Sebagai dukungan bagi pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan pengaman pantai kawasan pesisir Tanjung Lesung, Kab. Pandeglang, Banten.
“Pengaman pantai ini dilengkapi ruang publik seperti plaza, taman, & jogging track yang diharapkan menjadi wisata & sarana olahraga baru di KEK Tanjung Lesung,” kata Menteri Basuki saat meninjau infrastruktur KEK Tanjung Lesung bersama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (8/8).
Pengaman pantai Tanjung Lesung sepanjang 13 kilometer ini diharapkan akan melindungi pantai, kawasan pariwisata, dan permukiman di Tanjung Lesung dari risiko abrasi saat pasang laut, serta melestarikan vegetasi di sana.
Selain pengaman pantai, Kementerian PUPR juga membangun infrastruktur sistem air minum, rusun pekerja, serta jalan tol yang menghubungkan KEK Tanjung Lesung dengan Jakarta.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kementerian PUPR melengkapi lingkungan rumah bersubsidi dengan Prasarana Sarana dan Utilitas umum (PSU). Tahun ini Kementerian PUPR menargetkan penyaluran bantuan 20.500 unit PSU rumah subsidi di 33 provinsi, salah satunya di Kalimantan Selatan.
“Program ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat, terutama rumah terjangkau layak huni dan berkualitas bagi MBR,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Sebanyak 643 unit PSU berupa jalan lingkungan, drainase, sistem penyediaan air minum, dan prasarana persampahan disalurkan di Kalimantan Selatan kepada 10 pengembang perumahan subsidi di 5 kabupaten/kota.
Untuk meningkatkan cakupan air minum bagi masyarakat, optimisme investor, dan produktivitas sektor pariwisata, Kementerian PUPR membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, Banten.
“SPAM berkapasitas 200 lt/dtk ini diproyeksi bisa menyediakan air hingga 30 tahun. Pembangunan tahap I dengan kapasitas 100 lt/dtk bisa mencukupi kebutuhan air 10-15 tahun ke depan,” kata Staf Ahli Menteri PUPR Endra S. Atmawidjaja saat meninjau SPAM Tanjung Lesung (9/8).
Dengan target penyelesaian pada Oktober 2024, progres pembangunan Instalasi Pengelolaan Air (IPA) SPAM Tanjung Lesung saat ini mencapai 57,6% dan pekerjaan jaringan perpipaan mencapai 84,1%.
Mendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan rusun bagi pekerja PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten.
"Saya minta rusunnya dirawat dan dibuat lebih teduh karena berada di kawasan pantai," kata Staf Ahli Menteri PUPR Endra S. Atmawidjaja usai acara Serah Kelola dan Penghunian Rusun Pekerja KEK Tanjung Lesung di Pandeglang, Senin (8/8/2022).
“Perlu juga dibangun sarana jalur evakuasi bencana karena di kawasan ini pernah ada tsunami,” lanjut Endra.
Percepatan pembangunan tol ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) Seksi 3 Ruas Cileles - Panimbang oleh Menteri @kemenkomarves Luhut Pandjaitan dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Gerbang Tol Exit Panimbang, Senin (8/8/2022).
Jalan tol seksi 3 ini dibangun sepanjang 33 km dan ditargetkan beroperasi secara penuh pada tahun 2024.
Kementerian PUPR tengah membangun Jembatan Gantung Kaca untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur yang ditargetkan selesai Desember 2022.
Membentang di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter, desain dan struktur jembatan sepanjang 120 m dan lebar 1,8 m ini telah diuji laboratorium di Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur Kementerian PUPR.
Berpotensi menjadi destinasi wisata adrenalin, jembatan ini ditargetkan dapat menampung 100 orang per sekali masuk. Rencananya setiap sesi kunjungan akan diberikan waktu 30-60 menit.
Dulu bentang jembatan ini dapat terangkat, namun sekarang tidak bisa lagi. Jembatan ini adalah Jembatan Ampera
- Sebuah Utas -
Jembatan Ampera lahir dari sebuah ide untuk menggabungkan dua daratan, yaitu daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno.
Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang.
Pampasan perang adalah pembayaran yang secara paksa ditarik oleh negeri pemenang perang kepada negeri yang kalah perang sebagai ganti atas kerugian material.