Rubber Game Profile picture
Nov 16 10 tweets 2 min read
Seandainya lapangan bulu tangkis adalah gelas kosong, Kodai Naraoka adalah airnya.

[THREAD]
Jejak sepatunya tersebar di mana-mana, mengisi tiap sudut lapangan, baik area depan maupun belakang, baik dalam posisi bertahan maupun saat menyerang, dan dengan semua itu Kodai menjelma sebagai salah satu pemain paling menjanjikan saat ini.
Di atas lapangan, amat jarang Kodai memeragakan pukulan2 ajaib. Sederet pujian yang datang lebih banyak menyasar keuletannya kala mengejar bola ke sudut sempit. Tepuk tangan yang muncul lebih banyak diberikan pada kegigihannya yg rela jatuh bangun mengejar bola.
Determinasi memang menjadi kekuatan utama Kodai. Di French Open, berulang kali ia tersungkur mengejar bola-bola sulit Vito. Kodai bahkan nyaris kalah kala itu. Namun, kegigihan luar biasa berhasil mengantarkan dirinya membalikkan kedudukan saat Vito sudah mencapai match point.
Jonatan Christie adalah korban kegigihan Kodai berikutnya. Sepanjang laga, ia tak segan meladeni adu stamina ala pebulutangkis Indonesia itu. Wajahnya terlihat lelah, tetapi kakinya seakan tak bisa berhenti mengejar bola ke mana-mana.
Justru lawannya yang tersungkur lebih dulu. Saat skor menunjukkan angka 17-13 pada gim ketiga, Jonatan memutuskan retired karena engkel kakinya bermasalah. Pertarungan stamina dalam laga super sengit hari itu pun menjadi milik Kodai.
Sederet aksi jatuh bangun itu lantas menghiasi capaiannya sepanjang tahun ini. Dari 13 turnamen, ia berhasil mencapai 7 semifinal (4 di antaranya lanjut ke final dan salah satunya berhasil ia menangi). Jelas sebuah catatan spesial untuk seseorang yang masih amat minim pengalaman.
Beberapa dari kita mungkin ingat dengan penampilan Kodai pada laga penentuan semifinal Thomas Cup melawan Vito. Kala itu, pukulannya terasa amat polos, gerakannya juga terlihat kasar. Kurang dari setahun kemudian, perasaan itu tak lagi relevan. Kodai sudah berkembang jauh sekali.
Jepang boleh saja "kehilangan" Kento Momota. Namun, dengan Kodai Naraoka, sepertinya tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menemukan andalan berikutnya. Sebelum itu, tentu Kodai harus lebih banyak membuktikan diri, termasuk di #AustralianOpen2022 yg sedang ia ikuti.
Bung dan Nona sekalian, inilah Kodai Naraoka.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Rubber Game

Rubber Game Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rubbergameid

Nov 18
Interview menarik dari Fernando Rivas. Di sini, ia bicara banyak soal sport science, pandangannya tentang negara-negara Asia yang mulai tinggalkan pola latihan tradisional, serta ambisinya membawa Prancis menembus lima besar dunia.

olympics.bwfbadminton.com/news-single/20…
Poin-poin menarik yang kami tangkap:
- Rivas mendasarkan keputusan-keputusan pelatihannya secara ilmiah
- Beberapa negara Asia seperti anggota Commonwealth dan China mulai mengubah pendekatan latihan tradisional mereka
- Target terdekat Rivas adalah membawa Prancis menjadi saingan utama Denmark di Eropa
- Beberapa hal yang menjadi fokus dia: Mencari stabilitas, meningkatkan pendidikan pelatih dan pengembangan pemain ke dalam kategori taktis
Read 5 tweets
Nov 18
Christian Adinata 21 tahun, Kodai Naraoka juga 21 tahun. Tapi perbedaan pengalaman mereka jauh sekali. Christian baru tampil di 2 turnamen S300 tahun ini, sedangkan Kodai malah sudah berlaga di S750.

Menurut Christian, ini yg bikin dia kalah dari Kodai di R16 #AustraliaOpen2022 Image
Christian: "Saya belum terbiasa dengan armosfer turnamen Super 300. Karena itu saya juga jarang bisa ketemu lawan-lawan yang lebih kuat. Sementara Kodai lebih sering bertemu dengan pemain top. Wajar kalau dia punya pengalaman lebih."

[PBSI]
Dari segi teknis, Christian amat bisa mengimbangi Kodai. Bahkan, pada beberapa aspek, dia terlihat lebih baik dari sang lawan. Terbukti Christian bisa unggul cukup jauh pada gim kedua dengan poin 8-3.
Read 6 tweets
Nov 16
Di sela-sela agenda Bright Up minggu lalu, pelatih MS Malaysia, Hendrawan, memberi pandangannya soal dominasi Viktor Axelsen. Dia menilai, Axelsen termasuk ke dalam generasi yang "diuntungkan".

Seperti apa maksudnya?

📒 Indosport
Hendrawan: "Mereka (Lin Dan, LCW, Peter Gade, Taufik) sedang di atas, Viktor saat itu masih muda, tetapi dia sudah mampu bermain melawan mereka. Jadi kalau Viktor sudah seperti itu berarti suatu saat kalau tiga generasi tadi retired, dia yang akan naik."
Lebih jauh, Hendrawan menganggap bahwa kondisi ini adalah siklus yang akan selalu terjadi. Tak cuma di sektor tunggal, tetapi juga ganda. Contohnya era Ricky Subagja/Rexy Mainaky yang tak bisa lepas dari peran era sebelumnya.
Read 6 tweets
Nov 15
Hampir setahun ga ngapa-ngapain, Lin Dan masih sanggup jadi juara dunia

[THREAD] Image
Lin Dan tak butuh iklim turnamen yang rutin untuk menunjukkan siapa dia sebenarnya. Hanya bermodalkan sebuah wild card kontroversial dari BWF, gelar juara dunia 2013 sudah bisa ia gapai.
Sebelum merengkuh gelar tahun itu, Lin Dan melewatkan banyak sekali turnamen. Aksi terakhirnya adalah saat merobek jersinya sendiri, lalu berlari mengelilingi stadion setelah mengalahkan Lee Chong Wei pada perebutan emas Olimpiade 2012.
Read 15 tweets
Nov 13
Keputusan IBF untuk mengubah sistem skor 15x3 dan 11x3 menjadi 21x3 disambut dengan murka Taufik Hidayat. Sejak dicetuskan hingga pertama kali digunakan di Thomas dan Uber Cup 2006, ia sama sekali tidak setuju.

Ini kisah soal akhir dari generasi pindah bola.

[THREAD] Image
IBF, yg kemudian berubah menjadi BWF, tentu tidak melakukannya tanpa alasan. Pada dua tahun terakhir federasi badminton dunia itu berada dalam kondisi terdesak setelah bulu tangkis dianggap membosankan dan monoton karena durasi laga yg terlalu lama.
Kondisi tersebut membuat mereka khawatir bulu tangkis kehilangan daya tarik dan daya jual. Jika kehilangan dua hal itu, mencari sponsor bakal amat sulit. Pada akhirnya ini bisa menghambat perkembangan bulu tangkis.
Read 11 tweets
Nov 10
Satu pukulan Peter Gade, jutaan pasang mata tertipu

[THREAD]
Ketimbang Big 4 lainnya, capaian Peter Gade mungkin tidak terlalu dekoratif. Belum pernah ia meraih medali emas Olimpiade. Tak sekalipun Gade menyabet gelar Kejuaraan Dunia BWF. Torehan Superseries dan Grand Prix-nya juga tidak sebanyak itu. Image
Namun, ada satu yang membuat Gade terasa spesial: Gaya mainnya amat ikonik sehingga gampang kita kenali. Aspek ikonik itu terletak pada variasi pukulannya yang sangat kaya. Bahkan, berbagai teknik pukulan Gade disebut-sebut menginspirasi sejumlah pemain di masa depan.
Read 10 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(