Saat itu karena beberapa alasan, antara lain alasan pengiritan; Presiden #GusDur melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia menggunakan pesawat milik TNI AU. Boeing 707 tua tahun 70an.
Rute penerbangan harusnya Jakarta-Canberra non stop, tanpa transit.
Meski tentunya pesawat sudah dipersiapkan dg baik, tapi ketika sudah memasuki wilayah udara Australia, pesawat mengalami trouble pada salah satu mesinnya. Ada percikan api. 🥺😵😱
Ya maklum pesawat tua.
Ya Allah, kita semua mulai panik juga meski masing2 berusaha menyembunyikan ketakutannya. Jantung udah mau copot rasanya. Semua rombongan mulai berdoa menurut keyakinan masing2.
Mungkin diam2 semua juga mulai menghitung2 dosa2nya.
Lalu masalah itu segera kita laporkan kpd Bapak Presiden.
Tahu bagaimana reaksi beliau?
Ketika beliau dilapori, reaksi Presiden Gus Dur woles aja. Tetap nyantai. Gak ada kesan kaget, takut, apalagi marah.
Beliau hanya berkata dg kalem, 'Ya udah mendarat saja di bandara terdekat'.
'Siap!!'
Maka pesawat mendarat darurat dengan selamat di Darwin. Alhamdulillah.
Lalu Presiden Gus Dur dan rombingan menginap di hotel sederhana. Saya gak tahu bintang berapa. Yang pasti bukan bintang 4, apalagi binrang 5.
Dan kembali, diajak nginap di hotel yang biasa2 saja, Presiden Gus Dur juga gak protes sama sekali.
Tetap nyantai aja seperti biasanya.
Kita sempat nginap semalam di hotel sederhana itu karena esok harinya PM John Howard mengirim pesawat untuk mengangkut Presiden Gus Dur dan rombongan ke Canberra.
Terus tetang saya gak bayangkan seandainya hal itu terjadi pd presiden yg lain, bujan Gus Dur; mungkin kita2 para perangkat presiden saat itu udah jadi gelandangan semua. Sekian. Bless you all.😊
Bukan*
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Saya bukan berupaya membela ya. Tapi dlm etika pergaulan internasional, kalau kepala negara/pemerintahan dlm forum internasional memilih berbahasa ibu; tidak mau berbahasa Inggris, ya itu biasa aja. It happens all the time. Dan itu gak mengurangi kualitas pembicaraan.
Makanya tuan rumah selalu menyediakan penterjemah. Diminta atau tidak. Selalu!
Sbg contoh, Pak Harto gak pernah mau berbahasa Inggris meskipun beliau bisa.
Tapi kalau Gus Dur, beliau dg senang hati mau berbahasa banyak bahasa. Terutama Inggris, Arab dan Belanda.
Sekadar info aja ya, tatanan/aturan protokoler untuk VVIP setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan itu baku dan relatif sama di seluruh dunia. Karena kesalahan dalam penerapan protokoler ini bisa mengganggu 'hubungan' kedua negara, jadi gak ada yg berani main2/serampangan.
Dan semua itu selalu atas dasar kesepakatan pihak protokol dari kedua negara.
Itu pasti.
Sbg contoh, ketika KTT Non Blok dulu di Jakarta, pihak protokol negara Libya minta dirikan tenda di Monas untuk menginap Presiden M Kadafi. Tentu saja kita sbg pihak tuan rumah tidak bisa meluluskan permintaannya krn demi asas kesetaraan peserta lain. Maka ia batal hadir. Ngambek
UTAS.
Di sini tiba2 hujan deres banget. Serem. Jadi inget cerita drakula di Jakarta.
Gini ceritanya.
Yang penakut skip aja ya.
Suatu malam hujan rintik tipis, langit pekat suram. Sesosok drakula masih saja duduk termenung di genting satu rumah di komplek. Dari sore dia belum dapet korban sama sekali. Padahal saat itu sudah dini hari. Memang sejak PPKM sepi korban sih. Orang jarang keluar rumah.😥
Eh.. gak lama kemudian temennya sesama drakula datang. Tanpa dinyanya tetiba ia langsung terbang menclok disampingnya.
*Siuuuuut, bruk!*
Tetiba saya ingat. Dulu Presiden #GusDur tiap kali pas sendirian di istana, yg paling sering dicari itu Jubirpres Gus @YahyaCStaquf. Kadang sdh tengah malam. Lalu beliau berdua ngobrol lama.
Jadi saya gak terlalu heran jika Gus Yahya sekarang jadi Ketum PBNU.
Sekali2 saya dan Paspampres kepo nguping dari daun pintu yg kita buka sedikit; pembicaraan mereka sambil ngecek situasi kondisi.
Sering beliau2 tertawa guyon2 ala NU. 😊
Jadi sekarang saya pikir bisa jadi kurun waktu itu adalah episode penting bagi Gus Yahya sbg santri setia beliau dalam menyerap banyak sekali piwulang dari Gus Dur. Istilah santrinya, ngaji. 😊🙏
Uh ternyata malam ini banyak yg gabut gak bisa tidur. Mikir cicilan atau mikir yayangnya yg sdg ngambek gaje.
Buat hiburan, saya akan cerita joke #GusDur ttg kita semua, tipikal orang Indonesia yg gak pernah bisa sendirian. Maunya selalu ngumpul2, ngerumpi.
Jadi gini. Pada suatu waktu, ada kapal dihantam ombak besar. Kapal hancur tapi ada 3 orang yg bisa selamat dan terdampar di pulau kecil terpencil.
Mrk orang Amerika, Inggris dan Indonesia. Kabarnya sih orang Solo namanya Slamet. Cuma saya gak pernah verifikasi kebenarannya.
Setelah beberapa lama di pulau itu mereka menemukan botol yang tetnyata berisi jin.
Alhamdulillaaaaah!!
UTAS.
SIAPAKAH SEBENARNYA NONI JELITA DI WISMA NEGARA?
Selamat malam Indonesia Raya. Sesuai janji saya kemarin malam, saya akan coba ceritakan siapa sebenarnya beliau, semampu saya tentunya.
Lezgo!
Tapi sebelumnya bagi yang gak percaya soal beginian, sila skip aja. Jangan dibaca. Gak perlu capek2 eyel2an di TL. Saya hanya bercerita apa yg saya alami dan ketahui. Dg harapan syukur2 ada manfaatnya buat kita semua. Deal ya?
Jadi begini. Utas ini adalah lanjutan dari utas saya yg dahulu ketika saya berjumpa Noni Belanda cantik jelita di Wisma Negara di komplek Istana Kepresidenan Jakarta.