Negara-negara lapis ke 2 dalam kualitas penjagaan kedaulatannya sedang ditunjukkin penyakit2nya. Kalau kuat akan tetap relevan setelah thn 2045, kalau lemah bakal turun kelas ke lapis ke 3
Akankah lahir Pax Indonesiana juga di antaranya? Tergantung apakah Indonesia bisa survive atau tidak dari perundungan data (data bullying) ini
Apa kira2 hak2 yg akan dinikmati Pax Pax itu? Mereka akan jd tempat penyimpanan supercomputer cerdas #singularitas teknologi yg diramalkan akan tercapai di 2045, yaitu saat kecerdasan mesin melampaui kecerdasan 7 milyar manusia dijadikan 1
Saat #singularitas teknologi mampu menyederhanakan solusi atas problem2 sains, teknologi, kecerdasan, sosial & lingkungan, maka bisa saja di 2045 jumlah negara-bangsa akan disederhanakan (mirip penyederhanaan partai2 di masa Orba)
Dunia akan ditata ulang ke dalam pembagian pax-pax tadi setelah berkompromi dgn perusahaan2 teknologi raksasa: @Google, @facebook, @DeepMind, @QUANTINUUM dll.
Mirip dulu imperium kolonialis Inggris dgn EIC-nya, Belanda dgn VOC-nya
Tentu bukan cuma ITU skenario satu2nya. Ada skenario alternatif (yg lebih demokratis) selain tadi, yaitu lahirnya DAO-DAO (Decentralized Autonomous Organizations) di mana #Algoritma jd legislatifnya, #Neurosains jd yudikatifnya & #Blockchain jd eksekutifnya
Dalam DAO, tiap warga akan dilengkapi dgn PKC (Personal Knowledge Container) atau KPP (Keranjang Pribadi Pengetahuan) utk kecerdasannya & SBI (Sustainable Basic Income) utk kesejahteraannya
Teknologi KPP yg paling invasif (masuk tubuh manusia) sdh dikembangkan @neuralink-nya @elonmusk (antarmuka mesin-otak) u/ meningkatkan kecerdasan manusia sehingga bisa melawan singularitas mesin #KecerdasanBuatan Umum (Artificial General Intelligence) pd 2045
Itulah prospek manusia, negara-bangsa & teknologi ke depan. Perundungan data yg kita alami adalah wake up call (peringatan) bahwa kita masih kedodoran.
UU Perlindungan Data tak cukup, harus ada inovasi teknologi baru.
Apa yg cocok dgn konstitusi kita?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Bagaimana negara2 besar menyiapkan kapasitas AI (#AkalImitasi) u/ perebutan pengaruh globalnya & buku apa saja yg dibaca pemimpin2nya? Saya obrolkan dgn alumni2 UGM beberapa waktu lalu
Bener2 serius AI (#AkalImitasi) bakal jadi instrumen u/ meningkatkan pengaruh geopolitik & ekonomi dunia o/negara2 besar cna.id/asia/target-ch…
Saat pemimpin 1 negara sdh menyebut kata "science" 40 kali (u/ kedaulatan teknologi) di pidato kongres partainya, urusannya jd serius banget (setelah 800 juta rakyatnya dientaskan dr kemiskinan lewat teknologi juga, tentunya) google.com/amp/s/www.cnbc…
Menginap di rumah warga desa & ke sawah mereka di Pacitan, saya jd ingat kata2 @BillGates ini, "Sudah terbukti bahwa dr seluruh upaya mengurangi kemiskinan, meningkatkan produksi pertanian adalah cara terbaik" #BerdataBerdanaBerdaya
Swasembada Pangan & Pengentasan Kemiskinan adalah 2 sisi dr mata uang yg sama. Karena itu saat menghadiri KTT G20 di Brazil pun, Presiden @Prabowo ikut membentuk Aliansi Global Melawan Kelaparan & Kemiskinan #BerdataBerdanaBerdaya
Dan utk membangun industri pangan (utk swasembada & makan bergizi gratis), maka membangun infrastruktur pertanian pun juga dalam rangka mengentaskan kemiskinan & membangun SDM Indonesia agar #BerdataBerdanaBerdaya
Kesamaan isi pikiran cuma menciptakan perkawanan sesaat (bisa berubah2 tergantung asupan info yg berubah2 jenisnya); kesamaan cara berpikir akan menciptakan perlawanan (jika berbeda kubu) & perkawanan (jika sekubu) yg sama2 strategis, sama2 berdampak besar
Jadi jika kamu jumpa kawan2mu tp merasa tak cocok, itu karena kalian cuma disatukan dgn kesamaan isi pikiran (yg bersumber dr sumber info yang sama, misalnya). Juga jika kamu jumpa lawanmu & kamu nyaman berdebat krn beda kubu, itu karena cara berpikirmu sama
Kesetaraan ada pd yg sama cara berpikirnya, kawan atau lawan. Pada mereka yg 1 kubu tp cara berpikirnya beda denganmu, alternatifnya cuma 2: kamu jd anak buahnya atau dia jd anak buahmu agar tujuan strategis tercapai. Jika setara, tujuan strategis meleset
Dia masih suka tersenyum bahkan setelah raganya lumpuh selama lebih 50 tahun setelahnya (tak lama usai foto ini) & mulutnya tak bisa berkata2. Tp pikirannya melampaui #Ruangwaktu. Alam raya masuk kepalanya dlm rupa notasi & angka.
Perkenalkan: Prof. Hawking!
Sayang usianya kurang panjang 3 tahun padahal seharusnya dia layak dpt Nobel bersama sahabatnya, Sir Roger Penrose, atas teori mereka berdua ttg #Singularitas yg menegaskan keberadaan #LubangHitam
Teori terakhirnya dgn Jim Hartle ttg Alam Raya Tanpa Tepi dibukukan o/ PhD bimbingannya, Thomas Hertog, dlm "On the Origin of Time". Awalnya Ruang, lantas muncul Waktu. Hukum2nya melahirkan makhluk sadar yg menangkapnya sbg Alam Raya yg jelas #Ruangwaktu-nya
Apa yg bisa kita contoh dr Amerika, khususnya latar belakang pendiri2nya? Apa kesamaannya dgn pendiri2 Indonesia?
Mereka orang2 yg mencintai ilmu: mengonsumsi & memproduksinya.
Penerus2nya jangan bloon...(Indonesia jangan dibuat bego)
https://t.co/iQHl3QjmNK
Sampai awal Abad 20, universitas2 du AS kalah dr Eropa. Biasa2 aja. Tp setelah bermigrasinya ratusan saintis Jerman (khususnya turunan Yahudi) akibat Hitler berkuasa, AS pun PANEN BESAR (termasuk Nobel) & jd AS yg kita kenal sekarang
https://t.co/6O2B6z01Pevanderbilt.edu/AnS/physics/br…
Universitaa2 & lembaga2 riset AS pun mulai mendunia. Migrasi saintis2 ini ada 2 gelombang besar: 1. Mengungsi dr Nazi Hitler sebelum Perang dunia II 2. Merekrut paksa saintis2 pro Nazi Hitler setelah Hitler kalah di Perang Dunia II:
OPERATION PAPERCLIP
Solzhenitsyn: "Jika manusia bebas, tak setara; jika setara, tak bebas" dgn foto flat di Soviet yg terjangkau tiap keluarga. Dilema Kebebasan VS Kesetaraan. Status sosialmu membuatmu berempati pd Solzhenitsyn atau pd kesetaraan agar tiap keluarga punya rumah
Dilema tsb lahir dr perkembangan tenaga produktif (kebudayaan, sains & teknologi) abad lampau (Abad ke 20) sehingga salah 1 harus mengorbankan yg lain jd konflik ideologi. Akankah sains teknologi mengatasi dilema tsb? Itu misi sosial teknologi abad 21 ini.
Teknologi #3DPrinting u/ mencetak rumah2 di kampung2 kumuh dalam waktu singkat & massif rupanya bisa mengatasi dilema tsb.
Ini 1 contoh. Ada banyak contoh teknologi (dan metodologi) lain u/ mengatasi dilema Kebebasan vs Kesetaraan
https://t.co/up01IoEfurgoogle.com/amp/s/amp.scmp…