Sempat Hilang Borobudur Ditemukan pada 1814 saat Inggris Kuasai Jawa #BudayaNusantara
Pernah berjaya dan sempat hilang, reruntuhan candi Borobudur akhirnya ditemukan pertama pada tahun 1814, saat Inggris kuasai Jawa, di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.
Adalah Tan Jin Sing Bupati Yogyakarta yang diangkat oleh Sultan Hamengkubuwono III menanggapi minat Raffles akan candi-candi peninggalan nenek moyang orang Jawa.
Tan Jin Sing mengatakan bahwa salah seorang mandornya pernah mengatakan bahwa di Desa Bumisegoro dekat Muntilan,
dia melihat sebuah candi besar.
Dilansir dari Nederlandsch Indie Zone, Rabu 15 Juni 2022, sebelumnya pada 3 Agustus 1812, Tan Jin Sing bertamu ke rumah Residen Inggris di Yogyakarta, John Crawfurd yang sedang bersama atasannya Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.
Raffles mengungkapkan ketertarikannya pada candi-candi peninggalan nenek moyang orang Jawa dan ingin menelitinya.
Dikatakan bahwa dirinya telah melihat Candi Prambanan dan akan memerintahkan anak buahnya untuk meneliti dan memugarnya.
Raffles langsung tertarik dan meminta Tan Jin Sing pergi ke Bumisegoro untuk melihat keberadaan candi tersebut, kemudian Tan Jin Sing dan mandornya berangkat naik kereta kuda ke Bumisegoro.
Sesampainya di sana, mereka mengajak warga desa setempat sebagai penunjuk jalan
Kondisi Candi Borobudur saat pertama kali ditemukan sangat menyedihkan.
Kerusakan terjadi di hampir seluruh bagian candi, sebagian bangunan tertimbun dan sebagian lagi sudah disesaki oleh semak belukar.
Upaya membersihkan Mahakarya berlangsung 2 bulan dg bantuan 200 warga desa.
Pemugaran pertama yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda oleh Theodore van Erp sekitar tahun 1907 dan berlanjut pemugarannya tahun 1973-1983.
Pada suatu hari saya dan temen2 nongkrong di angkringan di muka salah satu fast food di kota Solo.
Berbincang santai dg kawan gojek online yg baru nunggu order dan tukang parkir disana. Mata tertuju pada seorang kakek tua lusuh di dkt parkiran
Usia mungkin 70an dengan membawa dagangan buah pisang beberapa tandan. Menurut keterangan orang sekitar beliau ditempat tsb dari siang sampe malam hari. Pisang yang dijajakan pun maaf sudah terlalu masak utk di jual. Sungguh menyedihkan inti nya. Rumah nya di desa sekitar Solo.
Simpati org2 sangat besar dg sekedar memberi uang dlm jumlah yg lumayan sejak siang. Bahkan kalo ada yg parkir 2k utk motor sisa uang nya disuruh ngasih tukang parkir ke bpk tsb..ta jarang 50k sampe 100k. Bahkan ada yg beli pisang nya dg harga berlipat dr harga normal.
Kesadaran tidak bisa diberikan seperti hadiah atau berkah. Pun Kesadaran tidak bisa ditipu karena kesadaran adalah diri kita sendiri. Kesadaran seperti orang dewasa yang bertanggung jawab penuh pada setiap tindakan yg dilakukannya
bukan lagi anak kecil yang bisa di-iming-imingi hadiah atau ditakut-takuti agar mau melakukan apa yang kita inginkan. Ketika kesadaran kita bertemu dengan sosok Yesus Kristus, kesadaran seperti apakah yang ki ta bangun??
Untuk mecintai Yesus, saya tidak perlu menjadi anggota resmi salah satu gereja. Apakah saya perlu suatu lembaga untuk mengekpresikan cinta saya terhadap Yesus?”. Terdengar agak ‘tidak sopan’ bagi lembaga agama. Tetapi ucapannya masuk ‘cinta’ juga.