Megaproyek IKN nan ambisius dari Presiden Jokowi, menyisakan nelangsa yang harus dialami masyarakat Sepaku, sebuah kecamatan di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur.
Mohon maaf, ada salah ketik Penajem Paser Utara seharusnya Penajam Paser Utara. 🙏🏻
Syamsiah hanya satu dari sekian banyak masyarakat Suku Balik yang menjadi korban dan telah berulang-ulang disingkirkan oleh dan atas nama negara. Dia dan warga Suku Balik lainnya tengah berhadapan dengan megaproyek IKN.
Syamsiah tak pernah menyangka, bahwa desa kelahirannya bakal jadi ibukota negara. Bagi Syamsiah dan masyarakat Suku Balik, hutan dan sungai adalah jantung kehidupan.
Syamsiah tak punya banyak pilihan, ia dihimpit oleh pembangunan IKN. Kehidupannya tak lagi tenang, ia dihantui oleh penggusuran yang mungkin saja menimpanya.
Kehadiran proyek IKN semakin meminggirkan masyarakat Suku Balik. Mulai dari rencana pembangunan pemerintah, larangan sejumlah kegiatan di kawasan penyangga IKN, hingga tekanan dari makelar tanah dan pihak pengembang untuk mendapatkan lahan warga.
Proyek Intake IKN memecah suara warga. Ada lebih dari 100 orang yang menandatangani surat penolakan. Sejumlah warga lain mengungkapkan bahwa mereka seperti dipaksa dan dimanipulasi untuk menandatangani persetujuan.
Yohana Tiko, Direktur WALHI Kalimantan Timur, berpendapat pola pembangunan yang diusung IKN justru berpotensi memperparah situasi krisis iklim dan meminggirkan masyarakat. “Realitas di lapangan berkebalikan dari slogan ‘Green City’.”
Bagaimana kalau tahu-tahu rumahnya diklaim oleh negara? Bagaimana kalau alat-alat beko datang, menghancurkan rumahnya? Bagaimana kalau keluarganya diusir? Apakah ia harus diam saja? Atau melawan? Tapi, apa kuat mereka melawan?
Serial reportase terbaru di Project Multatuli: #Siap86
Mereka, para pengguna narkoba yang ditangkap polisi dan dibawa ke panti rehabilitasi, bercerita tentang nasibnya di dalam panti rehab: Tak dapat program rehab dan diperas panti rehab.
Biru merasa tersiksa selama mendekam di panti. Jingga tak mendapatkan program rehab di panti. Mereka bahkan diperbolehkan pulang asal membayarkan uang yang tak sedikit.
Narkoba membuat Biru, harus menerima nasib diperas panti rehabilitasi. Kisahnya berawal pada April 2021, ketika itu ia dijebak temannya hingga akhirnya diciduk petugas dari Polresta Bogor Kota.
Alam di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dahulu menyediakan berlimpah sumber kehidupan bagi masyarakat Suku Balik. Kini, hutan telah dibabat oleh perusahaan kayu. Kehadiran IKN, semakin melengkapi penderitaan masyarakat Suku Balik.
Masyarakat Suku Baik cuma dilihat sebagai penonton atas beragam proyek raksasa yang menghancurkan ruang hidup mereka. Ladang dan kebunnya yang terletak di hulu sungai sepaku, dirambah, diduduki, dan ditanami paksa.
Bagi Hayu, Jogja tak terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Melainkan terbuat dari siasat untuk mengakali hidup dengan upah murah, sekalipun kerja keras telah dilakukan. Di kota Ini juga, cita-citanya terkubur.
Hayu adalah wajah lain dari Gen Z di Yogyakarta. Himpitan ekonomi dan kerasnya hidup melempar Hayu dari gambaran ideal gen z yang selama ini digaungkan oleh pemerintah. Sukses di usia muda, kaya raya, dan punya gelar sarjana dari universitas ternama.
Sebuah program pelatihan dan beasiswa peliputan bagi jurnalis dan content writer perempuan yang ingin menghadirkan keadilan gender baik di karyanya, redaksi dan lingkungan kerjanya.
Kami mencari 30 peserta untuk mengikuti pelatihan, dan 15 peserta dengan ide peliputan terbaik yang akan mendapatkan beasiswa peliputan, serta bimbingan dari mentor.
Selama ini hukum di Indonesia dan aparatnya tidak punya kosakata pelecehan sebagai sebuah kejahatan. Namun, kini kita punya UU TPKS yang berpihak pada korban.
Selamat untuk semua penyintas. Kamu, saya, kita, tidak sendirian!
Dalam tulisannya, Devina Heriyanto mengisahkan tentang dirinya sebagai seorang penyintas dan bagaimana ia mengkritisi kondisi hukum yang tidak mampu memiliki perspektif yang baik terhadap korban.
Apakah kamu ingat pertama kali mengenal kata pelecehan? Apakah saya berhak marah? Apakah saya hanya terlalu sensitif? Apakah sebenarnya apa yang dilakukan ini biasa saja dan tidak usah dibesar-besarkan?