Meskipun pikiranku masih kemana mana dan birahiku belum sepenuhnya reda, aku berusaha setenang mungkin, seolah2 aku tidak mengetahui kejadian barusan.
Tak selang berapa lama tika muncul
"maaf lama, tadi aku beres2 dulu"
Katanya sambil sedikit tersenyum simpul.
Setelah ngobrol agak lama, aku buru2 pamit dengan alasan sudah sore, padahal sebenarnya aku takut salah tingkah jika suami Tika tiba tiba muncul.
Bayangan sosok mas Bram suami Tika yang sedang ngentot dengan kasar, terus saja melekat di otakku,
Karena kepikiran terus dan merasa tidak enak hati, esok harinya ketika di sekolah aku beranikan diri utk bilang ke Tika kalau kemarin aku melihat apa yg mereka lakukan di kamar mandi, Tika cuma tersenyum, tiba2 dia mengambil HP lalu melakukan video call dengan suaminya
Sontak mukaku merah, malu,
"Mas, kemarin bu Devi liat kita di kamar mandi lho"
"Owh.. Yaudah aku lagi kerja, lanjut nanti ya"
Jawabnya singkat, membuatku makin salah tingkah.
"Tika jahat sih, aku malu tau"
Dengan gemas ku tinju lengannya, Tika cuma tertawa mengejek,
Keesokan harinya tampak mas Bram menjemput Tika sepulang ngajar, dan sialnya aku berpapasan dengannya di dekat parkiran. Dia membuka kaca mobil lalu tersenyum kepadaku, aku hanya bisa membalas dengan anggukan kecil, perasaanku ga karuan, mukaku merah.
Buru buru aku segera pulang
Sesampainya dirumah, bayangan mas Bram terus melintas dibenakku,
Jujur aku sangat ingin diperlakukan seperti apa yg dilakukan mas Bram kepada Tika, karena itu yg selama ini aku inginkan, dientot secara kasar sambil dimaki maki jorok, entah kenapa, aku sangat menginginkannya
nafsu birahiku kembali naik, membayangkan tubuhku disetubuhi Mas Bram.
Malam itu juga aku mengajak suamiku ngentot. Tapi yg terjadi tidakkah seperti yg aku bayangkan.
Seperti sebelum2nya, aku hanya ngangkang dan terpaksa pura2 mendesah untuk menghargai suamiku.
Satu bulan setelahnya, ada telp dari nmr baru, ternyata mas Bram, suami Tika. Setelah bebrapa basa basi, mas Bram minta maaf sudah membuatku melihat apa yg mereka lakukan dikamar mandi.
"gpp Mas, harusnya aku yg minta maaf, itu rumah kalian, jadi kalian bebas mau berbuat apapun"
Aku segera menyudahi pembicaraan karena waktu itu aku sedang bersama suamiku.
Keesokan harinya, tika yg sedang pelatihan diluar kota memintaku mengirim file yg ada d flasdisk yg ada dirumah, aku pikir daripada bolak balik, lebih baik aku bawa laptop, nanti file aku kirim dr sana.
Akupun pergi ke rumah Tika, disana aku disambut suaminya. Karena aku ga tau mana file yg dimaksud, aku kirimkan saja semua file yg ada d flashdisknya, sehingga agak lama.
Sambil menunggu aku ditemani mas Bram, kamipun ngobrol tentang berbagai macam hal.
Gak tau setan apa yang bisikin aku malah curhat masalah ranjang ke suami temenku
Awalnya dia kasih saran bijak,
"coba ajak suamimu ke villa atau hotel biar ada suasana baru dan memacu gairah Atau minta liat film panas, awalnya istriku juga sama monoton, sebentar bilang capek"
Tiba2 aku nyeletuk
"maaf mas klo aku masturbasi sering bayangin mas Bram"
Dia jawab
"kenapa harus bayangin?"
sambil mendekatiku, aku ingin menjauh, tapi aku juga kepikiran gimana sih rasanya di perlakukan kaya Tika bulan lalu. Aku hanya diam ketika mas Bram memegang pundakku
Perlahan Mas bram mendekatkan bibirnya pada bibirku, antara rasa takut, malu, dan penasaran bercampur aduk. Aku hanya bisa diam memejamkan mata. Mas Bram mulai mencium bibirku dengan lembut, menghisap bibirku dengan sangat hati2.
Jantungku berdebar kencang, tanganku kaku memegang lututku sendiri, aku berusaha tetap menutup mulut. Tiba2 lidahnya menyeruak, menyusuri bibirku, lalu berusaha masuk kedalam mulutku, debar jantungku berubah menjadi desiran, rasa nikmat mulai kurasakan seiring gerakan lidahnya.
Seolah2 lidahnya ingin mencari lidahku,, bibirnya ingin menghisap seluruh lekuk bibirku,
"ahhhhhhhhhhhhh"
Tanpa disadari aku mendesah ketika lidahku mulai dihisapnya,
Sungguh ciuman yg belum pernah aku rasakan selama ini, ciuman yang sangat nikmat.
Perlahan akupun mulai membalas ciumannya, dengan cermat aku balas setiap lumatan dan hisapannya.
Tanpa kusadari tangannya sudah berada di dadaku, dan mulai meremasnya
"Ahhhhhhhh"
Aku hanya menghela nafas panjang menikmati ciuman bibir dan remasannya, semakin lama semakin nikmat
Aku semakin merasa melayang ketika remasannya mulai menekan putingku, walaupun dari luar pakaian, namun sentuhannya sangat nikmat, lidahnya mulai berpindah, menyusuri pipiku, menyerukak si telingaku, mencium lembut, lalu turun ke leherku,bergerak seirama dengan remasan di tetekku
Aku mendesah liar sambil tengadah, seluruh tubuhku seolah mati rasa, hanya belaian lidah mas Bram yg bisa aku rasakan.
Tiba2 mas Bram menghentikan ciumannya, menatap mataku sambil tersenyum.
"masih mau masturbasi sambil membayangkanku, atau mau beneran ngerasain punyaku?"
Sebuah pertanyaan yg seolah membuat darahku mendidih, kalimat yg seolah menyodok memekku, membuat cairan birahiku mengalir membasahi celana dalamku.
Belum sempat aku menjawab tiba2 mas Bram menarik kaosku dengan cepat sampai terlepas,
"toketmu indah sekali"bisik mas Bram.
Dengan kedua tangannya diremasnya kedua toketku, jarinya menyusuri tepi bhku, menyuruak masuk dari bawah bh, meremas lalu menjepit dan memilin putingku, sentuhan kulit nya membuat rasa nikmat yg semakin berlipat, sangat lembut, sangat berbeda dgn apa yg selama ini suamiku lakukan
Tangannya mendorong bh ku ke atas, dan menarik toketku keluar, putingku yg mengeras kini tampak menantang, Mas Bram mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya diputing kananku, hembusan nafasnya terasa hangat membelai toketku.
Aku berusaha membusungkan dadaku,
kemudian dia mencium, menjilat dan mengulum putingku, dihisapnya sampai sebahian toketku masuk kedalam mulutnya,
Sementara toket kiriku diremas dengan lembut
"ahhhh,, masenak,,, ahhhh"
Badanku mulai bergetar, nafasku tersengal seolah mengerti mas Bram menghentikan serangannya.
Memberi kesempatan aku bernafas,
"Mas pintunya belum dikunci"
Kataku disela nafasku yg belum teratur.
Mas Bram lalu berdiri mengunci pintu, lalu menggendongku ke kamarnya.
[Bersambung]
Ketika mengajar aku biasa memakai jilbab dengan baju kerja yg lumayan longgar dan rok panjang, sehingga toket ukuran 36b dan pantat semok yg selalu aku banggakan di depan cermin tampak tersamarkan.
Aku menikah dengan seorang staff karyawan sebuah perusahaan swasta, dia suami yg bertanggung jawab dan juga memperlakukanku dengan baik.
Kami menikah dan tinggal dirumah sendiri, secara perekonomian bisa dikatakan kami cukup mapan.