Tulisan ini saya buat sebagai support untuk teman² proNKRI khususnya dari #GerakanMERAHPUTIH yang tetap setia menancapkan "merah putih" di dada dan cuitannya.
Semoga #GerakanMERAHPUTIH tetap kompak dan utuh membentengi NKRI dengan cuitan² penyejuk hati dan pemersatu anak negeri.
Kedua, menulis untuk memeriahkan event lomba ulang tahun GMP dan Kemerdekaan RI ke 77.
#GerakanMERAHPUTIH
sama sekali tidak bertujuan menang, mengapa? Saya bukan penulis yang kredibel. juga kebetulan tahun ini saya tidak memiliki bahan apapun tentang "Kemeriahan Warga dalam menyambut HUT RI,"
Karena saya sedang "berdiam diri" di tempat...
#GerakanMERAHPUTIH
yang tidak banyak warga. Menyendirilah intinya.. hehe
Namun suasana meriahnya HUT RI ke 77 tetap saya rasakan sepenuhnya. Sangat meriah... Darimana saya tau?
Laman sosmed saya.
Iya, halaman sosmed saya (sebagaimana video di utas awal..
Dari beberapa skrinsut yang saya videokan, sungguh nampak greged dan antusias warga negara Repblik Indonesia tercinta ini dalam memperingati HUT RI ke 77.
Saking meriahnya, mungkin skrinsut laman "Agustusan" di sosmed yang...
#GerakanMERAHPUTIH
saya ikuti bila divideokan dengan tempo seperti video di atas, tidak cukup durasi 1 jam untuk bisa mengcover semuanya.
Itu bukti sedemikian meriahnya warga (sosmed) dalam memperingati HUT RI ke 77
Selamat ulang tahun GMP
MERDEKA
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Bung Karno marah.
Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke Rengasdengklok.
#CelahAwan#ruangbaca
Ibu Fatmawati dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, dibawa olah Bung Karno dengan banyak pertimbangan.
Peristiwa ini terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 03.30 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok...
#CelahAwan#ruangbaca
oleh golongan pemuda yg mendesak Bung Karno mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
Peristiwa ini diawali golongan pemuda yang dipimpin Chaerul Saleh mengadakan rapat pada malam hari, tanggal 15 Agustus 1945 di Jakarta.
¹Kumpulan cerpen Pertempuran & Salju di Paris (Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955/1956) ²Kumpulan sajak Peta Perjalanan (Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta 1976)
³ SEA Write Award 2006.
#CelahAwan#ruangbaca
Buku himpunan puisinya antara lain: Surat Kertas Hijau (1954), Dalam Sajak (1955), Wajah Tak Bernama (1956), Zaman Baru (1962), Bunga di Atas Batu (1989), Bloem of Een Rots (1990), Rindu Kelana (1994), & kumpulan sajak lengkap (2016).
Tentunya (sebagian) sudah mendengar "sikap" orang jawa dalam menghadapi masalah, yakni "ngalah, ngalih, ngamuk"
Sikap ini bukan sekedar jargon. Lihat keris selalu diselipkan di belakang. Kenapa?
#CelahAwan#ruangbaca
Karena kekerasan bukan jalan utama & pertama dalam menyelesaikan masalah. Senjata adalah cara penyelesaian masalah paling akhir.
Dan seperti senjata tradisional (di Indonesia) pada umumnya, pasti ada keunggulan yg layak diperhitungkan
#CelahAwan#ruangbaca
Iya, meskipun keris bukan senjata perang, kecuali perang tanding satu lawan satu, dan meski bentuknya tidak tajam seperti pedang, namun ujungnya runcing. Dan satu goresan, iya hanya dengan satu goresan (bukan tusukan bertubi-tubi)...
Bagi pecinta bunga, memandang dan menikmati keindahannya adalah anugrah luar biasa. Memetikpun enggan karena akan merusak keindahan, apalagi sengaja merusak bunga dan pohonnya
#CelahAwan#ruangbaca
Juga tak dapat disalahkan, bagi pecinta bunga untuk memetik bunga liar. Ia menikmati keindahan dengan cara mengambil dan menempatkannya pada vas di atas meja. Tak ada yang salah bukan?
Bbrp waktu lalu, saya jalan² dengan anak². Sekedar melepas penat, sekaligus memanfaatkan waktu kebersamaan. Menengok kebun bunga matahari yang katanya indah.
Benar saja, indah dipandang, bagus untuk selfi pula...
#CelahAwan#ruangbaca
Sengaja anak² dan keponakan yang ikut saya biarkan bebas menikmati keindahan suasana.
Mereka menikmati suasana dan pemandangan dengan gembira. Berlarian, bermain dan berfoto.
Sedang saya menikmati kegembiraan mereka sembari ngopi
#CelahAwan#ruangbaca
Cukup lama mereka bercengkerama dengan alam indah yang tersaji di depan mata.
Cangkir kopi kedua, hendak saya seruput tapi tidak jadi karena salah satu keponakan datang. Duduk disebelah saya.
Saya tanya, "puas mainnya?"