(11) Masa' aku gak merasakan dari tadi sampai bisaΒ²nya burubgku hidup di isapnya. Kayak gak masuk akal!", gumanku dalam hati.
Akupun melarangnya terus dan memberikan dia nasehatΒ².
Aku bilang itu gak boleh di lakukan seorang anak terhadap Ayah kandungnya sendiri.
(12) Tapi anakku meohon dan meminta keikhlasanku sebagai seorang Ayah, agar memberinya kebahagiaan.
Aku juga ngomong itu kalau dosa, bertentangan dengan agama, dan dibenci oleh Tuhan.
Tapi setan yang ada pada diri anakku udah jauh lebih kuat membuat dia tetap me-mohonΒ².
(13) Walau aku gak nafsu dengan anakku, tapi aku gak bisa menghindar dan menyudahi aksinya.
Begitu pintarnya dia merayu dan meluluhkan hati Ayahnya ini, sehingga atas dasar kasih sayang, akupun terpaksa merelakan dia menggerayangi kemaluan Ayahnya sendiri.
(13) Dia memohon agar aku gak melapor hal ini ke Ibunya.
Dia terus memohon agar ini ku rahasiakan ke Ibunya, dan juga kedua kakaknya.
Dia juga janji akan menjaga terus rahasia kami berdua, dari Ibunya dan juga dari kedua kakaknya.
Aku pun seperti gak punya pilihan.
(14) Akhirnya sampai dia menamatkan SMA-nya, udah puluhan kali dia ngisap burung Ayahnya ini.
Terkadang ku batasi juga jangan sampai terlalu sering.
Kadang sekali 2 minggu.
Dia curhat samaku, udah sejak SMP mengagumi bapackΒ² ganteng, tak terkecuali Ayahnya sendiri.
(15) Aku juga menggagas agar dia juga pacaran. Biar rasa suka ke perempuan itu gak hilang terkikis oleh penyimpangan ini.
Tapi hingga tamat SMA, aku tau dia gak pernah punya pacar.
"Jangan sampai rusak kau, nak! Kau harus lurus!", pintaku.
"Iya, Pa. Tenang aja!", jawabnya.
(16) Sejauh aktifitas terlarang itu kami lakukan, aku gak pernah ngasih tau atau di tanya perihal penyimpangan seks yang ku idap.
Jadi aku gak pernah bilang ke dia kalau aku juga biseks, dan suka dengan bapackΒ² yang berumur 50 tahun ke atas.
(17) Kalau gitu dia bisa berkilah, ah ini dari bapack kok turun ke aku.
Ah, bapack juga gitu kok.
Tapi memang gak ku sangka, anakku sangat pintar nyepong, walaupun aku percaya yang dia bilang, akulah orang pertama yang di isapnya.
Itulah kalau udah bawaan orok, ya. βΉ
(18) Anakku ini memang sering belajar lamaΒ² hingga larut malam.
Kadang sampai jam 01 sia masih di meja belajarnya.
Tapi dia ngaku seringΒ² ngintip ke dalam kelambuku, me-lihatΒ² aku.
Aku memang tidur selalu pakai sarung, tapi pakai CD Rider atau Hings klasik yang putih.
(19) Dia bilang, aku sering dilihatnya ngangkang sampai sarungku tersingkap ke atas.
Disitulah dia puas memandangi tubuh Ayahnya dan melihat kelamin Ayahnya yang terbungkus CD.
Cukup lama dia hanya berani lihatΒ² aja tanpa berani grepeΒ².
Dia takut aku terbangun.
(20) Dia juga ngaku sering memperhatikan burung Ayahnya hidup di balik CD.
Dia bisa melihat kain CD itu full atau padat dengan daging yang mengeras serta ber-gerakΒ².
Dia mengaku habis mengintipku dia pasti akan coli sampai crot di dalam kelambunya nantinya.
(21) Suatu ketika, aku mimpi basah, lalu aku bangun dan cuciΒ² ke kamar mandi.
Lalu CD ku ku basahi air dan ku gantung di kamar mandi.
Akupun kembali tidur tanpa CD. Disitulah dia katanya kaget.
Dia melihat CD ku tibaΒ² ada di kamar mandi, padahal tadinya itu gak ada.
(22) Diapun langsung mengintip ke kelambuku dan melihatku tidur dengan paha terbuka tanpa CD.
Dia ngaku burungku sedang hidup pula.
Aku gak tau mengapa burungku hidup lagi, padahal baru aja aku crot.
BesokΒ²nya dia makin rutin dan semangat mengintipku tidur.
(23) Jujur, aku sering mimpi basah ketika tidur. Makanya aku jadi sering gak pakai CD kalau mau tidur.
Sengaja ku lepas ketika mau pake sarung.
Alhasil anakku pun makin seringΒ² bisa melihat burungku.
Karna ketika tidur, sarungku pasti terangkat keatas.
(24) Dan katanya burungku sering dilihatnya dalam kondisi hidup.
Dia ngaku bisa puas telah berhasil melihat burung Ayahnya sendiri, bukan hanya kondisi mati.
Yang belum di lihatnya katanya hanya 1, yaitu sperma Ayahnya.
(25) Dia mengaku, mengharapkan dapat memergokiku sedang coli di dalam kelambu.
Agar dia bisa melihat sperma itu muncrat dari lobang di kemaluanku.
Tapi hal itu gak mungkin pernah terjadi. Karna aku gak pernah coli di tempat tidur.
BenarΒ² gak pernah memikirkan hal itu!
(26) Jujur, ketika tidur, aku sering memegangi burungku tapi itu dalam dialam bawah sadar.
Kalau udah melihat aku begitu, dia langsung menunggu saatΒ² aku akan mengocoknya katanya.
Lalu diapun ngaku udah lama me-nahanΒ² diri hanya melihati tanpa menyentuh burung Ayahnya.
(27) Hingga suatu saat, dia memutuskan untuk memberanikan diri memegang plus menghisap punya Ayahnya sendiri.
Nafsunya udah memuncak, udah di ubunΒ²!
Gak bisa di kompromi lagi.
Udah cukup lama dia menahan selera ingin mencicipi burung Ayahnya sendiri.
(28) Itulah awalnya mengapa hal itu bisa terjadi.
Dia udah siap dengan segala konsekuensinya.
Mata hatinya udah di butakan oleh nafsu.
Tanpa ragu, dengan gemetar, dia menyusup ke dalam kelambuku, dan langsung melahap burungku yang kebetulan dalam kondisi hidup itu.
(29) Baginya itu kesempatan emas karna emang udah hidup.
Bukan menghidupkan lagi.
Akupun awalnya kayak terbawa mimpi ketika di isap anakku.
Aku udah merasakan sesuatu yang enak di burungku, tapi aku gak tau kalau ternyata anakku yang ngisap.
Aku ber-gerakΒ² agak lasak.
(28) Di mimpiku aku kayak main dengan bapackΒ² waktu itu.
Tapi akhirnya aku terjaga dan mendapati anakku tengah mengemuti burungku.
Mendadak, burungku pun langsung mati ketika itu.
Kami ber-bisikΒ² di dalam kelambu itu.
Ku suruh dia keluar dan menghentikannya.
(29) Tapi dia memelas terus agar dia meneruskannya sampai crot.
"Tanggung, Pa!", pintanya.
"Jangan, itu dosa!", sanggahku.
"Minta tolong aku, Pa.
Kasih aku air Papa.
Aku mau minum air Papa. Aku haus, Pa!", pintanya.
Akupun gak bisa marah ke dia.
Akhirnya ku kasih.
(30) "Aku mau minum air kasih sayang dari Papa. Curahkan air kasihmu ke anakmu ini, Pa.", ucapnya.
Dia terus mengisapi batangku dan juga menjilati telorku.
Sejenak aku berpikir, ya Tuhan, kok gini amat nasibku.
Apakah dosaku masih terampuni?
(31) Kenapa anakku harus kau biarkan nafsu padaku, Tuhan?
Ampunilah aku ya Tuhan, ampunilah juga anakku ini.
Kenapa anakku harus mewarisi sifat jelekku, ya Tuhan? Kenapa harus turun ke anakku penyimpangan ini?
Gumanku sambil melihati anakku yang tengah asik mengisapiku.
(32) "Enaknya Pa... enaaakkk!",
bisik anakku yang sesekali melihat ke wajahku sambil terus mengisapi batang kemaluanku.
Aku gak menyahut apaΒ². Pikiranku terus bergejolak memikirkan dosa dan karma.
Aku nyaris mau menangis kala itu.
Hatiku benarΒ² sedih dan hancur.
(33) Tuhan, Kalau anakku harus jadi homo juga, janganlah kiranya ke aku, Ayahnya ini.
Kalau aku bisa memilih Tuhan, biarlah itu dilakukan dengan orang lain.", rintihku dalam hati.
Kupandangi langitΒ² kelambu untuk menghalau air mataku.
Tapi menetes juga dari pelupuk mataku.
(34) Aku menyeka air mataku dengan sarungku.
Aku seakan gak sanggup melihat wajah anakku yang lagi isapin punyaku.
Karna setiap ku melihat wajahnya, sedihku muncul dan bertambah.
Tuhan, cobaan macam apa yang kau perhadapkan ke hambaMu ini.
Gumanku sambil menyeka air mataku.
(35) Anakku gak tau aku lagi sedih. Dia gak melihat air mataku menetes.
Walau sebenarnya aku gak tega, ku pasrahkan burungku di emutnya sampai crot.
Dan benar saja, anakku menelan semua spermaku yang keluar itu.
Tanpa jijik tanpa mikir panjang, semua dilakukan dengan sukarela.
(36) HariΒ² pun berlalu, aku selalu memendam dukaku.
Tapi skandal dengan anak sendiri ini gak bisa ku hindari lagi.
Udah seperti keharusan bagiku menuruti keinginannya.
Jujur, aku gak menyodomi anakku.
Bahkan aku gak ngapaΒ²in dia. Aku hanya diam pasrah di kerjain pake mulut.
(37) Anakku pun ku minta agar jangan telanjang di depan aku.
Aku bilang gak usah dia ngocok di depanku.
Jadi aku sama sekali gak pernah megang burung anakku atau me-rabaΒ² bagian tubuhnya yang lain.
Bukan mentangΒ² aku gak nafsu ke anak muda.
(38) Andai pun aku penyuka brondong, aku gak akan mau mengerjain anak kandungku sendiri.
Sedangkan di kerjain begini aja udah gak tau aku sebesar apa dosanya nanti.
Next, anakku ngisap burungku gak cuma waktu tidur aja lagi.
Tapi ketika kami mandi di pancuran atau di sungai.
(39) Kadang waktu kami di ladang, atau lagi berdua di rumah ketika Ibu dan kedua kakaknya ke pasar.
Tapi tetap aja caraku hanya diam di kerjain tanpa mau membalasnya.
Dan memang anakku cuma ngisap burungku aja.
Ciuman gak pernah, isap tetek gak pernah, apalagi rimming.
(40) Setelah anakku kuliah di ibukota provinsi tetangga, akupun seakan terbebas dari kegiatan itu.
Bukan jadi stop, tapi berkuranglah sedikit beban mentalku dibuatnya.
Aku selalu menasihati anakku agar membangun hubungan dengan cewek, agar gak mati rasa ke cewek.
(41) "Kamu harus nikah, nak. Gak boleh giniΒ² aja terus, ya.", pintaku.
Dia pun janji akan nikah setelah 2 tahun lulus kuliah.
Tentu aku sebagai Ayah senang mendengarnya.
Tapi apa yang terjadi. Semua hanya janjiΒ² yang gak pernah di tepatinya.
Udah lelah aku menunggunya menikah.
(42) Istriku tercinta juga udah 2 tahun pergi meninggalkanku.
Dia gak sanggup lagi menunggu anak bungsu kami menikah.
Padahal Robin janji akan memberikan Ibunya cucu.
"Doakanlah, Ma.", ucapnya.
Tapi sampai Ibunya meninggal, dia belum nikahΒ².
(43) Udah besarΒ² cucuku dari kedua kakak Robin, tinggal dia yang kini ku tunggu kapan nikahnya.
Kini umur Robin juga udah kepala 4.
Tapi belum ada tandaΒ² akan menikah.
Bahkan aku belum pernah tau dia berpacaran dengan perempuan.
Disinilah aku jadi makin meratapi nasibku. π
(44) Akupun dulu biseks juga, dan sangat gila ke bapackΒ².
Namun aku masih menggunakan akal sehatku sehingga aku nikah.
Dan memang berhasilβΌοΈ
Keluargaku harmonis, istriku mencintaiku, aku punya anak dan bisa menyekolahkannya tinggi.
(45) Dulu sejak aku muda, aku suka ke bapackΒ² 45 tahun hingga 55 tahunan. Diatas itu aku gak suka lagi, udah ketuaan!
Tapi makin berumur, seleraku agak mengalami perubahan sedikit.
Aku jadi gak bisa dipastikan suka ke bapackΒ² 45 tahun. Pastinya yang 50 thn ke atas.
(46) Aku gak lagi membatasi sampai umur 55 tahun. Melainkan udah suka ke bapackΒ² sampai umur 60 lebih.
Bahkan ketika aku umur 35 tahun, aku bahkan jadi menyukai kakekΒ².
Jadi usia seleraku dari 50 thn hingga tak terbatas. Jadi yang 70 lebih pun masih aku suka, bahkan doyan.
(47) Ketika aku makin berumur dan bisa di sebut sebagai bapack2 atau omΒ², aku jadi di kategorikan sebagai penyuka seumuran.
Aku jadi seorang biseks penyuka sesama yang tua.
Ternyata memang begitu, waktu muda aku suka yang tua. Setelah tua, aku tetap suka yang tua.
(48) Jadi genΒ² menyimpangku itulah yang turun semuanya ke Robin, anak lakiΒ²ku satuΒ²nya.
Tapi parahnya, dia sepertinya murni gay/homo.
Sehingga mungkin dia gak bisa menyukai perempuan sama sekali.
Inilah yang jadi pergumulan panjangku.
Agar anakku bisa nikah dan punya anak.
(49) Aku ingin silsilah keturunanku bisa berlanjut ke bawah, jangan berhenti di anakku, Robin.
Sebab dialah penerus garis keturunanku.
Kalau dia gak punya anak, selesailah silsilahku disitu.
1. Modusin Supir Truck Part 1 2. Modusin Supir Truck Part 2 3. Modusin Supir Truck Part 3 4. Ustadz Yang Tega 5. Main Dengan Polisi Di Ruangannya 6. Main Dengan Polisi Di Toilet Kantornya
7. Main Dengan Polisi Di Kost-an 8. Main Dengan Polisi Di Kost Temannya 9. Jumpain Polisi Ke Luar Daerah 10. Dokter Yang Profesional 11. Di Tangkap Warga Ciuman Di Toilet Plaza 12. Bertemu Polisi Saat Pergi Healing 13. Main Tiga Dengan Polisi 14. Main Dengan Kepsek SMA Di Kost
15. Main Dengan Dosen Di Semak 16. Main Dengan Guru SD Di Kebun 17. Main Dengan Guru SD Di Rumahnya 18. Main Dengan Pendeta Di Hotel Part 1 19. Main Dengan Pendeta Di Hotel Part 2 20. Main Dengan Pendeta Di Kost 21. Main Dengan Pendeta Di Rumah Kosong
(2) Postur Omku tinggi besar, berisi, kulit kuning langsat, kumis tebal, suara ngebass, tangannya penuh bulu lebat, kaki sampai paha juga, perut berbulu, tapi dada gak.
Aku bisa rasakan punya Omku pasti gede. Karna sering nampak ngejendol ketika duduk di sofa atau di lantai.
(3) Di rumah Omku selalu pakai celana pendek. Dan rataΒ² yang ukurannya separoh paha. Jadi kelihatan terus buluΒ² pahanya.
Ada satu celananya yang sangat menggetarkan dadaku.
Celana motif bungaΒ² yang sangat minim plus agak tipis.
Kalau itu dipakai aku jadi degΒ²an terus.
Aku sering mengintip Ayahku mandi, tidur, dan kencing.
Anak macam apa sih aku ini, suka ke Ayah sendiri?
Masih wajarkah atau udah keterlaluan?
(2) Aku memang mengidap rasa suka ke bapackΒ² sejak dini.
Tapi kondisi di kampung gak mendukung penyimpangan ini langsung berkembang di diriku.
Maklumlah kampung aku masih kolot, jauh dari kemajuan.
Dan kisah ini merupakan kisah di tahun 1995 yang lalu.
(3) Jujur waktu itu aku belum tau sedikit pun tentang dunia homo.
Tapi aku suka aja lihat bapackΒ² ganteng dan mengkhayalkannya.
Di kampung aku sering melihat burung bapackΒ² waktu mandi.
Karna kami mandi ramaiΒ² di sungai berbatu atau di pancuran yang airnya berasal dari bebatuan.
(1) Namaku Panca, pemuda 31 tahun yang masih melajang.
Ini pengalamanku modusin bapackΒ² idamanku yang terinspirasi dari salah seorang pengguna Twitter.