Di balik peningkatan vaksinasi yang signifikan di Aceh, Project Multatuli menemukan beberapa kejanggalan. Mulai dari jual beli sertifikat vaksin, hingga rekayasa penyuntikan vaksin di kalangan anak-anak sekolah.
Sejak awal vaksinasi Covid-19 dilakukan pemerintah, Aceh menjadi daerah yang terbelakang dalam hal pencapaian vaksinasi. Namun, sejak Desember 2021 hingga Maret 2022 ada lonjakan vaksinasi yang sangat masif di Aceh.
Di tengah capaian vaksinasi di Aceh yang masih jauh dari harapan, temuan ini menambah daftar panjang kasus penyimpangan selama program vaksinasi Covid-19 berlangsung.
Salah seorang sumber Project Multatuli menyaksikan proses vaksinasi massal di sebuah sekolah dasar di Aceh Besar yang direkayasa. Banyak siswa yang mendapatkan vaksinasi tanpa disuntik dengan vaksin dengan benar.
Kolaborasi Project Multatuli, Jawa Pos, Tirto, dan Deduktif menemukan sejumlah nama anggota Satgassus Polri terlibat dalam kasus dugaan kriminalisasi terhadap aktivis hak asasi manusia (HAM) dan tokoh vokal di Indonesia dalam rentang 2019-2021.
Tim Kolaborasi menelusuri nama-nama anggota Satgassus Merah Putih tahun 2019, 2020, dan 2022, lalu membandingkan dengan nama-nama penyidik dalam kasus Dandhy Dwi Laksono, Ahmad Fanani, Novel Baswedan, Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti, dan Ravio Patra.
Satgassus Merah Putih pertama kali dibentuk pada era Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada 2016. Seiring waktu dan membesarnya kewenangan, perannya justru melenceng dari tujuan awal.
”Karena tidak ada pengawasan, akibatnya rentan terjadi penyalahgunaan.”
Dari riuhnya perbincangan soal IKN, ada kisah tentang Dahlia, perempuan Suku Balik, suku asli di kawasan IKN yang mungkin luput dari perhatian. Kini, ia memperjuangkan: tanah dan rumahnya.
Pertanyaan “bagaimana” nantinya dan “di mana” ia dan anaknya akan tinggal, selalu menari-nari di benak Dahlia saat ia memikirkan nasibnya di ibu kota baru.
Di tengah kesibukannya menari dan mengajar tari, ia resah akan tanah dan rumahnya yang hanya berjarak 6 km dari Titik Nol IKN, sewaktu-waktu bisa digusur oleh proyek IKN.
Dana keistimewaan itu nyata.
Ketimpangan itu realita.
Satu dasawarsa sudah Keistimewaan Yogyakarta. Status keistimewaan itu hingga kini belum menunjukkan kata efektif, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan.
Gelontoran dana keistimewaan dari pemerintah pusat ke DIY diklaim banyak membawa kemajuan wilayah. Sayangnya, ekspektasi besar terhadap status ”Yogya Istimewa” itu ternyata belum sepadan dengan realitas di lapangan.
Pandemi COVID-19 bukan hanya memorak-porandakan kehidupan sosial dan perekonomian Masyarakat Hindu Bali. Ngaben, sebagai prosesi sakral ditiadakan selama pandemi dan digantikan dengan kremasi untuk menghindari kerumunan.
Bagi mereka, pandemi turut mengekang bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena Ngaben merupakan salah satu dari lima keyakinan masyarakat Hindu Bali, Panca Sraddha, yang tak boleh terlepas selama jantung masih berdetak.
Masyarakat di luar Bali mungkin sukar menemukan perbedaan antara Ngaben dan kremasi, karena sama-sama membakar jenazah. Namun, bagi umat Hindu Bali, Ngaben lebih dari itu.
Megaproyek IKN nan ambisius dari Presiden Jokowi, menyisakan nelangsa yang harus dialami masyarakat Sepaku, sebuah kecamatan di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur.
Mohon maaf, ada salah ketik Penajem Paser Utara seharusnya Penajam Paser Utara. 🙏🏻
Syamsiah hanya satu dari sekian banyak masyarakat Suku Balik yang menjadi korban dan telah berulang-ulang disingkirkan oleh dan atas nama negara. Dia dan warga Suku Balik lainnya tengah berhadapan dengan megaproyek IKN.
Serial reportase terbaru di Project Multatuli: #Siap86
Mereka, para pengguna narkoba yang ditangkap polisi dan dibawa ke panti rehabilitasi, bercerita tentang nasibnya di dalam panti rehab: Tak dapat program rehab dan diperas panti rehab.
Biru merasa tersiksa selama mendekam di panti. Jingga tak mendapatkan program rehab di panti. Mereka bahkan diperbolehkan pulang asal membayarkan uang yang tak sedikit.
Narkoba membuat Biru, harus menerima nasib diperas panti rehabilitasi. Kisahnya berawal pada April 2021, ketika itu ia dijebak temannya hingga akhirnya diciduk petugas dari Polresta Bogor Kota.