NitNot ❘ Profile picture
Jul 31 67 tweets 12 min read
BUKAN INDONESIA BUTUH DUNIA TAPI DUNIA BUTUH INDONESIA
.
.
.
.

Ga tahu dengan anda, saya lebih senang Indonesia menjadi macan dunia dibanding sekedar macan Asia.
Indonesia memiliki peluang untuk posisi tersebut jelas bukan reka-reka semata. Banyak parameter dapat dijadikan rujukan.
.
.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, dengan negara sebagai pemilik garis pantai terpanjang nomor 2 di dunia, salah satu pemilik ZEE terluas di dunia hingga posisi strategis dan kekayaan alam tak terkira itu, pantaslah kiranya kita menjadi.
Bahwa para skeptis yang juga warga negara Indonesia yang hari ini begitu intens merendahkan negara mereka sendiri itu tiba-tiba tertawa geli, itu karena mereka tak pernah mau bahkan hanya untuk sekedar mencoba menengok sejarah bangsa mereka sendiri.
Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 dengan benderang bicara itu. Kita pernah menjadi inisiator bagi terbentuknya sebuah persekutuan negara-negara dari Asia dan Afrika.

"Sebesar apa sih koq bangga banget sudah merasa mewakili dunia?"
Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari SETENGAH total PENDUDUK DUNIA mengirimkan wakilnya pada sidang KTT Asia Afrika di Bandung itu. Pertemuan ini berlangsung dari 18-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia.
Secara spesifik, pertemuan itu bertujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan negara-negara Asia-Afrika dan MELAWAN KOLONIALISME atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

"Apa bukti bahwa itu karena peran aktif Indonesia?"
Konferensi Asia–Afrika, pertama-tama, itu didahului oleh sebuah Persidangan di Bogor pada tahun 1949.
Dilanjutkan pada 23 Agustus 1953, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo pada sidang Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.
Dan lalu delegasi Indonesia pun pada 25 April–2 Mei 1954 hadir dalam Persidangan Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia.
Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia–Afrika.
.
.
Dan pada 28–29 Desember 1954 – Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakanlah sekali lagi Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.
Dan akhirnya, pada 18–24 April 1955 – Konferensi Asia–Afrika pun berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo.
Hasil dari persidangan ini adalah berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Dan itu benar-benar mampu merubah wajah dunia.
Itu juga memberi dampak nyata bagi kemerdekaan beberapa negara atas penindasan ratusan tahun bangsa kolonial serta kembalinya Papua dalam kesatuan NKRI hingga heroik Mesir dengan kisah terusan Suez nya yang diganggu oleh kepentingan Inggris.
Jadi clear sudah bahwa persidangan Bogor merupakan pendahuluan bagi Persidangan Kolombo dan sidang-sidang berikutnya. Konferensi Asia - Afrika tak mungkin terselenggara tanpa peran sentral Indonesia saat itu.
Dan ingat, itu tentang nasib lebih dari setengah jumlah penduduk dunia yang sedang dibuat pusing dalam dua kepentingan yakni blok barat dan blok timur.
Kelak Organisasi Non Blok sebagai jawaban banyak bangsa di dunia yang tak mau terjebak dalam dua jurang barat dan timur pun lahir adalah karena buntut dari kisah hebat ini.
.
.
Cara hadir bangsa ini pernah, jelas sebuah prestasi luar biasa. Seperti antitesa bangsa Eropa dan Amerika yang senang dengan ekspansi dan maka penjajahan menjadi ciri khas mereka, kita membuat propaganda anti kolonialisme.
Bangsa ini telah menetapkan posisi geopolitiknya diantara dua pengaruh besar itu dgn cara yg sangat pintar.

Dan itu tak membuat mereka senang. Tak pantas sebuah bangsa dari Asia menjadi salah satu titik sentral & maka keputusan bhw laju Indonesia harus dihentikan mereka buat.
Jatuhnya Soekarno dan diganti Soeharto adalah fase itu. Dari peran sebagai salah satu macan dunia diganti hanya menjadi good boy nya Amerika dengan hadiah posisi macan Asia Tenggara telah membuat Soeharto berpuas diri. Peran besar Indonesia bagi dunia langsung pupus.
Organisasi Non Blok hingga Asia Afrika tak lagi memiliki gaung. Seperti macan, dia tak lagi punya gigi.

Sejak saat itu kita hanya bangga dengan julukan terbesar di Asia Tenggara. Paling berpengaruh di Asean dengan segala atribut palsunya.
Faktanya, kita hanya besar badan namun tak lagi berotot. Nama besar Indonesia segera pudar dan tersisa hanya Bali dan Soekarno.
.
.
Paling tidak dua nama itu segera mereka ingat ketika para orang asing itu bertanya tentang Indonesia pada tahun 70 hingga 90 an. Itu fakta bukan reka-reka. Itu masih dapat kita tanyakan pada warga negara yang sudah bisa piknik ke Eropa dan Amerika pada tahun-tahun itu.

>>>
Ya, warga negara kita terlalu sulit merasa bangga sebagai bangsa tak dikenal. Dia memang tak lagi bersinar dalam rentang panjang rezim Orde Baru.
Good boy itu hanya dikenal oleh mereka yang sedang ingin mendapat untung manakala SDA negara ini mereka butuhkan. Seperti PRT, dia terlihat munduk-munduk saat tuan besar datang dan bertitah.
.
.

"Serius separah itu?"
Tiba-tiba jejak kebesaran itu kembali diceritakan. Hasto Kristiyanto berbicara dalam Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno Dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara pada 28 Juli 2022 di Unhas Makassar Sulawesi Selatan.

askara.co/read/2022/07/2…
Sejak Orde Baru tumbang, meski berat & tertatih, bangsa ini ingin kembali menjadi spt dulu pernah. Panjang jejak itu sejak '98, sepertinya baru mulai terlihat pada 2014. Geliat menuju kesana baru mulai tampak saat Jokowi terpilih menjadi Presiden ke 7. Dia seorang Soekarnois.
Itu bukan sesuatu yang berlebihan. Melejit nama Indonesia segara terlihat manakala Pada 2015 lalu, Jokowi masuk dalam "100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia" versi majalah "Times".
Nama Jokowi masuk dalam kategori "leaders" bersama para pemimpin inspiratif lainnya seperti Barack Obama, Hillary Clinton, Xi Jinping, dan Narendra Modi.
Oleh media Singapura dia pun dinobatkan sebagai Asian of the Year. Nama Presiden Jokowi dipilih oleh seluruh editor surat kabar berpengaruh Singapura itu.
Dalam edisi 2019 yang dirilis dari The Royal Islamic Strategic Studies Center, Presiden Jokowi berada pada urutan ke-16 dari 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia.
Bahkan, oleh Pusat Studi Strategi Islam, Yordania, untuk tahun 2020 dia berada di posisi ke-13. Jokowi menyandingkan namanya bersama tokoh-tokoh Muslim inspiratif lainnya seperti Sheikh Muhammad Taqi Usmani,
Ayatollah Hajj Sayyid Ali Khamenei hingga Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud.
.
.

Dari bidang perdamaian dunia, Jokowi juga kembali diberi penghargaan Khazi Amanualah Khan Medal. Ini diberikan sbg apresiasi atas upayanya dlm menjaga perdamaian dunia termasuk di Afghanistan.
Masih ada banyak hal yang lain yang membuat mata dunia segera menoleh ke Indonesia. Penguasaan kembali pada banyak SDA seperti Freeport dan blok Mahakam hingga menjadi tuan rumah event Internasional sangat besar seperti G20 makin melambungkan nama Indonesia.
Dan itu semua ternyata tidak gratis. Riuh dan panas situasi politik dalam negeri tak mungkin tak terkait cerita ini. Bangunnya seekor macan dengan otot dan kekuatan baru jelas bukan berita baik bagi banyak macan yang lain.
Saat sang penguasa dunia, sang macan tak tertandingi selamanya itu terlihat sulit tidur akibat laju China dalam banyak hal, mau tak mau, kini harus membagi waktunya untuk tak abai pada kekuatan dari selatan, yang bernama Indonesia.
Cara hadirnya yang unik itu kini telah membuat sang penguasa dunia itu marah. Menendang keluar dirinya dari bisnis emas terbesar yang selama ini jadi milik, telah membuat dan menimbulkan luka yang tak mudah sembuh.
Dan maka, Indonesia pantas untuk selalu diawasi. Melepaskan pengaruhnya yang selama ini sudah mapan di Indonesia jelas bukan pilihan bijak pada sisi geopolitiknya.
Strategis posisi Indonesia di kawasan dan maka riuh suara di Papua misalnya atau saling maki tak kenal usai pada cara hidup & keseharian politik bangsa ini tak mungkin tak terkait dgn semua cerita itu. Konon, para pengamat politik sering menyebut dengan istilah hadirnya proxy.
Ya sejak kekalahan memalukan pada keterlibatannya secara langsung saat perang Vietnam telah mengajarkan pentingnya perang model baru.
Perang Afghanistan 1979 dengan melibatkan proxy dan meraih kemenangan mutlak bahkan saat melawan Uni Soviet telah menjadikan jenis perang seperti itu sebagai cara baru pada perang-perang berikutnya.
Serta merta proxy yang sama terlihat di Bosnia, Serbia dan kawasan Balkan saat Uni Soviet bubar 1991. Pun saat berlanjut pada kawasan Arab pada 2010 dengan kisah Arab Spring nya. Ya, sejak saat itu, dunia mengenal jenis perang dengan wajah baru nya.
Kini, bila kawasan paling bergejolak harus disebut, Laut China Selatan adlh tempat dimana akan memiliki potensi itu. Jumawa China pada caranya membuat claim atas wilayah tradisionalnya di kawasan itu kini sedang ditantang secara langsung oleh AS & sekutunya dari seluruh dunia.
Sialnya, itu tepat di pinggir utara halaman rumah kita. Bahkan, itu juga menyeberang di sebagian wilayah laut kita, laut Natuna Utara. Bukan mustahil bila LCS adalah neraka masa depan. Segala keributan dunia akan berpusat di kawasan itu.
Dan maka, sadar kita bersama bahwa riuh dan panas situasi politik kita hari ini juga terkait masalah itu seharusnya menjadi perhatian kita bersama. Posisi politik luar negeri kita yg bebas aktif tak memberi rasa puas para pihak. Mereka tak senang bila negara kita tak berpihak.
"Emang seberapa pentingnya sih Indonesia di mata mereka?"
Seberapa penting dan berbahaya Iran bagi AS ternyata masih tak sebesar rasa AS ke Indonesia. Faktanya, bila Iran dikepung 11 pangkalan militer asing, bukan 7 atau 10 atau 12, Indonesia dikepung oleh 15 pangkalan militer asing. Itu ketika data harus berbicara.
Kini, atas sengkarut LCS, AUKUS, kerjasama militer Australia, Inggris & AS telah menjadi nyata. Tiga kekuatan militer luar biasa besar itu bergabung dan hadir persis di selatan kita. LCS yg persis berada di utara hanya membuat Indonesia seperti pelanduk diantara dua gajah.

>>>
Di sinilah bagaimana Indonesia kelak akan memainkan peran geopolitiknya sedang mereka tunggu.
Di sini pula cara pandang Soekarno kembali menjadi sangat relevan dan maka Sekjen PDIP dalam diskursus terkait pemikiran geopolitik Soekarno di Unhas Makassar berusaha menggali kembali pengalaman lama itu.
.
.
Konon, isu instrument of National power sebagai salah satu kekuatan Soekarno dalam politik luar negerinya harus kembali menjadi cara negara ini berpolitik.
Sebagai contoh, dalam kasus perang Rusia-Ukraina, Rusia menggunakan kekuatan energi, pangan, dan juga demografi, teritorial, dan teknologi sebagai entitas dari instrument of national power. Dan benar, meski dikeroyok dengan sanksi, Rusia tetap memiliki posisi tawar yang tinggi.
Pada banyak sisi lebih kita, instrument of national power itu kelak akan memberi rasa leluasa saat kita harus berhadapan dengan kondisi sulit misalnya.
Berdasarkan teori geopolitik Soekarno, pada kisah kita sebagai bangsa di masa lalu, ternyata dapat dibuktikan bagaimana variabel demografi, teritorial, politik, militer, sumber daya alam, koeksistensi damai,
dan sains-teknologi, menjadi instrument of national power yang berperan penting bagi ketahanan nasional Indonesia.
.
.
Namun ketika kita ingin menjadi salah satu macan dunia, satu hal mutlak sebagai salah satu kemendesakan kita bersama yang masih belum kita miliki dalam kekuatan geopolitik kita adalah kapasitas bangsa ini dalam teknologi.
Dan itu memang pernah terputus saat para pemuda dan mahasiswa kita tak boleh pulang oleh Soeharto hanya karena telah bersekolah di negara yang tak ramah pada kepentingan barat. Itu terjadi tepat setelah dia melengserkan Soekarno.
Di dalam bukunya Competing For The Future (Hamel & Prahalad) : Suatu bangsa akan mampu merebut kepemimpinannya apabila dia merebut kepemimpinan intelketual dan itu dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ya, mewujudkan Indonesia sebagai salah satu macan dunia seperti cita-cita Soekarno hanya dapat dimungkinkan manakala bangsa ini mampu mengejar ketertinggalannya dalam bidang teknologi.
Dan ketika itu disebut oleh sekjen PDIP, itu dapat mudah kita tebak sebagai rindu mesin politik terbesar negara ini ingin agar kesinambungan kepemimpinan dapat terus berlangsung tanpa ada lagi distorsi seperti saat Soekarno diganti Soeharto misalnya.
Semua kebijakan Soekarno dibuang bahkan hingga manusianya.
.
.
Ini tidak boleh terjadi. Kebijakan Jokowi harus berlanjut. Dan bila bangsa ini ingin menetapkan posisi geopolitiknya dengan mantap, mencapai posisi terbaik dalam bidang teknologi adalah kemutlakan yang tak lagi boleh ditawar.
Teknologi menempati ruang sangat rigid sebagai makna kaku dan harus. Pun demikian seharusnya bagi bangsa kita sekarang dan nanti. Siapa pun pengganti pak Jokowi, bila itu dari PDIP, pasti harus sosok yang sangat concern pada masalah itu.
Dan itu pun terlihat dengan sangat jelas pada kerjasama AUKUS. Selain geografis posisi Australia yang terdampak langsung dengan LCS, ada urusan teknologi terkini dan terbaru dalam teknologi kapal selam yang selalu muncul dan dibicarakan.
Tak ada yang salah atas apa yang telah dikatakan oleh Hasto Kristiyanto dalam diskursus itu, "bukan Indonesia butuh dunia tapi dunia butuh Indonesia".
Itu bukan soal jumawa apalagi sombong, kehadiran Indonesia dengan politik luar negerinya yg selalu berbicara tentang dunia tanpa penjajahan seperti Soekarno selalu perjuangkan benar adanya lebih dibutuhkan oleh dunia dibanding politik ekspansi ala barat seperti selama ini.
.
.
.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Leonita_Lestari

Jul 29
MIKIRIN KOQ UTANG NEGARA, DULLL...
.
.
.

Untuk kesekian dan sekali lagi, seorang ahli ekonomi mengkritik Jokowi dengan menggunakan perbandingan. Saat 2004 hingga 2010 pertumbuhan ekonomi rezim SBY dianggapnya lebih baik dibanding era Jokowi.
"Ternyata, pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun untuk periode 2014-2019 lebih rendah dari periode 2004-2014, yaitu 5 persen versus 5,7 persen."

Itu kata Anthony Budiawan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS).
Mantan Direktur emiten kapal PT Berlian Laju Tanker Tbk, Anthony Budiawan yang turut menjadi tim ekonomi Calon Presiden Prabowo—Sandiaga pada pilpres 2019, belakangan ini memang aktif mengkritisi banyak kebijakan Jokowi.
Read 41 tweets
Jul 27
TIBA - TIBA CITAYAM (FASHION WEEK)
.
.
.

Bila anda adalah bagian dari orang yang senang dengan proses, apa yang secara fisik terlihat tak berbicara apa adanya. Dia akan terlihat lebih berwarna. Lebih hidup karena hadirnya imajinasi. Image
Anda tak melihat satu peristiwa hanya dari apa yang tampak. Hanya pada ujung saat dia justru established.
Hadirnya Citos atau Cilandak Town Square di Jakarta Selatan misalnya, itu ga ujug - ujug. Tempat makan sekaligus tempat nongkrong mengasyikkan itu ada dan hadir karena sebuah proses panjang.

Ada warna duka gembira kisah para penghuni warga Jakarta di balik cozy bangunan itu. Image
Read 29 tweets
Jul 26
TIBA - TIBA CITAYAM
.
.
.

Kelak, semua akan menjadi Citayam pada waktunya. Sekarang, sama seperti saat K-Pop mencuat sebagai fenomena "aneh" pada awalnya, sinis kita lebih memberi warna ketimbang kagum.
Bahwa pada awalnya ada yang menganggap hal itu sebagai kegiatan positif, karena menonjolkan kreativitas dalam memadu-padankan pakaian dan menghidupkan usaha yang ada di sekitar lokasi, namun, tak sedikit pula yang menganggapnya sebagai hal negatif,
selain mengganggu aktivitas jalan raya, kegiatan tersebut juga dinilai berpotensi membuka peluang tindak kriminal, dan sebagainya.
.
.
Read 32 tweets
Jul 24
DARI LAUT KITA BERTANI
.
.
.

Bila 70% halaman rumah kita adalah air, seharusnya kita pasti lebih mengerti tentang apa itu konsep air. Kaki dan badan kita senang dengan basah-basah dan kita pandai berenang. Image
Kita mencari sekaligus mendapati banyak keuntungan atas air melimpah kita miliki.
.
.
Ikan dan segala jenis makhluk hidup di sana adalah makanan kita, mata pencaharian kita. Kita berperahu dan memanennya sebagai berkah. Di sana, kita pun mengenal apa itu perahu dengan segala perniknya. Termasuk ilmu navigasi di dalamnya.
Read 42 tweets
Jul 19
MENANTI KIPRAH JOKOWI
.
.
.

Seperti berharap iba, mereka mencari jawab kemana asa akan bersandar. Di masa kini, di masa hakekat dan nilai kepastian seperti berebut ingkar, bila itu masih ada, masih bisa terlihat meski di ujung mustahil, itu pantas kita perjuangkan.
Seperti efek kartu domino, saat entah karena sebab apa kita dulu sepakat untuk saling terikat satu dengan yang lain dalam banyak hal, kita tiba-tiba menjadi rentan. Satu tetangga jatuh, hanya waktu sebagai jarak untuk menyaksikan tetangga yang lain turut.
Ketika bank sentral Amerika memanggil pulang dolarnya dengan iming-iming bunga lebih besar, tiba-tiba, mata uang dari banyak negara langsung rontok. Tiba-tiba, utang banyak negara yang kemarin masih bisa dihitung langsung membumbung dalam gejolak tak pasti.
Read 35 tweets
Jul 18
IR. SOEKARNO 4.0
.
.
.

Tangan dingin bu Mega tak perlu lagi kita perdebatkan. Kemunculan sosok jelata bernama Joko Widodo yang bisa menjadi Presiden, orang nomor 1 di negeri ini benderang berbicara itu.
Panjang lebar perdebatan kita hanya akan semakin menegaskan bahwa pilihan beliau pada sosok Jokowi pada suatu saat dulu, yang adalah wong cilik sekaligus berasal dari kasta terendah dalam urutan politik, memang karena kepiawaian beliau.
Memang karena sebab tangan dingin beliau dengan segala asam dan garamnya.
.
.

Dan maka, untuk kasus yang sama, prerogative yang diberikan oleh Kongres, agar kelak dia kembali menunjuk sosok paling pantas untuk memimpin bangsa ini, ada baiknya kita tunggu saja.
Read 30 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(