Kawan2 sudah lihat gambar skema Konsorsium 303 yang beredar?
Skema "Kekaisaran Sambo" tersebut bahkan sudah menjadi atensi anggota DPR. Saya pun coba dalami kebenarannya, selain fakta luar biasa yg saya dapat: perputaran uang judi di dalam negeri sebesar RATUSAN TRILIUN rupiah!
Ada hitung-hitungan.. Dengan mem-backing bisnis judi, muncul komisi dengan angka fantastis yang diraup!
Saya coba mengupasnya.
Kasus Ferdy Sambo terus bergulir, ratusan perwira polisi pun telah diperiksa.
Desas desus baru terus bermunculan, salah satunya judi online. Benarkah ada "Kerajaan Sambo" yang melindunginya?
Saya mengujungi kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara di mana terjadi penggerebekan judi online. Sekitar 78 orang ditangkap.
Ahmad, salah satu warga di sekitaran TKP katakan, “Orang-orang yang kerja disana sering nongkrong di luar. Sekitar 20 orang sepertinya ada. Masih muda, ada laki-laki & perempuan juga.”
Saya lalu menuju Polda Metro Jaya, mengikuti konferensi pers gabungan dan ada beberapa tindak pidana, termasuk perjudian online.
Selain barang bukti yang dipaparkan dalam rilis ini, ada pula ratusan tersangka.
Untuk menelusuri adakah judi di dalam "Kekaisaran Sambo", saya menemui Ketua Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh Santoso.
Sugeng Santoso pertama kali ucapkan ada kejanggalan ketika kasus Brigadir Yosua mencuat. Informasi apa yang dimiliki?
Sugeng: "11 Juli saya dapat pertanyaan wartawan, ‘Pak, saya minta tanggapan polisi tembak polisi.’ Saya saya baca, lho kok di rumah Pak FS? (Saya) kaget!"
"Belum ada siaran pers dari Karopenmas. Ini sesuatu yang aneh karena di rumah Pak FS, pejabat utama Polri. Pola saya berpikir, artinya pejabat ini ada satu dugaan pelanggaran etik," lanjut Sugeng.
Mengapa bisa disimpulkan bahwa dalam kasus ini telah terjadi ‘obstruction of justice’?
Sugeng: “Dua fakta: CCTV telah diganti dan tidak diberi ‘police line’. (Harusnya) tidak boleh tidak diberi garis polisi, karena TKP tidak boleh diintervensi, tidak boleh dirusak.”
Ia lalu bercerita soal dua anggota DPR yang ‘memengaruhi’ Sugeng dalam kasus Ferdy Sambo.
"(Salah satu anggota DPR) telepon saya malam hari. Ini orang yang saya kenal dekat. Ia bilang, ‘Begini, Pak Sugeng…'"
"'Sambo itu korban, Sambo itu dizalimi, ia itu merasa harga dirinya diinjak-injak. Ini adalah kehormatan, kalau sudah kehormatan, taruhannya adalah nyawa'," ceritanya.
Sugeng melanjutkan, “Anggota DPR yang satunya, kalau ini tidak memengaruhi. ‘Apa sih ini latar belakangnya, Mas?’ ‘Saya curiga ini janggal.’ Sudah itu saja, ia tidak lebih dari satu menit percakapannya.”
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso lalu mengatakan kepada saya, “Tanggal 15 Juli, seorang Kombes (di lingkup Mabes Polri) mendatangi saya. Ia bicara, kayaknya mirip ceritanya dengan versi Magelang.”
Sugeng paparkan soal Sambo dan Konsorsium 303:
“Usman Hamid angkat pertama kali soal Satgasus Polri. Tapi ia hanya mengangkat bahwa Sambo itu Ketua Satgasus. Ternyata kewenangan Satgasus itu besar sekali, tindak pidana yang mewah: narkotika, psikotropika, TPPU, korupsi, IT. ..."
"... IT & TPPU ini hubungannya judi. Ini klop, menurut saya. Kewenangan IT dan TPPU ini menggunakan satu teknologi pemantauan internet dan itu dimiliki siber," terangnya.
Sugeng lanjutkan, "Saya pantau, judi online aman-aman saja. Hanya dua Polda—yang sebelum penangkapan massal ini—yang melakukan tindakan. Sumatera Barat dan Banten."
"Saya kemudian dapat informasi, permainan judi online itu lebih dahsyat, lebih gila. Dampaknya lebih besar, rusak daripada judi togel," kata Sugeng.
Apakah skema "Konsorsium 303" itu hoaks?
Sugeng membantahnya, "Tidak hoaks. Skema itu adalah skema yang mirip digunakan oleh polisi untuk paparan kasus. Internal (Polri) yang membuat, saya yakin itu."
"Konten yang dibuat itu dilakukan oleh memang aparat yang punya kewenangan melakukan penyelidikan. Karena ada alur, ada orang yang disebut, lengkap dengan fotonya," lanjutnya.
Saya lalu menemui Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan:
"Polda Metro Jaya menindaklanjuti instruksi Bapak Kapolri. Dan tentunya arahan Bapak Kapolda Metro Jaya menunjukkan komitmen Polda Metro Jaya, yang mana kita tidak melindungi kejahatan apapun."
"Kita bisa lihat, khusus untuk perjudian dalam waktu 4 hari, PMJ berhasil menangkap 296 tersangka," terangnya.
Saya lantas bertanya... Apakah penangkapan tindak pidana perjudian yang begitu banyak, ada kaitannya setelah penetapan tersangka Ferdy Sambo?
Zulpan: "Ini tidak ada kaitannya. (Penangkapan) ini gabungan, bukan hanya Polda. ..."
"...Ini dari 13 polres di dalam Polda Metro Jaya, sehingga terlihat hasilnya banyak. Tetapi sebenarnya ini adalah kesehariannya kita lakukan penindakan penegakan hukum, seperti ini," paparnya.
Zulpan jelaskan, "Bapak Kapolda setiap Senin pagi jam 8 memimpin rapat diikuti Kapolres, Kapolsek, dan pejabat utama lainnya. Arahannya mengevaluasi semua hasil kejahatan yang ada. Kemudian, langkah upaya apa untuk menekan kejahatan."
"Tujuannya adalah, PMJ melalui Bapak Kapolda sebagai pimpinan ingin menciptakan kenyamanan, kesejukan dan keamanan bagi warga Ibukota," lanjut Zulpan.
Ada berapa tersangka yang merupakan bandar dalam penangkapan ini?
Zulpan: “Untuk detailnya belum bisa disampaikan karena kita baru mengungkap ini. Tetapi untuk tersangka ada 296 orang.”
Saya lalu bertanya. Mayoritas tersangka merupakan pemain biasa, bandar belum banyak tersentuh. Ada kesulitan?
Zulpan menjawab, “Saya tidak menyampaikan demikian. Yang kita sampaikan, penangkapan ini pun juga bukan yang kelas biasa. Bukan konvensional, tetapi online juga ada.”
Saya kemudian berbincang dengan Koordinator PPATK, Natsir Kongah, untuk mendalami terkait perputaran uang dalam kasus judi online di Indonesia.
Perputaran judi terutama online di Indonesia selama satu tahun mencapai ratusan triliun rupiah... Benarkah?
Natsir: “Betul. Besarannya fluktuatif ya, kalau sekarang mungkin berkurang karena besarnya penindakan yang dilakukan di Polda-polda. ..."
"Tentu mereka (penjudi) tiarap. Mereka sudah banyak yang keluar negeri katanya," terang Natsir.
Kalau perputaran uang sudah bisa dideteksi oleh PPATK, harusnya mudah penangkapannya?
"Kalau kita lihat di pengadilan kan sudah banyak yang diputus di sana. Di Jakarta Barat, Jambi, Padang, Pekanbaru. Ini sudah (jadi) persoalan lama, yang kita lakukan," jawab Natsir kepada saya.
Natsir lalu mengatakan kepada saya:
"Para pemain ini kebanyakan kelas menengah ke bawah, yang cuma berpenghasilan Rp50-100 ribu per hari. Uang sebagian itu dipakai judi. Harusnya bisa untuk beli susu anak."
"Dengan beli susu, anaknya bisa cerdas kemudian bisa sekolah dengan baik. Tapi itu terbuang semua," terang Natsir, soal para pemain judi yang datang dari kelas menengah ke bawah.
Apresiasi terhadap Kepolisian yang terus berjalan, menuntaskan kasus yang jadi banyak perhatian.
Tapi tak boleh berhenti, semua harus diungkap tuntas. Tanpa jeda, tanpa sisa.
Karena keadilan akan selalu menuntutnya.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Perlahan, kasus pembunuhan Brigadir Yosua kelak membuka lembar baru, termasuk soal isu "bisnis gelap". Benarkah? Jika soal perselingkuhan, mungkinkah hingga terjadi perencanaan pembunuhan?
Ada misteri yang hingga kini belum terungkap, dikatakan melukai harkat dan martabat.
Rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah pun jadi saksi, apa yang terjadi? Saya akan menelisiknya.