudah ini pakai motorku sekalian isi bensin full yah, pakai dulu uang itu” jawabku.
“Baik Den, dari tadi Pak Karto nunggu Aden” jawab Mang Toha yang langsung menaiki motorku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku berjalan ke arah di mana Pak Karto berdiri sementara di dalam pabrik baru hanya ada Mang Deden saja yang sempat aku sapa sedang mempersiapkan produksi hari ini yang nantinya akan di bantu oleh Mang Toha juga.
“Put… saya sikat samping sana sesuai rencana yah… mudah-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mudahan cuacanya bagus terus…” ucap Pak Karto.
“Tidak dirobohkan saja Pak…” tanyaku.
“Tadinya begitu cuman setengah saja saya akalin juga, yang penting aman ini” jawab Pak Karto.
Aku yang ditemani Pak Karto langsung melihat semakin dekat, dan benar saja samping pabrik bagunanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic setengahnya sudah mulai dirobohkan dari atas dan akan diganti oleh bata yang baru.
“Sebentar lagi juga saya pasang terpal di dalam biar engga masuk debu ke dalam dan nggak ganggu produksi kamu” ucap Pak Karto.
“Sesuai rencana” ucapku dalam hati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sepanjang hari setelah Mag Toha kembali, aku hanya berbicara panjang soal renovasi dengan Pak Karto, apalagi pekerja Pak Karto terbilang sangat banyak hampir delapan orang dan semuanya sudah benar-benar sangat profesional sekali aku melihatnya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Jajang, Bagus, dan Agus bahkan ketika datang sempat menyapaku dan langsung bekerja masuk ke dalam pabrik hari ini bersama Mang Toha dan Mang Deden.
“Put silahkan saja kalau mau lanjut ke dalam nanti siang juga saya berangkat dulu yang penting anak-anak disini pada sudah paham”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Pak Karto.
“Baik Pak, nanti juga Bapak akan kesini besok atau lusa kali” ucapku.
“Nah iyah sampai lupa pagi saya itu ke rumah dulu buat izin malah ada Si Bibi saja…” jawab Pak Karto.
Setelah dirasa cukup paham dengan sistem yang dijelaskan Pak Karto aku langsung
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke dalam pabrik untuk mengecek persedian bahan yang mungkin beberapa hari lagi akan segera aku minta Haji Roy untuk kembali mengirim.
Setelah dari ruangan penyimpanan bahan, aku berjalan ke arah ruangan pembungkusan dan melihat beberapa bungkus Tahu yang jumlahnya tidak terlalu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic banyak menumpuk.
“Mang sini…” teriakku keras ke arah Mang Toha.
“Nah iyah Den untuk pertama kalinya pagi tadi Mang Abi pulang ke pabrik membawa sisa yang tidak terjual di pasar kota, apa kita kurangi dulu ke pasar kota…” jawab Mang Toha.
“Jangan, sudah tidak apa-apa ini pasti-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bersaing sama Pak Jasa yah sesuai malam kemarin Amang bicara dengan Bi Tarmi yah sebelum aku pulang” ucapku.
Mang Toha malah menunjukan wajah heran dengan ucapanku barusan.
“Amang tidak mengerti Den…” jawab Mang Toha.
“Malam kemarin aku diam di sana Bi Tarmi ambil plastik -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - terus bicarakan sama Amang dan Mang Abi aku tanya Bi Tarmi katanya bicarain soal Pak Jasa…” ucapku.
“Maaf Den… bukan mungkin Bi Tarmi bohong kepada Aden kemarin malam, biar nggak jadi pikiran Aden saja…” jawab Mang Toha perlahan.
“Aku sekarang yang tidak paham Mang” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Malam itu ternyata Mang Abi juga lihat perempuan Den dengan baju yang sama sama kita hitam, perempuan hitam yang di sebut Mang Abi pertama di lihat sebelum sampai di pabrik, pas kita duduk disana kemarin malam” ucap Mang Toha.
“Lalu Mang?” tanyaku mulai penasaran sekali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lalu Mang Abi ngerasa aneh, setelah dilewati sama mobilnya di lihat dari spion tidak ada dan semakin yakin bahwa itu bukan manusia setelah mengetahui pengakuan Bi Tarmi dan Amang, malam itu bicarakan itu Den…” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Pantas saja kalau begitu, tolong Mang selama renovasi jaga produksian yah, tidak apa-apa sekarang sisa begini siapa tahu nanti malam laris lagi kalau bisa jangan dulu dikurangi jumlah produksi yah tetap samakan pengen tahu juga gimana kedepanya” ucapku.
“Siap Den… Amang gimana-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - baiknya menurut Aden pasti dikerjakan” jawab Mang Toha.
Setelah Mang Toha kembali kerja, sementara di halaman belakang para pekerja penebang pohon baru datang siang ini untuk merapikan dan menyiapkan kayu-kayu yang diperlukan renovasi pabrik dan hal ini membuat suasana pabrik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jauh benar-benar berubah, dari belakang pabrik terdengar suara mesin pemotong kayu dan dari samping depan pabrik suara pekerja bangunan, dan hal ini membuatku senang keluar biaya yang banyak dengan pekerjaan yang sudah mulai berjalan.
Sementara aku duduk di teras belakang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic beberapa kali yang sedang merapikan kayu menyapa aku dari kejauhan dan aku hanya melemparkan senyum saja, setelah mencari kontak Rini barulah aku langsung telepon apalagi ini sudah di jam istirahatnya.
“Rin…” ucapku.
“Kak baru nanti sore aku mau kasih kabar, tiga hari lagi aku -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sudah urus cuti…” jawab Rini.
“Jadi pulang sama Riska” ucapku.
“Jadi Kak makanya ini urus dulu biar di rumah satu mingguan, Riska palingan dua sampai tiga malam atau sampai kerjaanya selesai saja…” jawab Rini.
“Hari ini pabrik sudah mulai renovasi Rin…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sebentar tunggu… aku cari tempat sepi ada hal penting kak…” jawab Rini.
Tidak tahu kenapa mendengar ucapan Rini, aku yang sedang duduk melihat ke arah pekerja yang sedang menyiapkan kayu-kayu yang akan di rapikan kembali membuat rasa ketakutan hadir perlahan begitu saja
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic padahal ini benar-benar matahari sedang tinggi sekali.
“Halo kak…” ucap Rini.
“Iyah penting apa Rin” jawabku.
“Aku mimpi buruk dua hari kebelakang Kak, mimpinya di pabrik…” ucap Rini perlahan.
“Mimpi apa sih segala aneh-aneh” jawabku.
“Aku ngeliat orang gantung diri Kak serem -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - lehernya merah ke hijauan aku anehnya ngeliat sama Bi Imah kirain kenapa ada orang di pohon taunya seperti itu kak, ini aku cerita bulu pundaku saja berdiri kak” ucap Rini.
Aku yang mendengar ucapan Rini langsung melihat ke arah lengan dan mengusap pundak aku berkali-kali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Perempuan itu hitam sekali kak… rambutnya benar-benar panjang, sama ini kak, apa bener kak di samping pabrik, masih ada pohon satu…” ucap Rini yang semakin tidak jelas aku dengar, karena suara mesin pemotong kayu mulai menyala dan mengeluarkan suara yang sangat berisik sekali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Nanti Kakak telepon lagi disini berisik suara mesin potong kayu Rin…” ucapku.
“Iyah baik ini juga sebentar lagi udah masuk jam mengajar juga aku Kak…” jawab Rini.
Aku langsung menarik nafas sangat dalam sekali dan mengeluarkannya secara perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bagaimana bisa mimpi Rini sama seperti kejadian di sini, pohon itu lagi…” ucapku sambil berdiri untuk menemui Mang Toha.
“Ini Den sudah dihitung, total nya di dalam kertas sama kembalian barusan belanja… nanti biar enak aden di rumah hitung kembali” ucap Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kasih tahu siapa aja yang ikut bantu-bantu renovasi nanti aku tambah gaji bulan ini yah Mang, sama satu lagi tolong tangani kalau ada kejadian aneh yang dialami para pekerja Pak Karto” ucapku.
Mang Toha hanya mengangguk saja, sementara aku benar-benar dibuat lemas oleh
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic masalah-masalah yang malah silih berdatangan dengan perlahan padahal ini baru hari pertama, masih ada puluhan hari kedepan sebelum renovasi selesai semuanya yang aku lebih matang aku persiapkan, termasuk pikiran aku sendiri.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Perlahan aku berjalan keluar pabrik sementara setengah hari ini sudah berlalu begitu saja, di luar terlihat semua orang sibuk tidak ada yang berdiam apalagi area kerja bagian samping pabrik, sementara pasir yang mendekat ke arah tembok, ternyata diambil duluan dan mulai terlihat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hanya dedaunan saja dari pohon satu-satunya yang berada di samping pabrik.
“Eh Mang sini…” teriakku pada seseorang yang sedang merapihkan kayu.
“Maaf Den gimana…” jawab lelaki yang umurnya aku taksir sama dengan Mang Toha.
“Kalau udah semua beres kayu-kayu di belakang, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku minta tebang pohon yang sana yah gimanapun caranya” ucapku.
Lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya dan seolah sangat kaget dengan ucapanku barusan.
“Anu Den, urusan itu Mamang tidak bisa pastikan, Abah saja yang sudah puluhan tahun menebang kayu sana-sini kapok -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tebang pohon yang sana itu…” jawab Mamang perlahan sambil menunjuk ke arah pohon yang terlihat hanya dedaunan nya saja.
“Yasudah sampaikan dulu saja, besok Abah suruh kesini…” jawabku, yang langsung berjalan ke arah parkiran motor.
“Aku pikir waktu itu hanya bercanda dan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mengada-ada saja ternyata sesulit itu penasaran juga” ucapku dalam hati, langsung menaiki motor dengan plastik hitam yang aku gantungkan di bagian stang.
Perjalanan pulang dengan banyak pikiran yang semakin semrawut membuat kepalaku benar-benar pusing, apalagi ditambah panasnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hari ini, rasanya kepalaku seperti ingin terpisah dengan bagian leherku.
“Bi belum pada pulang sampai jam segini…” ucapku di depan pintu dapur, sementara Bi Imah sedang menggosok beberapa baju.
“Eh Aden belum Den… keliatannya pusing, mau Bibi siapkan obat…” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya mengangguk saja dan langsung berjalan ke arah halaman belakang dengan cepat, untuk memastikan saja apalah wadah-wadah yang semalam berisikan kemenyan masih ada atau sudah Bapak bereskan.
“Lah masih ada…” ucapku, sambil berjalan ke arah yang paling dekat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan langsung aku mengambilnya satu wadah.
“Benar-benar Bapak bukan sembunyi-sembunyi lagi soal ini…” ucapku kesal.
Langsung saja aku memasuki dapur, dengan satu tangan membawa wadah dari keramik berwarna coklat dan satunya lagi plastik berisikan uang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hasil pengiriman kemarin malam.
“Ya allah Den itu bawa apa…” ucap Bi Imah sangat kaget.
“Sengaja aku bawa pengen tahu apa maksudnya semua ini” jawabku kesal, sambil menyimpan wadah di atas meja makan.
Bi Imah yang sudah menyiapkan obat di atas piring kecil dan air minumnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic lengkap, segera aku minum dengan perlahan, dan berbarengan juga suara klakson mobil aku dengar.
“Nah itu Bapak sama Ibu Den… Bibi buka dulu yah” ucap Bi Imah.
“Sudah kesal juga dari semalam aku di bentak Bapak” ucapku, yang langsung membakar kembali rokok,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic padahal kepalaku masih terasa sangat pusing sekali.
Tidak berselang lama Ibu dan Bapak masuk dari arah pintu dapur, dan aku langsung melihat betapa kagetnya Ibu dan Bapak sudah tergeletak wadah berisikan kemenyan di atas meja makan.
“Kenapa kamu ambil dan simpan di situ…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Bapak sambil duduk di ikuti juga dengan Ibu.
“Lah harusnya Putra yang tanya kenapa semalam Bapak segala bakar beginian lagi, segala bentak aku juga semalam…” jawabku dengan sedikit nada tinggi dari ucapan Bapak.
Sementara Mang Ujang dan Bi Imah tidak berani langsung masuk
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan hanya duduk di teras belakang.
“Kan… sudah pelan-pelan kalau bicara sama Bapak itu Put tidak sopan itu namanya lagian sudah dewasa kamu ini” ucap Ibu perlahan.
“Bapak semalam tidak memperlakukan aku secara dewasa Bu, wajar aku bicara seperti ini juga seharusnya kalian paham”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku.
Bapak hanya diam dan kembali tatapan yang sama seperti malam kemarin aku lihat.
“Susah… anak kamu ini tidak akan paham Bu…” jawab Bapak kemudian berdiri dan berjalan dengan perlahan ke arah ujung rumah yang biasa di gunakan Bapak untuk duduk berlama-lama disana.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ujang sini…” ucap Bapak.
Segera Mang Ujang masuk ke dalam dapur dan tidak berani menatapku lebih pada menundukan wajahnya.
“Itu dilakukan Bapak nantinya biar rumah aman Put… apalagi nantikan kayu-kayu sisa akan pindah ke halaman belakang juga tidak sedikit… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tolonglah mengerti akan hal seperti itu…” ucap Ibu perlahan menjelaskan.
“Aku tidak peduli apapun itu… dulu juga semua berawal dari ritual yang aku buang, misteri pabrik perlahan aku ketahui, ini untuk apa lagi Bu… aku sedang renovasi Pabrik -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tolong jangan malah memperkeruh semua ini…” jawabku.
Ibu tidak langsung menjawab bahkan sudah berkali-kali hisapan pada rokok mild aku habiskan dan mematikannya di atas wadah kemenyan.
“Lagian perjanjian ibu tidak ikut campur pabrik, urusan rumah biarkan saja terserah Bapak -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kamu Put, Ibu juga sudah capek harus berada dan berpihak kepada siapa…” ucap Ibu dengan kesal kemudian berdiri dan berjalan ke arah kamar.
“Sudah Den sudah… ayo ke kamar Bibi antar sambil bawa air minum biar bisa istirahat Aden…” sahut Bi Imah sambil mengusap pudak aku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berkali-kali.
“Kadang hanya Bibi dari dulu yang paham dengan aku ini Bi, aku hanya ingin semua ini baik-baik saja…” ucapku.
“Iyah Sudah Bibi paham, apalagi Aden sedang sakit kepala… ayo mendingan istirahat apalagi nanti malam harus ke pabrik lagikan…” jawab Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Hampir sama kejadiannya… iyah semua mengarah ke hal yang sama entah akan ada apa lagi ini kedepannya…” ucapku dalam hati, sambil terbaring di atas kasur dengan badan yang semakin lemas dan kepala seperti ingin pecah dan Bi Imah hanya menyimpan air minum,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic lalu keluar dengan menutup pintu dengan perlahan

***

“Heh emang kalau Bos tidur sampai jam segini boleh yah… malu ih mana kamar udah kaya pesawat tempur begini…”
Perlahan aku paksa membuka mata, apalagi suara yang aku dengar sangat kenal sekali, namun anehnya badanku terasa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sangat lemas sekali.
“Rini… lah kok sudah ada di rumah sih…” ucapku perlahan, namun aku melihat Rini masih setengah jelas saja.
“Sudah jangan di paksain Kakak demam, tuh lihat ada Riska juga sudah sampai tenang saja…” ucap Rini perlahan dekat sekali dengan telingaku saat ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Jam berapa ini…” tanyaku pelan.
“Jam 10 malam Kak… aku sampai barusan sore dari kosan, denger kabar Kakak sakit dan cerita dari Bi Imah yasudah akhirnya aku paksa Riska dan memang harusnya tiga hari lagi aku kesini tenang saja sudah aku atur semuanya iyah gak Ris…” ucap Rini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah Kak Putra tenang saja aku sekalian juga pengen istirahat di rumah ini, sambil libur saja jangan buru-buru” jawab Riska perlahan.
Aku hanya mengangguk saja sementara aku paksakan bangun badanku sama sekali tidak bisa diajak kerja sama padahal tidak tahu kenapa semuanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tidak aku sadari bisa tiba-tiba seperti ini.
“Nah itu datang juga, ayo Bi Ajak masuk aja Pak Mantrinya Bi…” ucap Rini.
Tidak lama aku melihat dengan samar-samar Ibu, Bi Imah, Rini dan Riska yang berada di dekat kasur kamarku, dan tidak terasa beberapa kali Pak Mantri memeriksa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic seluruh badanku.
“Aden ini kecapean saja, sama pikiran ini, usahakan istirahat yang cukup dulu… alhamdulillah tidak ada masalah di kesehatanya” ucap Pak Mantri.
“Ini Pak…” ucapku sambil perlahan tanganku aku arahkan ke bagian belakang kepala yang masih terasa berdenyut.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah tidak apa-apa Den nanti minum obat juga hilang…” jawab Pak Mantri.
Tidak lama setelah beberapa obat aku lihat di simpan di atas meja kamarku, Bi Imah dan Ibu mengantar Pak Mantri keluar, sementara Rini langsung membuka satu persatu obat.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Malu ada Riska masa mau projectkan malah sakit…” ucap Rini berbisik di dekat telingaku.
Terlihat Riska hanya tersenyum saja dengan sangat manis sekali, heranya aku melihat Riska malam ini tidak seperti biasanya dan baru hadir begitu saja dalam pikiranku kalau Riska ternyata
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic benar-benar cantik.
“Kak heh malu ih masa liatnya begitu malah senyum-senyum lagi… sorry Ris kalau lagi sakit kadang aneh Kak Putra ini” ucap Rini.
“Tidak apa-apa Rini tenang saja lagian wajar namanya juga lagi demam kadang halusinasinya suka tinggi, tadi aja di telpon Bi Imah -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bilang Kak Putra manggil-manggil nama kamu kan…” jawab Riska.
Tidak lama Bi Imah datang dengan membawa makan, agar obat bisa masuk ke dalam perutku, sudah hampir sendok ke sekian kalinya makanan yang di suapi Bi Imah aku lahap habis.
“Bi Pabrik gimana…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah Bibi kabarin Mang Toha…” jawab Bi Imah.
“Handphone Bi mana” ucapku.
Segera Rini memberikan handphone kepadaku dan terlihat beberapa panggilan masuk dari Mang Toha dan Bi Tarmi juga beberapa pesan laporan dari Pak Karto.
“Maksudnya…” ucapku dan hampir tersedak makanan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di tenggorokan karena membaca pesan dari Mang Toha.
“Den gawat… pegawai Pak Karto sore tadi pas bubaran kerja… ngeliat perempuan hitam lagi di dekat samping pabrik, sekarang sama dengan apa yang di lihat Bi Tarmi di dekat pohon satu-satunya” isi pesan dari Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Heh kenapa Kak” tanya Rini kaget.
“Tidak apa-apa, mana minum sudah Bi minum saja obat mau istirahat aku” ucapku perlahan.
Setelah beberapa obat Rini berikan dan aku minum, Bi Imah keluar terlebih dahulu dari kamarku.
“Kak Pabrik baik-baik sajakan…” ucap Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya mengangguk saja, sambil membenarkan posisi bantalku agar semakin nyaman untuk kembali terlelap malam ini.
“Emang kenapa Rin kejadian lagi…” sahut Riska perlahan, padahal sedari tadi tidak berbicara.
“Makanya aku tanya, dari cerita Bi Imah sih iyah Ris… sudah ayo -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - istirahat saja kalau mobil kamu sudah aman masuk garasi kasian perjalanan jauh barusan” ucap Rini.
“Cerita di kamar yah penasaran…” jawab Riska, sambil berdiri dan mengikuti langkah Rini.
Sementara efek dari obat benar-benar terasa sekali olehku, apalagi badanku mulai terasa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sangat panas sekali, padahal pertanyaanku masih sama dalam gelapnya mata terpejam ini.
“Kenapa tiba-tiba bisa sakit…” ucapku dalam hati.
Walaupun sisi bahagianya Rini dan Riska sudah datang lebih awal dari waktu yang sudah dijanjikan, yang tentunya akan memperingan kerja aku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan Mang Toha di pabrik dan beberapa pekerja lainya juga dengan sistem yang akan segera Riska perbaiki.
Dalam kondisi yang semakin melemah juga panas yang semakin tinggi aku benar-benar berusaha memaksa badanku beristirahat, walaupun sudah terasa beberapa usapan tangan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sedang memijat bagian kaki aku saat ini, karena pijatannya semakin enak dan perlahan aku ingin memastikan siapa yang sedang duduk di dekat kaki aku malam ini, walaupun kemungkinannya hanya Bi Imah saja.
Perlahan gelapnya mata terbuka, bayang-bayang seorang perempuan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sedang tertunduk memijat kakiku dari samping, aku melihatnya, sementara dari arah lurus kepalaku tertidur, aku melihat jam yang menempel di kamarku sudah menunjukan pukul 02:15 dini hari.
“Sudah lama juga aku tertidur” ucapku perlahan sambil semakin menikmati pijatan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di dampal kaki dan punggung kaki saat ini.
“Riska…” ucapku perlahan walaupun penglihatanku belum benar-benar jelas, sementara bekas keringat sudah terasa di bagian punggung dan dahi.
Riska hanya mengangguk saja tanpa membalas ucapanku sama sekali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kapan Riska ganti baju jadi warna hitam” ucapku dalam hati.
“Ris sudah kasihan kamu, mending balik kamar Rini sana istirahat…” ucapku perlahan.
Sementara Riska kembali tidak menjawab hanya mengangguk saja, setengah rambutnya yang panjang menutupi hampir wajahnya, aku melihatnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic samar-samar dari samping saja, dan pijatan tangan Riska terus berganti dari kaki kanan pindah ke kaki kiri.
Aku kembali memejamkan mata perlahan, setelah membalas senyuman Riska yang sama manisnya, seperti ketika tadi bersama Rini di kamar aku, apalagi kali ini wajahnya semakin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jelas aku lihat karena membalas ucapanku sambil menggerakan kepalanya secara perlahan, dengan rambut yang terurai menambah aura kecantikanya semakin keluar.
“Ris kalau sudah ngantuk tidur saja, aku sudah tidak kuat mau tidur lagi yah” ucapku sambil terpejam.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Namun Riska kembali tidak menjawab hanya pijatannya terasa lebih kencang dan terasa semakin dingin aku rasakan di kaki bagian kanan padahal terasa pijatannya baru saja berpindah dari kaki kiri.
“Bisa makin dingin begini Riska…” ucapku memaksakan berbicara sementara mataku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semakin terpejam.
Padahal AC di dalam kamar aku sama sekali jarang aku gunakan, malah lebih sering menggunakan kipas angin, namun karena mungkin sedang demam badanku terasa sangat dingin apalagi pijatan Riska semakin kencang aku rasakan.
“Bawa tidur saja Putra Dwika Wijaya…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Riska perlahan.
“Sejak kapan suara Riska seperti itu dan tumben tahu nama lengkap aku” ucapku semakin terpejam dan semakin dalam menikmati dingin di arah kaki aku.

***

Aku terbangun oleh suara Bi Imah yang membuka jendela pagi ini, terlihat Bi Imah sedang menyapu kamarku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan tumben sekali baru pertama kali Bi Imah membersihkan kamarku terlebih dahulu.
“Eh sudah bangun Den… gimana sudah mendingan” tanya Bi Imah seperti kaget melihatku, tangan kirinya langsung menyembunyikan sesuatu di balik badanya.
“Seger Bi sepertinya mendingan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ini obatnya bagus…” ucapku, sambil bagun dan langsung duduk di atas kasur.
“Iyah ini Bibi langsung sapu-sapu Den…” ucap Bi Imah.
Aku sangat kaget melihat ke arah lantai banyak sekali rambut-rambut panjang berhelai-helai tergelak begitu saja di atas lantai kamarku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bi rambut siapa itu kok banyak begitu…” ucapku kaget dengan apa yang aku lihat sepagi ini.
“Tadinya Bibi tidak mau Aden tahu soal ini Bibi juga kaget Den pas masuk mau lihat Aden sudah banyak sekali rambut tuh lihat ini” ucap Bi Imah sambil menunjukan gumpalan bekas rambut
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di tangan kirinya yang begitu banyak.
Langsung saja aku teringat kejadian semalam Riska yang memijat kaki aku bahkan emang cukup lama.
“Oh tidak usah kaget Bi semalam Riska balik lagi mijat kaki aku jam dua malam… mungkin rambut dia” jawabku dengan tenang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Heh sudah bangun juga Pak Bos… gimana sudah mendingan, jalan yuk ke kota antar aku sama Riska” ucap Rini yang terlihat belum mandi sama sekali, terlihat dari rambutnya yang masih terikat dengan menggunakan baju tidurnya.
Anehnya Bi Imah yang barusan mendengarkan ucapanku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terakhir langsung menyapu dengan cepat dan Rini malah langsung duduk di kasur aku tanpa melihat ke arah rambut yang berserakan di dekat sapu yang dipegang oleh Bi Imah.
“Ayo sudah sana mandi…” ucapku.
“Eh Rin kirain kemana sorry aku tidurnya lelap banget semalam -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nggak bangun-bangun yah…” sahut Riska di depan kamarku dan berjalan masuk.
“Iyah tumben kebo kamu Ris tapi wajar udah nyetir jauh yah” jawab Rini sambil bercanda.
Aku langsung terdiam dan benar-benar kaget seolah tidak percaya dengan terbangunnya aku pagi ini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi mendengar ucapan Riska barusan dan melihat Riska yang sudah duduk di dekat Rini saat ini, jauh berbeda dengan Riska semalam.
“Bukanya langsung mandi ih Ris duluan, nanti saja sambil makan di kota ngobrol sama Kak Putra nya” ucap Rini.
“Yeh nunggu dulu airnya penuh Rin”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Riska sambil melihat ke arah handphone yang sedang dipegang oleh kedua tangannya itu.
“Pagi ini Riska mengenakan baju putih yang sama seperti pertama ke kamarku, malam itu baju hitam dan rambutnya ternyata tidak sepanjang semalam…” ucapku dalam hati semakin merasa sangat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ketakutan pagi ini.
“Ya Allah malah melamun lagi pagi-pagi…” ucap Rini sambil menepuk pundak aku.
“Nggak lah, ini lagi mikirin pabrik aja, sana mandi ajak Riska siap-siap sambil bawa ini obat Kakak mendingan kok…” ucapku.
“Iyah Rin ayo biar siang aku ke pabrik yah -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Kak Putra pulang dari kota” sahut Riska.
Aku hanya mengangguk saja bahkan melihat ke arah wajah Riska membuat bulu pundaku berdiri begitu saja, apalagi kejadian semalam masih benar-benar hangat aku rasakan pagi ini.
“Bukan Riska semalam, bukan…” ucapku perlahan meyakinkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perasaanku sendiri.
Tidak lama terlihat Bi Imah kembali masuk kamar dan memberitahu aku kalau air hangat sudah siap di kamar mandi, selesai mandi dengan sangat cepat terlihat olehku Bapak, Ibu, Rini dan Riska sedang berbincang di meja makan dapur, sementara aku langsung
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bersiap-siap karena sudah di tunggu.
“Gimana mendingan Putra…” ucap Bapak.
“Sudah… nanti pulang dari kota ngatar Rini sama Riska langsung ke pabrik” jawabku, sambil berjalan melewati mereka untuk mengeluarkan mobil dari garasi, yang untungnya mobil Riska dan Ibu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tidak menghalangi mobil aku untuk keluar.
“Den ini makan dulu Bibi buatkan roti jangan langsung merokok gitu tidak baik” ucap Bi Imah sambil berjalan ke arahku.
“Bi soal kejadian tadi di kamar, rambut itu jangan ada yang tahu yah…” jawabku sambil mengambil satu roti
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di atas piring dan langsung memakannya, sementara mesin mobil sudah aku hidupkan terlebih dahulu untuk memanaskan mesinnya.
“Iyah Den, emang ada kejadian apa semalam, maaf kayaknya Aden ngeliat ke Neng Riska pas di kamar kaya yang beda sekali” tanya Bi Imah sangat penasaran.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah nanti saja, lihat Rini sama Riska udah jalan kesini…” jawabku, sambil mengambil gelas berisi air minum di tangan Bi Imah.
Bi Imah hanya mengangguk saja dan langsung berbalik badan lalu berpapasan dengan Rini dan Riska yang pamit pada Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku sempatkan membalas semua pesan yang masuk ke dalam handphone terutama dari Mang Toha, Bi Tarmi dan Pak Karto untuk memberi kabar tentang kondisiku hari ini, sepanjang perjalanan menuju kota bersama Rini yang duduk di depan dan Riska di belakang tidak jarang di dalam mobil
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sangat berisik sekali dengan becandaan Rini yang memang sudah lama sekali tidak jalan denganku dan beruntungnya Riska bisa menyesuaikan dengan keadaan apalagi aku sudah mengenalnya cukup lama.
Sampai di kota yang cukup jauh, hampir satu jam lebih, ternyata hanya mengantar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kebutuhan Rini saja untuk beberapa kebutuhannya selama di rumah sementara Riska lebih kepada ikut untuk jalan-jalan, berpindah dari satu toko ke toko lainya tidak terasa hari semakin siang.
“Tunggu satu toko lagi kak yang ini sebentar engga usah turun kakak sama Riska -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aja di dalam mobil” ucap Rini yang langsung turun ketika mobil tepat berhenti di depan toko yang Rini tuju.
“Kak Putra…” ucap Riska perlahan.
“Iyah Ris gimana…” jawabku sambil melihat ke spion tengah mobil untuk melihat wajah Riska.
“Hmm… aku bingung mau tanyanya sih, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - cuman…” ucap Riska perlahan.
“Tidak apa-apa santai aja Ris” jawabku.
Riska tidak langsung berbicara hanya menyimpan handphone yang dimasukkan ke dalam tas dan posisi duduknya sedikit maju lebih mendekat ke arahku di bagian kemudi mobil.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Semalam emang ada yang tidur di rumah lagi yah… terus kenapa pagi di kamar Kak Putra ngeliat aku kok beda banget” tanya Riska sangat penasaran.
“Lah emangnya kenapa Ris kan aku tidur semalam” tanyaku, semakin tidak tenang apalagi baru aku alami kejadian malam itu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Enggak sih cuman aku denger suara perempuan ketawa terbahak-bahak di ruangan tengah seperti lagi becandaan Kak… tadinya mau bangun dan aku pastikan tapi karena lelah aku urungkan niat itu kak” ucap Riska perlahan, bahkan semakin dekat dengan aku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Oh mungkin tamu Bapak atau Ibu Ris, sudah jangan terlalu dipikirkan, soal pagi juga padahal aku biasa aja ngeliat Riska itu, perasaan saja kali itu” jawabku.
“Hayoloh dari kejauhan ngobrol deket-deket banget bahas apaan sih” ucap Rini sambil membuka pintu mobil,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang membuat aku dan Riska sangat kaget sekali.
“Bahas pabrik Rini…” sahut Riska sambil kembali duduk pada posisi semula.
“Huh apalagi ini…” ucapku dalam hati sambil kembali menginjak gas mobil untuk kembali pulang, apalagi hari semakin siang untungnya Rini dan Riska menolak
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku ajak beberapa kali untuk makan.
Selama perjalanan pulang anehnya badanku tidak terasa pusing atau lemas sama sekali bahkan ketika Rini bertanya memastikan kondisi akupun keadaanku sudah benar-benar membaik jauh berbeda ketika tadi malam.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Aneh yah bisa sakit seperti itu, padahal semalam drop banget” ucap Rini.
“Sudahlah Rini yang penting kakak sembuh, eh Ris mau langsung kerjain hari ini apa nanti sore atau malam…” ucapku.
“Aku sih sebenernya santai aja gimana Kak Putra, emang kondisi di sana seperti apa”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tanya Riska.
“Di belakang sih yang beresin kayu belum selesai, di depan yang renovasi di dalem yah nyiapin produksi buat malam Ris…” jawabku.
“Oh begitu yah, aku pasang aplikasi di laptop kakak dulu aja yang di rumah selesai itu sorean bisa ke pabrik gimana…” jawab Riska.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Boleh paling tidak bisa aku temenin, laptopnya di kamar nanti Rini bantu deh, sampai di rumah aku langsung ke pabrik dulu yah” jawabku.
Tidak lama tidak terasa sudah sampai di rumah, hari semakin siang bahkan melihat jam yang aku gunakan di tangan sudah jam 11,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic setelah mobil terparkir di tempat biasanya aku mengeluarkan motor.
“Keluarin aja Rin barang-barangnya… ini kuncinya, bilang sama Ibu kakak ke pabrik buru-buru yah” ucapku sambil menaiki motor yang kuncinya sedari pagi sudah aku masukan ke dalam saku celanaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Apalagi sudah berkali-kali telepon dari Mang Toha masuk tidak aku angkat sama sekali.
“Den penting cepet ke pabrik… dari tadi Amang nungguin” isi pesan dari Mang Toha.
Setelah membaca pesan dari Mang Toha, motor yang aku kendarai melaju cukup cepat bahkan sampai dua kali lebih
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic cepat dari biasanya, dan pemandangan yang sama seperti hari kemarin sudah aku lihat lagi di pabrik, walaupun anehnya beberapa pekerja Pak Karto melihat kedatanganku memandang ke arahku dengan tatapan yang sama sekali tidak aku mengerti.
“Oh pantas…” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil turun dari motor dan berjalan cepat masuk ke dalam pabrik melalui jalan samping, apalagi semalam Mang Toha mengabari kejadian sore kemarin tentang pekerja Pak Karto saat bubaran.
“Mang…” teriak aku kencang.
“Sini Den…” balas Mang Toha sambil melambaikan tanganya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku berjalan cepat ke arah meja dimana Mang Toha sedang duduk.
“Gimana apanya yang penting Mang?” tanyaku semakin penasaran.
Mang Toha tidak menjawab dan langsung berjalan dengan cepat ke ruangan pembungkusan yang langsung aku ikuti langkahnya.
“Ini Den…” ucap Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
“Ini berarti yang di bawa Mang Abi pagi kan? Barang kemarin?” ucapku kaget melihat tumpukan Tahu.
“Iyah Den… Mang Abi juga heran kenapa udah dua hari jadi begini…” ucap Mang Toha, sambil jongkok di dekat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tumpukan Tahu yang tidak laku terjual.
“Sudah Amang cek belum kenapa, takutnya dari kita kualitasnya menurun” jawabku yang langsung mengambil satu bungkus Tahu dan kembali berjalan ke arah meja komputer.
“Berkali-kali, bahkan Mang Deden juga sudah ikut cek Den, Mang Deden -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidak terima kalau tidak laku gara-gara produksi karena semuanya sama tidak ada yang di kurangi atau di lebihin apapun juga, hal yang sama juga amang rasakan… ini semua aneh Den…” jawab Mang Toha.
Langsung saja aku membuka komputer dan memeriksa data pengiriman
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic beberapa hari belakang.
“Sisa yang disana sudah di masukan kesini Mang” ucapku.
“Sudah Den, lihat saja grafiknya menurun drastis hari ini” jawab Mang Toha yang berdiri di dekat kursi dimana aku sedang duduk.
“Benar Mang ini sudah sesuai dengan data jumlah masuk juga… takutnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - salah saja di data, ini memang tidak laku saja sudah jangan berpikiran yang tidak-tidak dulu…” ucapku.
“Mang…” teriaku kencang ke arah Mang Deden.
Mang Deden yang terlihat kaget langsung berjalan menghampiri aku dan Mang Toha.
“Gimana Den…” tanya Mang Deden yang sudah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bercucuran keringat karena sedang mengolah bahan-bahan untuk hari ini.
“Itu terpal amankan nggak masuk ke area penggodokan debu dan yang lainya…” tanyaku.
“Aman Den sudah diatur malah sama Pak Karto tadi pagi, malah bicara panjang sama Amang juga semua aman Den, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -palingan kayu minggu depan harus di isi lagi…” jawab Mang Deden.
“Catat Mang…” ucapku sambil melihat ke arah Mang Toha.
Mang Toha langsung mencatat sesuai informasi dari Mang Deden di atas kertas yang menjadi catatan penting pabrik.
“Sudah urusan barang sisa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jangan dikhawatirkan kita bikin hari ini sama saja dulu dengan hari kemarin-kemarin yah, andai kata tidak laku sebanyak itu lagi besok baru kita evaluasi salahnya dimana… malam atau sore Riska kesini Mang, rapikan meja… jangan sampai yang lain mengetahui dulu kejadian ini, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -yang sisa itu seperti biasa saja yah” ucapku berusaha tenang menyikapi hal yang kedua kalinya terjadi bahkan tiga kali lipat dari kemarin.
“Baik Den… kalau soal kualitas Amang juga paham dan Aden juga paham, disini Amang bukan satu atau dua tahun Den kerja…” ucap Mang Deden.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah aku percaya bukan soal itu, aneh saja rasanya sudah hampir 24 bulan di data dan harus turun drastis karena dua hari tidak masuk akal makanya aku pengen tahu dulu sampai satu minggu ini seperti apa” ucapku menjelaskan.
Mang Deden yang sudah paham langsung kembali bekerja,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara aku dan Mang Toha membahas soal kayu dan jalanya pembangunan, walaupun ada hal yang membuatku merasa adil karena di sisi lainya semua berjalan dengan baik.
“Disana lagi mereka lihat Mang kemarin sore” ucapku, sambil menunjuk ke arah pohon itu berada.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah Den benar, lumayan sih jadi bahas obrolan mereka, beberapa yang tahu soal pabrik ini dulu kembali menyangkut pautkannya lagi Den…” jawab Mang Toha.
Aku langsung terdiam dan membenarkan apa yang dikatakan Mang Toha pasti lambat laun akan membawa pandangan orang-orang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke masa lalu pabrik ini lagi dengan kejadian yang sudah di lihatnya itu.
“Malah Den amang sampai lupa, tuh si Mamang itu bilang Abah tidak sanggup nebang pohon sana, sekarang juga anak buahnya saja yang rapikan kayu” ucap Mang Toha sambil menunjuk satu orang yang sedang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic memindahkan kayu ke halaman depan.
“Apa mungkin semalam aku sakit karena ingin menebang pohon itu…” ucapku dalam hati, tiba-tiba pikiranku mengarah pada hal itu, apalagi kemarin sempat menitipkan pesan pada Si Mamang untuk Abah soal penebangan yang tetap ingin aku lakukan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den baik-baik sajakan hari ini, maksudnya sudah sembuh malah Amang takutnya karena kemarin aden titip pesan ke si Abah soal pohon jadi sakit” ucap Mang Toha yang ternyata mempunyai pemikiran yang sama denganku siang ini.
“Sudah Mang banyak yang perlu di pikirkan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku minta tolong agar semuanya bisa berjalan sesuai rencana yah Mang… aku mau pulang lagi ini Riska lagi pasang aplikasi di laptop rumah, sore atau malam kesini…” ucapku.
“Aman Den, Bi Tarmi juga selalu berpesan sama kaya Aden barusan insyaallah Amang bisa diandalkan Den”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Mang Toha sambil berdiri dan berjalan membawa plastik berisikan penghasilan pabrik hari kemarin.
“Yasudah ada apa-apa telepon aku yah Mang, aku sore kesini lagi pengen tahu kejadiannya kemarin gimana…” ucapku yang langsung berdiri dan kembali jalan ke parkiran motor,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic malah Mang Toha mengikuti langkahku.
“Kemarin disana pada liatnya Den, apalagi kan lihat saja barang-barang mereka di sana…” ucap Mang Toha sambil menunjuk arah tumpukan bahan bangunan.
“iyah wajar Mang mana lurus lagikan ngeliat ke arah pohonnya” ucapku yang malah baru sadar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic beberapa pasir sudah mulai di pakai yang kemarin menutupi pohon dari samping hari ini setengahnya terlihat.
“Sudah Den pulang saja, jangan terlalu dipikirkan kasian nanti malah sakit lagi, semalam juga Bi Tarmi dan Amang hampir ke rumah untung saja Bi Imah keburu telepon Amang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pakai telpon rumah” ucap Mang Toha.
Barulah sekarang aku sedikit paham dan mengerti kenapa bisa terjadi kejadian sore kemarin, setelah memandang cukup lama sampai membakar rokok perlahan aku menarik kesimpulan dari pohon sana semuanya berawal.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah pamit pulang dari pabrik pada Mang Toha, aku langsung buru-buru untuk menemui Riska dan Rini yang pastinya sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, apalagi biasanya ketika cuti kerja dan diam di rumah Rini pasti mempersiapkan sesuatu untuk pekerjaanya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Rini mana Bi” ucapku ketika sampai di rumah dengan sangat cepat dan langsung masuk melalui pintu dapur.
“Di kamar Aden… sama Neng Riska juga… ini Bibi lagi goreng makanan yang Neng Rini beli” ucap Bi Imah.
Tanpa menjawab lagi segera aku melangkah menuju kamar, benar saja Rini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terlihat sedang tiduran di kamar, sementara Riska duduk di kursi meja kamarku terlihat juga dua laptop yang sudah berada di hadapan Riska.
“Gimana Ris bisa…” ucapku.
“Aku sudah tambahkan komponen dan ganti beberapa juga di laptop Kakak nanti aku masukin aja ke dalam totalan-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - biar bisa running dengan baik aplikasinya” jawab Riska sambil melihat ke arahku.
Rambut panjangnya malah mengingatkan aku pada kejadian semalam yang membuatku hanya diam dan terpaku melihat ke arah Riska sedang duduk.
“Oke bisa berarti sore ke pabrik yah…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bisa Kak Putra ini beberapa jam lagi juga aman tinggal aku program ulang biar Kak Putra bisa langsung gunakan nanti malam rekap datanya” ucap Riska.
“Aneh kenapa Riska sih malam itu” ucapku dalam hati sambil mengambil semua catatan pabrik di dalam kamar dan kembali berjalan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke ruang tengah untuk menghitung hasil pendapatan pabrik yang pastinya tidak akan sama dengan beberapa hari kebelakang malah kurang, karena banyak yang tidak laku di jual oleh beberapa warung di pasar kecamatan terutama pasar kota.
Terlihat Rini dan Bi Imah beberapa kali melewati
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku yang sedang duduk dan berfokus pada analisa bisnis yang mengalami penurunan bisa dikatakan cukup drastis, bahkan Rini dan Bi Imah tidak berani menyapaku karena mungkin terlihat sangat serius siang menuju sore ini.
“Tidak masuk akal, apa pengaruh sosok perempuan itu” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perlahan dan tidak biasanya berpikiran seperti ini.
Beberapa kali Ibu dan Bapak menegurku, aku hanya menjawab singkat dan tetap berpokus pada pikiran aku sendiri yang semakin kacau sesekali kadang tidak pernah bisa diterima oleh akal aku saat ini.

***
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Pindah tidurnya jangan begitu, Riska sudah pindah ke kamar aku kak cepet ke kamar…” ucap Rini sambil menepuk berkali-kali pundakku.
“Lah Rin jam berapa ini” ucapku sambil kaget terbangun.
“Jam 5 lebih, kata Riska habis isya saja ke pabrik lagian nggak bakalan lama katanya… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nanti juga aku ikut yah udah lama tidak melihat pabrik” jawab Rini sambil kembali berjalan ke arah kamarnya.
“Iyah santai aja bilang sama Riska…” jawabku sambil mengucek mata karena masih merasa ngantuk.
Segera aku mencari handphone dan merapikan beberapa buku yang berantakan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Alhamdulillah tidak terjadi lagi…” ucapku dengan tenang, sambil melihat isi pesan dari Mang Toha memberikan kabar, apalagi pesan baru masuk sekitar 10 menit yang lalu.
Aku berjalan masuk ke dalam kamar dengan Bi Imah yang sedang kembali menyapu, setelah aku melihat seprei kamar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sudah rapih kembali dan pasti Bi Imah yang barusan merapihkanya.
“Bi…” ucapku.
“Ini Den ada lagi…” ucap Bi Imah sambil matanya melihat ke ujung sapu.
“Lah kok bisa yah Bi, tadi yang duduk di situ Riska dan tidak mungkin rambutnya berjatuhan sangat banyak…” ucapku perlahan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil mendekat ke arah Bi Imah yang sedang berdiri di dekat meja kamarku.
“Bibi juga berpikiran sama kaya Aden cuman aneh saja Den barusan Bibi beresin kasur Aden eh ke bawah liat sebanyak ini rambutnya” jawab Bi Imah sambil menunjukan gumpalan rambut, yang dua kali lipat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic lebih banyak dari pagi tadi.
“Rambut manusiakan Bi…” ucapku sangat penasaran lalu aku ambil dari tangan Bi Imah.
“Iyah Den, tapi sepertinya rambut tidak terlalu tua ini yah rambut-rambut paling lebih tua 10 tahun dari usia Neng Rini sekarang” ucap Bi Imah.
“Buang saja Bi! -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -Jangan sampai ada orang rumah yang tahu” ucapku, langsung mengambil handuk untuk segera mandi dengan perasaan yang semakin berkecamuk.
“Bukan di pabrik saja ini sudah sampai di rumah” ucapku perlahan.
Setelah selesai mandi Ibu, Bapak, Rini dan Riska terlihat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sudah akan melaksanakan makan malam bersama apalagi tidak terasa perpindahan dari sore menuju malam berjalan begitu sangat cepat, walaupun hampir sangat lama aku menghabiskan waktu di kamar untuk mencocokan kenyataan penglihatan aku semalam dengan dua kejadian pagi dan sore
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang semakin aneh ini.
“Ayo makan bareng…” teriak Ibu lumayan kencang, kemudian disusul suara langkah Bi Imah yang semakin mendekat ke arahku.
Segera aku berjalan ke arah meja makan berbarengan dengan Bi Isur.
“Aman Den sudah Bibi buang ke tempat sampah depan” ucap Bi Isur
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya mengangguk saja tanpa menjawab lagi mengurangi rasa curiga di hadapan orang-orang yang berada di rumah ini.
Suasana di meja makan baru pertama lagi beberapa kursi meja makan terisi sementara terlihat Mang Ujang makan di teras dapur setelah Bi Imah antarkan makanannya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hanya bercanda dan obrolan Ibu, Bapak kepada Riska dan Rini saja aku dengarkan karena pikiranku mulai menyimpan dengan baik satu persatu kejadian yang datang di pabrik dan di rumah ini.
Selesai makan aku menghabiskan waktu di teras belakang, anehnya Mang Ujang seperti berusaha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menghindari aku dan langsung pamit kepada Ibu dan Bapak ketika aku berjalan menuju teras.
“Ada sesuatu lagi, apa tidak kapok itu di tangan Mang…” ucapku dalam hati, melihat ke arah Mang Ujang yang melewati aku dengan hanya menundukan kepalanya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah terlihat Riska membawa tas besarnya dan Rini juga pamit kepada Ibu aku langsung menyuruh Rini sambil membawa kunci mobil.
“Tidak ada yang ketinggalan Ris” ucapku sambil berjalan menuju garasi.
“Tidak semuanya sudah aku siapkan dan sudah aku cek lagi, oiyah laptop juga -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sengaja aku bawa biar nanti bisa di copy aplikasi di sini ke komputer pabrik jadi bisa monitoring kalau masuk ke koneksi internet Kak…” jawab Riska.
Segera aku bantu memasukan tas Riska ke belakang mobil yang dari kejauhan sudah di pencet kuncinya oleh Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kalau lama nanti ada Mang Toha kan yah kak yang bisa antar aku pulang duluan” ucap Rini.
“Ada aman banyak juga motor disana” ucapku sambil memasuki mobil di ikuti oleh Rini dan Riska, terlihat juga Bi Imah berjalan ke arah gerbang untuk membukanya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sepanjang jalan aku hanya bercanda saja dengan Rini dan Riska apalagi Rini dengan tidak sengaja menyambung cerita semalam soal pabrik kepada Riska yang duduk di belakang.
“Wah gila tahu begitu tidak jadi aku malam-malam begini” jawab Riska sambil tertawa.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Itu dulu tenang saja Ris di tangan orang ini jadi aman kok” sahut Rini sambil menepuk pundak aku berkali-kali.
Tidak lama mobil sudah berhenti didepan pabrik Rini dan Riska langsung terperanga dengan apa yang mereka lihat, apalagi halaman pabrik benar-benar penuh dengan bahan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bagunanan dan samping pabrik sudah mulai terlihat dalam pekerjaan renovasi bagian temboknya.
“Bener-bener proyek…” ucap Riska sambil mengambil tas besarnya di belakang mobil.
Apalagi malam ini gelapnya cukup pekat dengan cahaya bulan yang sama sekali tidak menampakan wujudnya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menambah kesan terang di pabrik akibat cahaya yang sudah lama aku perhitungkan walaupun tujuannya saat itu untuk menghilangkan kesan menyeramkan saja.
Rini dan Riska berjalan duluan sementara dari jauh sudah terlihat Bi Tarmi keluar setelah melihat aku, Rini dan Riska berjalan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Mobil susah masuk kalau dua yah Kak” ucap Rini.
“Iyah makanya Kakak parkir di luar saja, aman kok kelihatan di ruangan pembungkusan juga” jawabku.
Mata Rini aku lihat terus melihat kanan dan kiri halaman pabrik begitu juga dengan Riska, namun leher Rini berhenti bergerak ketika
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic matanya melihat ke arah tumpukan pasir dan jalan nya langsung berhenti tersusul olehku yang berjalan di belakangnya.
“Kak sumpah pohon itu sama dengan di dalam mimpiku, ingatkan waktu itu aku pernah bilang sama kakak” ucap Rini sambil melihat ke arah pohon yang sudah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terlihat setengahnya karena pasir yang awalnya menutupi sebagian sudah digunakan.
“Iyah ingat… sudah ah jangan bahas itu…” jawabku mengajak Rini berjalan kembali, apalagi aku sudah mengetahui dari beberapa kejadian yang orang-orang alami di pabrik akhir-akhir ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Rini dan Riska langsung di sambut oleh Bi Tarmi dan Mang Toha apalagi beberapa pekerja perempuan langsung bersalaman untuk Riska ini kali keduanya datang ke pabrik ini, sementara Rini sedang bicara dengan Bi Tarmi, Riska langsung aku ajak ke halaman belakang menuju meja komputer
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sudah dirapikan oleh Mang Toha.
“Jangan bahas apapun pada Rini dan Riska soal keanehan di pabrik” ucapku pelan sekali pada Mang Toha sementara Riska langsung bekerja tanpa berbicara apapun lagi.
“Aman Den… Amang juga sudah ingatkan pada Bi Tarmi kok…” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Riska aku disana yah ada perlu apa-apa bilang saja” ucapku.
Riska tidak menjawab hanya memberikan tanda jempol saja dan terlihat langsung bekerja dengan cepat.
“Kelihatan Den sekarang beda, dua hari lagi pekerja kayu beres” ucap Mang Toha.
“Iyah bener lebih luas yah -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kalau sudah begini” jawabku sambil duduk dan menatap ke arah kobakan.
Rini dan Bi Tarmi membawa minuman dan kopi yang diberikan kepada Riska, sementara sisanya di bawa ke teras belakang biasa aku duduk.
“Bener-bener yah kak, semakin nyaman apalagi nanti kalau sudah selesai”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Rini sambil duduk di sebelahku.
Langsung saja Rini mengomentari halaman belakang dan benar-benar salut dengan perubahan yang terjadi di pabrik apalagi suasana malam sudah jauh berbeda memberikan kesan yang sangat nyaman sekali, berjam-jam Bi Tarmi, Mang Toha, Rini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan aku hanya mengobrol saja apalagi Mang Deden datang dengan membawa gorengan yang sudah disiapkan.
“Aku temenin Riska dulu bentar Mang” ucapku.
“Alasan bilang aja pengen berduaan Kak” sahut Rini sambil bercanda.
“Lagian cocok kok Den…” ucap Mang Toha yang langsung mengundang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tawa Bi Tarmi dan Rini, yang membuat kesan di pabrik semakin akrab menghilangkan sedikit rasa kecemasanku saat ini.
“Gimana Ris lancar…” ucapku.
“Lancar Kak, padahal pabrik semakin nyaman, kenapa yah aku lihat kesana beda rasanya…” ucap Riska sambil matanya ke arah dimana
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ruangan penyimpan kayu berada dekat pada area dimana Mang Deden sering bekerja.
“Yah beginilah Ris kadang-kadang seperti itu” jawabku yang berdiri di samping Riska.
“Emang sih yah nggak mudah, apalagi aku tahu dari dulu juga dari cerita Rini” ucap Riska perlahan kemudian
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mengalihkan pembicaran dengan menjelaskan aplikasi yang sudah terpasang di laptop aku, apalagi sedari tadi laptop sudah terbuka dan berada di dekat monitor komputer.
Aku yang hanya mendengarkan, untungnya cepat mengerti apalagi aplikasi yang di pasang Riska termasuk mudah sekal
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk dipelajari nantinya oleh Mang Toha.
“Tinggal nunggu ini saja Kak Putra palingan 1 jam lebih lagi selesai, yuk ikut gabung sama Bi Tarmi dan Mang Toha ini biarin aja dulu nanti sesekali aku cek” ucap Riska sambil berdiri dari duduknya dan membiarkan tas besarnya terbuka.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Riska yang terlihat oleh Mang Toha berjalan ke arah teras, membuat Mang Toha langsung berjalan ke arahku dengan cepat.
“Mungkin saja ini Den… sebatas kemungkinan…” ucap Mang Toha.
“Maksudnya Mang…” tanyaku heran dan tidak mengerti dengan apa yang Toha maksud.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Pak Jasa patut kita curigai… Amang sudah menyuruh orang untuk mencari tahu lebih tentang Pak Jasa, takutnya ini sebatas saingan bisnis, bukan seolah Ningsih…” ucap Mang Toha perlahan.
“Kabarin segera aku kalau ada yang mencurigakan, jangan sampai ketahuan malu nantinya bisa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi bisnis biasa saja Mang ini” jawabku.
Aku melihat Rini, Riska dan Bi Tarmi sangat serius mengobrol apalagi tidak jarang terdengar ketawa dan hal ini membuat aku sangat senang sekali.
“Aku mau pulang duluan ah kak apalagi kata Riska masih lama disini” ucap Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ayo amang antar saja Neng…” sahut Mang Toha.
“Masih ada kerjaan yang Rin” tanya Riska.
“Iyah lumayan sebelum tidur nanti kamar tidak aku kunci Ris kalau pulang masuk aja langsung, jaga baik-baik Riska kak” jawab Rini.
Akhirnya Rini pulang begitu saja, setelah pamit kepada
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bi Tarmi apalagi Bi Tarmi langsung mengantarkan Rini melalui jalan samping tidak masuk kembali ke rumah.
“Bi Tarmi kalau bicara hangat sekali yah Put, pantas kata Rini kamu kaya punya Ibu banyak disini selain Bi Imah di rumah” ucap Riska.
“Iyah Ris begitulah karena mungkin tahu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku dari kecil saja” jawabku sambil mengeluarkan rokok dan langsung membakarnya.
Anehnya pandangan Riska ke arah kobakan dan halaman belakang yang sekarang tidak ada pohon jati menunjukan pandangan yang aneh dari matanya, setelah aku lihat ke arah yang sama hanya ada lampu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan cahaya putih saja.
“Heh liat apa Ris” ucapku.
“Tidak kak, aku cek dulu kesana” jawab Riska dengan kaget dan langsung berdiri dari duduknya, kemudian berjalan dengan cepat ke arah meja komputer.
“Huh jangan sampai…” ucapku sambil menghisap rokok sangat dalam
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan mengeluarkanya perlahan.
“Aman Den… Neng Rini sudah pulang” ucap Bi Tarmi.
“Bibi curiga dengan Mang Toha pada Pak Jasa, aneh saja rasanya kejadian pagi tadi Bibi tahunya tadi pas datang” ucap Bi Tarmi.
“Jangan sampai orang rumah tahu, sudah Bibi disini temanin Riska -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - siapa tahu butuh apa-apa yah” jawabku.
Aku sesekali melihat ke arah Riska setelah Mang Toha kembali ke teras belakang, benar Riska terus saja berkali-kali tertangkap mata olehku melihat ke arah yang sebelumnya di katakan kepadaku, tempat penyimpanan kayu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan sejajar di balik tembok itu pohon yang selama ini menjadi tanda perempuan hitam sering menampakan wujudnya.
Hampir satu jam lebih aku berbicara soal renovasi dan pabrik dengan Mang Toha dan Bi Tarmi terlihat juga Riska sudah membereskan kembali barang-barangnya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Jam 10 lebih” ucapku.
“Iyah tuh sudah beres-beres Den, sudah istirahat pulang saja biar Bibi sama Mang Toha disini urusin malam ini” jawab Bi Tarmi.
Segera aku mendekat ke arah Riska.
“Gimana Ris” tanyaku.
“Aman Kak, besok pagi pas nginput kita coba saja mudah-mudahan lancar”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Riska yang langsung aku ajak untuk pulang.
Bi Tarmi langsung mendekat dan membawakan tas Riska mengantarkan sampai depan pabrik, setelah bersalaman pamit pada Bi Tarmi aku dan Riska berjalan perlahan menuju tempat dimana mobil terparkir.
“Masuk saja Ris, biar aku saja -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang simpan di belakang” ucapku sambil mengambil tas dan berjalan ke belakang mobil
Setelah bagian belakang terbuka terlihat Riska langsung menyenderkan badannya di jok depan mobil city car aku ini.
“Capek kasihan” ucapku sambil perlahan menutup perlahan bagian belakang mobil.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Seketika badanku berbalik dengan perlahan dan dari kejauhan perempuan yang sudah dua kali aku lihat sedang berjalan perlahan ke arah dimana mobil terparkir.
“Tiga kali sudah aku melihatnya, penasaran” ucapku dengan buru-buru masuk kedalam mobil dan langsung menyalakan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mesin mobil lalu memarkirkan mobil dengan memundurkan bagian belakang mobil masuk halaman parkir.
“Tumben kak buru-buru sekali” ucap Riska.
Namun tidak aku jawab karena tidak mau untuk kesekian kalinya lagi kehilangan jejak dari perempuan itu.
“Masih ada” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sudah berjalan lurus sejajar dengan perempuan yang berjalan perlahan di samping kanan jalan yang artinya akan segera berpapasan dan tidak mungkin menghilang lagi seperti kejadian sebelumnya.
“Itu siapa Kak kok malam-malam begini berani yah jalan sendirian mana perempuan”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Riska.
Kembali aku tidak menjawab dan konsentrasi untuk memastikan siapa perempuan itu dan penasaran dengan wajahnya.
Perlahan jaraknya semakin dekat, apalagi cahaya mobilku semakin menerangi perempuan dengan mengenakan baju berwarna hitam pekat itu, otomatis tidak
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic akan lama lagi mobil yang aku gunakan akan berpapasan dan aku bisa melihatnya semakin dekat di halangi oleh bagian samping mobil saja.
“Aneh…” ucap Riska perlahan.
Semakin mendekat kepala perempuan itu semakin menunduk dan rambutnya benar-benar terurai panjang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sampai menutupi bagian dadanya.
“Astagfirullah… kenapa wajahnya sama dengan di mimpi” ucapku dalam hati yang langsung berdiri bulu pundakku, karena mobil sangat perlahan melaju dan wajahnya sangat jelas aku lihat dari kaca mobil.
“Serem banget ih pucat lagi wajahnya” ucap Riska
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang masih melihat sampai mobil perlahan sudah berpasan bahkan kepala Riska sampai berputar.
“Kakak kenal atau tahu perempuan itu siapa” tanya Riska penasaran.
“Enggak Ris malah penasaran sudah berkali-kali melewati pabrik mana kesana kan nggak ada jalan lagi” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara mobil semakin dalam aku injak gasnya, agar sampai dengan cepat ke rumah apalagi perasaan takut dan terekam jelas wajah pucat perempuan barusan membuat pikiranku menjadi kacau.
“Kamu kenapa Ris” ucapku, melihat ke arah Riska yang menunduk, sambil memijat lehernya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Anehnya Riska tidak menjawab malah melakukan pijatan itu semakin kencang aku lihat dan rambutnya sudah menutupi seluruh wajahnya.
Sementara gerbang rumah sudah aku lihat dan tidak akan lama lagi aku sampai.
“Ris capek yah jangan keras-keras begitu sakit nantinya…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kembali lagi Riska tidak menjawab, hanya nafasnya semakin terdengar sangat sesak sekali apalagi pijatannya semakin kencang.
Segera aku pencet klakson berkali-kali beruntungnya Bi Imah tidak lama aku lihat keluar dan berlari ke arah gerbang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara Riska terus saja melakukan hal yang sama bahkan yang asalnya memijat dengan kencang, sekarang terlihat seperti mencekik lehernya.
“Riska! Heh jangan begitu Ris!” teriaku kencang dan melajukan mobil dengan cepat.
“Riska!” ucapku sambil berusaha melepaskan tanganya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dalam keadaan mencekik lehernya sendiri semakin kencang sekali.
Aku buka pintu mobil sementara Bi Imah sedang menutup pintu gerbang.
“Riska sudah Riska lepaskan kamu bisa mati!” ucapku sangat keras.
Perlahan tanganya melemah dan kepalanya yang menunduk mulai bergerak ke atas
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan perlahan tiba-tiba Riska tersenyum sangat menakutkan dan matanya sudah berubah menjadi putih semua, aku yang kaget langsung berteriak dengan kencang.
“Bibi! Sini cepat! Bi…” teriaku kencang hanya mengeluarkan kepalaku dari pintu mobil yang sudah terbuka.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bi Imah langsung membuka pintu samping Riska, sementara Riska terus tersenyum ke arahku dan matanya tetap putih semua dengan nafas yang semakin sesak.
“Kenapa Den…” ucap Bi Imah.
Perlahan Riska melangkingkan padanganya ke arah Bi Imah dengan melemparkan senyum yang sama apalagi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic rambutnya Riska mulai berantakan.
“Ya allah!” ucap Bi Imah sangat keras karena kaget seperti aku.
“Panggil orang di dalam cepat!” ucapku.
Aku langsung mencoba memegang badan Riska.
“Ris sadar Riska…” ucapku.
Namun di luar dugaanku tangan Riska langsung mencekam leherku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil mengeluarkan suara ketawa yang sangat kencang dan menyeramkan, apalagi matanya semakin melotot hampir urat-urat di leher Riska akan putus.
“Lepaskan Riska lepaskan… bisa mati aku ini” ucapku, sambil mencoba menahan kedua tangan Riska yang semakin bertenaga sekali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untungnya tidak lama terlihat Bapak, Ibu dan Mang Ujang juga Rini berjalan keluar bersama Bi Imah.
“Ya Allah tahan Putra…” ucap Ibu sangat panik melihatku sedang dicekik oleh Riksa.
Setelah Ibu menyingkir, barulah Bapak berusaha menarik badan Riska dan Mang Ujang yang sudah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berada di belakang aku melepasakan cengkraman tangan Riska di leherku.
Seketika terlepas begitu saja dan Riska langsung terjatuh kebelakang yang langsung di pangku dan di keluarkan oleh Bapak dari dalam mobil.
Aku langsung mengatur nafasku berkali-kali sangat cepat,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karena hampir saja aku kehabisan nafas, sementara Ibu, Rini, Bapak, Bi Imah dan Mang Ujang langsung membawa Riska masuk ke dalam rumah.
“Benar-benar ini Riska kenapa bisa kerasukan seperti itu” ucapku.
Setelah menutup semua pintu dan mengeluarkan barang-barang Riska
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari dalam mobil segera aku masuk ke dalam dan Riska sudah terbaring di ruangan tengah dengan posisi berbaring dan matanya masih tertutup.
“Gimana ini awalnya Putra kasihan anak orang ini” ucap Bapak masih panik.
Aku hanya menggelengkan kepala berkali-kali dan tidak keluar satu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic katapun apalagi aku masih kaget dengan kejadian barusan, senyumnya, suara nafasnya dan cengkraman tangan Riska di leherku, apalagi suara ketawanya barusan.
“Riska sedang haid sih Bu, cuman tidak tahu akan kejadian seperti ini” ucap Rini perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku yang kaget mendengarkan ucapan Rini hanya menggelengkan kepalaku berkali-kali, tidak lama terdengar suara motor masuk ke dalam gerbang yang belum Bi Imah kunci.
Karena pintu rumah belum aku tutup terlihat Mang Toha mengucapkan salam berkali-kali, langsung aku berdiri
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan berjalan dengan cepat keluar.
“Kenapa Mang?” ucapku.
Terlihat Mang Toha berkeringat wajahnya dan hal ini tidak biasanya aku lihat.
“Itu Den di pabrik…” ucap Mang Toha perlahan dan duduk di kursi depan rumah.
“Kenapa pabrik” tanyaku semakin penasaran,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi rasa kagetku belum habis akibat kejadian barusan.
“Tahu yang sudah di bungkus busuk, malah banyak belatung Den, sama kejadianya pas waktu di bahan utama, semakin besar belatungnya… malah yang mau di bungkus juga aneh, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi lembek dan mengeluarkan bau busuk…” ucap Mang Toha perlahan.

***

Bersambung
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Yang selama ini menjadi pertanyaan siapa sosok perempuan yang selalu melintasi Pabrik kini terjawab! Perempuan hitam yang di rasa Putra adalah dari urusan masa lalu yang ternyata belum selesai sama sekali, apalagi kegiatan renovasi Pabrik terus berjalan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic saksi mata bukan lagi isapan jempol belaka tanpa bukti, kabar semakin menyebar, kenyataan semakin nyata adanya. Kedatangan Riska dan Rini malah menjadi awal yang kelam, di tambah Pabrik mengalami kerugian dan kegagalan di luar nalar seorang Putra.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Apakah ini ada sesuatu yang belum selesai? Atau malah Ningsih di balik perempuan hitam itu?
Kita akan berjumpa lagi di Part 6 Penghuni Pabrik Tahu Keluarga, terimakasih juga kepada teman-teman yang sudah membaca bagian 5 sampai dengan selesai.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 6 – “Semakin tidak menentu… bukan lagi soal masa lalu ada tujuan pembalasan lain… dia kembali.” Bisa teman-teman baca duluan dengan langsung klik link.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 7 TAMAT – sudah bisa teman-teman baca duluan sebagai cerita akhir dari PPTK ini, banyak kejutan! Klik link langsung.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kita akan berjumpa lagi sesuai informasi di bawah ini, silakan untuk meninggalkan retweet, love dan replynya teman-teman, agar mempermudah nanti membaca kembali di Bagian 6. Sampai berjuma tanggal 31 Maret/ menyesuaikan
“Typing to give you a horror thread! You give me support!” Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic PENGHUNI PABRIK TAHU KELUARGA
Sebuah Kisah Misteri Turun-Temurun

“Tidak akan pernah berhenti, tidak akan pernah pergi, dia selalu ada untuk membalas apa yang sudah terjadi.”

PART 6

@ceritaht @IDN_Horor Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic BAGIAN 6 – PEMBALASAN LAIN

“Semakin tidak menentu… bukan lagi soal masa lalu ada tujuan pembalasan lain… dia kembali.”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tahu yang sudah di bungkus busuk, malah banyak belatung Den, sama kejadianya pas waktu di bahan utama, semakin besar belatungnya… malah yang mau di bungkus juga aneh, jadi lembek dan mengeluarkan bau busuk…” ucap Mang Toha perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Ucapan Mang Toha masuk ke dalam telingaku dengan perlahan, tidak tahu kenapa yang aku rasakan malah sakit di kedua telingaku, sampai kedua tanganku mengusap telinga berkali-kali dan sekujur tubuhku tiba-tiba panas begitu saja.
“Den kenapa…” ucap Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Baru saja aku akan menjawab pertanyaan Mang Toha, tiba-tiba.
“Putra...”
Teriak di dalam dari suara Riska begitu jelas aku dengar.
Segera aku berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah kembali, sudah terlihat Riska sedang berada dalam pelukan Bi Imah, karena memang sedari tadi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bi Imah berada tepat di samping Riska.
Bapak hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali, sementara aku melihat Ibu sedang mengesampingkan rambut Rini yang hampir menutupi bagian wajahnya.
“Kenapa Pak barusan Riska teriak…” ucapku dengan kaget dan masih menahan nyeri
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pada bagian telinga dan badan yang terasa makin panas sekali.
Namun Bapak sama sekali tidak menjawab dan hanya menatap ke arahku kemudian melihat ke arah Riska lagi.
“Ini Pak…” ucap Mang Ujang sambil membawa kemenyan yang sudah menyala dan mengeluarkan asap dengan bau khasnya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Airnya mana” jawab Bapak sambil setengah berdiri dan mendekati ke arah dimana Riska berada dalam pangkuan Bi Imah.
“Den maaf Amang tidak tahu kondisi rumah seperti ini” bisik Mang Ujang yang sudah berdiri di dekatku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kemudian Bapak dengan perlahan memberikan minum dan membuka sedikit paksa mulut Riska, sementara Mang Ujang kembali memegang wajah kemenyan di samping Bi Imah.
“Pak jangan terlalu di paksa kasian” ucap Rini.
“Heh kalau tidak malah lebih kasian Rin” sahut Ibu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya memperhatikan apa yang akan selanjutnya dilakukan oleh Bapak dan Mang Ujang, sementara lambat laun aku mengingat kejadian yang hampir sama di tahun 2014, dimana waktu itu Bapak sedang sakit dan terbaring sementara sekarang malah Riska.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tidak ada lagi suara teriakan yang di keluarkan oleh Riksa, apalagi berbarengan dengan air di dalam gelas mulai perlahan masuk ke dalam tenggorokan Riska dan asap kemenyan semakin putih terlihat di ruangan tengah rumah ini, hampir semua orang tertuju bagaimana Riska selanjutnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mengeluarkan suara erangan dengan sangat besar dan serak.
“Harusnya sudah bisa bangun ini” ucap Bapak, sementara aku tidak bisa melihat jelas Riska karena tertutup oleh badan Bapak.
“Hah siapa itu” ucapku dalam hati, yang sedang melihat ke arah lemari besar di ruangan tengah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tempat menyimpan barang-barang antik dan unik, sementara pantulan dari kaca besarnya mengarah lurus ke arah pintu depan rumah yang masih terbuka dengan lebar.
Seorang perempuan yang sama yang barusan aku lihat di depan pabrik tiba-tiba berdiri dengan menundukan badan nya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tepat sekali di bawah pintu, aku langsung mengucek mata berkali-kali, apalagi asap kemenyan yang terlalu lama berada di ruangan tengah rumah juga membuat mataku mulai sedikit perih.
“Tidak mungkin…” ucapku dalam hati, sementara detak jantungku semakin tidak biasanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berdetak semakin kencang.
“Sebentar Den Bi Tarmi ini telepon” ucap Mang Toha dengan cepat-cepat berbalik badan dan berjalan begitu saja ke arah pintu untuk keluar.
Padahal aku masih melihat perempuan itu masih berdiri tanpa bergerak sama sekali,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan Mang Toha berjalan seperti menabrak bayangan saja.
“Sakit…” ucap Riska perlahan sambil berusaha bagian tanganya terus mencekik kembali lehernya. yang langsung di pegang oleh Ibu dan Rini.
Bapak langsung kembali memaksa semua air masuk ke dalam mulut Riska,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara pandangan yang coba aku alihkan dengan pikiran dan juga perasaan normalku, tetap sama menampakan wujud perempuan yang tidak bergerak, dan semakin membuatku penasaran, kini tangannya hitam bukan hanya baju yang dikenakannya saja, bahkan lebih pekat hitamnya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Dengan cepat aku berbalik badan, untuk melihat ke arah pintu dan tidak ada apa-apa, berbarengan juga dengan suara nafas Riksa seperti tercekik, namun ketika aku melihat kembali ke arah Riska, sudah terlihat membuka matanya.
“Sudah cepat bawa ke belakang Jang!” ucap Bapak,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan tegas, dan Mang Ujang langsung berjalan sangat cepat melewati aku.
“Semoga Bi Imah melihat apa yang aku lihat barusan” ucapku dalam hati, karena beberapa kali aku melihat Bi Imah mencuri pandang ke arah lemari yang sama juga.
“Itu Mang Toha kenapa Put” ucap Bapak.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Urusan pabrik saja Pak biasa” jawabku, sambil melihat ke arah Riska, yang sekarang bagian kepala sampingnya sedang di olesi minyak oleh Ibu.
“Sudah urus dulu sana kasian Mang Toha, Riska bakalan aman” ucap Bapak, sambil berdiri dan berjalan ke arah dapur sama dengan Mang Ujang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku keluar dengan cepat menghampiri Mang Toha, yang duduk sambil menghisap rokok, apalagi wajahnya semakin terlihat sangat pucat dan tidak tenang.
“Gimana Mang” tanyaku.
“Malam ini kita tidak bisa kirim Den… semua hangus, di dalam Tahu aneh bisa sampai ada belatung -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dan bau bangkai…” ucap Mang Toha.
“Semuanya Mang” jawabku kaget sambil menarik tangan Mang Toha dan membawa kunci motor yang tergeletak diatas meja.
“Iyah Den di pabrik lagi bersih-bersih” jawab Mang Toha, yang langsung naik di belakang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tanpa berpikir apa-apa lagi, mencoba untuk membuang semua ingatan tentang penglihatanku barusan, aku mengendarai motor bebek tua Mang Toha, menuju pabrik.
“Den ingat tadi amang keluar angkat telpon dari Bi Tarmi kan yah” ucap Mang Toha perlahan.
“Iyah Mang kenapa memangnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kan Bi Tarmi pasti kasih kabar di pabrik” jawabku sambil semakin kencang menarik gas motor.
“Iyah bener itunya Den… pas keluar tangan Amang panas sekali, sampai ke badan-badan loh Den nih…” ucap Mang Toha sambil menempelkan tangannya ke leherku.
“Bisa sama…” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dalam hati sambil merasakan hangatnya tangan Mang Toha tidak seperti tangan normal pada umumnya, sementara aku menjawab ucapan Mang Toha dengan menggelengkan kepalaku saja berkali-kali.
“Aneh Den, kata orang tua jaman dulu kalau kerasa kaya kejadian amang, katanya lagi ada -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mahluk gaib yang gak sengaja kita tabrak atau berlawan, arah, tapi masa iyah di depan pintu tadi ada mahluk gaib” ucap Mang Toha perlahan.
Sementara aku melihat wajah Mang Toha dari spion motor, seperti tidak percaya dengan apa yang sudah di alaminya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi kejadian yang sama juga aku rasakan, namun enggan aku tanggapi, apalagi di kepalaku sekarang selain kondisi Riska adalah pabrik yang utama.
“Iyah terlihat pada sibuk” ucapku ketika motor yang aku kendarai membonceng Mang Toha masuk ke dalam halaman pabrik,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic melihat jelas ke arah ruangan pembungkusan, apalagi mobil Mang Abi juga sudah terlihat ada di tempat biasanya.
“Amang suruh sebagian di buang ke kobakan Den, percuma soalnya, sisanya pasti di sisakan buat Aden lihat” ucap Mang Toha.
Ketika masuk ke dalam ruang pembungkusan pabrik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku melihat semua sibuk mengepel dan membersihkan tahu-tahu yang jumlahnya sangat banyak sekali, di bawa ke halaman belakang.
“Den kebelakang saja bau disini” ucap Bi Tarmi.
Baru saja beberapa detik, diam sebentar saja bau bangkai binatang sudah aku cium dan begitu saja mendekat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke indra penciumanku saat ini, tidak jarang langsung membuatku mual seperti ingin muntah.
“Pantas saja semua yang beres-beres sampai begitu Bi” jawabku, hampir semuanya menggunakan bagian depan leher baju sebagai penutup hidung, aku langsung berjalan ke arah teras belakang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hanya Bi Tarmi yang mengikuti langkahku dan beberapa kali pekerja pabrik berpapasan denganku.
“Ini benar-benar kerugian” ucapku, yang memikirkan bagaimana nasib semua langgananku hari ini tidak aku kirim hasil produksi.
“Awalnya gimana ini Bi” ucapku, sambil mengeluarkan rokok
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan membakar satu batang, agar membuatku sedikit tenang dan bisa perlahan mencerna ucapan Bi Tarmi.
“Bibi perhatiin dari jauh aden buka bagian mobil, dan seperti melihat sesuatu ke arah sana” ucap Bi Tarmi perlahan menunjuk ke arah mobilku terparkir sebelumnya, di depan pabrik,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara waktu tidak terasa sudah melewati pergantian hari.
“Sebentar Bibi kan masuk langsung kedalam, Bibi lihat di tempat malam kemarin” tanyaku.
“Benar Den seperti itu, dan Bibi yakin aden juga lihat sosok perempuan yang sama, yang pernah Bibi lihat juga” jawab Bi Tarmi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Setelah aku pergi…” jawabku.
“Mang Toha yang pertama mengetahui belatung, tiba-tiba tahu dalam bungkusan semuanya hancur Den… hanya sisa yang lagi di bungkus saja…” ucap Bi Tarmi perlahan, sambil mengikuti aku yang langsung duduk.
“Tidak masuk akal Bi…” ucapku perlahan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semakin berpikiran ke arah dimana sebenarnya pikiran soal Ningsih, walaupun tidak ingin aku sangkutkan pada kejadian ini.
“Ini yang pertama Den seperti ini setelah puluhan tahun” ucap Bi Tarmi.
Sementara beberapa pekerja yang terus bolak-balik dari ruangan pembungkusan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menuju kobakan terus-terusan, aku lihat dan tidak menyangka, hampir setiap yang mereka bawa dalam wadah berisikan belatung dan tahu.
“Ini Den masih sisa yang masih bagus, dengan yang udah lembek, dari tadi disana ngobrol sama Mang Deden juga semuanya aneh” ucap Mang Toha,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sudah berada di dekat aku dan Bi Tarmi.
“Padahal satukan Ha, itu contohnya tapi baunya masih sama kaya barusan, kalau jiji sudah Den jangan di pegang” sahut Bi Tarmi.
Kemudian aku perhatikan semakin dekat, bahkan Mang Toha memberikan lampu senter, yang dikeluarkan dari saku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic celananya, setelah aku sorotkan cahaya menuju tahu, sama sekali dari keduanya tidak ada yang berbeda, berwarna sama, hanya soal yang satunya lembek, dan terdapat belatung di dalam tahunya.
“Sulit Mang… sudah buang saja semuanya…” ucapku, yang langsung membuat kesimpulan cepat,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahwa semua ini benar-benar di luar nalar manusia.
“Kondisikan semuanya pekerja, antarkan pulang kalau sudah beres dengan Mang Abi, nanti Bibi sama aku pulangnya, bilang sama Mang Abi malam ini juga kita temui satu persatu pelanggan, aku mau minta maaf” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Toha tanpa berkata apapun lagi, langsung berjalan ke dalam, sementara aku melihat tahu-tahu yang di masukan ke dalam kobakan benar-benar merasa sangat heran, apalagi tidak jarang, beberapa belatung yang terjatuh dari wadah yang dibawa oleh pekerja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yang Bibi takutkan terjadi Den, semoga pikiran Bibi saja…” ucap Bi Tarmi perlahan.
“Kenapa Bi…” tanyaku yang semakin tidak mengerti, dengan pikiranku sendiri.
“Ningsih kembali, bukan karena ada yang belum selesai mungkin ada tujuan lain, dan ini tujuannya” ucap Bi Tarmi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Apa yang membuat Bibi berpikiran seperti itu” jawabku perlahan, sementara sudah tidak terhitung sudah berapa banyak rokok, yang aku hisap malam ini.
“Ketakutan saja dulu belum benar-benar selesai, buktinya perempuan hitam, yang pernah sama-sama kita lihat makin kesini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mempunyai dampak, lihat saja semua tidak masuk akal Den…” ucap Bi Tarmi perlahan.
“Mungkin Bi tapi kita tidak bisa memastikan…” jawabku.
“Bapak dan Ibu mungkin bisa di rumah Den memastikan, buktinya, setelah kejadian Deden siram air keliling pabrik, bukanya makin aman,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic malah semakin menjadi semua ini” ucap Bi Tarmi.
Tidak tahu kenapa, ucapan Bi Tarmi membuat kembali telingaku merasakan sakit, seperti di rumah, bedanya panas di sekujur badanku tidak terasa sama sekali.
“Den kenapa…” ucap Bi Tarmi.
“Tidak Bi lanjut saja kalau mau bicara, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sepertinya masih ada yang ingin Bibi bicarakan” jawabku, sambil kembali memegang kedua telingaku.
“Ketakutan Bibi saja Ningsih di peralat seseorang untuk berbuat seperti ini, ingat Den jasadnya bisa saja sudah tidak ada dan menyatu dengan tanah, dendam dan penasaranya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jika belum selesai, bisa saja menjadi petaka untuk tempat ini, apalagi renovasi baru berjalan” ucap Bi Tarmi menjelaskan.
Aku yang mendengarkan dengan baik, langsung sangat panas telingaku, yang aku tidak mengerti, penyebab telingaku seperti ini lagi, beruntungnya mungkin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di ruangan penyimpanan tahu-tahu sudah habis dan masuk ke dalam kobakan, yang sekarang bisa aku melihat nya dengan jelas, beberapa masih mengambang dan beberapa sudah tenggelam begitu saja.
“Den sudah amang bilang tinggal tunggu saja Mang Abi kembali ngaterin pekerja -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang perempuan yah” ucap Mang Toha yang sudah sama bekeringat dengan Mang Deden yang berjalan perlahan ke arahku juga.
“Sulit Den, maaf amang sudah kerja seperti biasanya awalnya juga semua baik-baik saja” ucap Mang Deden yang berdiri di dekat aku, sementara Mang Toha duduk
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di sebelah Bi Tarmi.
“Iyah aku percaya Mang” ucapku.
“Tadi sebelum kejadian di ruang pembungkusan, pas Aden pulang, disana amang lihat lagi perempuan yang sama Den… yang waktu itu masuk ke ruangan pembungkusan…” ucap Mang Deden, sambil tanganya menunjuk ke arah penyimpanan kayu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang di tempat itu terlihat memang kayu-kayu untuk pembakaran mulai berkurang, karena belum sempat dikirim lagi, alasanya karena halaman depan masih banyak bahan renovasi, sementara stok kayu masih bisa untuk beberapa minggu ke depan
“Heh kalau bicara itu kamu Den” jawab Bi Tarmi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Beneran Bi, makananya pas kejadian barusan malah aku nyangkanya karena perempuan itu Bi, ini kedua kalinya loh Bi” jawab Mang Deden.
“Tapi Den sudah jangan terlalu disangkutkan ke situ, lagi begini kasian Den Putra” sahut Mang Toha.
“Tidak apa-apa Mang bagus malah, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi ada saksi-saksi juga, jadi aku nggak berpikiran kemana-mana” jawabku, agar menenangkan kondisi malam ini, sementara hal baru yang Mang Deden ucapkan, tentu masuk ke dalam pikiranku dan menambah banyak keyakinan, yang sepertinya sudah aku aminkan beberapa hari kebelakang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tidak lama terlihat Mang Abi sudah berjalan, ke arah dimana aku, Bi Tarmi, Mang Toha dan Mang Deden berada, bahkan semakin mendekat, semakin terlihat juga keringat di wajahnya Mang Abi begitu banyak.
“Tidak biasanya Mang Abi seperti itu” ucapku dalam hati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Abi langsung duduk di samping Mang Toha dan beberapa kali mengelap keringat, sampai-sampai membuka jaket yang biasa dikenakan setiap malam.
“Mang nanti ke pasar aku temenin, sambil mau temui beberapa langganan besar… aku mau minta maaf, kasian ini pertama kali -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kita tidak kirim tahu ke mereka” ucapku.
Mang Abi hanya mengangguk saja, langsung menyalakan rokoknya apalagi terlihat capek sekali.
“Padahal barusan engga kerja berat Mang, kenapa sakit” tanya Bi Tarmi perlahan, bahkan lebih tepatnya heran, karena aku juga tahu betul Mang Abi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bukan orang yang seperti malam ini aku lihat.
“Bawakan obat Den, kasihan takutnya benar sakit” sahut Mang Toha.
Mang Deden dengan cepat langsung berjalan ke meja komputer, untuk membawa obat dan juga air minum, sementara aku melihat jam sudah hampir jam 2 dini hari,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic setelah obat Mang Abi minum, aku mengajak langsung Mang Abi dan Bi Tarmi untuk segera pergi sekarang juga.
“Mang Deden sama Mang Toha di pabrik dulu aja yah, sampai pagi” ucapku.
“Iyah Den siap, apalagi kondisi lagi begini” jawab Mang Toha.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku, Bi Tarmi dan Mang Abi langsung berjalan melewati samping pabrik, sementara melihat kondisi Mang Abi yang belum keluar satu katapun dari mulutnya, membuatku semakin khawatir.
“Aku saja yang bawa mobil bak nya mang” ucapku.
Mang Abi tidak menjawab, hanya memberikan kunci mobil
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari sakunya dan berjalan ke arah pintu samping, berbarengan dengan Bi Tarmi.
“Pasti ada sesuatu” ucapku dalam hati, sambil masuk ke dalam mobil, Mang Abi di duduk di sebelahku, Bi Tarmi di samping dekat pintu, apalagi mobil bak hanya bagian depan saja,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang bisa di isi oleh penumpang.
“Tumben Den Mang Toha matiin lampu pabrik” ucap Bi Imah.
“Lah iyah Bi” jawabku, yang baru saja mobil perlahan keluar dari pabrik.
“Kilowatt jam listriknya aja kali kolset Den” ucap Mang Abi perlahan.
Dan ini adalah suara pertama, yang aku dengar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan begitu lemas sekali, ucapan Mang Abi malam ini.
Anehnya Bi Tarmi hanya menggelengkan kepalanya saja, berkali-kali seolah sedang memikirkan sesuatu hal yang sebenarnya aku juga takutkan malam ini, apalagi kejadian dengan Riska melihat dengan dekat sosok perempuan itu,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic membuat Riska harus sampai kerasukan, yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya apa.
“Harusnya tidak sekhawatir ini aku sama pabrik dan rumah, tumben” ucapku dalam hati.
Di perjalanan mengantar Bi Tarmi, sudah tidak ada lagi obrolan antara aku dan Mang Abi,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang malah beberapa kali aku lihat pandanganya semakin kosong, begitu juga dengan Bi Tarmi yang sedang memikirkan sesuatu.
“Bi disini…” ucapku, ketika tepat behenti didepan rumah Bi Tarmi dan sudah lama sekali baru melihatnya secara langsung lagi.
“Den hati-hati yah” j
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Bi Tarmi, dengan menunjukan wajah yang sangat khawatir kepadaku.
Aku hanya menganggukan kepala menjawab ucapan Bi Tarmi, sementara Mang Abi hanya terdiam saja, dan pandanganya sesekali melihat ke belakang mobil, bahkan aku sudah melihat Mang Abi bersikap seperti itu bukan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang pertama selama duduk di sebelahku.
Tidak lama mobil berjalan kembali menuju pasar, tujuanku untuk berjumpa langsung dengan para langganan.
“Aden jangan turun kasian sudah keliatan capek, biar Amang saja, yang menjelaskan” ucap Mang Abi perlahan, ketika sudah dekat dengan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pasar kecamatan.
“Aman mau bilang gimana” tanyaku, yang sebenarnya kaget Mang Abi wajahnya sudah sangat pucat.
“Tidak tahu Den, bingung malah…” jawab Mang Abi.
“Kan Mang Abi ini, sudah tunggu di dalam mobil” ucapku yang sudah berhenti, tepat di salah satu langganan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku berjalan perlahan menuju toko sayuran paling besar di pasar ini, dari kejauhan Pak Hadi yang melihatku seperti kaget dan langsung berjalan untuk menemui aku.
“Pak sehat…” ucapku perlahan, untuk sekedar berbasa-basi.
“Lah Den Putra tumben ke pasar Den, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - biasanya Mang Abi” jawab Pak Hadi seperti tidak biasanya, malah terlihat seperti kaget olehku.
“Ada di dalam mobil sakit Pak, ini mau minta maaf hari ini belum bisa kirim tahu Pak, produksian kehambat pabrik sedang renovasi… palingan besok saya ganti dengan memberikan lebih -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang tidak perlu bapak bayar” ucapku.
“Malah untung Den Putra yang datang kesini langsung, saya yang mau minta maaf juga, sisa tahu kemarin juga tidak laku Den tidak seperti biasanya… malah maaf banget, orang-orang menanyakan tahu Pak Jasa dan nyuruh buat Bapak adakan, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -di pasar kota lagi rame banget soalnya… tuh Den hari kemarin nggak laku sama sekali” jawab Pak Hadi menjelaskan dan tidak jarang, beberapa orang yang sedang membereskan dagangan Pak Hadi melihat ke arahku dengan aneh.
Aku yang mendengarkan jelas ucapan Pak Hadi dibuat kaget,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi hal seperti ini baru terjadi selama tahu aku berpuluh tahun, berada di toko Pak Hadi.
“Kok bisa yah Pak” ucapku perlahan.
“Orang-orang yang belanja dari subuh sampai Bapak mau tutup, seperti tidak melihat tahu Den Putra, padahal sudah Bapak coba tawarin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - cuman jarang di dengar Den, aneh…” ucap Pak Hadi menjelaskan.
“Yasudah Pak tidak apa-apa, suruh orang Bapak buat naikin ke atas mobil saja” jawabku dengan semakin banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiranku, bahkan awan gelap dan angin dini hari pun mungkin tidak akan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic memahami apa yang sebenarnya terjadi kepada pabrik tahu aku ini.
Setelah Pak Hadi menyuruh pekerjanya menaikan tahu kemarin yang Abi kirim, aku masih diam berdiri di tempat yang sama.
“Maaf Den kemungkinan semuanya di pasar sini juga mengalami hal yang sama, bukan maksud apa-apa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic nanti Aden bisa lihat sendiri ke setiap toko di pasar sini, soalnya kemarin sore pada ngobrolin keanehan tahu-tahu Aden bisa seperti ini” ucap Pak Hadi dengan perlahan.
Baru saja aku akan menjawab ucap Pak Hadi, sebuah pesan masuk berkali-kali masuk ke dalam handphone,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karena terasa bergetar.
“Baik Pak terimakasih, minta tolong sampaikan besok di kirim lagi dan di kasih bonus sebagai permintaan maaf hari ini, sampaikan yah pak ke yang lain juga di pasar ini” ucapku, yang mulai tidak tenang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karena getar pesan masuk berganti dengan getar telepon.
“Insyaallah semua disini paham, lagian ini pertama juga, nanti Bapak sampaikan” jawab Pak Hadi.
Segera aku pamit dan berjalan kembali menuju mobil, sambil melihat panggilan tidak terjawab dari Rini dan membaca pesan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Pulang bapak tiba-tiba sakit di kamar mandi terjatuh, Riska juga kambuh lagi, cepet!” pesan masuk dari Rini.
Dengan langkah cepat aku menuju mobil, bahkan membuat Mang Abi sangat kaget dengan perubahan sikapku yang membuka pintu mobil dengan keras,langsung menghidupkan mobil.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den pelan-pelan Den…” ucap Mang Abi.
Aku tidak menjawab dan semakin dalam menginjak gas mobil, walaupun menurutku sudah cukup apa yang aku ketahui soal keadaan pasar.
“Mang bilang saja kenapa amang ini, harus kasihan sama aku dong jangan jadi aku berpikir kemana-mana” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara laju mobil benar-benar sangat cepat, apalagi aku berjalan bersama khawatiran yang terjadi di rumah, segalanya membuatku malam ini benar-benar tidak menyangka, keadaan dengan cepat mengubah diriku.
“Sudah dua malam dengan barusan Amang di tampakin wujud perempuan Den…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Mang Abi perlahan.
Yang membuatku kaget, dan langsung menstabilkan laju mobil, kemudian dengan serius melihat Mang Abi.
“Di depan pabrik setiap mobil ini keluar sosok perempuan ada di halaman pabrik, dekat kayu-kayu dan kadang berpindah, berjalan perlahan ke arah samping -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sisa pasir Den…” ucap Mang Abi benar-benar ketakutan.
“Benar Mang? Ini bukan Bi Tarmi, dan Mang Toha sajakan yang sudah melihatnya” ucapku.
“Iyah Den, apalagi barusan…” ucap Mang Abi perlahan.
“Maksudnya Mang barusan gimana, barusan pas antar yang pada pulang” jawabku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic semakin memperlambat laju kendaraan, walaupun dalam perasaanku berkecamuk dengan keadaan di rumah.
“Iyah Den sebagian di depan, sebagian seperti biasa duduk di belakang… pas mobil ini belok keluar, anehnya perempuan yang barusan amang bilang duduk biasa saja di samping -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Bi Cucu, Lisa, Evi, dan seperti tidak mengetahui adanya perempuan lain… yang duduk disini sebelahan dengan Amang seperti biasa Bi Ema…” ucap Mang Abi menjelaskan dengan perlahan.
“Amang lihat pasti di spion sini kan” ucapku sambil memegang spion tengah mobil.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bukan hanya itu Den, tapi beberapa kali juga melihat kebelakang, bahkan Bi Ema sambil negur Amang dan tanya lihat apa sih gitu, pas Bi Ema sama melihat ke belakang biasa saja…” ucap Mang Abi.
“Iyah Mang kita sudah sepakat perempuan itu semakin menjadi, kalau benar mahluk gaib,-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - berarti benar ada tujuan…” ucapku yang tidak tahu dari mana pikiran itu tiba-tiba datang begitu saja.
“Takutnya kondisi sekarang, semenjak adanya sosok itu saja Den…” jawab Mang Abi.
Aku yang baru saja setuju pada ucapan Mang Abi tiba-tiba menginjak kembali gas mobil
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic cukup dalam, karena terasa di saku handphoneku bergetar, yang aku bisa pastikan panggilan dari Rini.
Bahkan malam ini, malam pertama aku mengemudi mobil sekencang ini, Mang Abi hanya mengingatkan aku untuk berhati-hati, namun tetap aku abaikan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sampai rumah, besok Amang pagi bilang ke Mang Toha telpon, suruh ke rumah aku bawa catatan nomor telepon semua pelanggan yah Mang” ucapku, karena tidak akan lama lagi sampai ke rumah.
“Baik Den…” jawab Mang Abi.
Sesampainya di depan gerbang rumah aku langsung turun,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi gerbang belum sama sekali di kunci oleh Bi Imah, dan Mang Abi langsung pergi begitu saja memarkirkan mobil menuju ke arah dimana rumah Mang Abi berada.
“Kasian Mang Abi” ucapku setelah barusan terakhir melihat wajahnya yang semakin pucat.
“Sudah ditutup, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bagus Mang Ujang masih ada” ucapku, berjalan masuk melalui pintu dapur.
Dari pandangan lurus ke halaman belakang bahkan asap-asap yang aku yakini dari kemenyan, sudah sangat jelas aku lihat, walaupun tidak setebal saat berada di dalam rumah.
“Bi…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den cepat mending ke kamar Neng Rini dulu, biarin Bapak sama Bibi dan Mang Ujang” jawab Bi Imah yang sangat kaget.
Aku melihat Bapak yang sekarang terbaring, dengan mata yang terpejam di ruangan tengah, benar hanya Ibu dan Mang Ujang sajalah sedang memijat kaki dan lengan Bapak.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Put… untung sudah pulang” ucap Ibu perlahan sambil nunjuk ke kamar Rini.
“Mau ini” jawabku, yang langsung berjalan dengan cepat, walaupun tidak mengerti maksud ucapan Ibu dan Bi Imah agar aku cepat menuju kamar Rini.
“Apa Riska sudah sembuh” ucapku dalam hati.
“Masuk Kak…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Rini, ketika mengetahui aku dengan perlahan membuka pintu kamarnya.
Terlihat Riska sudah tertidur dengan badan yang sudah di tertutup oleh selimut, walaupun dalam lelap tidurnya semakin aku mendekat, semakin aku melihat beberapa kali wajahnya tersenyum begitu saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bapak jatuh di kamar mandi dan pingsan tiba-tiba Riska sadar, aneh banget Kak… dan sekarang seperti ini kondisinya…” ucap Rini.
“Ibu atau Mang Ujang tidak bertindak Rin” jawabku duduk di samping Rini.
“Sudah telpon orang pintar yang katanya kemarin kasih air -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - buat di pabrik Kak, tapi malah tidak bisa dihubungi kemungkinan pagi nanti Ibu kesana, liat aja sekarang udah mau jam 3 lebih Kak” ucap Rini.
“Pabrik baik-baik sajakan” tanya Rini.
Aku ceritakan semua kejadian kepada Rini dengan perlahan dan suara yang pelan, apalagi kejadian
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang barusan aku lewati dengan lengkap, tidak ada sedikitpun yang aku ketahui tidak di ketahui oleh Rini, termasuk kerugian pabrik malam ini.
“Pantas, beberapa kali nunjuk ke arah pabrik Riska ini Kak, sudah disini dulu yah jangan tidur kita kak” ucap Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kakak takutnya berdampak ke semua orang, kalau sama tamu saja sudah begini, apalagi orang-orang pekerja atau keluarga kita Rin” jawabku.
“Pantas Bi Tarmi seperti sedang memendam beban pas ngobrol sama aku di pabrik, ini harus selesai Kak… harus tahu penyebab semua ini…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Rini.
“Rin tolong jangan dulu sekarang kakak harus ngurus pabrik besok akibat kejadian malam ini, renovasi juga dan satu lagi Riska” ucapku sambil menurunkan badanku duduk di karpet kamar Rini dan besadar ke kasur saking lelahnya malam ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lagian ibu juga sepakat obrolannya dengan Mang Ujang ini soal pabrik… semua berasal dari pabrik” ucap Rini.
Aku hanya melihat ke arah Rini yang berada tepat di belakangku, sementara Rini langsung menjatuhkan badanya di samping Riksa.
“Ya sepakat ini akibat dari pabrik,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Riska begini dan jatuh bapak dari kamar” jawab Rini setelah membenarkan posisi tidurnya.
Tidak aku jawab lagi ucapan Rini, karena memang benar adanya apalagi setelah semua yang aku ketahui menjadi tiga hal, gangguan di pabrik, sosok perempuan dan kejadian pada tahu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah lelah aku ini, kalau begini bisa hancur isi kepalaku” ucapku, namun tiba-tiba ingatan bagaimana kejadian di kamarku malam kemarin muncul begitu saja.
“Sudah tidur saja nanti kalau ada apa-apa aku bangunkan” ucap Rini, sambil memberikan bantal dengan tangannya ke arahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kejelasan perlahan datang membawaku pada terlelapnya mataku secara perlahan, walaupun kejelasan datang tidak bersamanya alasan yang pasti apa penyebab utama semua ini, apalagi kondisi benar-benar tidak berpihak kepadaku dalam sebuah rencana besar,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic malah keanehan besar juga datang mengikuti.

***

“Eh Ris udah sembuh, gimana sekarang kondisinya” ucapku terbangun, dan tidak sadar badanku sudah tertutup selimut sementara aku tidur di karpet dekat kasur Rini.
“Sudah Kak Putra, cuman pegel aja ini badan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -barusan juga aku mandi sama Ibu Kak Putra di kasih air” jawab Riska, yang sedang menyandarkan badannya di atas kasur.
“Sudah siang juga” ucapku, melihat sudah jam 9 pagi ini.
“Kak bisa engga bawa komputer semua ke rumah saja, aku kerjain disini saja, aku belum berani datang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke pabrik lagi, sebelum besok pulang pengen beres dulu” ucap Riska.
“Bisa Ris nanti aku suruh Mang Toha…” ucapku sambil melihat handphone, yang sudah tergeletak di dekat bantal dengan baterai yang sudah low juga.
“Semua pelanggan sudah amang telepon Den, semuanya paham, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ini bagaimana untuk hari ini” isi pesan dari Mang Toha yang baru beberapa menit masuk.
“Bikin yang sama, seharian ini aku di pabrik” balasku.
“Aneh Kak malam kemarin setelah melihat di leher wanita itu berdarah banyak, aku tidak ingat apa-apa… sadar pas Ibu Kak Putra -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ngasih minum dan tau-tau Bapak Kak Putra di bawa masuk ke dalam mobil” ucap Riska.
“Maaf yah Ris soal itu, aku juga tidak mengerti semua kejadian berjalan dengan cepat kemarin malam” ucapku, sambil berdiri, berjalan keluar kamar.
Bi Imah yang melihatku keluar kamar,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sedang duduk bersama Rini di dapur,aku langsung berjalan mendekat ke arahnya.
“Bapa…” ucapku.
“Dibawa berobat sama Ibu kak” jawab Rini.
“Berobat kemana?” tanyaku sambil duduk dan menerima air minum dalam gelas yang Bi Imah berikan.
“katanya ke orang sana yah Bi” ucap Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ke sana Den ke orang yang ngasih air kemarin, tadi juga Riska sembuh gara-gara Mang Ujang duluan kesana, sekarang malah Bapak yang semakin… maaf Den semakin parah” ucap Bi Imah menjelaskan.
“Susah kalau sudah kena pengaruh Ujang ini” ucapku mengeluarkan rokok,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang hampir gepeng, karena ternyata semalam lupa aku keluarkan dari dalam celana.
“Jangan mikirin itu dulu, semua sadar sekarang kondisi begini, denger Kak… urus dulu pabrik sama renovasi, lagian besok aku pulang sama Riska, kalau bisa semua beres hari ini” ucap Rini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menatap ke arahku dengan sangat serius.
“Iyah mana lagi begini kondisinya, bisa bareng aneh kadang” ucapku sedikit kesal, menerima kenyataan hari ini.
“Bi tolong cas yah handphone aku di kamar” ucapku langsung berdiri, karena ucapan Rini selalu ada benarnya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tanpa berlama-lama lagi aku segera berjalan ke arah kamar mandi, bahkan cukup lama karena pikiranku mengajak paksa untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat.
“Penasaran siapa perempuan itu” ucapku dalam hati.
Selesai mandi aku segera pamit kepada Bi Imah, bahkan tidak sempat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sarapan, karena nanti akan pulang lagi ke rumah sambil membawa komputer dengan Mang Toha.
“Sudah Den kalau mau bawa komputer kata Neng Rini, ini pakai mobil dulu saja” ucap Bi Imah sambil memberikan kunci kepadaku.
Setelah masuk ke dalam mobil dan tidak lama memanaskan mesin nya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku segera mengendarai menuju pabrik dan Bi Imah membuka gerbangnya, beberapa kali aku sadar dengan pikiranku yang sedang kacau saat ini apalagi semua beban berada di atas pundakku, bukan tentang pabrik saja tapi soal bapak.
“Mobil Pak Karto…” ucapku ketika melihat satu mobil,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang tidak asing terparkir di luar halaman pabrik.
Segera aku berhenti tepat di belakang mobil Pak Karto dan terlihat satu-satunya orang tua, sedang sibuk sekali mengatur para pekerjanya yang sedikit bisa mengobatiku pagi ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah melihat kedatanganku, Pak Karto hanya melambaikan tanganya ke arahku, sementara Mang Deden aku lihat sedang berada di ruangan penyimpanan.
“Kelihatan sekali Den Putra sepagi ini muka sudah kusut, semangat sepertinya hilang, masa kalah sama orang tua -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - modelan Bapak ini Ha-ha-ha” ucap Pak Karto bercanda dan memberikan tanganya untuk bersalaman denganku.
“Gimana lancar Pak” tanyaku sambil tersenyum.
“Lihat saja kemungkinan bakalan lebih cepat Den, apalagi ini pabrik sudah waktunya sekali direnovasi… tapi… tapi… kalau -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - misalnya Aden tidak produksi kenapa harus setengah kemarin itu saya susah buat pindah terpal disana” ucap Pak Karto.
“Maksudnya Pak belum paham aku” jawabku sambil mengikuti Pak Karto berjalan ke arah dalam pabrik.
“Istriku dengar kabar di pasar kota, tahu aden malam kemarin -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pada busuk katanya tahu Pak Jaya, yah siapa lagi kalau ini pabriknya, kenapa bisa begitu, kalau karena pembangunan ini sudah diusahakan tidak mengganggu Den” ucap Pak Karto serius sambil memperlihatkan hasil kerjanya.
Aku benar-benar kaget dengan ucapan Pak Karto,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi kabarnya sudah sampai ke pasar kota.
“Iyah Pak kemarin malam biasalah ada masalah… tapi tidak sampai busuk juga” jawabku.
“Begini Den kita sama-sama mengerti Bapak bukan satu dua kali renovasi begini… kalau benar seperti cerita anak-anak soal seramnya pabrik ini, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sepertinya bohong besar, buktinya renovasi lancar-lancar saja… berarti dari hal lain Den…” ucap Pak Karto seperti sudah memahami apa yang terjadi di pabrik.
“Bapak tahu jugakan gimana dulu dan sekarang” jawabku.
“Tahulah Den, dari aden kecil sudah kenal sama Bapak,”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Pak Karto.
“Tuh kasian Mang Toha dari tadi nunggu Aden sana temui dulu, urusan ini kalau Bapak Jaya tanya bilang saja sudah aman sesuai rencana yah” jawab Pak Karto sambil berjalan begitu saja.
Aku tidak langsung menghampiri Mang Toha, yang sudah membawa kopi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke teras belakang, bahkan aku sedang berjalan ke arah pembungkusan, di mana malam kemarin kejadian aneh terjadi, yang membuat pabrik harus menelan kerugian yang cukup lumayan dari segi nominal.
“Bisa benar ini bukan karena pabrik saja… urusan usaha juga” ucapku perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil mengingat ucapan Pak Karto.
Bahkan melihat sekeliling ruangan pembungkusan, tidak ada yang membuatku merasa aneh seperti malam kemarin, bau bangkai yang menyengat sama sekali tidak tercium lagi disini.
“Semalam kilowatt jam listrik mati Mang pas aku keluar” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil menyapa Mang Toha.
“Disana Den… kesana perginya… semalam dua kali dengan Mang Deden lihat lagi” ucap Mang Toha menunjuk dari arah pohon ke arah ujung sungai berada.
“Perempuan itu…” tanyaku.
“Iyah pas listrik mati, kemudian menyala lagi, yah kesana… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ini bukan Amang saja yang lihat” ucapku.
“Sudah jelas Mang ini bukan soal Ningsih, ini ada yang tidak suka dengan usaha ini” jawabku.
Mang Toha hanya mengangguk kemudian berdiri, dan mengambil sesuatu dari arah tumpukan kayu berada.
“Tali…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Benar Den lihat saja kayu-kayu tidak pernah di tali menggunakan tambang seperti ini, sudah Amang cek juga dengan Mang Deden pagi tadi, semua kayu di tali dengan tali seperti ini” ucap Mang Toha sambil menunjukan satu tali cukup tebal, dan satu tali pembandinganya berwarna merah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah Mang cukup, tanda-tandanya sudah banyak… ini bukan urusan soal Ningsih benar, aku awalnya takut dia kembali… ini murni persaingan bisnis…” jawabku semakin tertuju kepada satu nama yaitu Pak Jasa.
Setelah menyuruh Mang Toha memindahkan komputer ke dalam mobilku karena
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic akan diteruskan oleh Riska kerja di rumah, aku hanya duduk di belakang teras, sementara Mang Toha langsung bergerak begitu saja.
“Jasa… Pak Jasa… iyah nama itu berkali-kali Mang Toha dan Mang Abi sebut” ucapku kembali mengingat semua kecurigaan dari Mang Toha terutama Mang Abi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Harusnya renovasi sebanding lurus dengan grafik semakin larisnya produksi tahu, tapi ini lain malah sebaliknya, beberapa batang rokok aku hisap dan tidak terasa sampai kopi sudah habis setengah gelas barulah Mang Toha berjalan ke arahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Malam ini aden tidak perlu ikut ke pasar biar Amang saja dengan Mang Abi kasihan” ucap Mang Toha.
“Tidak Mang aku penasaran sama sosok yang suka ikut ke mobil itu” ucapku dan terlihat Mang Toha begitu kaget.
“Mang Abi sudah cerita Den” jawab Mang Toha.
“Sudah semalam Mang…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku.
“Syukurlah sekarang orang-orang lama di pabrik ini sudah melihat wujudnya Den… Aden harus segera bergerak apalagi Bapak mulai sakit kan Amang dengar dari Bi Imah… dari pada semakin kemana-mana dampaknya” ucap Mang Toha, yang ternyata sama pemikiranya saat ini denganku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mengarah pada suatu khawatiran.
“Aku ini di tunggu sama Riska Mang, kabarin kalau ada apa-apa malam ini bertiga saja sudah antar ke pasar, sampai ke pasar kota yah” ucapku, sambil pamit kembali untuk pulang.
Di halaman benar-benar aku di buat takjub, dengan cara pekerjaan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang Pak Karto tunjukan kepadaku, awalnya ingin sekali aku tanyakan ke Pak Karto asal usul Pak Jasa, namun karena melihat sedang sibuk aku urungkan niat itu, walaupun aku yakin Pak Karto pasti mengetahui nama itu.
“Duluan Pak…” teriakku, sambil melambaikan tangan ke arah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Pak Karto dan hanya dibalas dengan lambaian tangan juga.
“Disini semalam tuh” ucapku kembali mengingat dimana berpapasan dengan sosok perempuan itu, sementara aku sama perlahan mengendarai mobil saat ini, setelah sebelumnya aku melakukan parkir dengan cara yang sama,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ketika malam itu.
Tidak lama aku sudah berada di depan gerbang, namun sudah ada satu mobil yang tidak aku kenal sama sekali terparkir di depan rumah, bahkan mobil mewah sekali.
“Mobil siapa, tidak mungkin tamu biasa sih ini” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara Bi Imah sudah terlihat berjalan membuka gerbang, di ikuti oleh Mang Ujang yang aku pahami akan membantu membawa komputer ke kamar Rini atau aku untuk Riska kembali bekerja.
“Bi siapa di dalam” ucapku.
“Tamu bapak sama Ibu, cuman Bapak masih di kamar Den, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - lagi ngobrol sama Ibu dan Mang Ujang barusan” ucapku.
“Hati-hati dengan orang yang berada di dalam Den” ucap Mang Ujang, sambil membuka belakang pintu mobil, menurunkan komputer dan monitornya.
“Memangnya siapa Mang orang aku baru liat mobilnya juga” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Putra cepat sini” teriak Ibu.
Segera aku berjalan, padahal mulut Mang Ujang sudah terbuka dan seperti akan mengatakan sesuatu hal yang penting kepadaku, walaupun sampai saat ini aku belum bisa percaya penuh kepada Mang Ujang, tidak tahu kenapa barusan ucapanya berbeda
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan hati normalku seperti menerima begitu saja, dengan lapangnya.
“Barusan Ibu baru mau telpon udah kelihatan dari dalam mobil kamu” ucap Ibu, sambil berjalan masuk di ikuti oleh langkahku.
Di meja ruang tamu sudah terlihat tiga gelas teh dan sudah duduk seorang lelaki seumuran
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan Bapak dan mungkin sama juga dengan Pak Karto dengan rambut yang sudah memutih sebagian. namun berpenampilan sangat gagah sekali, apalagi dengan kalung emas di lehernya, jam tangan mewah yang menempel di tangannya, dua kancing kemeja atasnya terbuka begitu saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Oh…” ucapku dalam hati, sambil memberikan kesan pertama melihat orang tua dengan badan yang gempal ini.
“Ini Putra Pak Jasa…” ucap Ibu sambil duduk.
“Iyah iyah saya sudah dengar nama Putra anak Ibu, dan Bapak Jaya ini masih muda sudah sukses, juga sudah punya nama-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pabrik tahunya” jawab Pak Jasa dengan suara beratnya.
“Ini Put tadi Pak Jasa ini mau beli sebagian kayu jati kita, sudah di jelaskan sama Mang Ujang juga, tapikan kayu jati urusannya Bapak yah walaupun pabrik sudah di pegang putra sepenuhnya” ucap Ibu, seperti memberikan kode
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari matanya agar aku membenarkan ucapanya saat ini.
“Memangnya untuk keperluan apa Pak” tanyaku dengan sopan dan berharap ini bukan Pak Jasa yang pernah Mang Abi dan Mang Toha ceritakan sebelumnya, bahkan sedari tadi di pabrik dengan nama yang sama,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sekarang orangnya berada tepat di depanku saat ini.
“Ya mungkin nama saya di kalangan bisnis ini belum terdengar, maklum Putra baru 2014 saya mencoba lagi usaha ini, yang dulu bahkan Bapak Jaya pernah satu waktu meragukan niat saya, eh hanya berselang beberapa tahun -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Pabrik Tahu saya sudah bisa sejajar, bahkan mungkin lebih dengan pabrik tahu yang katanya legendaris ini, saya ngurus bisnis besi di kota, kalau pulang pengen aja punya usaha yang dulu pernah saya inginkan, punya kaya Bapak Jaya ini…” ucap Pak Jasa.
“Teman lama Bapak Putra, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Pak Jasa ini… sudah kenal lama cuman memang jauh saja begitu…” sahut Ibu, hanya ingin membuatku merasa nyaman, padahal kenyataanya orang yang selama ini aku curigai sudah berada tepat didepan muka aku sekarang.
“Dari mana memangnya Pak tahu kalau di pabrik lagi nebang pohon”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tanyaku yang semakin penasaran.
“Maaf Den, Ibu ini kopinya” ucap Bi Imah perlahan, sementara Mang Ujang sudah beberapa kali bolak balik menuju kamar aku.
“Putra… Putra jangankan pabrik lagi di renovasi, di pasar kota ramai juga kok tahu pabrik ini kemarin busuk semua, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sampai pasar kecamatan sini juga kan… kasihan mereka pedagang kayak di jadikan sapi perah oleh kamu…” ucap Pak Jasa dengan perlahan dan santainya,
Tentunya ucapan itu membuat rasa kaget yang ibu tunjukan padaku, sudah tidak bisa ditutupinya lagi,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan hal yang sama mungkin terlihat juga oleh Pak Jasa.
“Niat datangnya saya baik siang ini, tidak mau menjadi pertengkaran keluarga Bapak Jaya terhormat, selain niat itu juga, niat kedua bisa saya beli semua kayu yang terisa atau mungkin dengan pabriknya kalau berniat di jual -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dari pada tidak sanggup lagi memberikan asupan tahu pada penjual” ucap Pak Jasa sambil berdiri dari duduknya, ucapannya benar-benar perlahan menyepelekan aku, bahkan seperti menginjak harga diriku secara tidak langsung.
“Sama Pak Jasa yang terhormat niat saya juga baik, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - baik menolak tawaran bisnis yang saya pikir salah orang, untuk bertanya soal menjual kayu dan pabrik, kayu di luaran sana masih banyak, dan pintu terbuka lebar, silahkan keluar dari rumah saya, sekarang!” ucapku dengan tegas, sambil melihat tajam ke arah matanya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan langsung berdiri menunjuk ke arah pintu keluar rumah.
“Anak muda tidak tahu sedang bicara dengan siapa…” jawab Pak Jasa dengan kesal, berjalan dengan cepat keluar.
“Putra!” bentak Ibu.
Aku hanya menggelengkan kepala, lalu menyuruh Ibu untuk duduk.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bibi cepat buka pintu gerbang!” ucap Ibu dengan keras, ke arah Bi Imah sedang duduk di dapur.
“Enak sekali orang itu datang dengan gaya seperti itu, aku kira kaya harta membuat kaya hati juga, ternyata bukan jaminan, kenapa Ibu marah? Mau bertanya soal kebenaran ucapan Pak jasa-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - soal busuknya tahu, iyah memang benar!” ucapku tegas.
“Kenapa tidak cerita Put” jawab Ibu perlahan.
“Bapak sedang sakit, di rumah sedang ada tamu dan Rini, belum saja waktunya” ucapku, ternyata suaraku barusan mungkin terdengar oleh Rini, yang langsung mendekat ke arahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Itu semuanya Putra bilang sama Ibu, jangan sampai bapak tahu soal masalah ini” ucap Ibu.
“Tutup saja, kalau bisa jahit mulut orang terdekat dengan Bapak, Putra jamin Bapak tidak akan mengetahui masalah ini” jawabku sambil berdiri.
“Kakak kebiasaan kalau sudah emosi seperti itu”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Rini yang mengikuti langkahku menuju kamar.
“Tidak ada yang rela nama keluarganya di injak oleh tamu Rini… kamu harus paham itu” ucapku.
“Iyah sudah di dalem ada Riska malu… Riska jangan sampai tahu baru saja sembuh” jawab Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untungnya emosiku cepat mereda dan mengikuti apa kata Rini.
“Gimana Ris” ucapku sambil masuk kamar.
“Ini sudah beres Kak Putra semuanya… pengen bicara bertiga dong, bukan soal kerjaan tapi” ucap Riska sambil berdiri dari kursi dan duduk di atas kasur.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Boleh Ris kenapa memangnya, kejadian semalam yah” tanyaku perlahan.
“Yang barusan kamu ceritain Ris, emang sudah ingat namanya” sahut Rini.
“Tadi pas kerja disini aja sambil ingat-ingat nama perempuan di mimpi itu, tapi maaf bukan maksud memperkeruh suasana apalagi -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Bapak Kak Putra dan kamu Rin lagi sakit…” ucap Riska dengan perlahan sekali.
Anehnya,di luar matahari sedang panas-panasnya tapi aku merasakan sebuah perasaan aneh, lebih ke menakutkan ketika melihat ke arah wajah Riska, sepertinya aku dan Rini langsung paham arah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pembicaraan Riksa.
“Tidak apa-apa Ris tenang saja, harusnya aku minta maaf kamu jadi ke bawa-bawa sampai harus sakit…” ucapku.
“Ngejilatin darah haid aku pas tidur Kak di mimpi itu, sementara aku hanya melihat saja, sambil seluruh badanku tidak bisa bergerak. Tapi bisa melihat -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jelas perempuan dengan baju hitam itu berada di antara dua pahaku, kulit semuanya juga lebih pekat hitam dari baju yang digunakannya, lalu merangkak ke dekat telingaku, aku benar-benar tidak bisa bergerak Kak… sampai dia berbisik nama yang sama ketika kejadian pabrik pertama”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Riska menjelaskan.
“Ris yang ini baru kamu bilang” sahut Rini.
“Iyah Rin, maksudnya biar sekalian ada Kak Putra…” jawab Riska.
“Benar Ningsih… tapi apa hubunganya sampai ke produk pabrik… dulu bagaimanapun dia datang tidak separah ini” ucapku perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic walaupun ketakutan benar-benar hadir di siang bolong seperti ini.
“Aku pertama lihat pas malam itu duduk di meja komputer, melihat ke arah tumpukan kayu perempuan itu, anehnya perempuan itu bisa berada tepat di atas penggodokan bahan produksi Kak Putra di pabrik… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - mungkin dari situ Kak…” jawab Riska.
“Kan Kak dari dulu juga dari situ, awal kita tahu soal Ningsih” sahut Rini.
Aku hanya diam saja dan sedang berpikir semua yang diucapkan Riska, yang sebenarnya pengakuan seperti ini pernah Mang Toha dan Mang Deden katakan juga kepadaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Satu lagi kak yang masih aku ingat di mimpi itu… setelah berbisik aku lihat jelas sekali melihat ke bagian lehernya merah sekali, kayak saluran darah di kulit kita yang gak normal kak… mengelilingi lehernya itu sih yang sampai saat ini aku ingat… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kayak sudah gantung diri perempuan itu…” ucap Riska, sambil menunjukan gestur badan yang benar-benar ketakutan.
“Berkaitan…” ucapku dalam hati, sangat kaget dengan ucapan terakhir Riska, apalagi perlahan aku mengingat tadi di pabrik, Mang Toha menunjukan sebuah tali,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang beda dengan tali yang biasa digunakan untuk mengikat kayu, sementara Riska melihat pertama kali di tempat itu dan memang tumpukan kayu, lurus dengan pohon yang sama sekali belum bisa di tebang.
“Iyah berati Ningsih kak… tapi dari dulu kita hanya tahu Nigsih tidak ada -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kaitanya dengan gantung diri Kak, apalagi sama kejadian di dalam pabrik…” ucap Rini.
“Aku sih hanya disuruh ngabisin satu botol air minum itu sama Ibu Kak Putra, dan memang lumayan membaik kok nggak ada aneh-aneh lagi, cuman mumpung masih disini, siapa tau apa yang aku ingat-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi mempermudah masalah Kak Putra, apalagi renovasi sedang berjalan juga” jawab Riska.
“Oke Ris makasih banyak banget, besok aku ke bank juga buat nabung, sekalian transfer invoice dari kamu yah” ucapku yang berniat memberikan lebih, karena kejadian kemarin.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Santai aja lagian besok aku ke kosan Rini juga, sebelum pulang ke rumah di kampung” jawab Riska.
Segera aku telepon Mang Toha, untuk membawa komputer kembali ke pabrik setelah mendengar saran dari Riksa bisa dibawa oleh dua orang, dan Mang Toha langsung berangkat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan salah satu pekerja.
“Gampang nanti aku jelasin ke Mang Toha pasti bisa sendiri pasang lagi” ucap Riska, sambil aku bantu membereskan kembali komputer, yang sudah siap digunakan.

***

Sudah tiga kali lebih aku bolak-balik kamar Bapak dari siang sampai sore hari,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara urusan pabrik lebih sering aku gunakan handphone, untuk berkomunikasi apalagi komputer sudah terpasang kembali, Rini dan Riska lebih banyak aku lihat di dalam kamarnya.
“Soal kejadian barusan pagi ibu minta maaf” ucap Ibu yang duduk di sebelah Bapak sore ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Putra tidak suka saja dengan ucapan Pak Jasa itu Bu” jawabku
“Ibu juga kaget, bahkan sudah puluhan tahun tidak mendengar kabarnya tiba-tiba datang bertamu” ucap Ibu.
“Ini sudah hampir 24 jam lebih bapak tidak bangun-bangun, Ibu ambil tindakan apa” tanyaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Orang pintar yang Ibu dan Mang Ujang ketahui anehnya tidak mau datang ke rumah, jadi di lihat jarak jauh Put, soalnya mau ke dokter juga kata Rini dan Riska ini bukan penyakit medis… tapi sesekali kenapa masa lalu itu tidak pernah pergi yah Put… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - malah katanya soal Ningsih belum selesai” ucap Ibu sambil meneteskan air matanya.
“Kata dia apa yang belum selesainya Bu…” tanyaku, yang mencoba lebih pada sisi kasihan Ibu dan Bapak orang tuaku, walaupun dalam segi pemikiran dan percaya kepada hal-hal seperti itu berlawanan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sederhana sekali Put, temui saja keluarganya siapa tau memang masih ada yang mengganjal... dan mungkin dari situ bisa jadi titik awalnya…” ucap Ibu.
“Kalau ini aku setuju sih Bu…” jawabku.
“Bi Imah aja yang satu kampung yah walaupun keluarga Ningsih di ujung banget -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - selatan sungai pembatas pabrik, itukan nyambung jauh banget ke kampung Bi Imah juga, sudah susah menemui keluarganya Put…” ucap Ibu menjelaskan.
“Nanti coba Putra bicara pelan-pelan sama Bi Imah yah Bu” jawabku.
Aku lebih banyak menjelaskan keadaan pabrik kepada Ibu,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan perlahan agar membuat Ibu lebih mengerti, dan tidak lupa juga semua kejadian aku bilang kepada Ibu, hanya soal perempuan hitam itu saja sudah membuat Ibu seperti ingin menangis, untungnya kembali merasa tenang dengan kabar renovasi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku melihat jam di kamar Ibu sebentar lagi magrib, sementara Bi Imah sedang mencoba untuk memasukan air minum ke mulut Bapak, anehnya normal saja seperti biasanya, namun terlihat dari raut wajah Bapak seperti menahan mual.
“Sudah dulu Bi sepertinya mual Bapak” ucap Ibu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah Bu ini belum abis satu gelas juga” jawab Bi Imah yang memang hanya menggunakan sendok makan saja menyuapi air minum nya.
Beberapa kali badan bapak bergetar dengan kencang di atas kasur yang membuat aku, Bi Imah dan Ibu benar-benar kaget.
“Kenapa yah Bi” ucap Ibu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Baru pertama Bu seperti ini… dari semalam tidak begini…” jawab Bi Imah mulai panik.
Setelah tiga kali bergetar seperti barusan, benar saja apa yang dikhawatirkan Ibu, Bapak muntah dengan sangat banyak walaupun yang keluar dari mulutnya kebanyakan air.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Astagfirullah Bi… kenapa ada belatungnya begini” ucap Ibu kaget, yang sedang menahan kepala Bapak.
Bi Imah langsung berdiri, berjalan keluar kamar dengan cepat membawa plastik dengan tangan yang sudah dimasukkan juga ke dalam plastik satunya, kemudian mengambil satu per satu
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic belatung yang ternyata cukup banyak, anehnya ketika muntahnya Bapak, aku sama sekali tidak melihat belatung keluar dari mulut Bapak.
“Bisa sama dengan di pabrik” ucapku dalam hati.
Bi Imah kemudian keluar dari kamar dan nafas bapak mulai sama dengan kejadian Riska,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sangat berat dan terdengar kencang.
“Tunggu Bu…” ucapku sambil teriak ke Rini, untuk membantu Ibu.
Aku berjalan ke dapur, sementara berpapasan dengan Mang Ujang yang berjalan ke kamar, dengan baju yang lumayan kotor, karena sudah merapikan halaman belakang, karena besok sisa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kayu dari pabrik akan dipindahkan ke rumah.
“Bi…” ucapku ketika sampai di dapur, Bi Imah sedang membuatkan air hangat untuk bapak.
“Iyah Den gimana…” jawab Bi Imah.
Sementara di luar langit mulai berubah menjadi hitam, karena waktu magrib juga sudah terlewati, bahkan Bi Imah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic baru menyalakan lampu kebagian teras, dengan pintu yang masih terbuka.
“Secepatnya kita kembali ke desa Bibi, untuk mencari tahu keluarga Ningsih yah Bi…” ucapku.
“Sama Aden gitu maksudnya” jawab Bi Imah kaget.
“Iyah aku temenin, takutnya benar kata Ibu ada yang mengganjal, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - yang belum selesai” jawabku perlahan.
“Sulit Den harus sampai ujung, tapi kalau Aden mau Bibi siap-siap aja” jawab Bi Imah.
Aku hanya menarik nafas dengan sangat dalam, mengeluarkannya perlahan, apalagi belatung yang keluar dari muntahan Bapak sudah berada di tong sampah dapur
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Baru pertama Bibi ngeliat sebesar itu Den” ucap Bi Imah sambil mematikan kompor karena air sudah mendidih.
“Sama dengan di pabrik Bi” jawabku.
Bi Imah langsung melihat ke arahku, yang sejajar dengan pintu dapur, namun anehnya Bi Imah langsung membawa air panas,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang baru tercampur dengan air dingin itu dengan cepat.
“Ayo cepat pergi jangan disini Den!” ucap Bi Imah, dengan tegas.
Aku yang kebingungan dengan tingkah aneh Bi Imah langsung melihat ke arah belakang, karena sesudah Bi Imah melihat ke belakangku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic langsung berjalan dengan cepat.
“Tidak ada apa-apa” ucapku, sambil berjalan.
Tidak tahu kenapa, besar sekali dorongan dalam diriku untuk kembali melihat ke belakang, di tambah tingkah Bi Imah yang berubah sangat drastis.
“Perempuan itu lagi…” ucapku dengan sangat kaget,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil melihat ke belakang, ke arah dapur, dan aku melihatnya jelas sedang berdiri di dekat pintu, sama dengan kejadian ketika Riska kerasukan.
Aku langsung berbalik badan dengan cepat, berjalan menuju kamar Ibu, bahkan sudah terdengar suara tangisan Ibu yang sangat kencang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic membuat pikiranku mengajak pada suatu kemungkinan paling buruk terjadi menghampiri Bapak.
“Bukan lagi tentang Ningsih, ini ada tujuan lain… benar secepatnya harus ke kampung asal Ningsih” ucapku.

Bersambung

***
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tidak ada lagi pilihan Putra untuk menyelesaikan kembali apa yang pernah terjadi apalagi pertanda sudah menjadi nyata, Pabrik sudah merasakan hal aneh yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan terjadi seperti ini. Saksi bukan tentang lagi dirinya sendiri,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic melainkan semua orang terdekatnya. Apakah ini tentang Ningsih semata dan masa lalunya atau ada tujuan lain dari semua ini, atau ada petunjuk dari kampungnya Bi Imah?
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kita akan berjumpa lagi di Part 7, bagian paling panjang, bagian penutup dari cerita ini, dan tentunya ada kejutan, terimakasih kepada teman-teman yang sudah membaca Part 6 sampai dengan selesai. Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Part 7 - “Waktu selalu mempunyai cara tersendiri untuk datang… membawa sebuah kesulitan ataupun kemudahan… dan sekarang Pabrik Tahu bukan lagi tentang Ningsih, melainkan dosa masa lalu yang terulang…” Baca duluan dan memberikan dukungan? klik link.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sudah menunggu juga SEKUTU (Suara kelam masa lalu) yang siap teman-teman baca Part 1 nya, seperti biasa bisa langsung klik link nya saja.
karyakarsa.com/qwertyping/sek…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Kita akan berjumpa lagi sesuai informasi di bawah, silakan untuk meninggalkan retweet, love dan replynya teman-teman, agar mempermudah nanti membaca kembali Part 7 Tamat. Sampai berjuma tanggal 7 April/ menyesuaikan. “Typing to give you a horror thread! You give me support!” Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic PENGHUNI PABRIK TAHU KELUARGA
Sebuah Kisah Misteri Turun-Temurun

“Tidak akan pernah berhenti, tidak akan pernah pergi, dia selalu ada untuk membalas apa yang sudah terjadi.”

PART 7 TAMAT

@ceritaht @IDN_Horor Image
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic BAGIAN 7 TAMAT – PENEBUSAN DOSA MASA LALU YANG TERULANG.
“Waktu selalu mempunyai cara tersendiri untuk datang… membawa sebuah kesulitan ataupun kemudahan… dan sekarang Pabrik Tahu bukan lagi tentang Ningsih, melainkan dosa masa lalu yang terulang…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bukan lagi tentang Ningsih, ini ada tujuan lain… benar secepatnya harus pergi ke kampung asal Ningsih” ucapku.
Belum selesai pikiranku dengan sosok perempuan yang kali keduanya aku lihat jelas barusan, tangisan Ibu di kamar juga semakin keras aku dengar
“Kak Bapak…” ucap Rini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Lah kenapa wajahnya seperti itu…” ucapku dalam hati, yang langsung berjalan masuk ke kamar Ibu.
“Mang… siapkan mobil” ucap Ibu, sambil isak tangisnya semakin terdengar keras.
Mang Ujang tidak menjawab dan langsung keluar kamar dengan cepat.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Wajah tua Bapak dengan kulit yang semakin keriput sudah tidak lagi berwarna seperti biasa, sekarang yang aku lihat wajahnya memar di beberapa bagian, lebih mirip seperti orang yang baru terbentur, sementara matanya tetap terpejam dan anehnya lagi nafasnya semakin tidak teratur.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kapan wajahnya jadi begitu Bu” tanyaku.
“Tadi muntah lagi sekali… sudah tidak ada belatungnya, cuman pelan-pelan jadi begini” jawab Ibu.
“Munculnya warna memarnya perlahan…” sahut Rini.
“Bu… sudah siap…” ucap Mang Ujang di depan pintu kamar.
“Biar aku saja yang bawa bapak”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku.
Setelah Ibu, Rini dan Bi Imah menyingkir di atas kasur, barulah perlahan aku memangku Bapak, yang untungnya di usianya semakin tua Bapak tidak terlalu bertambah berat badannya.
“Panas sekali” ucapku dalam hati, ketika mulai terasa di bagian punggung bapak.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Ibu langsung mengikuti langkahku, dengan hanya membawa tas yang memang selalu dibawa jika mau keluar rumah, Bi Imah langsung membuka pintu depan rumah, sambil membawa beberapa bantal dan selimut.
“Bukan panas orang normal” ucapku dalam hati, sementara di luar,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mobil ibu sudah terbuka pintunya dan Mang Ujang sudah berada dekat.
“Bu masuk dulu, biar posisi Bapak nanti enak tidurnya, kepalanya di paha Ibu saja” ucap Mang Ujang.
Setelah Ibu masuk dari pintu mobil samping lainya, di bantu oleh Rini dan Riska membenarkan posisi duduknya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic barulah Bapak dari pintu yang sudah terbuka kuturunkan perlahan, di jok mobil posisi Bapak menyamping dengan bagian kepala di paha Ibu.
“Semakin memar…” ucapku.
“Put jangan kemana-mana, jagain Rini dan Riksa sama Bi Imah yah” ucap Ibu.
“Ibu mau ke rumah sakit mana” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Nanti ibu telpon, tutup pintunya” ucap Ibu, setelah Bi Imah menyelimuti Bapak, menahan dengan bantal agar nantinya posisi Bapak di dalam mobil tidak bergerak.
Bi Imah langsung menutup pintu gerbang, setelah mobil yang dikemudi oleh Mang Ujang keluar dari halaman,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara Rini dan Riska langsung masuk kembali ke dalam rumah.
“Bibi tadi lihat jelas Den…” ucap Bi Imah, sambil matanya terus melihat ke arah pintu dapur.
Karena aku juga melihat jelas sosok perempuan itu, aku tidak mau membuat Bi Imah semakin ketakutan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic segera aku sedikit tarik lengannya untuk mengikuti langkahku, apalagi terlihat dari wajahnya benar-benar bukan Bi Imah yang seperti biasanya.
“Jangan bilang apapun tentang kejadian barusan sama Rini, apalagi Riska yah Bi… kasihan mereka besok harus pulang ke kota” jawabku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil duduk di kursi depan rumah.
Padahal adzan isya baru saja berkumandang, namun selepas kepergian Bapak, Ibu dan Mang Ujang suasana rumah benar-benar mencekam, berubah begitu saja dari apa yang aku rasaskan.
“Iyah Den Bibi juga tidak akan bilang sama Ibu, tidak berani…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Bi Imah, masih sesekali melihat ke arah garasi dan pintu dapur berada, yang sebenarnya jelas sekali jika dilihat dari arah aku duduku sekarang.
“Bi heh sudah jangan di lihat gitu, nanti yang ada Bibi malah makin takut” ucapku, sambil menepuk bahu Bi Imah, dengan perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Soalnya Den… belum selesai rasa kaget Bibi di dapur, pas masuk ke kamar Ibu, ngeliat Bapak seperti nahan kesakitan, wajahnya pelan-pelan memar kayak munculnya pelan-pelan gitu… dan satu lagi Den…” ucap Bi Imah terbata-bata, apalagi di bagian akhir ucapanya itu,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic seperti menahan mulutnya untuk berkata lagi.
“Apa Bi satu lagi nya apa… mohon Bi, Bibi orang kepercayaan aku selain Ibu di rumah ini, apalagi kondisinya seperti ini…” ucapku memberikan pengertian agar Bi Imah paham.
“Sama kaya dulu sebelum Apih meninggal, cuman Apih di bagian -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dada dan punggungya… sama pesis kaya memar Bapak barusan” ucap Bi Imah, dengan sangat ketakutan, air matanya perlahan menetes begitu saja.
“Kakak… Kak… cepat masuk!” teriak Rini, sangat kencang.
Baru saja rasa kaget aku terima dari apa yang Bi Imah katakan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic suara Rini jelas aku dengar yang membuat aku dan Bi Imah masuk ke dalam rumah, sementara Riska sedang berjalan dari kamar Rini, menuju dimana Rini sedang berdiri mematung, tepat di depan kamar Ibu yang masih terbuka.
“Heh kenapa…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Rini tidak menjawab, langsung memeluk Bi Imah dengan sangat erat, jelas dari matanya dan gestur tubuhnya Rini seperti orang yang kaget sekali.
“Yuk Neng kesana duduk jangan gini, Bibi tidak bisa gerak…” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untungnya dengan di bantu ajakan Riska juga, Rini sudah mengikuti langkah Bi Imah dan Riska, sementara aku melihat kamar Ibu tidak ada apapun sama seperti biasa.
“Tidak boleh aku lupakan kesaksian Bi Imah barusan” ucapku dalam hati.
“Disana Bibi jelas loh aku abis ambil wudhu Bi,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic denger Ibu jelas manggil aku pikir Ibu sudah balik lagi ada yang ketinggalan, pas Rini liat ada perempuan yang tidur posisinya sama kaya Bapak barusan, sebelum pergi… tolong percaya Rini sadar kok liatnya jelas” ucap Rini sambil ketakutan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bisa jadi Rini sama kaya malam itu Kak Putra…” ucap Riska berbisik, dekat sekali dengan telingaku, karena aku duduk disebelah Riska.
“Jangan sampai kerasukan juga Ris” jawabku.
Aku masih saja memperhatikan bagaimana Rini sangat serius bercerita,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tentang apa yang dilihatnya barusan di kamar Ibu, dengan memaksa berkali-kali aku harus percaya.
“Ini tuh sama kejadian dulu banget aku di pabrik yakin!” ucap Rini.
“Sudah Neng sudah… yang tenang, jangan berpikiran ke arah situ terus menerus, kasian Neng nya nanti” jawab Bi Imah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mencoba menenangkan Rini.
Tiba-tiba handphone di saku celanaku terasa bergetar, bahkan Riska juga sampai melihat ke arahku kembali.
“Itu kak takutnya penting” ucap Riska.
Segera aku melihat nama Ibu yang masuk ke dalam handphoneku, berupa pesan masuk, segera aku buka.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Putra ini Ibu lagi perjalanan lagi ke orang pintar selanjutnya, yang menyembuhkan Riska bahkan sudah tidak sanggup, hanya berpesan di sekitaran kamar Ibu hati-hati dan tolong suruh semua orang kumpul di tengah rumah saja, sampai Ibu pulang”
“Kak siapa Ibu bukan, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - soalnya ke handphone aku tidak ada kabar” ucap Rini.
Aku hanya menganggukan kepala saja, langsung memberikan handphone kepada Rini yang langsung di baca oleh Rini dan Bi Imah.
Tidak lama Bi Imah langsung dengan cepat berdiri dan menutup pintu dapur,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang aku pahami agar kejadian tadi di dapur tidak terulang kembali, sementara Rini hanya diam saja tanpa keluar sepatah katapun lagi.
“Berarti bener yah Kak…” ucap Rini, sambil mengembalikan handphone.
“Iyah sudah jangan dibicarakan sekarang, mendingan ajak Riska tiduran saja -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - di karpet itu, aman kok ada Kakak sama Bi Imah” jawabku untuk menenangkan padahal kenyataanya aku juga sudah dibuat sangat takut dalam keadaan seperti ini.
“Sini Ris” ucap Rini yang langsung mengajak Riska tiduran di karpet, ruangan tengah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Terlihat Rini menjelaskan apa yang baru di bacanya dari handphoneku, kepada Riska.
“Minta kabar sama Mang Toha, suruh sering cek rumah saja Den malam ini…” ucap Bi Imah, yang sama mulai merasakan ketakutan.
“Tenang Bi kasihan kalau bilang ke Mang Toha, apalagi urusan pabrik -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - juga sedang kacau sama, usahakan lihat Rini dan Riska sesekali” ucapku sambil menyalakan rokok, karena hanya ini yang bisa membuatku merasa tenang sementara.
Bi Imah seperti sedang memikirkan sesuatu, karena beberapa kali aku melihatnya dari wajah yang cemas,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ada juga beberapa kali Bi Imah yang kebetulan aku lihat sedang melamun.
“Bibi kepikiran ajakan Aden, untuk mencari tahu soal keluarga Ningsih ke kampung Bibi…” ucap Bi Imah tiba-tiba.
“Mau tidak mau Bi besok pasti harus kesana, perasaanku ini ada yang belum selesai…” jawabku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil kembali membakar rokok yang tidak sadar sudah berbatang-batang aku hisap, karena setiap melihat ke kamar Ibu dan Bapak bener-benar beda apa yang aku rasakan.
“Aden Masih ingat adik Bibi satu-satunya, Jaka…” ucap Bi Imah.
“Hmm… ingat sih Bi beberapa kali dulu juga sering-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kesini… kenapa dengan Mang Jaka” tanyaku.
“Bibi kemarin sebenarnya cerita soal keadaan rumah dan pabrik pada Mang Jaka… tapi Mang Jaka malah bilang sudah susah keturunan Ningsih di kampung Bibi, semenjak tahun itu juga dimana tahun kematiannya, keluarganya sudah keluar -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kampung… tapi Mang Jaka malah menyarankan jika keadaanya semakin parah datang lagi saja ke rumah Bibi di kampung, mungkin bisa bantu menemui salah seorang sesepuh di kampung…” ucap Bi Imah menjelaskan dengan perlahan.
Baru saja Bi Imah selesai bicara, tiba-tiba pintu kamar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Ibu tertutup dengan sangat kencang, bahkan baru pertama kali aku mendengar suara pintu ditutup dengan tenaga melebihi manusia normal pada umumnya.
“Kak…” ucap Rini sambil berdiri berbarengan juga dengan Riska.
Aku langsung berjalan cepat ke arah kamar Ibu melewati Rini dan Riska
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di ikuti oleh langkah Bi Imah.
“Den mau apa…” ucap Bi Imah.
Aku tidak menjawab, langsung mengunci dua kali kamar Ibu dengan cepat.
“Begini lebih baik Bi… Rini, Riska tidurnya di sofa saja, sudah apapun yang kalian dengar atau lihat jangan di tanggapi berdoa dalam hati” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mulai benar-benar panik.
“Besok Bi, sembuh dan tidaknya Bapak, kita ke kampung Bibi… siapa tahu Mang Jaka bisa bantu apapun itu” jawabku sambil duduk.
Di sofa ruangan tengah terlihat Riska dan Rini sama tidak tenangnya sepertiku, apalagi melihat jam seperti benar-benar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sangat lambat, beberapa kali aku telpon Ibu bahkan sama sekali tidak diangkat.
“Neng Rini, Neng Riska luruskan saja kakinya, tidak apa-apa kalau mau tidur nanti Bibi bangunkan kalau Ibu sudah pulang” ucap Bi Imah.
Bahkan aku sudah mengirim pesan kepada Mang Toha,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk mengurus pabrik malam ini dan ikut ke pasar untuk menemani Mang Abi dan segera memberi aku kabar tentang apapun juga, terutama tentang satu nama Pak Jasa.
Rini dan Riska tetap saja gelisah, bahkan aku sudah meminta maaf kepada Riska, karena terlibat dalam kondisi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic seperti ini, untungnya Riska cukup paham dan sudah mengerti, karena sebelumnya juga Rini sudah banyak cerita tentang kondisi rumah dan pabrik.
Berjam-jam terlewat begitu saja, apalagi Rini dan Riska sudah perlahan memejamkan matanya, aku dan Bi Imah hanya berbicara tentang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapanya, bahwa kejadian ini sama dengan dimana Apih dan Ning sebelum meninggal.
“Dosa besar memang” ucapku dalam hati.
Sambil beberapa kali berbalas pesan dengan Mang Toha yang untungnya sampai sejauh ini kabar pabrik masih baik-baik saja, yang membuat aku sedikit tenang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah di kabarin lagi Ibu Den…” ucap Bi Imah.
“Sudah Bi tapi belum balas apapun juga, ini sudah jam 10 lebih Bi, kasihan Rini sama Riska juga aku” jawabku, karena tidak tega melihat Rini dan Riska tidur di sofa.
Asbak di meja sudah hampir penuh dengan berbatang-batang rokok
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sudah aku bakar, bahkan aku dan Bi Imah sudah hampir kehabisan obrolan malam ini.
“Nah Den pulang…” ucap Bi Imah.
Aku juga yakin itu adalah mobil Ibu yang berhenti di depan gerbang.
Baru saja Bi Imah berdiri lagi-lagi pintu kamar Ibu mengeluarkan suara
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan sudah bukan sekali.
“Dug…”
“Dug… Dug…”
Kali ini berkali-kali seperti di dalam kamar Ibu dan Bapak ada orang yang memukul-mukul bagian pintu kayu, padahal pintu kayu kamar Ibu adalah kayu jati tua, yang tidak mungkin untuk ukuran manusia bisa memukulnya sekuat itu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kak…” ucap Rini, sangat kaget.
Begitu juga dengan tatapan Riska, ke arah kamar Ibu.
“Sudah Bibi buka saja gerbang, biarkan saja” ucapku, karena mendengar beberapa kali klakson mobil, sudah berbunyi.
Bi Imah langsung berjalan cepat setelah membuka pintu, anehnya masuklah angin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang tidak biasanya, bahkan gumpalan beberapa asap sisa aku merokok bisa hilang dengan sendirinya.
“Tenang Rin.. itu Ibu pulang…” ucapku.
Aku tetap saja memperhatikan ke kamar Ibu, walaupun sekarang gagang pintu nyalah yang bergerak berkali-kali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tidak lama masuk lah Ibu dan Mang Ujang yang memangku Bapak, langsung membawanya ke ruang tengah di ikuti oleh Bi Imah.
“Ayo Ris” ucap Rini, yang langsung berdiri mengajak Riska untuk melihat keadaan Bapak.
“Masih memar” ucapku yang masih duduk.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Ujang hanya menggelengkan kepalanya, sambil melewati aku yang duduk dan membawa plastik hitam ke arah dapur kemudian keluar dan menuju halaman belakang.
“Tidak menyangka Put bisa seperti ini, Ibu pikir semuanya sudah berhenti” ucap Ibu duduk di sebelahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Apa kata orang pintar itu” jawabku semakin penasaran.
“Pantas saja orang yang sebelumnya mengobati Riska dan memberikan air untuk pabrik, tidak mau datang kesini, arwah Ningsih datang lagi…” ucap Ibu perlahan seperti putus asa.
“Lalu Bu agar bapak bisa sembuh bagaimana, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku tidak mau kejadian Apih dan Ning terulang pada Bapak” jawabku.
Ibu yang sepertinya sangat paham dengan ucapanku, hanya terdiam dan pasti sudah tahu juga aku mengetahui hal ini dari Bi Imah.
“Ada hal di balik kematiannya yang di tutupi sampai pada keluarganya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Put oleh keluarga kita… pas Ibu bilang curiga pada beberapa orang, takutnya berpegaruh pada pabrik orang pintar ini malah tidak menjawab, malah menyuruh Ibu pulang dengan membawa plastik berisikan tanah… yang harus di taburkan mengelilingi rumah sebagai penjaga, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - itu Mang Ujang langsung kebelakang… tanah itu suruh di campur dengan tanah belakang, sebelum kayu-kayu datang…” ucap Ibu.
“Jadi kesembuhan Bapak belum ada jalan keluarnya sama sekali…” tanyaku.
“Belum… tapi sudah membawa beberapa air juga, yang semoga malam ini sadar dan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - memar di wajahnya hilang… dan sementara rumah aman saja sudah cukup” ucap Ibu.
Aku hanya berdiri sebentar melihat Rini, Riska dan Bi Imah sedang duduk di sebelah Bapak, kemudian menceritakan kejadian di kamar Ibu.
“Iyah Ibu sudah di larang tidur dulu sementara di kamar, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -benar itu ada mahluk lain Put…” jawab Ibu benar-benar seperti putus asa.
“Mang sini…” ucapku, sambil menyuruhnya duduk di depan aku.
“Gimana Den…” jawab Mang Ujang.
“Malam ini dan malam-malam kedepan, sebelum aku pulang jaga rumah, Ibu dan Bapak… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apalagi besok Rini pergi juga” ucapku.
“Mau kemana kamu Put” sahut Ibu yang kaget.
“Ke kampung halamanya Bi Imah, siapa tau bisa menemui keluarga Ningsih yang tersisa dan dapat informasi apapun juga, apalagi Ibu barusan bilang kan ada kematiannya yang ditutupi keluarga kita… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -kalau dari Bapak hanya bisa terbaring seperti itu, harusnya keluarga Ningsih bisa memberikan penjelasan dulu seperti apa” jawabku menjelaskan.
Mang Ujang hanya mengangguk saja, seolah setuju dengan apa yang aku katakan, namun Ibu malah langsung terlihat dengan tatapan kosongnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Andai benar… harusnya ini kesalahan Bapak kamu juga… sudah sana kalau mau pergi, titipkan pabrik sama Mang Toha… biar besok sore atau malam bisa pulang lagi, mumpung belum lewat tengah malam…” ucap Ibu.
Segera aku bersiap-siap berjalan menuju kamar dan benar-benar suasana
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic rumah menjadi sangat berbeda, semenjak bapak sakit, aku membawa semua perlengkapan yang aku butuhkan dan berganti pakaian, begitu juga dengan Bi Imah yang sama bersiap-siap, setelah aku putuskan malam ini juga ke kampung Bi Imah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karena kondisi Bapak semakin mengkhawatirkan sekali.
“Kak tidak apa-apa Rini besok pulang” ucap Rini.
“Tidak apa-apa kasian Riska kalau sendiri, urus dulu pembayaran Riska yah nanti kakak ganti” jawabku.
“Kak Putra hati-hati” ucap Riska, yang terlihat cemas sekali padaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah pamit kepada Ibu aku sudah memanaskan mesin mobil, yang artinya perjalanan malam dengan Bi Imah akan aku tempuh dengan tujuan bertemu dengan pagi di kampung Bi Imah, lalu bisa langsung mencari informasi apa yang aku mau.
“Halo Mang…” ucapku di telpon.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den… alhamdulillah sampai sejauh ini produksian aman, Amang pasti ikut kirim ke pasar…” jawab Mang Toha.
“Aku titip pabrik sampai besok ini mau ke kampung Bi Imah, Bapak sakitnya semakin parah sesekali jenguk besok pagi yah, bilang juga sama Bi Tarmi” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Baik Den, ini Bi Tarmi mau bicara kebetulan di samping Amang…” jawab Mang Toha.
“Den… hati-hati, arahnya ke sungai dari pohon satu-satunya itu, Bibi yakin ada kaitanya…” ucap Bi Tarmi.
“Siap Bi, iyah aku bakalan ingat ucapan Bibi ini…” jawabku yang langsung menitipkan pesan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic banyak kepada Bi Tarmi dan Mang Toha, agar Pak Karto tidak mengetahui hal ini, karena anehnya ke renovasi pabrik tidak ada gangguan sama sekali.
Bi Imah keluar melalui jalan dapur, tidak membawa apa-apa, hanya berganti pakaian saja serta menggunakan jaket.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bi nanti saja buat Mang Jaka kita beli oleh-oleh di pasar, gimana” ucapku, sambil membuka pintu samping mobil.
“Jangan Den tidak usah repot, sudah Bibi bawa amplop, sekalian buat anak dan mantan istrinya saja” jawab Bi Imah.
Ibu hanya terlihat berdiri, melihat aku akan pergi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic malam ini dan Mang Ujang sudah membuka gerbang rumah.
“Pelan-pelan saja Den sampai jam 2 atau jam 3 juga tidak apa-apa” ucap Bi Imah.
“Baik Bi tidak tahu kenapa rasanya jalan yang aku ambil ini ngerasa benar, soalnya ini keadaanya semakin aneh semua di tambah sakit bapak”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawabku perlahan.
Laju mobil yang aku kendarai benar-benar aku sesuaikan dengan siapa aku sekarang di dalam mobil, bahkan terlihat Bi Imah beberapa kali sudah terlelap tidur, harusnya jika ujung kampung dimana rumah dan pabrik berada tidak di pisahkan oleh sungai yang besar,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bisa lebih dekat ke rumah Bi Imah, namun karena jembatan berada cukup jauh, hal itulah yang akan aku tempuh malam ini.
“Tidur saja Bi, nanti aku bangunkan kalau lupa jalan, soalnya sudah lama juga tidak ke kampung Bibi” ucapku.
“Kalau jalanan kosong dekat Den apalagi -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jam segini… paling di depan aja jalannya jelek” jawab Bi Imah.
Sepanjang perjalanan, beberapa kali aku mendapat perkembangan dari pabrik melalui Mang Toha dan Bi Tarmi, apalagi tinggal sebentar lagi mobil Mang Abi akan mengantarkan hasil produksi tahu ke pasar.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kabarin sampai semuanya pasti Mang, kalau bisa tunggu dulu di pasar dan Amang liat kenapa orang-orang tidak bisa melihat tahu kita yah” isi pesan yang aku kirim ke Mang Toha.

***

“Bi bangun dulu, benerkan ini Bi belokan ke kampung Bibi” ucapku sambil menepuk Bi Imah perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Benar Den lurus terus saja…” ucap Bi Imah, yang terdengar masih mengantuk sekali.
Untungnya perjalanan tidak cukup lama dari pada yang aku perkirakan sebelumnya, sudah satu jam lebih, bahkan jika menggunakan motor, pasti bisa lebih cepat karena bisa memilih jalanan yang bagus.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Palingan mobil di simpan di sana saja Den… pasti Aman, nanti Bibi izin sama yang punya rumah, soalnya kenal dekat juga juga sama Bibi” ucap Bi Imah.
Bahkan aku sudah lupa, patokan di mana rumah Bi Imah berada, apalagi ini dini hari, setelah mobil berhenti dan aku parkirkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic agar tidak menghalangi yang punya rumah, Bi Imah langsung ke luar dan berjalan ke arah rumah untuk izin memarkirkan mobil, baru saja aku keluar dan memastikan mobil aman, terlihat Bi Imah sedang mengobrol dengan bapak-bapak yang hampir seumuran dengan Bi Imah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan berkali-kali menunjuk ke arah mobil dan ke arahku, sementara aku hanya melemparkan senyuman saja.
“Sudah Den ayo… paling nanti kasih uang buat beli rokok aja pas pulang…” jawab Bi Imah langsung melangkah masuk ke dalam gang kecil, yang kemungkinan hanya satu motor saja
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang bisa masuk.
“Tembusan sungai ke arah sana berarti Bi” ucapku.
“Iyah Den makanya muternya jauh kan… nah katanya, Ningsih dulu kampungnya di ujung sana…” jawab Bi Imah.
Barulah aku lihat rumah yang pernah waktu dulu beberapa kali aku kesini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk menjemput atau mengantar Bi Imah, rumah yang sederhana bahkan cat dindingnya sudah banyak yang terkelupas.
“Maaf Den rumahnya dari dulu seperti ini…” ucap Bi Imah, yang langsung mengajak aku ke halaman belakang.
“Bi astagfirullah kirain siapa, tumben jam segini pulang-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - ada apa” ucap Mang Jaka, yang sedang duduk dan mengerjakan pekerjaanya sebagai pengrajin rotan.
“Ini sama Den Putra…” jawab Bi Imah.
“Den… ayo silahkan duduk, Bibi sama buatkan kopi dulu buat Aden Putra” ucap Mang Jaka, sambil membereskan pekerjaannya.
“Rame mang ini…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku, sambil memegang satu wadah yang terbuat dari rotan.
“Ah beginilah Den lumayan saja, buat di antar ke pasar-pasar” jawab Mang Jaka.
Aku dan Mang Jaka hanya bertukar kabar saja soal pabrik dan pekerjaan Mang Jaka, apalagi Mang Jaka harus membiayai anaknya, karena ternyata
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sudah pisah dengan istrinya karena alasan ekonomi.
“Jaka ini kesini tuh kondisi Bapak di rumah semakin parah, waktu itu kamu bilang soal nama sesepuh…” ucap Bi Imah.
“Oh iyah Den, dari pada susah kalau mencari sendiri soal Ningsih, mending tanya ke Abah saja disana, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - harusnya beliau paham betul… karena jujur waktu itu juga kabar Ningsih tidak terlalu ramai terdengar semenjak kematian di kampungnya sendiri pun, apalagi keluarganya kemarin-kemarin Amang tanya sudah pada pindah dari kampung sini…” jawab Mang Jaka.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kapan yah Mang bisa kesana… eh Abah ini sesepuh berarti kaya orang yang dituakan begitu Mang” jawabku sambil menyalakan rokok, juga menawari Mang Jaka agar merokok juga sama denganku.
“Iyah sesepuh tuh seperti itu, tapi Abah lebih bisa juga sama hal begituan Den… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apalagi kayaknya Abah bisa tahu soal Ningsih dulu dan pastilah mendengar kabar itu” jawab Mang Jaka perlahan.
“Bibi telpon dulu Mang Toha, nih tinggal ngomong tanyain kabar dan semuanya yah” ucapku.
Bi Imah langsung masuk ke dalam, sambil membawakan air minum,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil terdengar bicara dengan Mang Toha.
Teras yang hanya terbuat dari bambu, penerangan seadanya di belakang rumah Bi Imah, membuatku mempunyai harapan baru, untuk keluargaku di rumah dan tentunya pabrik dalam kondisi genting seperti ini.
“Apalagi Mang sekarang yang aneh-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi ke tahu nya langsung sama bapak juga jadi sakit… takutnya masalah dulu belum selesai sama Ningsih… dan siapa tau kalau Abah mendengar tadi kata Mang Jaka bisa sekalian bantu…” ucapku.
“Wah bahaya Den kalau sudah begitu… saran Amang, nanti sebentar lagi tidak apa-apa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aden tunggu di sini Amang jalan kaki ke rumah Abah, jauh soalnya sehabis subuh aja yah, Abah baik orangnya bakalan di bantu Den… tapi harusnya anaknya juga semuruan Neng Rini Den… tapi Amang tidak tahu pasti” ucap Mang Jaka menjelaskan.
“Seumuran Rini, berarti beda dekat -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - saja dengan umur aku sekarang Mang… padahal, tidak apa-apa kalau aku ikut Mang” jawabku.
“Sudah Den… Mang Toha dan Mang Abi sudah di pasar… pabrik aman sejauh ini, terus cerita perempuan itu kembali Bi Tarmi lihat di dekat pohon” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Jaka yang mendengarkan ucapan Bi Imah langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah.
“Bibi tunggu disini tidak apa-apa Jaka ke rumah Abah saja sekarang palingan sebelum subuh sampai… ini udah jam 3 juga” ucap Mang Jaka langsung pamit, karena mendengar keadaan yang seperti ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Di dalam Den dingin pindah…” ucap Bi Imah.
“Disini saja Bi sudah, sambil nunggu Mang Jaka” jawabku langsung meluruskan kaki, mengambil posisi bersandar ke tembok.
Hanya pesan Rini saja yang aku baca memberi kabar keadaan Bapak di rumah, untungnya Mang Ujang benar-benar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mendengarkan ucapanku agar tidak pulang, menginap di rumah, setelah baru aku balas tentang keadaan aku disini, sudah tidak ada lagi balasan dari Rini dan aku menyangka bahwa Rini sudah tertidur apalagi paginya harus sudah berangkat.
“Pakai bantal sama selimutnya Den, itu bersih-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jangan sampai Aden sakit gara-gara angin begini, nanti siapa yang mau urus pabrik sama Bapak” ucap Bi Imah.
Segera aku menuruti semua perkataan Bi Imah, apalagi teh hangat sudah Bi Imah letakan di dekat kopi.
“Semoga ada kabar baik dari Mang Jaka Bi, yakin di rumah Ibu sedang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidak tenang” ucapku.
Tiba-tiba masuk lah sebuah pesan dari Mang Toha yang segera aku baca.
“Alhamdulillah Den tahu aman, tapi sebelum kemarin tidak di kirim banyak orang malah nyangkanya tahu kita dua hari tidak ada padahal kan hanya kemarin malam saja, aneh Den… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -sama satu lagi, tahu Pak Jasa juga sudah masuk ke pasar kecamatan”
“Cari informasi soal Pak Jasa Mang…” balasku pada Mang Toha karena benar-benar penasaran dengan nama itu.
“Bibi curiga kemarin juga sama Pak Jasa itu Den, takutnya…” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kenapa Bi curiga wajar aku juga sama” jawabku.
“Iyah takutnya kejadian di pabrik karena ulahnya saja” ucap Bi Imah.
Aku langsung paham dengan ucapan Bi Imah apalagi, kecurigaanku benar-benar sama.
“Yang sulit buktinya Den, kalau bener Pak Jasa begitu” ucap Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya mengangguk saja sambil semakin menepelkan kepalaku pada bantal, yang menjadi sandaran dan semakin membuatku berpikir banyak hal yang satu-satunya aku perlukan saat ini hanyalah jalan keluar dari semua ini.
“Memangnya ke rumah Abah jauh yah Bi…” tanyaku perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil menahan ngantuk yang sudah mulai berdatangan secara perlahan.
Bi Imah menjelaskan bagaimana ujung kampung ini berada, yang sama batasnya adalah sungai dan Mang Jaka harus berjalan kesana, karena tidak mempunyai motor sama sekali, apalagi rumah Bi Imah ini termasuk
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic paling depan di kampungnya, aku hanya mendengarkannya, sambil membayangkan yang ternyata memang benar saran Mang Jaka menyuruhku untuk diam disini, apalagi seharian tadi bukan lagi yang lelah fisik melainkan pikiran juga.

***

Sudah mulai terdengar olehku suara ayam-ayam yang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mulai berkokok dan udara yang semakin dingin aku rasakan, apalagi terdengar suara bambu rotan sedang dibelah masuk ke dalam telingaku.
“Lah sudah pagi…” ucapku, sambil perlahan membuka mata dan langsung mencari keberadaan handphone.
Beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sudah masuk ke dalam notifikasi handphone, dari mulai Rini, Bi Tarmi, Mang Toha dan Ibu, apalagi Rini yang pamit kepadaku, untuk pulang ke kosannya, karena waktu cuti mengajarnya sudah habis dan harus masuk besok.
“Den…” ucap Mang Jaka, yang melihat aku sedang meminum air hangat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang sudah dingin.
“Bibi lagi ke warung cari wuduk buat aden sarapan” ucap Mang Jaka sambil mendekat, duduk di sebelahku.
“Gimana Mang ketemu sama Abah… bisa berjumpa hari ini juga” ucapku yang benar-benar menunggu kabar ini.
“Malah ketemu sama Emak istrinya Abah… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - katanya lagi keluar sama Dirga anaknya dan Mas Jagad yang sepertinya ada urusan mengurus urusan begitu Den…” ucap Mang Jaka, dengan perlahan.
“Terus gimana Mang baiknya, apa aku tunggu disini sampai Abah pulang…” jawabku.
“Sudah amang jelaskan pada Emak Den… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kalau obrolan dengan Bi Imah mendingan Aden simpan saja nomor yang bisa di hubungi… nanti Amang telpon dari sini… telatnya besok atau sore… kalau ada kabar, tidak apa-apa nanti Amang pinjam motor tetangga buat ke rumah Aden…” ucap Mang Jaka menjelaskan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tapi yakin kan Mang Jaka ini bisa, soalnya aku benar-benar sudah tidak tahu harus gimana lagi Mang kondisi semakin seperti ini” ucapku.
“Yakin Den… apalagi inikan penting juga buat Amang, kasian juga sama Bi Imah, semuanya juga harus selesai supaya kembali tenang”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Mang Jaka perlahan.
Bi Imah aku lihat sedang berjalan dan semakin dekat ke belakang rumahnya, dengan membawa plastik hitam yang sudah dipegang oleh tangannya.
“Sudah bangun Den… ayo makan setelah ini kita pulang kasihan Ibu kalau di rumah mengurus semuanya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apalagi takutnya Bapak masih sakit” ucap Bi Imah.
Langsung saja aku, Mang Jaka dan Bi Imah sarapan pagi bersama sambil mendengarkan kisah-kisah dari Abah yang memang sering membantu hal lain dalam kehidupan ini, sebuah kemampuan yang tidak bisa dimiliki oleh semua orang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic hal ini jugalah yang membuat aku semakin yakin bahwa melalui jalan inilah semuanya bisa selesai.
“Harusnya Bibi juga paham usia Abah lebih tua dari Bapak Wijaya benar tidak… soal berita Ningsih saat itu di jaman kakeknya Den Putra sih Amang yakin tahu… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tapi itu hanya pikiran Amang saja…” ucap Mang Jaka setelah makanannya habis.
“Makanya Jaka nanti siang atau sore kembali lagi kesana yah… Aden tulis disini nomor telpon biar nanti mudah Mang Jaka hubungi” jawab Bi Imah, sambil memberikan kertas dan ballpoint.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Karena makanan yang ternyata benar-benar enak pagi ini, atau bisa jadi memang akunya saja yang sudah sangat lapar tidak sepertinya sudah aku habiskan dengan sangat cepat.
“Ini nomor aku Mang, ini simpan sebagian buat Amang sebagian buat ongkos nanti kalau jadi Abah ke rumah,-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tapi kalau Abah tidak bisa juga nanti aku sendiri datang kesini bawa motor, biar ke rumah Abahnya boncengan sama Mang Jaka yah” jawabku sambil memberikan uang pada Mang Jaka.
“Ayo den…” ucap Bi Imah yang sudah terlihat siap.
“Den maaf ini kebayakan…” jawab Mang Jaka.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah simpan Mang” jawabku, yang langsung mengambil jaket dan kembali memasukan dompet ke dalam saku belakang celanaku.
Bahkan Mang Jaka mengantarkan aku dan Bi Imah sampai ke rumah depan, di mana mobil terparkir.
“Bibi sudah jangan kasih orang rumah buat rokok, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nanti sama Jaka saja pakai uang Aden Putra” ucap Mang Jaka.
Aku dan Bi Imah langsung masuk ke dalam mobil dan di bantu parkir oleh Mang Jaka.
“Mang kabarin jangan lupa” ucapku, setelah membuka jendela samping.
“Baik Den…” jawab Mang Jaka.
Setelah dua kali klakson aku bunyikan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic barulah mobil perlahan berjalan, apalagi melihat jam sudah pukul 06:15 pagi ini.
“Neng Rini jadi pulang ke kosannya Den” tanya Bi Imah.
“Iyah Bi, nanti saja di rumah aku telpon Bi” jawabku.
“Untungnya Aden yang datang kesini, jadi jelas semua kalau Bibi tidak bisa menjelaskan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kepada Aden dan Ibu takutnya tidak percaya, padahal pas Aden ke kota dan denger kejadian di pabrik bahan-bahan banyak belatung sudah ada pikiran untuk bicara sama Mang Jaka… tapi aneh Den hilang begitu saja…” ucap Bi Imah menjelaskan, dengan penuh rasa heran yang dirasakannya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Bukan aku saja ternyata… sekarang mulai jelas orang rumah dan yang di pabrik harus sepakat keadaannya kembali seperti dulu, namun yang belum pasti penyebabnya saja ini… makanya harapan aku satu dari Mang Jaka untuk menemui Abah” jawabku sambil terus mengendarai mobil,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi jalanan pagi ini cukup lumayan padat, ketika keluar dari kampung dan memasuki jalan utama menuju kampung aku.
Bi Imah tidak menjawab lagi, namun seperti memikirkan sesuatu hal dari tatapannya, sementara aku sesekali membaca semua pesan dari Mang Toha,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang masih merasa heran dengan keberadaan tahu-tahu di pasar.
“Sebelum selesai semuanya bakalan seperti itu, pabrik bisa jadi perlahan bangkrut…” ucapku dalam hati

***

“Sudah Den Bibi saja yang membuka gerbang” ucap Bi Imah, sambil turun dan kemudian membuka gerbang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku melihat motor Mang Ujang dan mobil Ibu masih terparkir, hanya mobil Riska saja yang sudah tidak terlihat olehku saat ini.
Bi Imah langsung masuk ke dalam melalui pintu dapur, diikuti juga oleh langkahku, karena sangat khawatir pada kondisi Bapak.
“lama juga barusan di jalan”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku melihat jam sudah pukul 08:00 pagi.
Bapak terlihat masih terbaring dengan mata yang terlelap, sementara Mang Ujang masih tertidur duduk di meja makan dan Ibu sedang mengelap perlahan badan Bapak, yang langsung di bantu oleh Bi Imah.
“Rin hallo” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kak gimana, ini sejaman lebih lagi Rini sampai sama Riska…” ucap Rini.
“Beresin semua pembayaran dulu Rin sama Riska yah” jawabku.
“Iyah Kak nanti di kontrakan saja, itu gimana ada hasilnya ke kampung Bi Imah” tanya Rini.
Segera aku jelaskan kepada Rini dengan perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic soal ada satu-satunya harapan melalui Mang Jaka yang akan menemui Sepepuh di kampungnya yaitu Abah.
“Eh iyah kamu kenal sama yang namanya Jagad atau Dirga tidak Rin, kata Mang Jaka adiknya Bi Imah itu anaknya Abah seumuran sama kamu…” tanyaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Cukup lama mendengarkan jawaban dari Rini atas apa yang aku tanyakan, bahkan aku memanggilnya berkali-kali.
“Bentar Kak, aku sambil inget-inget ini, sudah lama sih dulu pernah ketemu di pasar kalau gak salah udah lama banget sih sama Mas Jagad dan Dirga harusnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - orang yang sama aku kenal… kenapa dengan orang itu memangnya Kak” tanya Rini semakin penasaran.
“Kamu ini melamun, kakak barusan bilang Dirga itu anaknya Abah kata Mang Jaka kan tadi kakak bilang gitu” ucapku, sampai Mang Ujang terbangun oleh suaraku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan aku langsung berdiri dan berjalan keluar dapur.
“Oh harusnya kalau dari kampung Bi Imah, jangankan nama aku, nama Bapak, Ibu dan Kakak juga orang-orang mengetahuinya sih kak…” jawab Rini.
Setelah mendengarkan saran Rini aku setuju sekali apalagi Rini bilang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bakalan tenang jika benar Abah dari kampung Bi Imah bisa membantu, dari pada seperti langkah yang Ibu ambil. Rini juga memberikan kecemasan akan kondisi Bapak semalam tidurnya sudah mengorok berkali-kali, yang anehnya Ibu malah menangis.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku tutup telepon dari Rini apalagi informasi dari Rini dan Mang Jaka benar-benar cocok sekali, tidak ada kabar yang melenceng, yang membuat ada sedikit keyakinan hadir di balik keadaan buruk seperti ini.
Hari menuju siang berganti dengan cepat, apalagi Ibu melarang aku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic untuk pergi ke pabrik karena Mang Ujang akan pulang sementara dan hanya memperbolehkan aku keluar rumah jika Mang Ujang sudah kembali.
Aku habiskan untuk mengecek keuangan pabrik, setelah beberapa kerugian masuk dalam catatanku, bahkan Ibu tidak biasanya menyuruhku bekerja
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di ruang tengah rumah.
“Kamar sudah Ibu buka” ucapku, sambil membawa laptop dari kamar.
“Sudah semalam di tabur dulu tanah sama Mang Ujang, lihat saja gagang pintunya sampai rusak Put” ucap Ibu.
“Pantas semalam suara orang pukulanya keras” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Iyah itu kata orang pintar sosok yang ada di rumah sama di pabrik itu sama makanya bisa seperti itu, tapi anehnya sudah dua orang pintar suruh datang selalu menolak dengan bahasa mereka mengajaga aman begitu Put” ucap Ibu.
“Semoga nanti ada kabar dari adik Bibi cepet Bu…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sahut Bi Imah.
“Nah iya kalau bisa suruh datang ke rumah ini, liat tidak tega Put sudah lebih dari 24 jam lebih bapak seperti ini, minum saja yang masuk” ucap Ibu.
“Pokoknya Ibu tenang… Putra harus ngurus dulu pabrik sama renovasi ini… barusan juga Pak Karto kasih kabar -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - anehnya pembangunan lancar-lancar loh Bu” jawabku sambil melangkah ke sofa, kemudian menyimpan laptop di atas meja, barulah aku pertama kalinya memakai aplikasi yang sudah Riska install.
Berjam-jam aku habiskan dengan sibuk bertukar informasi dengan Mang Toha,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang baru memberikan kabar siang ini, karena baru saja bangun karena pulang dari pasar ketika subuh.
“Bisa ini sekali lagi…modal bisa aman, andai kata gagal dan kejadian lagi pabrik tidak akan bangkrut…” ucapku setelah mengetahui kemungkinan terburuk,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jika terjadi lagi kerugian besar akibat tahu banyak belatungnya.
“Halo Mang” ucapku di telpon.
“Baru mau amang telpon, gimana Den produksi hari ini” jawab Mang Toha.
“Samakan kaya waktu kita gagal kirim ke pasar, tidak apa-apa” ucapku, yang sebenarnya sangat cemas sekali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den jangan dulu… tadi pagi saja amang liat orang-orang malah beli tahu Pak Jasa…” ucap Mang Toha.
“Bagusnya gimana Mang” ucapku.
“Bagusnya mending setengahnya dulu Den… apalagi dari informasi Mang Abi dapatkan Pak Jasa sepertinya punya urusan pribadi dengan Bapak Aden… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dan Bi Tarmi yakin sosok perempuan yang sudah sama-sama kita ketahui itu Ningsih” jawab Mang Toha perlahan.
“Dari mana Bi Tarmi bisa tahu Mang” tanyaku semakin penasaran, bahkan rokok yang sedang aku hisap aku diamkan sementara.
“Dua malam berturut-turut Bi Tarmi lihat -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dan masuk dalam mimpinya… Aden boleh tidak percaya, tapi pas Amang denger langsung Bi Tarmi cerita di belakang, ketawa kencang Den dari arah tumpukan kayu yang sejajar dengan pohon itu” jawab Mang Toha perlahan.
Tiba-tiba aku ingat kembali kejadian empat tahun kebelakang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di mana awal yang membuka pintu keluar dari akar permasalah pada saat Itu bertemunya Bi Tarmi dan Bi Imah di rumah Bi Tarmi, sementara sekarang keadaanya hampir saja sama.
“Den…”
“Den Putra…”
“Halo Den…” ucap Mang Toha.
“Iyah Mang maaf… soalnya agak berisik disitu” jawabku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic memberikan alasan, segera menitip pesan-pesan soal renovasi pabrik kepada Mang Toha untuk langsung di sampaikan kepada Pak Karto hari ini.
Ibu sudah terlihat terlelap di samping Bapak, dengan posisi yang aku lihat sangat tidak nyaman untuk ukuran tidur normal.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Suruh pindah ke kamar Bi…” ucapku.
“Sudah berkali-kali Bibi suruh juga tidak mau Ibu, tadi beberapa kali Bibi perhatiin wajahnya Bapak seperti ingin bangun dari tidurnya tapi kayak yang susah… seperti nahan sakit” jawab Bi Imah sambil berjalan ke arahku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kok bisa yah Bi seperti itu…” ucapku, sambil sedikit berdiri dan melihat ke arah Bapak.
“Iyah Den Bibi juga tidak paham… mendingan Aden istirahat dulu nanti Bibi bangunin, kasian di rumah Bibi tidurnya sebentar mana di luar juga… disini saja, nanti bibi beresin semuanya ini”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Bi Imah.
“Bangunin kalau Mang Ujang datang yah” jawabku, sambil meluruskan badan di sofa, sementara catatan-catatan pabrik dan laptop masih berada di atas meja.
Aku hanya mencoba menenangkan diriku karena sudah ada ketenangan, sebuah harapan dari Mang Jaka adiknya Bi Imah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan bahkan dari tadi juga Rini sudah memberikan kabar bahwa pembayaran kepada Riska sudah diselesaikan, membuat sebuah ketenangan yang lama tidak aku rasakan kini perlahan datang.

***

“Den bangun… sebentar lagi sudah mau magrib” ucap Bi Imah.
“Eh iyah Bi…” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Makan dulu sana, nanti mandi” jawab Bi Imah.
Segera aku ke dapur dan sudah terlihat Mang Ujang berjalan dari halaman belakang, anehnya Mang Ujang seperti ketakutan sekali jika aku lihat wajahnya, padahal tatapanku benar-benar biasa saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah selesai makan, mandi, giliran aku yang menjaga Bapak di tengah rumah, karena Ibu dan Bi Imah silih bergantian untuk mandi dan makan, sementara waktu magrib baru saja tiba.
“Perlahan semakin kecil badannya…” ucapku sambil melihat ke arah bapak, yang masih terlelap
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan wajah yang memar, bahkan semakin menyebar, dan aku sudah duduk di samping badan Bapak.
“Put…” ucap bapak, sangat pelan.
“Hah Pak… Bapak… bagun Pak…” ucapku perlahan, sangat kaget karena mulutnya mulai terbuka, seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Ayo pak bangun Pak…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku.
Namun benar, seperti yang di ucapan sore tadi oleh Bi Imah, wajahnya Bapak menunjukan sedang menahan rasa sakit, namun anehnya mulutnya terus bergerak secara perlahan.
“Ayo Pak bangun…” ucapku dekat sekali dengan telinga Bapak.
Mulutnya semakin cepat bergerak,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic benar-benar lebih cepat dari barusan aku lihat, bahkan aku tidak mengerti keadaanya berubah jadi seperti ini, kedua tangan yang menempel di samping badanya pun sama bergerak perlahan.
“Pak…” ucapku semakin panik.
Tiba-tiba jari tangan nya terbuka begitu saja, sambil seluruh
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic badanya bergerak lagi, karena aku merasakan kebingungan dengan apa yang baru saja aku lihat ini.
“Pak sadar pak…” ucapku langsung memegang tangan Bapak yang jari-jarinya sudah terbuka.
Bi Imah yang sedang membawa makanan dan air minum untuk bapak langsung mendekat,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan sangat kaget karena badan Bapak yang bergetar tiba-tiba perlahan terdiam kembali.
“Den kenapa…” ucap Bi Imah yang langsung menyimpan air minum dan makanan untuk bapak di atas bagian kepala Bapak.
“Tidak tahu Bi, barusan tiba-tiba saja mulut bapak bergerak dan badanya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bergetar” ucapku berusaha melepaskan tanganku, yang masih menempel dengan tangan bapak, tapi anehnya cengkraman tangan Bapak benar-benar kuat.
“Susah Den…” ucap Bi Imah yang jelas melihat aku kesulitan melepaskan tangan dari genggaman tangan Bapak.
“Panas Bi aneh…” ucapku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil terus merasakan panas, sama seperti kemarin sore memangku badan Bapak, bedanya sore kemarin di bagian punggung bapak yang aku rasakan panas seperti ini.
“Jangan di paksa begitu Den, nanti malah tangan nya makin sakit” ucap Bi Imah, yang sama mulai panik denganku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku yang mendengarkan ucapan Bi Imah, melemahkan tenagaku dengan perlahan.
“Pak tolong jangan seperti ini… Bapak lagi sakit, ini Putra lagi cari cara buat bapak sembuh, sudah Putra usahakan Pak semuanya untuk bapak…” ucapku dalam hati.
Sangat terasa gengaman tangan Bapak,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic perlahan mulai melemas, dengan perlahan aku mencoba menarik tangaku walaupun panasnya, masih benar-benar terasa.
“Alhamdulillah…” ucap Bi Imah langsung berdiri dan berjalan ke arah dapur dengan cepat.
“Aneh bisa sepanas ini” ucapku, sambil memegang tangan kanan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Ini Den pakai ini…” ucap Bi Imah, sambil memberikan handuk yang basah.
“Iyah Bi” jawabku.
“Sampai merah begitu…” ucap Bi Imah.
Aku kembali melihat ke arah wajah Bapak yang sama seperti menahan sakit, namun matanya tetap terpejam, hanya raut wajahnya sajalah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang memberikan pertanda kepadaku dan Bi Imah yang sama-sama sedang melihat ke wajah Bapak.
“Itu handphone bunyi Put dekat laptop, takutnya orang pabrik” ucap Ibu, sambil berjalan ke arah aku dan Bi Imah dari kamar nya.
“Jangan ceritakan kejadian ke Ibu Bi, kasian takutnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - jadi pikiran…” ucapku perlahan, kepada Bi Imah.
“Iyah Bu… Bapak mau di coba makan sama Bi Imah tuh” jawabku, sambil berdiri dan berjalan ke arah sofa.
“Iyah Mang gimana…” ucapku sambil menerima panggilan masuk dari Mang Toha.
“Sudah ada 5 orang pelanggan yang menolak -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - malam ini di kirim tahu Den… katanya, kemarin juga tidak laku, padahal produksi di pabrik sama saja Den…” ucap Mang Toha.
“Itu pelanggan lama bukan…” jawabku berusaha tenang, walaupun kabar ini membuatku kaget, karena ternyata di rasa akan membaik keadaan pabrik,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic malah semakin parah.
“Dua pelanggan yang lama banget Den… sisanya yah pelanggan penting juga di pasar kecamatan dan kota, malah milih tahu nya Pak Jasa… kalau begini makin bingung Den” jawab Mang Toha.
“Tidak apa-apa Mang jangan dulu di kirim saja… kirim yang biasa dulu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - malam ini ke langganan lain… ini baru jam 7, lebih nanti malam banget kalau kondisi rumah bisa aku tinggalkan aku kesitu, kasian Mang Ujang takutnya mau pulang…. malam kemarin soalnya menginap disini” jawabku.
Setelah Mang Toha paham, telpon begitu saja Mang Toha matikan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi sebelumnya aku mendengar suara Bi Tarmi yang memanggilnya.
“Bi bilang sama Mang Ujang kalau bisa nginap lagi disini, kalau mau pulang sekarang jam 10 atau jam 11 kesini lagi, pabrik kondisinya semakin parah” ucapku pelan pada Bi Imah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara makanan yang dibawa oleh Bi Imah untuk Bapak terlihat hanya habis sedikit sekali, semantara air di dalam gelasnya habis.
“Iyah Den Bibi bilang sekarang…” ucap Bi Imah.
Aku langsung membuka kembali laptop dan menghitung kemungkinan paling buruk terjadi lagi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pada produksi pabrik, apalagi kabar Mang Toha barusan bisa jadi pertanda sesuatu yang lebih parah akan datang.
“Amang pamit pulang dulu Den” ucap Mang Ujang setelah pamit juga kepada Ibu.
“Bagus Mang Ujang paham” ucapku dalam hati.
“Iyah Mang…” jawabku yang sebenarnya ada rasa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic curiga kelakuan Mang Ujang sama kaya dulu lagi bersekongkol dengan bapak.

***

Sudah hampir 3 jam lamanya aku hanya bolak – balik dari sofa, melihat keadaan Bapak, yang sedari tadi juga Bi Imah silih bergantian dengan Ibu menjaga Bapak, namun sama sekali tidak ada perubahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic walaupun sudah hampir habis air yang ibu dapatkan dari orang pintar kemarin, sementara motor Mang Ujang baru saja aku lihat masuk ke dalam gerbang, tanpa menutupnya kembali yang berarti Mang Ujang paham aku akan keluar.
“10 malam…” ucapku, sambil melihat ke arah jam dinding.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah Bibi dan Ibu tenang, aku tidak bisa diam saja di rumah, harus ke pabrik juga tidak akan lama kok, Ibu, Bibi dengerin kalau ada apa-apa telpon aku atau kabarin orang pabrik yah” ucapku sambil berjalan ke arah dapur, karena dari tadi sudah memakai jaket untuk pergi ke pabrik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Di dapur aku berpapasan dengan Mang Ujang, anehnya sikap Mang Ujang masih saja sama kepadaku.
“Titip Ibu, Bapak dan Bi Imah yah Mang” ucapku yang sebenarnya sangat khawatir sekali malam ini.
“Baik Den…” jawab Mang Ujang sambil menundukan kepalanya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Baru saja langkahku melewati pintu dapur dengan tangan membawa kunci motor, Mang Ujang memanggil namaku.
“Kenapa Mang” tanyaku.
“Tidak apa-apa Den… nanti saja…” ucap Mang Ujang, yang langsung berjalan ke dalam rumah.
Tidak aku pikirkan sikap aneh barusan Mang Ujang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi sedari tadi Bi Tarmi dan Mang Toha sama sekali tidak mengangkat telepon dariku membuat rasa khawatir semakin berlebih pada keadaan pabrik malam ini.
Setelah hampir dua hari motor tidak aku gunakan, bahkan mesinya tidak sempat aku panaskan, setelah duduk di atas jok
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku langsung menarik gas motor dengan perlahan keluar rumah.
“Makin khawatir gini perasaanku…” ucapku.
Karena tidak kuat menahan rasa khawatir pada pabrik, aku langsung menarik gas motor cukup dalam melewati beberapa rumah menuju ujung kampung ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Syukurlah sudah mau jalan setengahnya…” ucapku melihat keadaan pabrik dari luar, apalagi bahan-bahan renovasi sudah banyak digunakan oleh Pak Karto dan tumpukan pasir juga terlihat berkurang.
Anehnya Bi Tarmi dan Mang Toha tidak muncul, ketika aku masuk ke dalam halaman pabrik
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan bahkan sampai aku memarkirkan motor sekalipun.
“Pada kemana apa lagi sibuk” ucapku sambil melihat masuk ke ruangan penyimpanan bahan-bahan.
Setelah dirasa aman, awalnya aku akan berjalan melalui samping pabrik untuk menuju teras belakang namun niat itu aku urungkan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kesana saja” ucapku sambil berjalan ke arah ruangan pembungkusan, ketika masuk beberapa pegawai langsung menyapaku dan aku hanya membalasnya dengan senyum saja, anehnya tidak melihat Bi Tarmi sama sekali.
Ketika aku berjalan masuk ke ruangan penggodokan dan penyimpanan kayu,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terlihat olehku Bi Tarmi, Mang Toha, Mang Deden dan dua orang yang tidak aku kenal berjalan bersama dari tempat tumpukan kayu ke arah teras dimana biasa aku duduk, dan aku melihatnya dari belakang.
“Siapa itu…” ucapku semakin penasaran.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Den…” teriak Mang Toha sambil melambaikan tangannya.
Sementara Mang Deden berjalan ke arahku.
“Siapa itu Mang…” tanyaku.
“Kurang tahu Den, tapi sepertinya bisa membantu keadaan pabrik yang seperti ini, amang masih ada kerjaan… tanyakan saja sama Mang Toha” jawab Mang Deden
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan berjalan begitu saja.
“Ini Den ada Mas Danan dan Mas Jagad” ucap Mang Toha.
Dan aku langsung bersalaman dengan hangat dengan dua orang yang baru aku tahu namanya ini.
“A Putra…” ucap Jagad dengan sangat sopan nya di ikuti oleh Mas Danan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Bi Tarmi dan Mang Toha langsung pindah posisi duduknya, kemudian aku Duduk di sebelah Jagad.
“Maaf A Putra sebelumnya jika kurang sopan tahu-tahu masuk saja ke pabrik A Putra… tapi ini kondisinya serba mendadak dan kebetulan saja, apalagi dengar dari cerita Mang Toha -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - cukup membuat saya cemas… saya temannya Dirga mas dari kampung sebelah…” ucap Jadag menjelaskan.
Aku langsung kaget ketika Jagad menyebut nama Dirga.
“Dari kampung Bi Imah Den… yang kemarin malam Aden kesana” sahut Bi Tarmi.
Sementara Danan hanya mengangguk saja,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic malah sorotan matanya seperti sedang melihat sekitaran pabrik dan tatapannya terus mengarah ke tumpukan kayu berada.
“Oh Dirga… iyah maaf aku ingat A Jagad, Mas Danan, semalam ke kampung Bi Imah dan mencari Abah… awalnya untuk mencari informasi keluarga Ningsih -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - karena takut akhir-akhir kejadian di pabrik dan di rumah masih ada yang belum selesai saja, Mang Jaka mengarahkan untuk ketemu sesepuh yaitu Abah…” ucapku.
Jagad dan Mas Danan langsung saling menatap, ketika aku selesai berbicara apalagi ketika menyebut nama Ningsih.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah amang ceritakan Den semuanya kepada A Jagad dan Mas Danan dan untungnya segera kesini, karena ada tujuan lain juga” ucap Mang Toha.
“Den Bibi lanjut kerja dulu yah masih sedikit lagi nanti Mang Deden antarkan kopi kesini” Sahut Bi Tarmi, hal yang sama juga Mang Toha
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic lakukan, apalagi Mang Toha harus menyerahkan banyak catatan, setelah aku tidak berkunjung ke pabrik dari kemarin.
“Harusnya Neng Rini juga kenal sama Dirga yah Mas” ucap Danan perlahan.
“Iyah bener Mas… sudah aku tanyakan kepada Rini, apalagi cuman beda kampung saja ini, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - oiyah kesini naik motor di simpan dimana” tanyaku yang mencoba sedikit mencairkan suasana.
Barulah Jagad menceritakan tujuan ke pabrik ini, untuk mengambil lagi salah satu benda pusaka, yang kebetulan berjumpa dengan banyak kejanggalan di pabrik,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara aku hanya memperhatikan saja bahkan rokok yang sudah aku pegang belum sempat aku bakar.
Jagad dan Mas Danan menyusuri sungai yang memang sangat masuk akal, jika mereka berdua berangkat dari rumah Dirga anak Abah, yang selama ini dan sampai malam ini juga kabar dari
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mang Jaka belum aku dapatkan, malah datanglah harapan baru, dari Jagad dan Mas Danan.
“Disana memang terasa sekali Mas, tempat dulu kita menemukan Warangka itu” ucap Danan perlahan sambil menunjuk ke arah tumpukan kayu.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Pabrik sudah dua kali dan gangguan sudah semakin aneh ini Mas, yang aku anehkan renovasi lancar, malah Bapak yang kembali sakit” ucapku.
“Dugaan A Putra Tentang Ningsih yang masih penasaran itu memang benar adanya A Putra…” jawab Jagad perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Anehnya bulu pundak aku langsung berdiri begitu saja, seperti merasakan ketakutan ketika mendengar nama Ningsih keluar dari mulut Jagad, walaupun sekarang perlahan aku paham Jagad, Danan, Dirga dan Abah bisa jadi bukan orang biasa pada umumnya yang selama ini aku tahu dan semakin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic membenarkan informasi dari Mang Jaka.
“Arwah Ningsih dimanfaatkan oleh seseorang untuk mengirimkan gangguan agar A Putra Bangkrut. Memang benar kata A Putra, pabrik yang sudah di renovasi memang tidak ada gangguan, tapi hasil produksi Tahu malah banyak belatung kan? “ucap Jagad.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Itu karena dukun itu memanfaatkan rasa tidak puas dari sosok arwah Ningsih untuk mengganggu hasil tahu dengan janji…”
Belum selesai ucapan Jagad tatapan tajam mata Mas Danan pada tumpukan kayu sangat tajam aku lihat dan benar saja beberapa tumpukan kayu terjatuh begitu saja.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tenang A masih aman, lanjutkan saja” ucap Mas Danan.
“Memanfaatkan arwah Ningsih dukun itu A Jagad” ucapku.
Jagad hanya mengangguk saja, aku tidak mengerti dengan tatapan dan gerak pelan tangannya yang sekarang aku lihat.
“Yang bisa menyelesaikan urusan dengan Ningsih itu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - hanya A Putra, saya tidak bisa bantu lebih dalam. Tapi setidaknya saya bisa membantu untuk mengatasi dukun itu, karena masih berkaitan dengan tujuan saya dan Danan datang ke pabrik ini A Putra… Saya pastikan dukun itu tidak akan berani mencampuri urusan Pabrik tahu ini lagi”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Jagad.
Dalam keadaan yang sangat menegangkan malam ini, untungnya dapat sedikit reda dengan Bi Tarmi yang mengantarkan kopi untuk aku, Jagad dan Mas Danan, beruntungnya Bi Tarmi langsung pergi kembali bekerja.
“Bagaimana A Jagad caranya? sementara Bapak di rumah sakitnya -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - makin parah dan gangguan bukan hanya di pabrik saja melainkan sama di rumah juga” ucapku semakin merasakan kebingungan, namun di sisi lain harapan-harapan sebelumnya yang sudah hampir hilang seperti datang kembali.
“Danan, serahkan saja ke A Putra” ucap Jagad yang segera
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dibalas dengan anggukan oleh Danan.
“Ini A Putra, bawa saja benda ini. Tali ini saya temukan di tumpukan kayu tadi” ucap Mas Danan.
Sebuah tali yang hampir sama saat tempo hari Mang Deden atau Mang Toha menemukanya di tumpukan kayu, namun tali yang sekarang aku penggang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic benar-benar tua sekali, berbeda dengan tali yang kemarin Mang Deden atau Mang Toha tunjukan.
“Bawa saja dulu, siapa tahu dengan tali ini hal yang membuat penasaran Ningsih bisa selesai… urusan dukun itu bisa saya bantu dengan Dirga dan Abah…” ucap Jagad.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic * Karena ada pembatasan tweet, per-hari dari Tiwtternya, jadi kita lanjutkan besok, waktunya sama. Sudah semakin jelaskan? Atau masih belum ketebak akhirnya gimana? Tenang, tahan dulu komentarnya, sampai besok kita benar-benar tamatkan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untuk yang nggak sabar? “Ah pen baca duluan” bisa klik linknya aja langsung.
karyakarsa.com/qwertyping/pen…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tidak tahu kenapa, ada perasaan sedikit lega dari ucapan Jagad dan Mas Danan yang masuk ke dalam telingaku malam ini, walaupun gerak dan gerik Jagad dan Mas Danan benar-benar tidak aku mengerti.
“Baik A Jagad, Mas Danan akan saya bawa tali ini… kapan aku bisa berjumpa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dengan A Dirga dan Abah juga… rasanya semua serba kebetulan dan ini membuat aku sedikit merasa tenang” ucapku.
“Sepulang dari sini pasti saya sampaikan sudah bertemu dengan A Putra, dan hal itu akan membuat Dirga juga senang pastinya… jika kondisinya memungkinan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nanti juga Dirga dan Abah pasti kesini… satu lagi A Putra, jika nanti selesai dengan Ningsih ubah saja posisi kayu, jangan disitu dan tebang saja pohon itu, walaupun saya tahu pohon itu susah untuk di tebangkan” jawab Jagad perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara Danan langsung berdiri dari duduknya, hal yang sama di ikuti oleh Jagad, walaupun sedari tadi obrolan dengan Jagad dan Mas Danan membuat aku merasakan hal yang lain di pabrik ini.
“Sampaikan pamit saya ke Mang Toha dan Bi Tarmi juga Mang Deden yah A Putra -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - saya lewat sana saja…” ucap Jagad sambil berpamitan kepadaku sambil menunjuk ke arah sungai, begitu juga dengan Mas Danan.
“Satu lagi A Jagad aku masih penasaran dan maaf ini harus aku sampaikan, siapa orang yang menyuruh dukun itu” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Yang terpenting usaha pabrik tahu ini kembali aman dan nyaman A Putra… soal siapa itu tidak terlalu penting karena perasaan yang A Putra semalam ini tuduhkan kepada nama satu orang bisa jadi salah… namun bisa jadi benar, karena pertanda yang A Putra sendiri rasakan…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic jawab Jagad perlahan.
Mas Danan hanya menganggukan kepalanya, seolah sangat setuju dengan apa yang Jagad ucapkan kepadaku, sama halnya dengan apa yang aku rasakan setelah mendengarkan ucapan Mas Jagad.
Aku masih terdiam, seolah tidak percaya pada sebuah kenyataan malam ini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dimana semua datang di luar pikiranku, walaupun melihat Jagad dan Mas Danan berjalan perlahan ke arah sungai di bawah gelapnya malam ini membuat aku menggelengkan kepala berkali-kali.
“Tali…” ucapku yang langsung memasukkannya ke dalam saku celana,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karena ukuranya ketika aku lipat masih bisa masuk walaupun aku tidak terlalu paham, tapi aku sangat percaya dengan semua ucapan Jagad dan Mas Danan.
Walaupun aku masih penasaran benda pusaka yang dimaksud Jagad dan Mas Danan, namun aku kesampingkan terlebih dahulu,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic apalagi perlahan dua orang yang aku lihat semakin menjauh dan perlahan di makan oleh gelapnya malam, karena semakin dalam berjalan ke arah sungai.
“Den kemana Mas Danan dan A Jagad…” ucap Mang Toha, sambil membawa plastik dan catatan-catatan pabrik.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sudah pamit Mang, alhamdulillah bisa jadi petunjuk…” jawabku.
“Iyah Amang juga sangat tenang apalagi keadaan pabrik sedang seperti ini” ucap Mang Toha sambil duduk.
Mang Toha langsung bercerita bagaimana ketika dulu pernah berjumpa dengan Jagad dan Dirga di pasar dengan Rini
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic kepadaku, hal inilah yang membuat aku kaget dan menyesalkan setelah keadaanya seperti ini, barulah ada satu jalan dan harapan agar pabrik dan kondisi Bapak kembali sembuh.
Setelah menghitung pemasukan pabrik yang cukup sedikit dari biasanya, malah lebih besar tagihan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari Si Koko karena beberapa bahan renovasi yang harus segera aku bayar.
“Amang malam ini masih penasaran Den, mau ikut lagi ke pasar…” ucap Mang Toha, sambil mengantarkan aku ke depan pabrik, di ikuti oleh Bi Tarmi.
“Bibi suka sedih kalau ingat dulu Den, kejadian sama - -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - seperti beberapa hari kebelakang ini, apalagi kata Mang Toha Bapak di rumah belum sadar juga” sahut Bi Tarmi.
“Iyah bener Mang… Bi… semoga barusan sudah bicara sama Jagad dan Mas Danan bisa jadi jalan keluar yah” jawabku, yang sebenarnya sudah sangat lelah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan keadaan yang sama seperti ini, dan dua orang ini Bi Tarmi dan Mang Toha yang masih setia bersamaku dan menjadi orang kepercayaanku selama ini.
Mang Toha dan Bi Tarmi masih saja berdiri melihat aku berjalan menuju parkiran motor, walaupun ada perasaan lega yang sekarang
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku rasakan ada juga penasaran yang besar dari isi dalam saku celanaku yang diberikan Mas Danan dan Jagad tadi di teras belakang pabrik.
“Harusnya aku lebih kuat, ini sudah ada pertolongan jangan aku sia-siakan” ucapku, menguatkan perasaanku sendiri, dalam perjalanan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic menuju rumah malam ini.
Tidak lama aku sudah sampai di depan gerbang, yang belum di kunci dan motor Mang Ujang masih terparkir di tempat biasanya.
“Bagus Mang Ujang masih ada” ucapku dengan lega.
Aku perlahan berjalan ke dalam ke arah dapur untuk mengambil kunci gerbang,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic segera aku kunci gerbang, karena terlihat Mang Ujang sudah tertidur di sopa, sementara Bi Imah dan Ibu di dekat Bapak di ruangan tengah rumah.
“Kasian Bi Imah kecapean…” ucapku.
Setelah selesai mengunci gerbang, dapur dan mengecek semuanya yang biasanya dilakukan oleh Bi Imah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku sudah duduk di depan Mang Ujang yang sudah sangat lelap sekali.
“Tali… tali tua ini… di tumpukan kayu Mas Danan dan Jagad dapatnya” ucapku sambil memperhatikan tali yang panjangnya kurang dari satu meter, yang baru aku keluarkan dari dalam saku celanaku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku kembali memasukan tali ke dalam saku celanaku, yang untungnya berukuran cukup luas untuk sebuah saku, lalu membuka kembali laptop dan catatan pabrik, sambil membakar rokok salah satu cara yang biasanya membuatku sedikit tenang.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Beberapa nota yang aku bawa dalam plastik aku keluarkan, aku masukan dalam pengeluaran pabrik selanjutnya, walaupun masih tidak terganggu tabungan pabrik, tapi dua kali kejadian pabrik, cukup membuatku merasa khawatir, apalagi malam ini Mang Abi dan Mang Toha kembali ke pasar.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tumben pegal sekali” ucapku, merasakan pegal di bagian punggung, yang memang sudah cukup lama aku berada didepan laptop, karena baru sadar sudah hampir jam 2 dini hari.
Bahkan karena terlalu fokus pada catatan-catatan pabrik, beberapa pesan dari Mang Toha, baru aku buka
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan langsung aku baca.
“Sejauh ini pasar kecamatan aman Den, tapi memang beberapa tahu banyak yang tidak laku saja, sama alasanya pembeli lebih memilih tahu Pak Jasa”
Aku hanya menarik nafas dalam-dalam, mengeluarkanya secara perlahan, sambil dengan sangat lelah
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dan kesal mengacak-acak rambutku.
“Kalau bukan hal aneh tidak mungkin semuanya jadi seperti ini” ucapku sambil menyandarkan badan ke sofa dan meluruskan kaki ke atas meja, bahkan tidak aku balas lagi pesan dari Mang Toha.
Aku hanya meraba tali yang berada di dalam saku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil kembali mengingat apa yang ucapkan Dirga di pabrik.
“siapa tahu dengan tali ini, hal yang membuat penasaran Ningsih bisa selesai…”
Anehnya pegal yang barusan aku rasakan semakin terasa sekali, perlahan aku pejamkan mata karena hanya ingin merasakan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ketenangan sebentar saja dari apa yang sedang menimpa diriku, sambil tanganku tetap memegang tali, sementara padangan di depan aku Mang Ujang yang terbaring di atas sopa, perlahan semakin hilang karena mataku mulai rapat.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Tok…”
“Tok… Tok... Tok…”
“Putra…”
“Put…”
“Rini… iyah suara Rini…” ucapku segera bangun, berjalan ke arah pintu dan membukanya.
“Kenapa pulang Rin, diantar siapa” ucapku.
“Tuh…” ucap Rini sambil menunjuk ke arah pabrik.
“Serak sekali suaranya, pucet, capek mungkin…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucapku dalam hati.
Namun Rini malah berjalan ke arah teras dapur, bukan masuk langsung ke dalam rumah, segera aku ikuti langkahnya setelah menutup pintu depan rumah.
“Mending masuk ke dalam Rin, istirahat” ucapku.
Rini masih duduk dengan menundukan kepalanya,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tidak menjawab ucapanku lagi.
“Yuk masuk, kakak buka dulu pintu dapurnya lewat jalan” ucapku sambil kembali berdiri.
Namun tangan Rini langsung memegang aku, bahkan terasa sangat dingin sekali, dengan kulit yang sangat pucat, sama persis dengan wajahnya yang sekarang aku lihat,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari samping.
“Rin jangan begini kasian Bapak sakit, malah semenjak kamu pergi sama Riska pulang ke kosan, belum sadar-sadar, banyak yang pengen Kakak obrolan kan juga soal pabrik” ucapku sambil duduk kembali.
“Lebih sakit aku Putra…” ucap Rini dengan suara yang benar-benar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tidak aku kenal, baru kali ini masuk ke dalam telingaku.
“Tumben Rini dari tadi memanggil namaku langsung tidak biasanya…” ucapku dalam hati, sementara tangan Rini semakin dingin aku rasakan.
“Sakit kenapa…” jawabku perlahan.
“Lihat ini…” ucap Rini, sambil mengeluarkan tali,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari saku celananya, dan tali itu sama juga dengan yang ada di saku celanaku.
Rini perlahan mengangkat kepalanya, menunjukan bagian lehernya yang sangat mengerikan untuk aku lihat, kulitnya memar, dan terdapat bekas tali, Rini langsung menarik kulitnya sendiri dengan perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sampai mengeluarkan darah yang bukan lagi merah, melainkan hitam.
Aku hanya diam terpaku, melihat dengan jelas apa yang ada di depan kedua bola mataku, dengan nafas yang semakin tidak tenang.
“Keluargaku bahkan tidak mengetahui penyebab kematianku… orang yang sedang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidak sadar itu, tidak pernah benar-benar menepati janjinya, hanya karena tidak mau nama pabrik tercemar akibat ulah Apih…” ucap Rini sambil tersenyum menakutkan kepadaku, sementara darah di lehernya perlahan menetes begitu saja, di atas pucatnya kulit leher Rini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Nafasku semakin tidak tenang sekali, setiap ucapan Rini dengan suara yang semakin serak membuat dingin di tangan Rini yang tidak melepaskan tanganku berubah semakin panas.
“Siapa kamu!” ucapku memaksakan bicara, walaupun hal ini sangat sulit sekali, karena aku perlahan sadar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic didepanku bukan Rini adikku.
Kepala Rini mendekat ke arah telingaku, bahkan dekat sekali.
“Ningsih…”
“Tidak akan pernah berhenti semua ini Putra… aku tidak akan pernah pergi… aku akan membalas apa yang sudah terjadi…” ucap Ningsih dengan perlahan, tatapannya masih melihat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke arahku, dengan wajah yang sudah berubah sama dengan sosok perempuan yang pernah aku lihat ketika di mobil bersama Riska.
Seluruh badanku mengeluarkan keringat yang banyak, sulit sekali mulutku untuk bergerak, sementara Ningsih wajahnya semakin pucat,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sama dengan sosok perempuan tempo hari memijat aku di kamar yang aku kira itu juga adalah Riska.
“Apa yang kamu mau” ucapku tiba-tiba, setelah dengan sekuat tenaga memaksakan bicara.
“Wijaya Karta Kusuma mati… ingkar janji sudah puluhan tahun, menutupi pada keluargaku Putra… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - aku mati gantung diri sampai saat ini keluargaku tidak pernah benar-benar menerima… tugasku akan selesai dan aku akan disempurnakan, maka penasaranku juga tuntas…” ucap Ningsih, sambil memegang tanganku sangat kuat, dan panas di tanganku semakin terasa sekali.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Keringat di seluruh badanku semakin banyak, sementara semakin sulit juga apa yang ingin aku katakan keluar dari mulutku, Ningsih terus tersenyum menakutkan sambil beberapa kali kepalanya bergerak sekarang leher pucatnya sudah hampir penuh dengan darah merah kehitaman.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Aku minta maaf atas kesalahan Bapak… aku akan berusaha menyempurnakan kamu… janji…” ucapku terbata-bata.
“Lakukan… sebelum orang yang berjanji denganku juga, sama melakukan hal itu…” jawab Ningsih perlahan, sambil kembali mendekatkan wajahnya ke telingaku.
“Ampun panas!”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic teriaku sangat keras sekali, sambil terpejam menahan rasa panas yang tangan Ningsih berikan.
“Den…”
“Den Putra”
“Mang… Mang Ujang…” ucapku dengan ngos-ngosan.
“Kenapa Den, itu keringatnya sampai banyak begitu” ucap Mang Ujang sambil berdiri dan berjalan ke arah dapur.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku masih berusaha mengatur nafas, dan berdiri sebentar untuk melihat keadaan Bapak yang masih tertidur di sampingnya masih sama ada Ibu dan Bi Imah.
“Ini Minum dulu Den” ucap Mang Ujang, sambil memberikan segelas air putih.
“Aden teriaknya kencang sekali, untung Ibu dan Bi Imah-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - tidak terbangun” jawab Mang Ujang perlahan.
Sementara aku belum bisa tenang, kejadian barusan benar-benar nyata aku rasakan, bahkan di tangan kananku masih terasa panas, untungnya tidak terlihat oleh Mang Ujang karena aku masih menggunakan sweater.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Kaget kirain amang sudah pagi tadi tuh, taunya masih jam 3 kurang…” ucap Mang Ujang.
“Iyah Mang tidak apa-apa barusan mimpi saja” jawabku, sambil mengelap keringat berkali-kali.
“Mimpi buruk yah Den” ucap Mang Ujang, perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku hanya mengangguk saja, menjawab ucapan Mang Ujang.
“Iyah benar Ningsih… sesuai perkataan Jagad dan Mas Danan” ucapku dalam hati.
Bahkan air dalam gelas aku habiskan dalam dua kali minum, karena benar-benar merasa kehausan sekali, tenggorokanku masih kering dan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bayangan mimpi itu masih aku ingat semuanya.
“Mau Amang ambilkan lagi airnya Den…” ucap Mang Ujang perlahan.
“Tidak usah Mang…” jawabku, sambil meraba tali dalam saku celana, yang masih ada dan tali itu jugalah yang membuat awal pertemuan dengan Ningsih terjadi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Gantung diri… iyah berkaitan dengan pohon pabrik, penyimpanan kayu” ucapku, dalam hati kembali mengingat ucapan Ningsih.
“Sebenarnya Amang ketiduran sambil menunggu Aden pulang dari pabrik… ada hal penting yang mau Amang bicarakan, terkait sakit Bapak, siapa tau hal ini -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - bisa jadi petunjuk juga Den…” ucap Mang Ujang yang berubah sikapnya seperti orang ketakutan.
“Maksudnya Mang aku belum paham…” jawabku.
“Mungkin Aden masih ingat kejadian empat tahun kebelakang, dan bisa jadi sampai saat ini tidak percaya kepada Amang…-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dengan tanda luka ini, yang sampai membekas di tangan Amang…” ucap Mang Ujang sambil menunjukan bekas lukanya, dulu tanganya pernah masuk ke penggodokan pabrik.
Aku mulai paham arah pembicaraan Mang Ujang, sementara aku masih belum benar-benar merasa tenang sekali,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dengan diriku saat ini.
“Puluhan tahun yang lalu Den… ketika kejadian Ningsih di temukan oleh Bapak Aden pertama kali di samping pabrik, Amang melihat mayat Ningsih di bawa oleh Apih dan Bapak, tapi maaf sekali ini yang Amang lihat…” ucap Mang Ujang dengan perlahan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic bahkan dari duduknya sudah tidak terlihat tenang.
“Iyah Mang aku mulai paham arah pembicaraan Amang kemana” jawabku, aku sangat penasaran dari kesaksian Mang Ujang.
“Bapak membawa plastik hitam berisikan tali yang Amang lihat saat itu, namun ketika Amang tanyakan Bapak malah -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - membentak Amang begitu juga dengan almarhum Apih… dan kematian Ningsih pada saat itu janggal, kabar ke sampai keluarganya hanya bunuh diri di tempat tanpa di jelaskan kenapanya Den… Pabrik dan warga sekitar sini sampai kampung Ningsih anehnya tidak menjadi kabar yang ramai -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dibicarakan, seperti biasa saja…” ucap Mang Ujang perlahan.
Aku benar-benar kaget mendengarkan ucapan Mang Ujang, apalagi tidak lama setelah aku pahami keinginan Ningsih ternyata ada benarnya dan benar-benar berkaitan.
“Kenapa Mang bisa seperti itu” jawabku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Uang dan nama pabrik… walaupun amang yakin dengan tali yang di bawa bapak dalam plastik waktu itu, adalah tali yang di pakai Ningsih untuk mengakhiri hidupnya, tapi sampai saat ini bapak tidak pernah bicara lagi hal itu dan Amang juga tidak berani bertanya lagi… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - sampai melihat kondisinya seperti sekarang, Amang berani menceritakannya kepada Aden saja…” ucap Mang Ujang.
Sementara jam dinding yang tepat berada lurus denganku terus berputar, bahkan keadaan seperti ini tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku hanya kembali diam,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tanpa keluar satu katapun lagi, apalagi pikiranku saat ini sedang berkecamuk sekali.
“Amang hanya tidak mau disalahkan, dan merasa bersalah setelah kejadian pertama empat tahun lalu, mungkin ini bukan cara yang tepat menebus dosa Amang… setidaknya, mungkin cara menebus dosa -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Bapak agar bisa kembali sembuh hanya itu yang amang ketahui” ucap Mang Ujang berusaha menahan air matanya tidak keluar.
“Paham Mang…” ucapku perlahan, masih tidak percaya dengan semua ini benar-benar masih menyimpan luka, aku membayangkan berada di posisi keluarga Ningsih,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sekalipun akan tidak menerima, apalagi Ningsih nya sendiri.
Aku dan Mang Ujang hanya terdiam saja, sementara aku masih mencari cara, agar bisa menyempurnakan arwah Ningsih.
“Andai ada Jagad dan Mas Danan, mungkin bisa aku bertanya tentang hal ini kepada mereka” ucapku dalam hati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku menyuruh Mang Ujang untuk kembali tertidur di sofa, sementara aku berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum.
“Dua kali sudah pertama wujudnya jelas, kedua barusan” ucapku melihat ke arah pintu dapur.
Aku hanya duduk di kursi dapur, sambil kembali menyalakan rokok,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berpikir terus menerus tentang Ningsih dalam pertemuannya bersamaku, ditambah informasi yang aku dapatkan dari Mang Ujang barusan.
Beberapa kali aku membaca pesan dari Mang Toha, yang melaporkan keadaan pabrik dan pasar yang ikut mengantar kembali Mang Abi.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Tiba-tiba masuklah panggilan ke dalam handphone, dengan nomor yang sama sekali tidak aku kenal dan anehnya, perasaan untuk mengangkat panggilan itu datang dengan cepat, padahal biasanya tidak pernah aku angkat panggilan seperti ini.
“Halo…” ucapku.
“Den ini Mang Jaka… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - pinjam telpon tetangga ini sudah mau jalan ke pabrik sama Abah… ketemu di pabrik ini pake motor tetangga juga pinjam…” jawab Mang Jaka sangat terburu-buru.
“Baik-baik Mang aku ke pabrik sekarang… berapa menit kira-kira” jawabku.
“15 menit atau 20 menitan Den, soalnya jam -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - segini jalanan kosong” jawab Mang Jaka, yang langsung menutup telepon.
“Benar bisa jadi lebih cepat sama dengan malam kemarin aku ke kampung Bi Imah… pakai motor bakalan lebih cepat” ucapku, langsung mematikan rokok di atas asbak.
“Mang aku ke pabrik dulu tolong buka gerbang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - nanti kuncikan” ucapku, sambil membereskan catatan dan menutup laptop.
Mang Ujang yang masih kebingungan langsung berjalan dengan cepat, aku mengikutinya segera dengan kunci motor yang sudah aku pegang.
“Masih ada” ucapku, sambil meraba tali, di dalam saku celana.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Barulah aku sempat melihat kembali rasa panas di bagian lengan, setelah mengangkat bagian lengan sweater dan benar meninggalkan bekas merah, akibat panasnya tangan Ningsih.
“Sudah Den…” ucap Mang Ujang sedikit keras.
“Kalau Bi Imah nanyain atau Ibu bilang ada urusan pabrik -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Mang… terimakasih barusan cerita dan pengakuan Mang Ujang, aku hargai banget dan yakin itu tidak mudah untuk Mang Ujang katakan” ucapku.
Mang Ujang hanya mengangguk saja, walaupun terlihat sedikit ketangan dari wajahnya karena mendengar ucapanku barusan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku langsung berjalan ke arah motor dan langsung juga mengendarai motor untuk menuju pabrik.
“Mang Jaka…” ucapku semakin lega.
“Harusnya jam segini masih ada Mang Deden yang lagi istirahat di teras dan pekerja yang lain yang menjaga pabrik” ucapku.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sesampainya melihat pabrik dari luar terlihat lampu-lampu masih menyala, yang memang sengaja aku tugaskan untuk mematikan lampu luar dan dalam, ketika matahari mulai meninggi saja kepada Mang Toha dan Mang Deden.
“Iyah benar masih pada di pasar jam segini” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil memarkirkan motor di tempat biasa dan belum terlihat mobil Mang Abi.
Aku langsung berjalan ke samping pabrik, untuk menuju teras menunggu kedatangan Mang Jaka dan Abah, terlihat Mang Deden, Jajang dan Bagus sudah terlelap di teras belakang pabrik, langsung aku duduk dan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic membelakangi Mang Deden.
Sudah hampir tiga batang rokok aku hisap, dan baru terdengar suara motor ke arah parkiran, dimana motorku juga terparkir.
“Mang Jaka…” ucapku langsung berdiri, berjalan menuju halaman depan.
“Mang… Abah…” ucapku, sambil bersalaman.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Maaf Den kondisinya dadakan…” ucap Mang Jaka.
“Tidak apa-apa malah aku senang dan Abah bisa datang, baru saja malam Jagad dan Mas Danang kesini Bah…” ucapku.
“Iyah mereka membawa kabar yang harus benar-benar cepat di selesaikan Nak Putra, makanya sebelum pagi datang -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic -keburu banyak yang kerja harus selesai” jawab Abah, yang langsung berjalan ke arah dimana tumpukan pasir berada.
“Kalau mau kesitu takut sulit, lewat dalam saja Bah” ucapku.
“Tidak apa-apa ini masih bisa” ucap Abah perlahan, diikuti oleh Mang Jaka,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Aku melewati tumpukan pasir yang beruntungnya pasir sudah tidak terlalu tinggi.
Aku yakin Abah akan sama dengan sangkaan ku, berjalan ke arah pohon yang satu-satunya belum bisa di tebang, apalagi sebelumnya juga Jagad dan Mas Danan, sudah membicarakan perkara pohon ini.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Jaka tunggu saja disitu… sini Nak Putra ikut…” ucap Abah, yang semakin mendekat ke arah pohon, dengan perlahan menarik tanganku.
Sementara anginnya pagi ini benar-benar kencang, tidak biasanya padahal barusan sepertinya aku rasakan biasa saja.
“Keluarkan Nak Putra talinya…”
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ucap Abah, sambil memegang tanganku.
Aku yang tidak paham dengan apa yang dilakukan Abah, hanya mengikuti arahannya Abah saja, Abah langsung seperti membaca sesuatu terlihat dari mulutnya yang sedikit terbuka.
“Panas jadi panas…” ucapku dalam hati.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sementara Abah mengambil tali dari lenganku dan dipegang oleh tangan Abah.
“Disini Nak Putra… Ningsih berakhir tapi tidak sampai kesana…” ucap Abah pelan sekali sambil menunjuk ke arah kampung Bi Imah.
“Dendam dan penasarannya masih ada, getanyanganyalah yang dimanfaatkan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - oleh dukun untuk mencelakai usaha dan keluarga Nak Putra… di bawalah kesana masuk jasadnya oleh Bapak Wijaya… tapi yang terjadi tidak ditutupi…” ucap Abah, sambil menunjuk ke arah tumpukan kayu berada, lalu memasukan talinya ke dalam saku celana Abah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Maaf Bah kalau aku lancang, siapa yang menyuruh dukun itu…” tanyaku perlahan, sementara suasana yang jauh berbeda lebih menakutkan dari pada pertemuan dengan Ningsih, sedang aku rasakan.
“Naikan jaketnya… yang masih terasa panas” ucap Abah.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Segera aku naikan bagian lengan kanan jaket, walaupun heran Abah langsung tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini, tangan Abah langsung berkali-kali mengusap lenganku dengan perlahan.
“Kasihan yang menanggung beban harus Nak Putra, tapi tidak apa-apa setidaknya-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kedepanya bisa putus perkara besar ini… dukun itu digunakan oleh orang yang merasa sirik pada usaha pabrik tahu ini, tapi itu bukan urusan Nak Putra, nanti Abah yang selesaikan…” ucap Abah sambil berbalik badan.
“Ningsih bilang ingin di sempurnakan Bah” jawabku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sementara angin semakin kencang menghampiri aku dan Abah.
“Sudah… yang terpenting sekarang kesembuhan Bapak Wijaya…” ucap Abah perlahan berjalan.
Baru saja aku dan Abah berjalan beberapa langkah, setelah berbalik badan, pohon langsung bergerak bukan karena angin,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku melihatnya melainkan seperti ada orang yang menggetarkannya, cukup kencang dan berkali-kali.
“Ayo jalan lagi ke depan” ucap Abah yang terdengar juga oleh Mang Jaka.
Sesampainya di depan bahkan aku merasakan panas di lenganku, tiba-tiba berubah menjadi dingin.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Sampai rumah cuci saja nanti juga hilang… untung keburu kalau tidak nanti makin sulit” ucap Abah yang bisa tahu yang aku rasakan, sambil menyuruh Mang Jaka kembali mengambil motor.
“Bah apa Bapak bisa sembuh…” ucapku perlahan, karena hal ini sangat aku khawatirkan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Soal itu saya tidak bisa pastikan Nak Putra, tapi pertanda dalam pertemuan Nak Putra dengan Ningsih, dan pertanda kedepannya mungkin bisa jadi jawaban atas kecemasan Nak Putra saat ini” jawab Abah.
“Baik Bah aku paham, secepatnya aku berkunjung dan silaturahmi ke kampung Abah-
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - terimakasih banyak” ucapku perlahan.
“Saya juga berterima kasih sudah menyambut Jagad dan Mas Danan, apalagi Dirga kenal juga dengan adik Nak Putra” jawab Abah sambil kembali naik ke jok belakang motor Mang Jaka.
Aku masih berdiri melihat kepergian Abah dan Mang Jaka keluar
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic dari halaman pabrik, yang benar-benar penuh dengan bahan renovasi, dan hanya bisa menghelakan nafas berkali-kali, sambil mengingat dan menyimpan semua perkataan Abah, apalagi yang terakhir.
“Seperti tidak percaya kejadian barusan, tapi nyata aku rasakan” ucapku,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil mengeluarkan rokok dan masih mematung diam.
Tidak lama mobil Mang Abi terlihat datang dan langsung masuk ke dalam pabrik dengan mundur perlahan, Mang Toha sangat kaget sekali melihatku, bahkan langsung turun ketika sudah berhadapan lurus, sementara Mang Abi memarkirkan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic mobil di tempat biasa.
“Den kenapa jam segini di pabrik… keadaan rumah baik-baik sajakan” tanya Mang Toha.
“Barusan Abah dan Mang Jaka adiknya Bi Imah datang kesini Mang” jawabku.
“Pantesan tadi Amang berpasasan sama satu motor awalnya curiga takutnya ada orang ke pabrik, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - apalagi kondisi sedang seperti ini” jawab Mang Toha, sangat khawatir.
Menuju waktu subuh aku, Mang Toha dan Mang Abi hanya mengobrol tentang perkembangan di pasar, apalagi tahu Pak Jasa sudah hampir masuk ke seluruh pasar kecamatan, Mang Abi juga menjelaskan bagaimana bisanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic langganan-langganan tahu dari pabrik ini menerima begitu saja ketika di antarkan tahu oleh pekerja Pak Jasa, apalagi penjelasan dari para pemilik warung tidak bisa diterima oleh Mang Abi dan Mang Toha, karena semuanya hampir langganan lama sejak pabrik di tangan Bapak.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Setelah Mang Abi izin untuk pulang dan Mang Toha juga dirasa perlu sekali beristirahat, aku pamit pulang, sementara pagi semakin menunjukan kedatangan nya hari ini.
Sepanjang perjalanan pulang baru kali ini lagi aku merasakan sebuah ketenangan, walaupun kondisi pabrik dengan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic segala penjualannya di pasar belum selesai, tapi setidaknya kunjungan Jagad, Mas Danan, dan Abah melalui perantara adiknya Bi Imah, Mang Jaka, ada setetes harapan baru untuk kesembuhan Bapak di rumah.
“Bi Imah jam segini sudah bangun aja” ucapku ketika sampai di depan rumah,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic baru terasa seluruh badanku lemas sekali.
“Tunggu Den” ucap Bi Imah sambil menyimpan gagang sapu lidi, kemudian berjalan ke arahku.
Setelah motor terparkir rapih Bi Imah mengikuti langkahku.
“Disana ternyata” ucapku sambil melihat ke arah teras, dimana aku bicara dengan Rini,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang seketika berubah menjadi Ningsih.
“Bapak perlahan sadar Den tadi banget… sekarang lagi di lap badannya sama Ibu, Bibi sambil bikin makanan untuk bapa sapu-sapu dulu” ucap Bi Imah.
“Hah iyah Bi…” jawabku.
Bi Imah hanya mengangguk saja, aku langsung berjalan dengan cepat
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ke dalam rumah, sementara Mang Ujang sedang berada di dapur aku lihat.
“Bu…” ucapku.
“Tuh Putra datang Pak, Bapak harus sembuh” ucap Ibu sambil melambaikan tanganya ke arahku.
Namun memar di bagian mukanya malah semakin banyak, apalagi di bagian Pipi dan leher bapak.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Jangan sampai…” ucapku sangat cemas.
“Put…” ucap bapak pelan sekali, namun matanya belum terbuka sempurna.
“Iyah Pak ini Putra… yang kuat Pak… Bapak bisa sembuh” ucapku.
Mulutnya terus saja berucap dengan perlahan, seperti ingin mengucapkan sesuatu, namun semakin
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku dekatkan pada mulut bapak hanya “Maaf” saja yang Bapak ucapkan dengan perlahan.
“Iyah sudah Pak Putra paham…” ucapku yang sebenarnya merasa sedih sekali, melihat kondisi Bapak yang seperti ini.
“Sudah kamu istirahat kasian badan kamu lemas begitu Put” ucap Ibu perlahan.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic “Banget Bu… nanti tolong Bi Imah antarkan teh hangat ke kamar yah Bu” jawabku sambil kembali berdiri.
Tatapan Bapak aku lihat mengikuti langkahku, di matanya yang belum terbuka sempurna, terlihat dengan jelas air matanya perlahan menetes begitu saja, bahkan ibu terus mengelapnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic berkali-kali.
Aku langsung berjalan ke kamar mandi, untuk melakukan apa yang sebelumnya Abah katakatan, yaitu mencuci lenganku.
“Ahh…” ucapku menahan perih, pada kulit yang terkena air.
Setelah dirasa cukup, aku langsung berjalan ke arah kamar, ketika masuk, langsung aku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic lemparkan badan ke atas kasur kamar, yang semenjak keadaan rumah dan pabrik semakin kacau tidak pernah aku pakai untuk tidur.
Bahkan untuk menunggu air teh hangat dari Bi Imah datang pun aku sudah benar-benar tidak kuat, perlahan mataku terpejam,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sambil kembali mengingat ucapan Ningsih.
“Iyah Ningsih di gunakan dan di janjikan akan disempurnakan oleh dukun yang berniat mencelakai pabrik dan rumah… Ningsih minta di sempurnakan… petanda kedepanya, yang kata Abah mungkin bisa menjawab atas kecemasan -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - dan rasa penasaranku siapa yang melakukan hal ini” ucapku dalam hati perlahan.

“Harusnya Ningsih tidak membuat kisah yang sama pada Bapak, seperti yang di lakukanya kepada Kakeku Apih” ucapku dalam hati dan mata semakin terpejam.
Walaupun aku sudah punya satu nama yang sejak
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic pertemuanya denganku bahkan di rumah ini, orang itu sudah aku curigai, jika memang benar bahkan aku tidak habis pikir pada orang itu, kenapa tega berbuat sedemikian rupanya kepada keluargaku.

***

Hari ini aku terbangun cukup siang, dengan pegal di sekujur tubuhku
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang aku rasakan, bahkan ketika mataku perlahan terbuka di meja sudah ada air teh yang aku ingat pagi tadi aku pesan kepada Ibu.
“Ah pegal sekali ini badan” ucapku perlahan, sambil memaksakan bangun.
Aku berjalan perlahan ke tengah rumah, namun cukup kaget Bapak sudah tidak ada
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic di ruangan tengah, sementara Bi Imah sedang memasak di dapur.
“Bi pada kemana Bapak sama Ibu…” tanyaku sambil duduk di kursi meja makan.
“Bapak sejak pagi muntah terus Den, kondisinya semakin memburuk, Ibu cemas langsung membawa ke rumah sakit dengan Mang Ujang… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - barusan telpon paling sore pulang, tapi untuk jalan masih belum kuat” ucap Bi Imah.
Aku hanya mendengarkan saja ucapan Bi Imah, apalagi aku lupa tidak membawa handphone ke dapur.
“Tadi pagi di teras Bibi bersih-bersih… ada gumpalan rambut lagi Den kayak waktu itu -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - di kamar Aden…” ucap Bi Imah.
Aku langsung kaget dan kejadian itu sama halnya ketika aku melihat sosok perempuan yang menyerupai Riska di kamarku.
“Iyah itu Ningsih” jawabku dalam hati, sambil mengingat di teras itulah pertemuan dengan Ningsih.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sepanjang hari dari siang menuju sore, aku hanya menggunakan telepon untuk mengetahui kabar Bapak di rumah sakit dan segala aktivitas di pabrik, juga menyiapkan rencana pabrik jika kemungkinan semakin merosot keadaan pabrik tahu ini, apalagi berbarengan dengan dua rasa
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic penasaranku apakah semua ini sudah berakhir dan siapa orang yang membuat keadaan menjadi seperti ini.
Sampai sore tiba terlihat mobil masuk ke dalam halaman rumah, Bapak langsung di pangku oleh Mang Ujang yang dibantu juga olehku, matanya sudah terbuka normal namun tatapanya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic tetap saja kosong, hanya sesekali menyadari keberadaanku, sementara dari cerita ibu medis malah merasa aneh dengan penyakit yang Bapak alami apalagi memar di wajahnya semakin menyebar turun ke bagian kulit leher bapak yang sudah tua.
“Jangan sampai ucapan Bi Imah kenyataan, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - kejadian seperti ini sama dengan ketika Apih akan meninggal” ucapku melihat Bapak yang kembali terbaring.
Hanya beberapa obat-obat saja yang ibu dapatkan dari usahanya membawa Bapak ke rumah sakit, namun untungnya obat-obat itu tidak sulit untuk bapak telan,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic masuk ke dalam tubuhnya.
“Harusnya besar harapanku pabrik kembali normal dan Bapak kembali sehat, apalagi aku yakin urusan pabrik dan dukun sesuai perkataan Jagad dan Mas Danan bisa diatasi dan aku sepercaya itu” ucapku dalam hati.
“Heh sore-sore malah melamun… -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Put kalau bisa kasihan Mang Ujang tiap malam menginap sudah beberapa hari kebelakang, urusan pabrik bisa kan lewat handphone dulu, takutnya bapak kenapa-kenapa” ucap Ibu

***

Tiga hari berlalu dengan perkembangan kondisi pabrik semakin membaik, semenjak kedatangan Jagad,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Mas Danan dan Abah ke pabrik, sehingga aku mempunyai kesimpulan sendiri, urusan dengan Ningsih yang di digunakan untuk membuat pabrik bangkrut sudah benar-benar tiada.
Namun belum ada sama sekali kemunculan dari tanda-tanda yang pernah Abah katakan kepadaku, yang sebenarnya juga
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic aku masih menunggu dengan sabar, buktinya Pabrik terus membaik dengan beberapa permintaan dari langganan lama hadir kembali, renovasi terus berjalan, apalagi karena permintaan Pak Karto tungku penggodokan dan penyimpanan kayu mulai berubah posisinya, karena renovasi
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic terus berjalan.
“Mang aku penasaran dengan kabar Pak Jasa, soal tahunya di pasar kecamatan…” ucapku di telpon malam ini, sementara Bapak, Ibu dan Bi Imah sudah terlelap tidur di samping Bapak.
“Baru mau kasih kabar sama Aden… sore tadi selepas magrib pabriknya kebakaran Den, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - Amang dapat telpon dari Mang Abi… Mang Abi tahu kabarnya dari orang pasar yang baru saja telpon ke Mang Abi, minta tahu kita lebih banyak lagi malam ini di kirimnya…” ucap Mang Toha.
Aku cukup kaget mendengar kabar ini, apalagi aku ingat betul bagaimana dengan sombongnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Pak Jasa ketika berkunjung ke rumahku berbicara soal pabriknya dan menjelekan pabrik tahu aku.
“Penyebabnya apa Mang?” tanyaku semakin penasaran.
“Baru kabar Den… katanya sudah tiga hari ada penampakan wanita di sana… tapi kan belum pasti, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - api dari penggodokan tidak ke kontrol begitu yang pastinya” jawab Mang Toha.
Merasa cukup informasi dari Mang Toha, aku langsung menitipkan pekerjaan lainya kepada Mang Toha dan Bi Tarmi agar dikerjakan di pabrik.
“Perempuan itunsemoga bukan Ningsih yang malah berbalik, -
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic - membalaskan kesalahan Pak Jasa kalau benar Pak Jasa yang menggunakan dukun itu” ucapku dalam hati.
“Abah, Jagad, Mas Danan…” ucapku kembali mengingat setiap ucapannya.
Malam ini aku berada di samping Bapak, laki-laki tua yang ternyata bisa menyimpan suatu kesalahan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic yang mungkin tidak disadarinya, kesalahan puluhan tahun menyembunyikan kematian seseorang yang ditutupi hanya karena untuk satu tujuan, yaitu nama baik. Ada perasaan kesal kenapa seseorang yang pernah menjadi panutanku, ternyata memelihara dosa puluhan tahun, bahkan membuatnya
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic sekarang harus merasakan balasan seperti ini. Badannya hanya bisa terbaring, matanya kadang-kadang terbuka hanya untuk tatapan kosong dan mulutnya tetap saja bungkam, jika benar kedepanya akan terjadi hal yang sama dengan kejadian Kakeku Apih, mungkin aku tidak akan kaget,
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic karena semua pertanda sudah menjelaskannya kepadaku, bahkan sudah cukup menjadi teka-teki misteri hampir 8 tahun lamanya, walaupun waktunya saja yang terjeda-jeda. Dari kejadian ini aku semakin paham, balasan akan selalu mengikuti siapapun yang membuat kesalahan dan
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic balasan tidak pernah pandang bulu kapanpun bisa saja datang. Begitu juga sebuah pertolongan, hidup benar-benar menunjukan cara kerjanya untuk aku tidak mengulangi kesalahan besar, apa yang sudah Pabrik Tahu Keluarga ini lakukan.

TAMAT
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Begitulah cerita dari Pabrik Tahu Keluarga, cerita dimana dosa dan kesalahan ternyata bisa saja mengikuti siapapun yang melakukan kesalahan, apalagi ada sebuah penasaran dan dendam yang belum selesai, seperti bagaimana yang di alami Ningsih.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Cerita ini berakhir, semoga ada pelajaran baik yang bisa kita ambil bersama-sama, jikalau tidak ada cukup jadikan cerita ini sebagai hiburan saja.
Akhir kata, kita akan berjumpa lagi dalam judul cerita baru.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman yang sudah memberikan Retweet, love dan reply, jangan lupa bagikan thread ini agar banyak yang baca juga, walaupun banyak sekali kekuranganya.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untuk yang masih penasaran, mohon doanya agar ada spesial chapter, namun, sudah menunggu juga cerita dengan judul. Dan yang membaca cerita ini di KaryaKarsa, terimakasih banyak, dukunganya sangat berarti sekali dan semoga di ganti lebih, amin.
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Untuk yang ingin mendapatkan e-book dari cerita ini, langsung saja klik link. E-book sudah bisa teman-teman download exclusive di KaryaKarsa.

karyakarsa.com/qwertyping
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic Judul terbaru, bisa teman-teman baca terlebih dahulu sudah tersedia 2 part di Karyakarsa.

karyakarsa.com/qwertyping/sek…
@ceritaht @IDN_Horor @diosetta @mwv_mystic ada juga ebook spesial ramadhan (Full Ebook), akhir kata, Terimakasih.

“Typing to give you a horror thread! You give me support!”

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Teguh Faluvie

Teguh Faluvie Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @qwertyping

Oct 31, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 7 Tamat ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Selamat datang kembali di Kampung Kasarung bagian akhir, berarti sudah menunggu cerita baru yang akan segera hadir. Mohon doa agar semua lancar.

Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya dari cerita Kampung Kasarung ini, silahkan klik tautan di bawah.
Read 26 tweets
Oct 24, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 6 ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Hallo selamat datang kembali di Kampung Kasarung, mohon maaf sebelumnya cerita ini baru kembali berlanjut, karena ada satu kesibukan dan mohon doanya agar semua berjalan lancar.
Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya, silahkan klik tautan.

Part 1
x.com/qwertyping/sta…

Part 2
x.com/qwertyping/sta…

Part 3
x.com/qwertyping/sta…

Part 4
x.com/qwertyping/sta…

Part 5
x.com/qwertyping/sta…
Read 28 tweets
Oct 4, 2024
Permainan yang nggak pernah bakal gw ulang seumur hidup! Sampai gw trauma kalau denger ANAK-ANAK HITUNG 1.. 2.. 3.. SAMPAI 10, saat mereka main PETAK UMPET!

Gw masih ingat di kasih makan dalam wadah batok kelapa, yang ternyata itu cacing hidup!

"A THREAD"

#bacahoror Image
Image
Cerita ini adalah kiriman sender melalui DM, dia dapat teror setelah melanggar sesuatu ketika main petak umpet, ‘DIPIARA’ istri guru ngaji berhari-hari dan ‘TEROR’ yang ngeri! Bayangin dia dikasih makan cacing! bagian paling bikin gw mual!
Yuk langsung aja. Saya disini hanya membagikan cerita yang sudah dirapikan sedikit, atas kesepakatan dengan sender, agar lebih nyaman dibaca.
---------
Read 62 tweets
Sep 18, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 5 ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Selamat datang kembali teman-teman di Kampung Kasarung, kita akan memasuki Part 5. Tapi sebelum itu ada informasi penting yang harus teman-teman ketahui, pre order buku Kampung Jabang Mayit, diperpanjang!
Teman-teman yang belum ikut memesan Buku Kampung Jabang Mayit , kini bisa ikut kembali dari tanggal 16-20 September 2023. Kolaborasi dengan @djomuhammad di terbitkan oleh @bukune berikut tautan pre order, bisa langsung klik!

🛒 linktr.ee/kampungjabangm…Image
Read 32 tweets
Sep 5, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 4 ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Selamat datang kembali teman-teman di Kampung Kasarung, mohon maaf beberapa minggu kebelakang harus absen karena ada beberapa kesibukan yang tidak bisa dilewatkan, serta kesehatan yang sedikit terganggu. Semoga upload kali ini seperti biasa dapat menemani kamis malam kalian.
Kini kita akan memasuki Part 4. Tapi sebelum itu ada informasi penting dulu yang harus teman-teman ketahui. Tepat tanggal ini, mulai tanggal 3-9 September, Buku Kampung Jabang Mayit sedang dalam Pre Order.
Read 38 tweets
Jul 4, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
[PROLOG]

Diatas tanah kampung yang mempunyai nama Jayamati dengan segala campur tangan sang pencipta sedang menampakan keberkahan luar biasa. Hasil bumi yang melimpah, ladang peternakan, hingga perkebunan telah menyelimuti kampung itu setidaknya dalam kurun 10 tahun kebelakang.
Hal itu terjadi setelah dapat mengusir monyet-monyet yang kerap turun dari bukit Jayamati yang selalu memakan hasil bumi adalah awal tombak kesejahteraan tertancap, dimana para petani dan orang-orang luar kampung bahkan tidak jarang menaruhkan nasib pada tanah kampung Jayamati.
Read 130 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(