لإخلاص على ثلاث درجات: إخلاص العوام والخواص وخواص الخواص
Ikhlas terdiri atas tiga tingkatan: ⤵️
فإخلاص العوام: هو إخراج الخلق من معاملة الحق مع طلب الحظوظ الدنيوية والأخروية كحفظ البدن والمال وسعة الرزق والقصور والحور
{1} IKHLAS AWAM, yaitu berbuat karena Allah semata, namun masih menginginkan bagian dunia dan akhirat, seperti kesehatan, kekayaan, rizki yang melimpah,
dan juga kemegahan di surga serta bidadari;
وإخلاص الخواص: طلب الحظوظ الأخروية دون الدنيوية
{2} IKHLAS KHAWAS, yaitu hanya menginginkan bagian akhirat tanpa memperdulikan bagiannya di dunia;
وإخلاص خواص الخواص: إخراج الحظوظ بالكلية، فعبادتهم تحقيق العبودية والقيامُ بوظائف الربوبية محبة وشوقاً إلى رؤيته،
{3} IKHLAS KHAWASUL KHAWAS, yaitu melepaskan seluruh keinginan atau bagian kesenangan serta balasan dunia dan akherat,
persembahan mereka semata-mata hanya untuk merealisasikan ubudiyah sekaligus melaksanakan hak dan perintah Ke-Tuhanan (Rububiyah), karena cinta dan rindu untuk melihat Allah SWT.
Dalam kitab minhajul abidin terdapat permasalahan yaitu:
Banyak masyayikh yang mengamalkan surat waqiah sewaktu dilanda kesulitan, mereka membaca Al-Quran yang termasuk amalan akhirat tapi dengan menghendaki dunia, apakah tidak termasuk riya'?.
Imam ghazali menjawab bahwa tujuan mereka adalah dunia yang digunakan untuk kebaikan,
mengajarkan ilmu, menolak ahli bid'ah, membela kebenaran, mengajak-ngajak manusia menuju ibadah, dan mempermudah ibadah.
Ini semua adalah keinginan / tujuan yang terpuji yang tidak masuk kedalamnya sesuatupun dari unsur riya'. Karena harta dunia (yang dicari dari surat waqiah) hakikatnya adalah berorientasi akhirat.
Hal ini berlandaskan pada hadits shohih;
"innamal a'mal bin niyyaat " yang dijabarkan dalam sebuah hadits:
كم من عمل يتصور بصورة الدنيا فيصير من أعمال الآخرة بحسن النية, وكم من عمل يتصور بصور الآخرة فيصير من أعمال الدنيا بسوء النية
Artinya " Berapa banyak amal yang berbentuk amal dunia tetapi menjadi amal akhirat karena baiknya niat dan berapa banyak amal yang berbentuk amal akhirat tetapi jadi amal dunia belaka karena jeleknya niat".
KISAH KETAWADHU`AN KYAI UTSMAN KEPADA MBAH KYAI ROMLI JOMBANG
Oleh: Dr. KH. M Afifudin Dimyathi, MA
Kyai Usman sejak menjadi santri sudah terkenal keta'dhimanya kepada gurunya, Kyai Romli.
⤵️ ⤵️
sangking tawadhu'nya dan ta'dhimnya, setiap Kyai Usman sowan ke Mbah Kyai Romli di Jombang, Kyai Usman jalan kaki dari ndalemnya di Surabaya ke Jombang.
Cerita keta'dhiman lainya, pernah suatu hari, di pagi hari. Kyai Usman sudah sampai di ndalem Mbah Kyai Romli.
Kyai Usman menunggu Mbah Kyai Romli di teras luar pintu, Mbah Kyai Romli tidak tahu kalau ada Kyai Usman. Lha ketika Mbah Kyai Romli keluar, ternyata Mbah Kyai Romli hendak pergi ke Tebuireng menghadiri sebuah acara. Mbah Kyai Romli langsung berpesan ke Kyai Usman,
Santri muda bernama Ibrahim itu datang jauh dari pelosok Sumatera Selatan ke Cirebon. Menemui seorang Kiai di Buntet Pesantren yang disebut-sebut oleh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari sebagai penjaga langit tanah Jawa.
⤵️ ⤵️
Kiai Abbas namanya.
Kiai Abbas menatap tajam pada sosok di depannya. Menganggukkan kepala tanda beliau berkenan menerima Ibrahim.
“Saya tidur dimana, Pak Kiai?” tanya Ibrahim salah tingkah melihat Sang Kiai masih terus menatapnya.
‘Ya di rumah ini. Itu kamarmu.”
Ibrahim terkejut. Santri lainnya diarahkan menuju pondok, sementara ia malah diminta menetap di rumah Sang Kiai.
Maka hari-hari selanjutnya, Ibrahim menerima gemblengan berbagai ilmu khusus langsung dari Kiai Abbas.
Inilah Sebabnya Orang Alim Kurang Bersinar Ilmunya
⤵️⤵️
Suatu kali, Maulana Habib Luthfi bin Yahya pernah berdawuh mengenai tiga penyebab kenapa orang yang pintar dan benar-benar pintar, tetapi ilmunya kurang bersinar. Begini dawuh beliau: “Akeh wong alim, jan alim tenan, tapi kenopo kok kurang mencorong ilmune?”
(Banyak orang alim, dan memang benar-benar alim, tetapi kenapa kurang bersinar ilmunya?)
Terdapat 3 (tiga) penyebab ilmu yang kurang bersinar.
Pertama, kurangnya sholawat kepada Rasulullah SAW.
Kedua, kurangnya silaturahim kepada ahlu bait Rasulullah SAW.
Kiai Badri Masduki adalah kiai yang disegani. Bukan hanya karena ilmu agama yang ia kuasai sedemikian tingg tapi juga karena beliau punya pendirian yang tegas, meski itu sering kontroversial.
⤵️⤵️
Kiai Badri memimpin Pondok Pesantren Badrijjuda, Probolinggo. Saking teguhnya dalam pendiriannya, sering merepotkan kiai-kiai di kalangan Nahdlatul Ulama lainnya.
Satu waktu Gus Dur pernah cerita ke santrinya, bagaimana Kiai Badri orang yang tegas.
Dalam satu acara bahtsul masail (forum ulama untuk merumuskan satu masalah yang diperdebatkan), Kiai Badri ngotot pada pendiriannya, padahal kiai lainnya sudah setuju. Tiba-tiba di tengah ketegangan itu Kiai Badri berdiri dari tempat duduknya sambil berujar,
Warga Nahdliyin harus paham Nahdlatul Ulama (NU). Mengaku NU namun tidak paham hakikat NU yang sesungguhnya maka ke-NU-annya tidak sempurna. Bisa-bisa akan salah paham terhadap NU. ⤵️
Artine ojok taqlid buta, kyk tonggo sebelah itu lho.....yg belajarnya blajarnya melalui you tube, kitab yg di kaji hanya itu itu saja, sudah berani menyalah2 kan. Begitu di ruqyah ternyata tubuhnya ada jin yg menguasainya, yg misinya memecah belah islam,
HANYA.....
NU LAH ORGANISASI GANG HARUS KITA GENDOLI SAMPAI AJAL KITA TIBA.
Ayo podo ngugemi pesen lan dawuhe poro Mu'assis NU. Ben iso dadi wong seng kebegjan dunyo akhirate.
[utas]
Kisah-Kisah Istimewa KH. A. Idris Marzuqi Lirboyo
Suatu ketika, Bu Nyai Idris memberi tugas tambahan kepada sopir Kiai Idris, yakni ikut membantunya mengajari Kiai Idris cara mengoperasikan mesin ATM. Tetapi, setelah beberapa kali percobaan, Kiai Idris tetap tidak bisa.⤵️
Kenang sang sopir, Kiai Idris memang betul-betul kesulitan di hadapan mesin ATM, sampai-sampai Kiai Idris pernah berkata, “Aku gak iso. Mending aku ngafal Juman timbang ngene iki.” Juman yang dimaksud oleh Kiai Idris adalah Kitab Uqudul Juman,
yang merupakan sebuah kitab sastra Arab tingkat tinggi yang terdiri dari seribu bait syair lebih.
Bayangkan, bagi Kiai Idris, lebih mudah menghafal kitab yang rumit dan panjang daripada mengoperasikan mesin ATM yang sangat mudah bagi kita.