Bank tempat kamu menyimpan uang, dananya dialokasikan untuk membiayai perusahaan tambang batubara. Uang iuran BPJS Ketenagakerjaan juga demikian. Sementara itu, dampak tambang batubara ditanggung sendiri oleh rakyat.
Laporan yang ditulis oleh Meidella Syahni, membuat kita tahu bahwa selama ini dana para nasabah dialokasikan untuk perusahaan batubara yang merusak lingkungan dan memperparah krisis iklim.
Pengawasan dan kritik nasabah bank telah dimulai oleh anak-anak muda. Mereka punya keyakinan penuh, penghentian dukungan bank terhadap industri batubara tak bisa ditunda lagi.
Berapa besar dana bank dan lembaga keuangan lain yang diinvestasikan ke perusahaan batubara? Perusahaan batubara apa saja yang mendapatkan kucuran dana?
Dukungan pendanaan bank dan lembaga keuangan lain untuk perusahaan batubara jauh di atas dukungan bank untuk pembiayaan energi baru terbarukan. Sementara, dampak tambang batubara ditanggung sendiri oleh rakyat.
Kebijakan perbankan yang tidak menjadikan perubahan iklim sebagai pertimbangan pemberian pinjaman. Bank-bank tak sepenuhnya menyadari bahwa bisnis yang mereka bantu kembangkan, berisiko rugi karena dampak krisis iklim.
Selama ini hukum di Indonesia dan aparatnya tidak punya kosakata pelecehan sebagai sebuah kejahatan. Namun, kini kita punya UU TPKS yang berpihak pada korban.
Selamat untuk semua penyintas. Kamu, saya, kita, tidak sendirian!
Dalam tulisannya, Devina Heriyanto mengisahkan tentang dirinya sebagai seorang penyintas dan bagaimana ia mengkritisi kondisi hukum yang tidak mampu memiliki perspektif yang baik terhadap korban.
Apakah kamu ingat pertama kali mengenal kata pelecehan? Apakah saya berhak marah? Apakah saya hanya terlalu sensitif? Apakah sebenarnya apa yang dilakukan ini biasa saja dan tidak usah dibesar-besarkan?
Melewati Tsunami, operasi militer, tragedi Biak Berdarah. Kini masyarakat masih menyisakan satu perjuangan, mempertahankan tanah ulayat dari klaim LAPAN.
Transaksi bersifat satu arah: Pihak Jakarta bersama aparat keamanan mengumpulkan warga untuk membeli tanah warga. Dan dengan intimisasi, meminta warga membubuhkan tanda tangan.
Kami menyarikan data hasil survei mahasiswa peserta magang, lalu merangkum cerita mereka. Jam kerja berlebih, upah tak layak, tak ada kontrak kerja, dll.
Ditulis oleh Permata Adinda
Ilustrasi oleh sekarjoget
Survei ini sudah berlangsung sejak Oktober 2021. Beberapa reportase juga telah telah kami sajikan, dan dapat dibaca di projectmultatuli.org dengan tagar #GenerasiBurnout.
Jurnalis Project Multatuli, Charlenne, menelusuri kisah jual-beli konten intim nonkonsesnsual di internet. Dalam penelusurannya, ditemukan setidaknya 250 folder berisi foto dan video perempuan yang diperdagangkan.
Abby, Lia, Asri adalah korban yang mau bercerita kepada Project Multatuli. Ratusan perempuan lain juga menjadi korban. Bahkan konten yang diperjualbelikan, termasuk di dalamnya data nama dan akun medsos mereka.
Dari hasil penelusuran penulis. Ternyata tak sulit untuk mencari akun-akun yang memperdagangkan konten intim nonkonsensual. Mereka beroperasi di Twitter dan grup Telegram. Harganya juga relatif tidak mahal.
Di Hari Perempuan Sedunia 2022 ini, kami ingin mengajak kamu untuk mengisi survei tentang penanganan kekerasan seksual di tempat kerjamu dan akan menjadi sumber informasi untuk serial reportase di Project Multatuli.
Fadiyah Alaidrus saat ditawari menulis tentang kekerasan seksual di lingkup kerja, merasa lelah dan sakit kepala karena kasus KS yang terus bermunculan. Tapi, banyak orang yang merasakan keresahan yang sama, hingga ia menyanggupinya.
Warga Wadas mengira dengan berlindung di sebuah masjid, mereka akan merasa tenang atau selamat. Tapi, polisi tetap bertindak represif, menangkap paksa warga Wadas penolak tambang.
“Pintu kamar didobrak sampai rusak. Leher saya dipiting. Saya diseret-seret oleh orang banyak. Baju saya sampai robek-robek. Padahal saya tidak ngapa-ngapain,” kisah Nurhadi.
“Awalnya saya ngaji. Didatangi lima laki-laki. Semua tidak berpakaian seragam, badannya besar-besar. ‘Mbak, ayo ikut kami, ayo manut saja daripada dipaksa. Sudah jangan banyak ngomong.’ Akhirnya saya ditarik dari pemakaman ke jalan,” kisah Sriyana.