Thread by @wenzrawk

Selama dua hari kemarin kebetulan sempat hadir ke Berdendang Bergoyang @bb_festival untuk menonton dan pekerjaan, berikut opini saya:

1. Kesalahan utama adalah pemilihan venue Istora Senayan untuk festival star studded line-up nasional seperti ini. Indoor Istora itu kapasitas 7000 pax, diisi +10.000 aja tanpa ada panggung-panggung lain aja sudah padat banget traffic crowdnya.

Susah buat pergeseran crowd antar panggung pastinya. Rata-rata penampil adalah nama-nama besar semua dengan fanbase ribuan orang, ngebayanginnya aja ngeri tumplek blek di satu venue. Itu makanya Java Jazz Fest check out dari Senayan lebih dari 1 dekade lalu, udah gak muat lagi

@bb_festival ini idealnya memang di JIEXPO venuenya, semua fasilitas publik sudah sangat mendukung. Bicara bakal rame atau sepi karena diadakan setelah Pespor dan Sync Fest itu topik lain lagi untuk dibahas.

2.Bikin acara sebesar ini di GBK juga potensial clash dengan acara-acara besar lainnya. Kemarin BB Fest ini bentrok dengan Festival Jajan Bango, Green Festival dan INACRAFT, semuanya puluhan/ratusan ribu pengunjung, walhasil macet gila-gilaan di sekitar kawasan Senayan.

Banyak artis yang mesti hadir awal banget atau kemudian tiba di venue telat dan berakibat rundown molor. Saya sendiri kebetulan survey lokasi sebelum hari-H dan info ke band agar datang tanpa bawa kendaraan pribadi untuk meminimalisir risiko telat.

3. Crowd control management sangat minim, ini kalo gak mau dibilang gak ada. Saya masuk venue tanpa dicek ID apalagi bag/body checking, lenggang kangkung aja. Gokilnya lagi, bbrp kali ketemu gate ke venue atau backstage yang hanya dijaga oleh seorang atau dua orang panitia…

/volunteer saja, bukan tim crowd control atau security yg profesional. Pemandangan lainnya bahkan para panitia/volunteer ini malah ikut nonton dan berjoget, bukan bekerja sesuai job desc mereka.

4. Keputusan melarang penjualan alkohol di area GBK adalah tepat. Bayangin, puluhan ribu penonton kecewa dengan multi-level kekacauan di venue seperti kemarin ditambah pengaruh alkohol? Kombinasi mematikan. Pasti mengulang kerusuhan event Musikologi (2019) dulu.

5. Waste Management acara ini juga buruk, seburuk level para penontonnya yang setelah makan/minum enteng saja meninggalkan sampah mereka di lantai. Miris juga untuk hal seperti ini kita masih perlu diedukasi.

Memang minim tempat sampah tapi sejelek-jeleknya jangan ditinggal begitu aja setelah makan/minum. Kalo gak ada kesadaran dari masing-masing penontonnya mau ada ratusan staf kebersihan pun tidak akan pernah cukup untuk menangani gunungan sampah dari para penonton di festival.

6. Saya gak tahu apakah acara ini memiliki konsultan teknis production management yg profesional atau tidak. Kalo pun ada sepertinya mereka tidak akan ceroboh bikin Berdansa Stage di atas rooftop bangunan berusia lebih dari +60 tahun. Bayangin ribuan orang berdansa lalu roboh

Point berikutnya adalah show management @bb_festival yang buruk. Kali ini pengalaman pribadi. Ketika @Seringai sedang manggung, tiba-tiba di tengah set ada tiga/empat orang panitia meminta kami berhenti dengan alasan instruksi dari kepolisian.

Tentu saja kami akan comply dengan peraturan/kondisi lapangan jika diberitahu dulu sebelumnya, tapi TIDAK di saat band sedang manggung!

Fuck you! I won’t do what you tell me!

Di setlist masih ada 3 lagu lagi dan monitor timer yg segede teleprompter tadinya masih 15 menit tiba-tiba berubah tinggal 2 menit. Walhasil beberapa panitia cewek/cowok itu saya “gonggong” dan “edukasi” 😆

Q: “Mas, saya dari Stage Manager Berdendang Stage, mohon maaf manggungnya tidak maksimal, tapi boleh nggak Seringai berhenti setelah lagu ini? Ada perintah dari kepolisian untuk berhenti.”

A: “Pertama, ini bukan panggung elo. Ngapain elo datang ke sini dan minta kami berhenti? Urus panggung lo sendiri! Kedua, kalo elo beneran show manager pasti paham dan gak motong set di saat bandnya sedang manggung! Mundur!”

Q: “OK, paham, mas. Karena ini permintaan kepolisian yang mengaitkan acara ini dengan Tragedi Kanjuruhan. Saya juga sebal karena gak ada hubungannya. Jadi silakan aja, mas, kalo perlu biarin disentil aja polisinya oleh Seringai.”

A: WTF? 😂

Akhirnya Seringai tetap tampil sesuai durasi, 45 menit, padahal set time dimajukan lebih awal sejam tanpa pemberitahuan ke penonton sebelumnya. Belakangan kami baru tahu bahwa Bergelora Stage ternyata tidak punya Stage Manager…

dan pihak polisi mewajibkan acara ini selesai tepat di jam 22:00. Kalo saja ini diinformasikan sebelumnya kepada Road Manager pasti kami akan comply.

Pengalaman set time Seringai maju lebih awal karena polisi terjadi juga belum lama ini di acara Pespor @kikiauliaucup. Tapi mereka info sebelumnya ke manajemen sejak pagi dan rutin mengupdate ke penonton via sosmed. Ini keren 👌✨

Sepertinya sudah saatnya kita memiliki Komite Keselamatan Konser (KKK) yg bekerja punya standar public health & safety untuk event sekaligus menilai kelayakan konser/festival musik dengan ribuan penonton.

Semakin banyak amatir bikin festival dengan ribuan/puluhan ribu penonton maka semakin dekat pula kita dengan Tragedi Kanjuruhan versi Musik.

Untungnya itu tidak terjadi kemarin dan jangan sampai pernah terjadi di depan nanti.

Demi showbiz yg lebih aman dan nyaman. Semoga!