Ketimbang selimut, balsam adalah perangkat yang paling menentukan kenyamanan tidur Hajara (54). Barang yang satu itu selalu terselip di bawah bantalnya. Sesaat sebelum tidur, dia tidak pernah absen melakukan ritual tolak bala: melumuri dua lubang hidung dengan balsam.
Hajara Hibalu (54) merupakan warga Dusun Sakulati, Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Konon, area ini penuh dengan tanaman coklat. Sayangnya aroma coklat itu kini bersulih bau kotoran manusia.
Tidak, warga di sini tidak kentut serampangan, tidak juga berak sembarangan. Bau itu berasal dari instalasi pembuangan air limbah (IPAL) pabrik olahan kelapa milik PT. Royal Coconut. Rumah mereka hanya berjarak kurang lebih dua puluh langkah dari anus pabrik.
Pabrik diresmikan dan mulai beroperasi sejak 2017. Letaknya berada di pusat kampung: dekat dengan balai desa, tidak jauh dari jalan utama antar provinsi, bahkan dindingnya hanya berjarak dua meter dari rumah warga.
Sepanjang 2021, ISPA, hipertensi, dan dermatitis selalu menjadi penyakit paling menonjol di Limboto Barat. Kepala PUSKESMAS Limboto Barat, Fatmawati Palilati, tidak menutup kemungkinan hal itu disebabkan oleh polusi yang ditimbulkan oleh pabrik-pabrik di wilayah ini.
Limbah pabrik tidak hanya menyebar ke udara. Ia juga meresap di tanah-tanah yang ada di sana dan membunuh sumur-sumur yang selama ini menjadi sumber air utama warga.
Yanti (34) adalah salah satu orang tua yang mengharamkan anaknya menyentuh air sungai. Beberapa waktu lalu, anak lelakinya yang masih berumur sepuluh tahun melanggar fatwa itu. Selang beberapa hari, mulai muncul bintik-bintik dan gatal-gatal di sekitar kelamin anak itu.
Yanti yakin betul bahwa apa yang dialami anaknya disebabkan air sungai yang tercemar oleh limbah pabrik PT. Royal Coconut Gorontalo. Sebab, menurutnya, hal serupa bukan yang pertama kali terjadi.
Bagi warga Desa Ombulo, gangguan pernafasan dan gatal-gatal sudah menjadi penyakit mingguan. “Di atas (udara) bau tahi, di sungai gatal. Lengkap sudah,” katanya.
SBY menduga pemilu 2024 akan berlangsung tidak jujur. Sejumlah kader Partai Demokrat kemudian menyampaikan adanya upaya menjegal Anies Baswedan di 2024.
“Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil. Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti… hanya dua pasangan capres dan cawapres yang dikehendaki…," demikian penggalan pidato SBY pada Kamis (15/9).
SBY, menurut Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, mendapat informasi dari sumber terpercaya terkait skenario “dua paslon cukup” itu. Informasi itu, tegas Andi, dapat mereka pertanggungjawabkan kebenarannya. #specialreport
Sambil memejamkan mata, Bharada Richard Eliezer menarik pelatuk dan melepaskan tembakan ke arah Brigadir Yosua begitu teriakan Irjen Ferdy Sambo memasuki gendang telinganya—“Tembak, woi. Tembak! Tembak!!”
Ketika itu, di rumah dinas Sambo, Richard berdiri di hadapan Yosua, rekannya sesama ajudan. Di dekatnya, berdiri pula Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf—asisten rumah tangga di rumah itu.
Bunyi letupan terdengar pada Jumat sore (8/7) di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ketua RT setempat, Mayjen (Purn) Seno Sukarto, mendengarnya jelas. Mantan Asrena Kapolri itu tak menaruh curiga, sebab petasan kerap dinyalakan anak-anak jelang Idul Adha.
Nyatanya bunyi itu bukan berasal dari petasan, melainkan dari letupan pistol di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Tiga hari kemudian Humas Polri baru menyatakan: ada baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di sana.
Minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) hilang di pasaran. Niat pemerintah menyediakan minyak dengan harga terjangkau jadi sia-sia karena barangnya tidak ada. Problem ini sudah berlangsung sejak akhir 2021.
[A THREAD]
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga minyak goreng pada 25 Februari 2022 masih di atas HET, baik curah, kemasan sederhana, atau kemasan premium. Harga rata-rata minyak goreng berkisar antara Rp15.650 sampai Rp19.300 per liter.
Selain masih mahal, minyak goreng juga sulit ditemukan. Hasil temuan Ombudsman menunjukkan kelangkaan terjadi di 311 lokasi di Indonesia—46 mal, 55 pasar tradisional, 105 retail modern, dan 105 retail tradisional.
“Saya dulu datang ke sana, ditanya, lalu enggak tahu apa sebabnya, salah sedikit kena setrum, kena selang, kena tumbuk-tumbuk (dipukul-pukul), mulai dari jam 12 malam sampai jam 4 pagi,” kata Tongat, eks penghuni kerangkeng Bupati Langkat.
[A THREAD]
Karena mengonsumsi sabu, Tongat dititipkan keluarganya di tempat 'pembinaan’ Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin, pada 2015. Di tiga hari pertama masuk kerangkeng, warga asli Langkat ini kerap dipukuli. Namun, kata dia, penghuni lain ada yang dipukuli sampai sebulan.
Tidak cuma dipukul, dia juga disetrum dalam kerangkeng. Kawan Tongat mengalami hal yang lebih mengerikan. Suatu hari, besi panas dari per motor yang dilelehkan, ditaruh ke dada penghuni itu. Kekejian ini diterima kawan Tongat karena kabur dari kerangkeng.