1. OK OCE: Kuantitas tanpa kualitas
Program OK OCE yang diubah jadi Jakpreneur memang berhasil mencapai target, namun tak penjelasan kenapa dari 300rb peserta hanya 10rb yang dapat akses permodalan. Program ini sungguh ironis.
Ia dimunculkan untuk mengurangi pengangguran, tapi justru tak berhasil menjangkau tujuan itu. Pengangguran DKI Jakarta pada 2017 mencapai 347 ribu jiwa dengan tingkat pengangguran sebesar 7,14 persen.
Sementara itu, per Februari 2022, jumlah pengangguran di ibu kota mencapai 410.585 jiwa dengan tingkat pengangguran 8 persen. Dengan kata lain selama program Jakpreneur ini berlangsung, angka pengguran tetap naik. cnnindonesia.com/ekonomi/202210…
2. Reklamasi : Gimmick pencabutan Izin
Banyak orang mengira anies menepati janjinya. Fakta berkata lain karena itu hanya gimmick belaka.
Mereka mengaku pemprov tidak pernah mengirim surat atau memberi peringatan, tetapi langsung mencabut izin. Tentu saja, kata Nelson, poin ini rentan membuat keputusan itu kalah di pengadilan.
3. Penataan PKL dan Parkir Liar Ancur-ancuran
Pada era Ahok, penataan PKL dan Parkir liar dilakukan di kawasan Tanah Abang.
Digitalisasi dimassifkan untuk menata kawasan. Sayangnya, era Anies parkir liar merajelela hingga menyentuh angka 7rb/motor
4. Pasukan Orange Telat Gajian
Pasukan Orange dulu dipuji sebagai pasukan yang tangkas menangani permasalahan sarana dan prasana di DKI Jakarta. Mulai tahun 2018 pasukan orange justru banyak dikritik karena cenderung pemalas.
Rupanya hal itu karena Pemprov era Anies
sering telat menggaji mereka
5. DP 0 Jauh dari Target
Janji paling muluk Anies ketika nyalon adalah penyediaan rumah DP 0%, sayangnya itu hanya sekadar janji manis. Dari target 300.000 hanya bisa mendirikan tak sampai 15.000, sungguh pembohongan publik
Jadi bagaimana, masih percaya Anies mampu ngurus Indonesia?????