Pada akhirnya, semua akan maulidan pada waktunya. Walau skema dan bentuk acaranya berbeda, tapi esensinya sama, yaitu melakukan sebuah acara yang positif utk mengenang, menunjukkan rasa syukur, serta kegembiraan atas kelaharian nabi besar akhir
zaman Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ada yang bentuknya komplit dan formal ; pembacaan ayat suci Qur’an, shalawatan, ceramah, dan di akhiri dengan jamuan makan. Ada yang bentuknya ceramah saja dengan mengangkat tema sejarah hidup dan perjuangan nabi, ada yang dengan
perayaan, ada yang dengan jalan santai bersama, dan yang lainnya.
Ada yang terang-terangan menggunakan istilah “maulid”, dan ada juga yang masih malu-malu menggunakannya. Biar tidak maenstrem, (sementara) pakai istilah “tabligh akbar” atau “kajian akbar”. Hanya beda kemasan, tp
‘jerohannya’(intinya) sama, maulidan.
Pada akhirnya semuanya (khususnya yang awalnya anti pati dengan maulid) akan mengakui, bahwa mengenang, bersyukur dan bergembira dengan kelahiran nabi Muhammad Saw dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif, merupakan perkara yang diperboleh
(sebagaimana pendapat jumhur ulama), bahkan dianjurkan.
Sebelum ngulik masalah dalilnya, sebenarnya perkaranya sudah begitu jelas, mudah dan sangat sederhana. Jadi, tidak perlu tinggi-tinggi membahasanya. Kalau ingin dalil, juga banyak. Tapi jangan dipikir kalau dalil maulid itu
harus dengan redaksi “maulid” juga. Kalau itu bodoh namanya. Dalil itu ada yang spesifik dan ada yang tidak spesifik (umum).
Di masjid Nabawi saja, tema-tema khutbah Jumat di hari-hari ini seputar syamail Muhammadiyyah (perangai/budi pekerti Nabi saw). Diakui atau tidak, ini
sebenarnya maulidan dalam versi khutbah jumat. Tidak ada yang kemudian melontarkan atau mencelanya dengan "amalan bidah".
Menurut syekh Prof. Dr. Syarif Hatim, ini merupakan ketetapan Allah yang di dalamnya ada bentuk pertolongan untuk Rasulullah saw dengan adanya rasa cinta di
dalam hati setiap orang yang beriman atas kelahiran beliau. Hanya ada satu kelompok saja yang membenci moment ini, yaitu orang-orang yang berhizbiyyah dengan selain Rasulullah saw. Na’udzubillah.
Pelajarannya, apa yang kita ingkari di suatu waktu, bisa jadi akan kita amalkan di
waktu yg lain. Apa yang kita bidahkan di waktu itu, mungkin akan kita anjurkan di waktu ini. Maka, tidak perlu berlebihan dlm menyikapinya. “Sebaik-baik perkara adalah yang paling pertengahan”. Terus belajar saja dengan ikhlas, banyak berguru, dan memperkaya literasi. Insya Allah
akan dimudahkan apa yang menjadi harapan kita sekalian.
Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad.
- Abdullah Jr -
==============
*_Dapatkan terus Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*
Akhirnya Kita Beri Dukungan Anies Jadi Presiden Ke 2024.
Penulis : Nurul Azizah
Tulisan ini muncul akibat gencarnya kampanye Anies Baswedan yang ingin mencalonkan Presiden RI untuk tahun 2024. Anies tidak pernah berkaca siapa dia dan siapa pendukung Anies maju ke Pilpres 2024.
Anies Baswedan merupakan cucu dari Abdurrahman Baswedan peranakan Arab Yaman. Para simpatisan Anies harus tahu, kalau Anies itu masih punya darah Yaman bukan orang Jawa.
Onta Yaman tidak akan berubah menjadi onta Jawa walau dilahirkan di bonbin Gembiroloko Jogjakarta. Demikian
juga seseorang keturunan Yaman tidak akan berubah menjadi keturunan Jawa, karena hanya dilahirkan di Jawa. Fakta sejarah tidak bisa dipungkiri dan banyak orang sudah tahu itu. Kita cari info saja di google maka akan didapat fakta yang sebenarnya.
JawaPos.com – *Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama* (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan, pihaknya *menolak secara tegas segala bentuk
politik identitas* dan melarang oraganisasi masa (Ormas) Islam terbesar di Indonesai itu menjadi firqah atau kelompok identitas.
*“Kami menolak politik identitas apa pun*, entah itu identitas etnik atau identitas agama.
Tidak boleh ada politik identitas.
Kami menolak itu,”
kata Gus Yahya dalam konferensi pers forum Religion of Twenty (R20) atau G20 Religion Forum di Jakarta, Rabu, (7/9).
Pendekatan tanpa memandang politik identitas itu, lanjutnya, juga menjadi cara NU dalam menyelesaikan masalah.
“Ini adalah posisi NU yang kami teguhkan ke depan.
*NALAR TERBALIK PENGGUGAT IJAZAH PRESIDEN JOKOWI*
.
Sensasi itu pernah dia buat pada tahun 2014. Itu adalah tahun politik dimana pak Jokowi menjadi presiden. Sensasi yang hampir sama, kini ingin dia ulang.
Kenapa disebut sensasi, apa yang dia tuduhkan saat itu memang tak pernah
mendapat predikat benar. Dia justru harus mendekam di penjara akibat perbuatannya.
Seperti sekedar mencari peruntungan, pria bernama Bambang Tri Mulyono dan lahir di Blora, 5 Mei 1971 itu, sekali lagi ingin mencobanya. Sensasi lama dan tertunda itu ingin dia ulang lagi.
Dia menggugat presiden Jokowi di tahun dimana orang sedang sibuk bicara capres untuk 2024 nanti. Seperti tak mau kalah dengan ramai berita nama bacapres, dia pun seolah ingin namanya turut menjadi perhatian.
Penulis buku “Jokowi Undercover” itu katanya telah berhasil menemukan
Sekarang diangkat lg fitnah Ijazah palsu Pak Jokowi dgn asumsi gelar Ir. Yg didapat Pak Jokowi itu tdk sesuai dgn jurusan yg beliau jalani yaitu kehutanan.
Perlu diketahui bahwa gelar Insinyur (Ir.) diberikan kpd sarjana fakultas teknis yang
berhasil menemukan metode (teknis) baru dalam satu bidang profesi kecuali bidang Kedokteran.
Dulu (sebelum 1994) sarjana teknis termasuk teknis bidang kehutanan juga bergelar Ir.
Pak Jokowi mendapatkan gelar insinyur nya setelah berhasil menyelesaikan skripsinya yg berjudul
"Studi ttg Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta"
Dilihat dr judulnya sudah jelas, "Pola" yg menjelaskan tentang teknis tertentu dalam industri perkayuan.
Jika dulu gelar pendidikan profesi di Fakultas Teknik, Fakultas Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah unggahan di media sosial Facebook yang menyebut ijazah Presiden Joko Widodo palsu beredar pada pertengahan September 2020.
Unggahan salah satu pemilik akun Facebook itu membandingkan dua ijazah dari Universitas Gadjah Mada. Ijazah pertama milik
Bambang Nurcahyo Prastowo dari Fakultas Matemika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Kemudian, ijazah kedua milik Joko Widodo dari Fakultas Kehutanan.
Dalam narasinya, pemilik akun pun menuduh ijazah Jokowi palsu dan mengaitkannya dengan sertifikasi penceramah agama.
Berikut narasi
lengkap pemilik akun yang ditambahan dalam unggahannya:
"GUA PENGUASANYA, NAPE LO.. !!!
JANJI BOLEH PALSU
JATIDIRI BOLEH PALSU
IJAZAH BOLEH PALSU
IBU KANDUNG BOLEH PALSU
GILIRAN ULAMA HARUS DISERTIFIKASI."
Namun, benarkah ijazah Jokowi dari UGM merupakan ijazah palsu?
ADA yang mengatakan Ganjar Pranowo bukan siapa2?
Lho, mmg. Ganjar itu orang biasa.
Bapaknya hanya seorang Polisi berpangkat rendahan dan ibunya penjual bensin eceran. Rumahnya hanya kontrakan. Dan dengan lima saudaranya, ia telah miskin sejak dalam kandungan.
Tapi tekadnya yang kuat mengantarkannya kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Kesukaannya
membaca buku-buku Soekarno menjadikannya aktivis mahasiswa yang terlibat dalam gerakan-gerakan melawan Soeharto. Melalui GMNI, Ganjar menjadi marhaenis sejati.
Tak heran, selepas kuliah ia memutuskan meniti karier politik dari bawah dengan nyantrik lgsg pada Bp. Taufik Kiemas.