Thread by @ayahpenyayang

𝐒𝐄𝐏𝐀𝐒𝐀𝐍𝐆 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈 𝐈𝐒𝐓𝐑𝐈 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐊𝐄𝐇𝐀𝐔𝐒𝐀𝐍

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Saat itu jam 8 malam, ketika pasangan suami istri itu berhenti tepat di sampingku.

Mereka turun dari mobil Toyota Agya yang di kendarainya.
.
.
.

#gambarhanyapemanis

(2) Mereka menyapaku dengan ramah dan mengajak ngobrol.

Mereka berusaha membuatku nyaman dan gak langsung izin cabut dari tempat itu.

Gak tau apa mereka punya semacam ilmu pemikat sehingga aku langsung menurut aja kata mereka.

Aku gak pernah nolak apapun yang mereka minta.

(3) Mereka mengaku lagi nyari partner untuk ngeseks.

Mereka menunjukkan buku nikah agar aku percaya mereka adakah pasutri.

Mereka mengaku udah kurang bergairah melakukan berdua. Sehubung si bapack yang kurang ganas di atas ranjang.

(4) Mereka mengaku hidup rukun dan harmonis tanpa pernah berantam.

Katanya mereka udah sepakat gak akan bercerai hanya gara² urusan ranjang.

Dan uniknya mereka udah sepakat mau nyari partner lain untuk membantu kepuasan mereka berdua.
Dan partner itu yang pasti adalah laki².

(5) Mereka udah sering main three some dengan laki² lain. Bahkan main orgy juga udah sering.

Tujuannya gak lain hanyalah agar mereka berdua bisa merasakan klimaks.

Si ibu mengaku gak pernah bisa di puasin si bapack karna bapacknya cepat nembak dan batangnya kurang keras.

(6) Selain itu si bapack juga kurang bergairah atau istilah si ibu agak malas menyervisnya.

Sementara si ibu sangat binal dan lama mencapai orgasme.

Si bapack juga ngaku gak terlalu doyan urusan memasukkan.
Menurutku mereka benar² pasangan yang unik.

(7) Bagaimana tidak, si bapack blak²an merupakan seorang biseks, alias menyukai pria juga.

Si ibu udah bisa menerima kekurangan suaminya tanpa pernah mempermasalahkan.

Si bapack mengaku suka mengisap burung dan di masukkan ke lobang anusnya.

(8) "Sebagai istri aku sadar, aku gak mungkin bisa memberikan kepuasan yang hakiki buat bapack!", ujar si ibu.

"Karna walau aku cantik & glowing, tapi bukan itu yang bapack butuhkan.
Yang bapack cari gak ada di aku!", sambungnya.

Aku hanya manggut² mendengar penuturan si ibu.

(9) "Makanya aku izinkan dan ku relakan bapack nyari kepuasan yang maksimal lewat laki² lain.", ucapnya.

Karna di laki² itu ada yang gak ada samaku.
Dia bisa ngasih bapack sesuatu yang gak bisa aku kasih!", tambah si ibu.

(10) "Makanya kami sering nyewa gigolo. Karna bukan bapack aja yang mau di puasin, tapi aku juga. Makanya kami cari laki² yang bisa muasin kami dua²nya.", jelasnya.

Si ibu mengaku kalau 3 some, mereka akan di celup ganti²an oleh si laki².

"Kami ngangkang berdua!", tuturnya.

(11) "Kadang dari lobang bapack baru ke lobang aku. Kadang lobangku dulu baru lobang bapack!", ungkapnya.

Dengan begitu mereka bisa mendapatkan kepuasan seks yang menjadikan hari² yang mereka lalui selalu ceria dan bermakna.

Ini langka!, gumanku dalam hati.

(12) Si bapack namanya Pak Tofa, dan si ibu namanya Bu Resti.
Pak Tofa 56 th, dan Bu Resti 50 th.

Mereka gak punya momongan buah pernikahannya selama 25 th ini.

Mungkin itu yang membuat mereka bisa fokus nyari kepuasan seks dengan partner lain.

(13) Aku menangkap kesan se-olah² mereka hanyalah pasangan mesum atau pasangan selingkuh, bukan pasangan suami istri.

Kok bisa ya!, lagi² aku mengguman seperti itu.

Aku pun di tawari untuk jadi pemuas mereka malam ini.
Ku akui aku suka dengan Pak Tofa, begitu juga Bu Resti.

(14) Kamipun mengantar sepeda motorku ke rumah.
Pak Tofa naik ke motorku dan istrinya yang bawa mobil.

Di jalan aku di grepe² Pak Tofa sampai burungku gak mau mati lagi.

Pak Tofa juga meng-oles²kan burungnya ke aku, yang sesekali ku raba ke belakang.

(15) Di jalan, Pak Tofa udah banyak bercerita tentang seks samaku.

Kamipun langsung putar balik dari rumahku naik mobilnya menuju rumah mereka.

Rumahnya besar dengan pekarangan luas.
Ada 1 unit mobil Toyota Avanza di terparkir di garasinya.

Ternyata mereka sama² ASN.

(16) Sampai di dalam kamar, aku langsung pelukan sama mereka berdua.
Lalu cipokan dengan Bu Resti.

"Bapack gak mau nyipok aku Pak. Padahal aku suka banget cipokan!", ucapnya.

"Gantian, bu! Bapack lagi!", ucap Pak Tofa yang udah gak sabar bercipok denganku.

(17) Lalu kini giliran dengan Pak Tofa.

Baik Pak Tofa maupun Bu Resti sama² memegangi burungku yang udah tegang.
Lalu kamipun melepas baju masing².

Kulihatlah burung Pak Tofa ternyata besar.
15 cm panjangnya. Tapi udah kurang keras ngacengnya.

(18) "Besarnya Pak!", teriak Bu Resti begitu melihat batangku yang mencapai 17,5 cm itu.

Mereka pun rebutan ngisapnya.
Sambil penuh canda tawa mereka ganti²an menikmati es lilinku.

Ku remaslah buah dada Bu Resti dan ku hisap.
Dia mengerang dan menggelepar.

(19) "Ampun Pak!", teriaknya.

Ku gigit terus buah dadanya dan ku jilati. Bahkan sampai ke perut, paha, dan lehernya.
Dia benar² K.O.

Ku mainin belahan durennya sampai dia me-ronta² di kasur.
Si bapack sampai berhenti memperhatikan cara mainku.

(20) Dia suka lihat istrinya ku puaskan.

Lalu ku jilati labu siam milik Bu Resti.
Itu membuat dia gak berhenti menjerit.

Maklum, Pak Tofa gak pernah sanggup menjilatinya seperti yang ku lakukan.

Lalu si bapack mengisap burungku selagi aku jilati punya istrinya.

(21) Kami ber-guling².
Bu Resti masih pengen ber-lama² ku jilati.

Dia sekarang diatas dan aku dibawah menyedot lobang vaginanya.
Lalu Pak Tofa merimming anusku sehingga akupun kelonjotan.

Setelah Bu Resti kehabisan nafas, ku sudahi permainan itu.
Ku isap burung Pak Tofa.

(22) Bu Resti pun terbelalak melihatnya.

Dia memuji kepiawaianku yang nota bene bukan gigolo tapi bisa suka dua²nya.

Dia memuji cara ngisapku yang menurutnya juga jago.

Bahkan Bu Resti seakan gak percaya ketika melihat aku merimming suaminya.

(23) Lalu ku masukkanlah burungku ke vagina Bu Resti.
Bu Resti pun menjerit merasakan tancapan batangku.

Dari ukuran aja udah beda, apalagi cara mencucuknya. Itu yang membuat dia terus menjerit enak.

Aku lupa bilang, aku udah menenggak jamu kuat sebelumnya.

(24) Ketika aku menusuk Bu Resti, Pak Tofa merimmingku dari belakang.

Seperempat jam ku kentot Bu Resti.
Lalu Pak Tofa minta agar sekarang giliran dia.

Bu Resti pun menyuruhku mencabut burungku dan memindahkan ke lobang pantat suaminya.

Bu Resti pun fokus menyaksikan.

(25) Dia memperhatikan gerakan pinggulku dan hentakan batangku di lobang suaminya.

Sesekali Bu Resti mengelus belahan pantatku yang kembang kempis memompa lobang suaminya.

Ku cumbui Pak Tofa ketika sedang mengentotinya.
Lalu Bu Resti mendekatkan kepalanya.

(26) Akhirnya akupun bercumbu dengan Bu Resti.

"Sini susu ibu!", ucapku.

Lalu dia merapatkan dadanya ke arah mulutku dan ku kenyoti.

"Aku lagi Pak!", ucap Bu Resti.

Ku cabut batangku dan ku arahkan ke lobang Bu Resti.
Terasa kesatnya lobang Bu Resti.

(27) Kira² ¼ jam, Bu Resti minta ku ganti ke lobang yang satunya lagi.

"Masukin ke lobang belakang Pak!"
"Ke anus?"
"Iya, Pak!"

Akupun langsung meancap ke lobang anusnya.
Dia meringis!

"Enak ya Bu?"
"Iya Pak, enak!"

"Aku gak suka masukin kesitu Pak!", ucap Pak Tofa.

(28) "Selalu orang lain yang masukin kesitu. Soalnya Ibu suka.
Ke lobang aslinya aja aku kurang suka. Hehe.", tambahnya.

Kira² ¼ jam ngentoti pantatnya, aku langsung ganti ke vaginanya.
Dan setelah ¼jam lagi barulah pindah ke lobang pantat Pak Tofa.

(29) "Bapacklah yang masukin dulu!", ucapku.

"Ke lobang Bapack?", tanyanya.
"Bukan! Ke ibu!", jawabku.

Lalu ku saksikanlah pasutri itu ngentot.

Tapi dasar botty, Pak Tofa kurang perkasa menggenjot lobang istrinya.
Sebentar² dia berhenti dan nyabut burungnya.

(30) "Terus Pak. Sampai ibu puas!", ucapku.

Lalu di masukin lagi dan ku tekan² pantatnya ke bawah.
Ku goyang² pantatnya membantu menggoyang burungnya.

Lalu ku rimming Pak Tofa yang lagi ngentot dengan istrinya itu.
Dia makin mendesah dan mengerang begitu sadar ku rimming dia.

(31) Setelah dia kecapean, aku yang menghantam lobang istrinya.

Ku bolak balik tubuh istrinya sesukaku.
Berbagai gaya ngentot udah ku gonta ganti.

Lalu ketika istrinya nungging, Pak Tofa melangkahi tubuh istrinya dan berdiri nungging. Di dekatkannya anusnya ke mulutku.

(32) Sambil menggasak lobang vagina istrinya dengan kontolku, mulutku juga men-jilat² lobang anusnya.

Lalu dia berlutut menghadapku dan kamipun berciuman.

"Aku lagi Pak!", ucapnya.

"Tunggu Pak, ¼ jam lagi. Ke lobang satunya lagi belum.", ucap Bu Resti.

(33) "Puasin ibu dulu Pak!", ucapku.

"Iyalah Pak. Puasin istriku ya Pak!", jawabnya sambil terus berciuman denganku.

Akupun memindahkan burungku.
Ku genjot terus sampai ¼ jam.

"Bapack lagi Pak!", ucap Bu Resti.

Akupun nyabut dari Bu Resti dan nancapin ke Pak Tofa.

(34) Begitulah ber-ulang² sampai kami bertiga benar² puas.
Mereka berdua memuji keperkasaanku.

Mereka memohon agar mau jadi partner tetapnya.
Katanya mereka berdua sangat menyukaiku.

"Dari luarnya aja udah good looking.
Apalagi setelah tau dalamannya.", ucap Bu Resti.

(35) "Udah gede, perkasa pula lagi. Mainnya keren!", puji Pak Tofa.

Kami pun sampai 3 ronde malam itu hingga pagi.

Setelah ronde kedua, kami keluar makan nyari angin segar.
Lalu balik ke rumah lanjut ronde ketiga.

Menururku, luar biasa pasangan ini.

(36) Mereka meng-iming²iku ngasih duit yang banyak, asalkan aku mau jadi partner tetapnya.

Akupun mau. Karna di samping udah puas dapat enak, eh dapat duit pula.

Setelah kejadian itu, kami jadi sangat kompak dan sering² main.
Ya, namanya aja udah tanda tangan kontrak.

(37) Kadang untuk mengubah variasi dan mengusir kejenuhan, kami ngamar di hotel.

Bahkan kami sering² pergi healing ke luar kota, ke tempat² wisata, dan bermalam disana beberapa hari.

Kami pun main sepuasnya di kamar² hotel di daerah² yang kami kunjungi.

(38) Dan terhitung sampai saat ini, hubungan kami udah berjalan 1 tahun 3 bulan.
Udah gak terhitung berapa ratus kali kami main bertiga.

Mereka mengaku, walau udah denganku, mereka masih mau juga cari partner ngentot lainnya.

Tapi itu gak masalah bagiku.
Hajarlah, pikirku.

(39) Dan kami udah pernah main orgy juga.
Pernah 2 kali sama bapack² straight.
Tapi pernah juga sama yang biseks juga kayak aku.

Pengalaman mendebarkan yaitu ketika orgy dengan bapack straight itu.
Dia cuma memangsa Bu Resti seorang.
Sementara dia habis kami isapi rame².

(40) Aku gak malu² di hadapan si bapack straight itu. Bahkan aku gak segan merimmingnya.

Kali aja dia belum pernah merasakan kena rimming kan.

Ada yang pernah mengalami kisah seperti ini?
Atau sekedar tau ada yang seperti ini di sekitarnya?
Seru banget lho!
.
.
.

Tamat.