#SahabatBPOM, berikut Penjelasan BPOM tentang Hasil Pengawasan BPOM Terhadap Sirup Obat yang Diduga Mengandung Cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
BPOM telah melakukan tindakan regulatori berbasis risiko, berupa penelusuran sirup obat yang terdaftar dan beredar di Indonesia, pelaksanaan sampling, dan pengujian secara bertahap terhadap sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG.
BPOM bersama Kementerian Kesehatan, pakar kefarmasian, pakar farmakologi klinis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),
dan pihak terkait lainnya masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif berbagai kemungkinan faktor risiko penyebab terjadinya gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI).
BPOM akan terus memperbaharui informasi terkait dengan hasil pengawasan terhadap sirup obat sesuai dengan data yang terbaru.
#SahabatBPOM, berikut Penjelasan BPOM tentang Isu Obat Sirup yang Berisiko Mengandung Cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
BPOM melakukan pengawasan secara komprehensif pre- dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia.
BPOM mendorong tenaga kesehatan dan industri farmasi untuk aktif melaporkan efek samping
obat atau kejadian tidak diinginkan pasca penggunaan obat sebagai bagian dari pencegahan
kejadian tidak diinginkan yang lebih besar dampaknya.
BPOM juga berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, dan pihak terkait lainnya dalam rangka pengawasan keamanan obat (farmakovigilans) yang beredar dan digunakan untuk pengobatan di Indonesia.
#SahabatBPOM, Badan POM senantiasa mendukung berbagai upaya dalam memenuhi ketersediaan obat dalam kondisi pandemi COVID-19.
Kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, Badan POM untuk terus berinovasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi/digitalisasi.
Untuk itu, Badan POM akan menyelenggarakan Forum Pelayanan Publik Terpadu Badan POM di Bidang Obat Sepanjang Product Life Cycle, dengan tema “Sinergisme dengan Semangat Melayani Masyarakat Pada Masa Pandemi COVID-19” pada 22 Juni, jam 13.00 WIB.
#SahabatBPOM, setiap orang berhak atas makanan yang aman, bergizi, dan cukup. Setiap orang juga memiliki peran untuk memastikan pangan yang dikonsumsi aman dan tidak akan merusak kesehatan.
Safe food now for a healthy tomorrow adalah kampanye yang digaungkan pada Hari Keamanan Pangan Sedunia tahun ini untuk menekankan bahwa produksi dan konsumsi makanan yang aman memiliki manfaat langsung dan jangka panjang bagi manusia, planet, dan ekonomi.
Memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia, Badan POM menyelenggarakan Workshop “World Food Safety Day and Spice Up The World” yang akan diadakan Selasa, 22 Juni 2021 pukul 10.00 WIB
#SahabatBPOM, Emergency Use Authorization (EUA) atau persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat untuk vaksin COVID-19 dilakukan oleh semua otoritas regulatori obat di seluruh dunia untuk mengatasi pandemi COVID-19.
.
Selaras dengan panduan WHO, EUA vaksin dapat ditetapkan dengan kriteria: pemerintah telah menetapkan keadaan kedaruratan kesehatan masyarakat, cukup bukti ilmiah keamanan dan khasiat vaksin, mutu memenuhi standar yang berlaku serta Cara Pembuatan Obat yang Baik,
memiliki kemanfaatan lebih besar dari risiko, serta belum ada alternatif pengobatan/penatalaksanaan yang memadai dan disetujui.
.
Berdasar hasil evaluasi data keamanan vaksin Coronavac dari studi klinik fase 3 di Indonesia, Turki dan Brazil yang dipantau hingga periode 3 bulan
#SahabatBPOM, Badan POM resmi umumkan vaksin coronavac yang diproduksi oleh Sinovac Biotech mendapatkan izin penggunaan dalam kondisi kedaruratan/Emergency Use Authorization. Kepala Badan POM menyampaikan bahwa pemberian izin tersebut didasarkan tiga hal.
.
Pertama, efek samping dari vaksin coronavac hanya bersifat ringan dan sedang. Ringan berupa nyeri, iritasi dan sedang berupa pembengkakan sistemik, nyeri otot, demam dan gangguan sakit kepala. Efek samping tersebut tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.
.
Kedua, efikasi yang diperoleh vaksin ini sebesar 65,3%. Ini berarti dengan vaksinasi, berpotensi menurunkan kemungkinan seseorang terinfeksi sebesar 65,3%. dalam uji kliniknya, vaksin dapat membentuk antibodi yang dapat melawan virus tersebut yaitu 99,74% setelah 14 hari
#SahabatBPOM, keamanan vaksin COVID-19 merupakan hal yang sangat penting untuk dipastikan sebelum vaksin diedarkan. Karena itu Badan POM terus mengawal mutu dan keamanan vaksin dengan melakukan sampling dan pengujian.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Badan POM, Rizka Andalusia pada Keterangan Pers bersama Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi dan Juru Bicara Satgas COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro di Jakarta, Senin (04/01).
.
Dalam percepatan proses izin penggunaan darurat vaksin atau Emergency Use Authorization (EUA), Badan POM melakukan rolling submission dimana data yang dimiliki oleh industri farmasi dapat disampaikan bertahap, dan sesuai dengan persyaratan World Health Organization (WHO)