Thread by @_bagasnanda_

Lagi kejadian yang tak terduga setelah acara Space yang disediakan utk bahas Kominfo, salah satu pembicara mendapatkan teror melalui Whatsapp, nomor tsb dapat mengetahui no pembicara entah darimana sampai mengirimkan foto dan email. Apakah data pribadi kita hanya dianggap mainan

Pembicara mendapatkan Whatsapp berisikan pesan terror yang dapat mengetahui informasi pribadi si Pembicara dari foto, email, hingga nomor Whatsapp, darimana semua data itu di dapatkan ?

Lalu apa fungsi PSE untuk platform asing yang wajib mendaftar ke Kominfo ? sedangkan data dalam saja bisa bocor seperti ini. Kominfo ngeclaim fungsi PSE adalah melindungi data pribadi warga negara Indonesia, tapi setelah kejadian ini sudah tidak bisa dibiarkan.

Update

Nomor yang meneror Pembicara tercantum bernama Dustin atau biasa kita kenal Dustin MLI, menurut pengakuan beliau dia tidak pernah meneror Pembicara dalam artian nomornya dipakai untuk meneror Pembicara (?)

Semua Praduga status masih SEMENTARA, jika dirasa ini terdapat kesalah pahaman dimohon untuk memfilter segala Informasi, Thread ini akan Update sampai masalah ini menemukan jalan keluar.

Update

Pengakuan Dustin MLI yang nomornya "disabotase / disadap" untuk meneror Pembicara.

Sebenarnya kebijakan PSE Kominfo ini baik tujuannya, tetapi banyak pihak Platform raksasa menolak daftar karena dengan alasan DATA PRIBADI usernya.

Mereka minta patuh karena dikandangnya padahal Platform raksasa juga punya kebijakan sendiri untuk keamanan data user.

Sedangkan data-data yang ada didalam negri pun sering kecolongan, dijual, bocor, tentu itu akan menjadi pertimbangan besar bagi Platform yang tidak atau belum mendaftarkan ke PSE.

Tentu dengan kejadian Open Space semalam yang sampai salah satu pembicara mendapatkan pesan teror Whatsapp yang menggunakan nomor orang lain, bahkan nomor Pembicara tersebut sempat ingin di sadap. Tapi untung Pembicara mengaktifkan keamanan 2 Factor.

Dan yang menjadi masalah membuat geram konten digital / creator digital Game Domino JUDI bisa lolos, jadi Kominfo lebih memilih anak-anak kita bermain game Judi daripada game yang ada di Steam, Origin, Epic Games ? padahal Steam pun punya batasan umur ketika akses game rating 18+

Terlepas benar atau tidaknya nomor ini ketika meneror Pembicara menggunakan identitas Pak Semmy Dirjen App Informatika semua masih abu-abu, Kita sebagai netizen yang bijak dalam menggunakan sosial media harus bisa menyaring segala Informasi yang ada dengan teliti.

Update FYI
Dari TRACE (Tim Reaksi Cepat) mencatat setidaknya ada 6 korban yang mengalami serangan digital terkait dengan #BlokirKominfo. Semuanya adalah orang-orang yang ikut berkampanye #BlokirKominfo. 4 orang software engineer.

Source :

Update
Kominfo mencabut SEMENTARA pemblokiran Paypal selama 5 hari, Kominfo juga menyebutkan:

"Sampai saat ini PayPal tidak mengikuti aturan. Saya harap masyarakat untuk melakukan migrasi selama lima hari kerja. Sudah banyak aplikasi yang bisa digunakan," ucap Semuel.

Dengan dicabutnya pemblokiran Paypal sementara selama 5 hari, pengguna di Indonesia diharuskan memindahkan 'Aset' saldo ke rekening lokal agar "Tidak Hilang" ucap Kominfo.

Sebenarnya kita tidak bisa memukul rata perusahaan besar yang tidak mau atau belum daftar PSE itu BERSALAH, itu semua demi keamanan data pribadi para user perusahaan besar tersebut.

Setiap Platform Digital seperti Paypal, Steam, dan lain-lain tentu punya data user masing-masing yang dimana itu sangat sensitif, kenapa ?
Karena didalamnya berisikan Informasi berupa Kartu Kredit.

Ketika Platform Digital mendaftar PSE Kominfo, mau tidak mau mereka wajib menyerahkan data-data usernya kepada Kominfo dengan tujuan seperti digambar :

Mendaftar PSE tidak semudah yang mereka pikirkan seperti isi form online, isi data perusahaan, dan lain-lain.

Ketika ada pencurian data, misal penjualan data nomor Kartu Kredit pengguna yang disalahkan tentu Platform Digital.

Update
Setelah mencari segala Informasi tentang PSE ini, tujuan Kominfo sebenernya memang baik melindungi user dari tindakan kejahatan seperti scam, penipuan, dan lain-lain sehingga ketika kita melapor kominfo dapat melacak identitas pelaku kejahatan.

Tetapi kita sebagai netizen Rakyat Indonesia masih trauma dengan kejadian bocornya 270 juta data.

Semoga Kominfo bisa memberikan hasil kerja yang maksimal dalam pemberantasan pencurian data.👍

Yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah, pasca Open Space Twiter 6 sampai 10 orang terkena serangan doxxing dalam waktu yang bersamaan, is that normal ?

Yang terkena serangan itu tidak hanya public figure terkenal, melainkan Artist gambar WNI normal pun terkena serangan tersebut, kinda fishy dan wajib dipertanyakan.

Menurut saya, "iseng" untuk neror 6 sampai 10 orang random yang bahkan tidak saling kenal disaat Space Twiter itu merupakan tindakan yang sangat mencurigakan, bahkan sampai doxxing email, foto, nomor WhatsApp.

Menurut pengakuan salah satu Pembicara yang tekrena serangan siber berupa pesan ancaman melalui WhatsApp :

"padahal Twitter juga ga nyambung nomor HP dll, tapi bisa aja dapet datanya"

FYI
Mari cek email kita dari kebocoran data, cukup input email sosial media yang sering kalian gunakan seperti mendaftar Shopee, Tokopedia dan lain-lain. Berikut adalah email penulis terdeteksi Tokopedia dan Bukalapak telah bocor. periksadata.com