Teguh Faluvie Profile picture
Dec 7, 2022 241 tweets >60 min read Read on X
BANGKAR SUKMA

"...jasad itu mengbangkar, sukma menuntut balas, kepada siapapun yang hidup diatas tanah dari saksi kebiadaban..."

@IDN_Horor @bacahorror_id

#bacahorror Image
@IDN_Horor @bacahorror_id Sangkala dan hayat terus menerus merekam pekat setiap gerak dan gerik di atas tanah yang menjadi saksi kebiadaban binatang bernama manusia, bersanding dengan kegunaan diciptakannya iblis oleh almalik, seolah luput,
@IDN_Horor @bacahorror_id bahwasannya takdir balasan akan selalu ada ketika manusia masih bernyawa, ataupun di alam keabadian setelah kematian. Di atas tanah itu, sering terdengar suara teriakan kesakitan, sebelum jasadnya membangkar adalah awal kelahiran dendam dari apa yang telah diperbuat,
@IDN_Horor @bacahorror_id untuk sebuah tujuan buta, berkawan mesra antara kesesatan dan kebiadaban.
Rumah tua nan megah itu seolah ikut menangis tanpa henti, bunga-bunga indah berguguran sebelum musimnya tiba, tatkala mengetahui sukma yang mati kini arwahnya hidup kembali,
@IDN_Horor @bacahorror_id untuk menuntut kepada siapapun yang berdiam diri di atas tanah penderitaanya. Tidak ada penawaran sama sekali, harus ikut dengan rasa sakitnya. Walaupun yakin, alam semesta pasti mengetahui semua alasan dibalik membangkarnya sukma, oleh sebuah kematian tragis.
@IDN_Horor @bacahorror_id Arsa Priyanto, anak lelaki satu-satunya dari keluarga pasangan Pak Aji Priyanto dan Ibu Elis Lisnawati harus berjalan bersama sebuah keraguan akan perubahan yang teramat sangat cepat, dialami keluarganya “Mendadak kaya” dalam waktu sangat singkat,
@IDN_Horor @bacahorror_id apalagi ketika keluarganya belum lama menempati sebuah rumah tua nan megah, yang baru saja dibeli dari rekan bisnis Bapaknya, rumah tua yang memiliki ciri khas bagunan peninggalan Belanda.
@IDN_Horor @bacahorror_id Alih-alih sebuah kebahagian akan terus bersama keluarga Aji Priyanto, malah datanglah sebuah petaka di luar nalar manusia menghampirinya dengan perlahan, semua berawal dari rasa keingintahuan Arsa pada bisnis yang dijalankan Bapaknya,
@IDN_Horor @bacahorror_id malah Arsa mendapatkan kenyataan yang membuatnya tercengang, bahwasanya, ada sebuah kisah kelam dibalik sebuah jalan yang sudah di ambil juga disepakati sang Bapak, sehingga Arsa dan keluarganya itu harus menanggung beban resiko yang tidak main-main,
@IDN_Horor @bacahorror_id karena “Bangkar sukma, perlu nyawa untuk menebus nyawa”.
...

Saya lanjut besok malam atau sore sampai selesai Part 1 – Tamu Misterius, teman-teman bisa meninggalkan retweet dan likenya terlebih dahulu thread ini, agar yang lain ikut membaca.
@IDN_Horor @bacahorror_id Part 1 – Tamu Misterius
“Kedatanganya, membawa sebuah misteri, dibalik perubahan pesat keluarga Aji Priyanto”

...
@IDN_Horor @bacahorror_id Asam garam kehidupan selalu banyak memberikan arti yang tersirat untuk menjadi sebuah tenaga lebih mengarungi hidup ini, sejatinya dunia merupakan panggung sandiwara yang sangat megah dan mewah, karena didalamnya terdapat banyak hal yang bisa dinikmati dengan riang gembira,
@IDN_Horor @bacahorror_id namun hal itu sama sekali tidak pernah dirasakan seorang lelaki muda berusia 25 tahun bernama Arsa Priyanto, yang kini baru saja tiba di sebuah kosan teramat sangat sederhana, di sebuah kota yang sudah lama ia tempati lebih dari 8 tahun, sejak menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
@IDN_Horor @bacahorror_id Kemeja seragam kerjanya itu penuh dengan bekas keringat di bagian lehernya, tidak langsung dibuka oleh Arsa, ia lebih mementingkan untuk membuka sebuah amplop coklat tertulis sebuah instansi dinas pekerjaan umum, karena hari ini tepat mendapatkan gaji bulanan.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Harusnya ini cukup untuk bayar ujian Dinda, kebutuhan rumah ibu di kampung, tidak apa-apa bulan ini harus lebih irit lagi” keluh Arsa, membagikan tiap lembar uang berwarna merah dan biru itu satu persatu, setelah dirasa cukup,
@IDN_Horor @bacahorror_id hanya tersisa beberapa lembar saja untuk ia bertahan hidup satu bulan kedepan, sebelum menerima lagi upah dari pekerjaan yang telah lama ia geluti.
Hati Arsa terus saja berkecamuk, tatkala menyimpan tumpukan bekas amplop gaji kedalam laci lemari yang selalu ia tumpuk,
@IDN_Horor @bacahorror_id menjadi sebuah pengingat, sudah hampir satu tahun semua kebutuhan keluarga, termasuk Bapaknya yaitu Pak Aji Priyanto di tanggungnya, ketika bisnis Bapaknya sudah tidak pernah berjalan lagi, setelah terkena sebuah kasus penipuan dengan nominal yang tidak sedikit.
@IDN_Horor @bacahorror_id Terhitung, lima kepala, lima perut dan lima kebutuhan keluarganya yang menjadi beban hidup Arsa sampai saat ini, yang harus terpenuhi tanpa terkecuali.
Dengan pikiran yang tidak menentu sore ini, semua kesulitan dalam hidup begitu nyaman berdiam di dalam diri Arsa,
@IDN_Horor @bacahorror_id semua uang sudah tertata rapi di dalam amplop, ia masukan kedalam tas, diikuti pakaian untuk dua hari kedepan, karena sudah waktunya untuk pulang kampung setiap satu bulan sekali. “Andai saja Bapak usahanya bisa pulih cepat, Kakak dan Adikku pasti tidak mengalami kesulitan -
@IDN_Horor @bacahorror_id - yang sudah aku rasakan dari dulu” keluh Arsa, mencoba menerima dengan lapang dada, walaupun, seharusnya di usianya sekarang bisa sedikit ada perubahan dalam hidupnya, yang sudah berkawan dengan kesulitan sangat lama, sudah sering ia bertengkar dengan nafsunya sendiri,
@IDN_Horor @bacahorror_id dan keadaan seperti ini tentu bukan yang pertama kali.
“Kak Ibu sakit, sudah tiga hari di urus Nek Amirah, mau Kak Eka bawa ke rumah sakit tidak ada biaya, Kak Eka baru tiga hari lagi gajian, Dinda juga tidak masuk sekolah, belum bayar uang ujian untuk hari senin, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - malah Bapak sudah satu minggu ini tidak pernah pulang ke rumah” pesan dari handphone yang baru saja Arsa baca, langsung membuatnya sangat kaget, apalagi Bapaknya Aji Priyanto baru kali meninggalkan rumah selama itu, Arsa takut hal buruk akan terjadi.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Halo Dinda!” suara Arsa sudah sangat panik, handphone sudah menempel di telinganya, mendapatkan kabar bagai kilat menyambar, apalagi rasa sayang dan cinta kepada Ibu Elis Lisnawati adalah salah satu alasan, kenapa Arsa masih ingin bekerja dan tinggal di kota,
@IDN_Horor @bacahorror_id mengubur dalam-dalam mimpi yang ia miliki.
“K─Kakak kapan pulang, harusnya hari ini yah, Ibu sakit Kak” suara Dinda terbata-bata, suaranya adalah gambaran yang sedang terjadi di kampung halaman Arsa.
“Ini Kakak sudah mau bersiap pulang! Jaga dulu ibu yah, Bapak memang kemana -
@IDN_Horor @bacahorror_id - tumben selama itu keluar rumah” berusaha membuat Dinda untuk tenang, sambil dengan cepat melepas semua kancing kemeja menggunakan satu tangan, karena harus bersiap pulang dengan cepat.
“Tidak tahu Kak, nomornya juga tidak aktif sudah berkali-kali Dinda hubungi juga, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - cepat yah Kak, muka Ibu sudah pucat, ini pertama kali begini, apalagi kemarin malam tidak sengaja aku dan Kak Eka liat ada tamu aneh perempuan ketuk pintu, pas dibuka malah tidak bicara sama sekali, lalu pergi lagi begitu saja, tengah malam loh Kak! -
@IDN_Horor @bacahorror_id - Wajah perempuan itu pucat persis seperti Ibu sekarang”
“Ah kamu ini! jangan nggak-nggak, sudah jangan di pikirkan hal begitu, salah alamat saja itu, Dua jam lagi Kakak sampai rumah, bilang ke Kak Eka ambil dulu obat-obat di warung Kang Jami, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - nanti Kakak bayar sambil lewat ke rumah” walaupun cukup membuat Arsa yang sedang berusaha keras membuka celana kainnya itu, seketika terhenti, setelah mendengar pengakuan Dinda di rumah perihal tamu perempuan aneh itu.
@IDN_Horor @bacahorror_id Hal yang biasanya Arsa lakukan untuk pamit kepada Ibu Warini dan Pak Gede sebagai Ibu dan Bapak Kos yang sudah ia anggap seperti orang tuanya di rumah, kali ini tidak dilakukannya, apalagi langit sore sudah menunjukan pertanda bawah petang sudah bersiap
@IDN_Horor @bacahorror_id menyambut gelap malam yang akan segera tiba, membuat ia langsung menarik gas motornya, untuk mempersingkat waktu tiba di kampung halaman.
...

Sorotan lampu kuning dari berbagai kendaraan dan hiruk pikuk jalanan kota malam ini sudah Arsa lalui dengan cepat,
@IDN_Horor @bacahorror_id sudah beberapa kali suara klakson motor dan mobil membuyarkan lamunannya, karena membahayakan keselamatan Arsa ketika berada di atas jalanan antar kota, yang akan membawanya ke sebuah kampung halaman tempat ia lahir.
“Padahal sakitnya ibu bukan yang pertama, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - tapi kali ini aneh rasanya” ucap Arsa tiba-tiba, terus berkonsentrasi mengemudikan kendaraan roda duanya itu, perlahan ia merasakan kecemasan karena kabar Pak Aji Priyanto sang Bapak, yang sudah meninggalkan rumah sangat lama, juga pengakuan Dinda perihal tamu aneh itu.
@IDN_Horor @bacahorror_id Setelah jam tangan tua yang terikat di tangan kiri Arsa, bergerak maju dua angka, barulah kendaraan roda dua yang ia kendarai menginjak salah satu kampung, apalagi jalanan yang penuh dengan lubang sudah semakin memastikan bahwa tidak akan lama ia sampai ke rumahnya.
@IDN_Horor @bacahorror_id Suara nyaring tonggeret di pematang sawah dan kebun sudah masuk kedalam telinga Arsa yang di tutup helm, tidak jauh sudah terlihat satu-satunya warung yang biasanya buka sampai tengah malam, lampu kuningnya masih menyala dengan terang,
@IDN_Horor @bacahorror_id walaupun ketika di kampung, malam yang belum lama ini, sudah membuat suasana sangat hening dan sepi.
“Kang Jami, tadi ada Dinda atau Teh Eka nggak kesini ambil dulu obat” Arsa langsung masuk tanpa membuka helm di kepala.
“Eh kirain siapa, keliatan buru-buru sekali Sa, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - iyah ada pas magrib, ini totalnya Sa, Ibu lagi sakit yah” sebuah kertas berisikan totalan belanja obat-obatan langsung Kang Jami berikan.
“Makasih yah Kang, iyah Kang, biasa Ibu sudah tua” Arsa langsung mengambil pecahan uang di dalam tas bagian depan
@IDN_Horor @bacahorror_id dan langsung diberikan kepada Kang Jami.
“Kemarin malam, malah ada perempuan tanya dan nyari alamat rumah Pak Aji, tapi jalan kaki loh Sa, tapi Akang kayak nggak pernah liat perempuan itu di kampung ini, mana pas warung mau tutup juga, cantik sih tapi wajahnya pucat, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - saudara Bapak kali yah”
Arsa yang sepanjang jalan pulang terus memikirkan perihal tamu perempuan yang mengetuk pintu rumahnya, seolah di berikan pembenaran atas ucapan Dinda adiknya melalui Kang Jami, membuat bulu pundak Arsa yang tertutup jaket tebal seketika berdiri.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Mungkin iya Kang, saya duluan Kang sudah ditunggu di rumah” membuat kecemasan Arsa semakin menjadi, bahwa pengakuan Dinda bukan sekedar mengada-ngada.
“Siapa memangnya perempuan itu, apa benar tamu Bapak” lanjut Arsa, langsung menaiki motornya
@IDN_Horor @bacahorror_id dan semakin dirinya dibagunkan oleh rasa penasaran, mengalahkan rasa lelahnya hari ini, walaupun baru pertama kali ia harus memikirkan hal aneh seperti ini sepanjang hidupnya.
...
@IDN_Horor @bacahorror_id Rumah sederhana, yang tembok-temboknya terlihat sudah mempunyai usia tua, dengan genteng-genteng sudah memiliki warna kehitaman, lampu kuning menyala bergelantungan terkena angin malam sudah Arsa lihat jelas, bahkan dari kejauhan terlihat Nek Amirah duduk di kursi depan,
@IDN_Horor @bacahorror_id mengenakan kain batik yang menyelimuti tubuhnya, sementara rambut putih yang menjadi pertanda usia Nek Amirah masih terikat ke belakang.
Setelah kendaraan roda dua terparkir di halaman rumah, Arsa berjalan tergesa-gesa menuju Nek Amirah. “Ibu sudah tidur, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - setelah dikasih obat sama Eka Sa...” tatapan Nek Amirah tidak melihat ke arah Arsa, malah kini matanya berkeliling ke arah kebun-kebun dan jalanan satu-satunya menuju rumah.
“Alhamdulillah, ayo masuk Nek dingin, tumben malam ini anginnya kenceng juga”
@IDN_Horor @bacahorror_id Nek Amirah hanya menggelengkan kepalanya, sambil terus mengencangkan kain batik di badannya.
“Nunggu Aji pulang dulu, Nenek tidak enak hati sejak Bapak kamu pergi, apalagi kejadian kemarin malam dan tiba-tiba Ibu kamu sakit aneh”
@IDN_Horor @bacahorror_id Membuat Arsa langsung duduk disebelah Nek Amirah, merasakan kecemasan yang sama biasa Arsa dapatkan dari Ibu Elis, dan sekarang Nek Amirah sedang terlihat sangat cemas kepada anak lelaki satu-satunya yaitu Bapaknya Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id Bahkan pertanyaan Arsa perihal sakit ibunya sama sekali tidak di jawab oleh Nek Amirah, pandangan mata kosongnya Nek Amirah adalah jawaban dari sebuah pertanda, bahwa keadaan rumah sedang tidak baik-baik saja.
“Yasudah Arsa masuk duluan yah Nek, jangan kelamaan -
@IDN_Horor @bacahorror_id - yang ada nanti Nenek malah sakit juga”
Untuk kedua kalinya tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Nek Amirah, terlihat Dinda sudah terlelap tidur di kursi depan televisi tua yang masih menyala,
@IDN_Horor @bacahorror_id gambar dari televisi itu lebih banyak menampilkan semut-semut yang sangat banyak dari pada warnanya.
“Bangun, pindah ke kamar tidurnya Din”
Jam tua yang menempel di dinding, sudah Arsa lihat bahwa malam sudah semakin larut.
Membuat Dinda beberapa kali mengucek mata,
@IDN_Horor @bacahorror_id sebelum sadar di hadapannya terlihat Arsa.
“Ini uang bayarkan nanti senin ke sekolah agar bisa ikut ujian yah, gimana kondisi Ibu”
“Makasih banyak Kak, Ibu semakin memburuk sebelum masuk obat ke tubuhnya, aneh di kamar Ibu dan Bapak malah suasananya nggak enak loh Kak, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - Kak Eka aja ketakutan sendiri di kamar Ibu, ayo aku antar...”
Membuat Arsa semakin cemas, langkahnya tidak lagi tenang, berjalan lebih cepat dari langkah Dinda menuju kamar Ibu Elis.
“Dinda tidak paham, kenapa bisa secepat ini keadaan Ibu menurun drastis, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - apalagi semenjak bapak pergi dan kedatangan tamu perempuan malam itu Kak”
Seorang perempuan yang sudah tidak muda lagi itu sudah terbaring diatas ranjang kayu tua, dengan kasur yang sudah sangat tidak layak pakai, nafasnya seperti tersendat, dengan gerakan dadanya seperti sesak
@IDN_Horor @bacahorror_id apalagi kini Arsa melihat dari wajah Ibunya itu penuh dengan keringat, membuat ia langsung mengelap perlahan bagian dahi ibunya secara perlahan, bahkan belum sempat melepaskan tas yang menempel di pundaknya.
“Nenek masih di luar yah Kak” sambil Dinda menarik selimut
@IDN_Horor @bacahorror_id agar menutupi bagian kaki Ibunya.
Arsa tidak menjawab ucapan Dinda, masih tidak percaya dengan kenyataan malam ini yang ia lihat, benar-benar jauh dari apa yang dipikirkannya yang sudah membuntuti dari kosan tentang keadaan Ibu Elis,
@IDN_Horor @bacahorror_id terus saja ia perhatikan setiap hembusan yang keluar dari hidung ibunya, namun sama sekali tidak dapat menyimpulkan penyakit apa yang sedang diderita. Sementara pikiran Arsa terus menghitung tabungannya, “apa akan cukup sisa tabungan aku untuk membawa ibu ini ke rumah sakit”.
@IDN_Horor @bacahorror_id Ujung mata Dinda terus saja memperhatikan ke arah pintu kamar, tatkala Arsa memijat lengan Ibunya, Dinda seperti melihat sebuah keanehan di rumah yang tidak terlalu luas itu, bahkan sampai menggeser posisi duduknya sangat dekat dengan Arsa,
@IDN_Horor @bacahorror_id terdengar jelas oleh Arsa kini giliran Dinda yang terlihat tidak nyaman.
“Kamu kenapa Dinda, jangan berisik, sana tidur lagi pindah ke kamar”
“K─Kak! Itu! P─Perempuan itu!” bentaknya, sambil memegang tangan Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id Secara bersamaan, kedua bola mata Ibu Elis perlahan terbuka, nafasnya semakin sesak, melihat ke arah yang sama dengan padangan Dinda dan Arsa, namun dengan raut wajah sangat ketakutan.
“Apa! Mana!”
Membuat Arsa langsung berdiri, karena melihat bayangan hitam
@IDN_Horor @bacahorror_id akibat pantulan lampu kuning, hingga membuat bayangan seperti perempuan berambut panjang dengan perawakan sempurna itu semakin jelas terlihat, semakin mendekat ke arah pintu kamar, disusul bau bunga yang sudah Arsa cium.
“I─Ini Nenek...”
@IDN_Horor @bacahorror_id Dengan suara khas Nek Amirah sambil tertawa menakutkan semakin mendekat ke arah kamar, terdengar kaget oleh Arsa dan Dinda, tiba-tiba Nek Amirah sudah berdiri di depan pintu kamar, menatap dengan pandangan mata sangat sayu ke arah mereka bertiga.
@IDN_Horor @bacahorror_id Arsa, Dinda dan Ibu Elis melihat jelas rambut Nek Amirah sudah terurai, padahal sebelumnya dan belum lama di depan rumah, Arsa masih ingat, rambut Nek Amirah itu masih terikat.
“Nek kenapa!”
Terdengar suara lelaki yang Arsa sudah lama tidak dengar,
@IDN_Horor @bacahorror_id tiba-tiba sudah berdiri di belakang badan Nek Amira, langsung memegang tubuhnya.
“B─Bapak!” suara yang keluar dari mulut Dinda seolah tidak percaya lelaki yang sudah meninggalkan rumah selama satu minggu kini sudah berdiri, mengenakan baju yang baru pertama kali Arsa lihat,
@IDN_Horor @bacahorror_id tas selempang terbuat dari kulit mewah masih menempel, juga sepatu kulit hitam yang dikenakan Bapaknya benar-benar mengkilap.
“A─Aji...” bisik Ibu Elis, namun malah terlihat jelas oleh Arsa, dari kedua matanya perlahan mengeluarkan air, melewati pipinya dengan pelan.
@IDN_Horor @bacahorror_id Arsa tidak langsung seperti Dinda yang menghampiri Pak Aji Priyanto, membantu membawa Nek Amirah ke kamarnya setelah kejadian aneh yang begitu cepat barusan, malah kini tangan Ibu Elis memegang kuat tangan anak lelaki satu-satunya itu,
@IDN_Horor @bacahorror_id seolah ingin menyampaikan pesan, melalui gerakan tubuhnya. Namun bagi Arsa suara Nek Amirah dan penampakan bayangan hitam perempuan barusan, sebelum Bapaknya tiba-tiba datang, membuka segala keanehan yang terjadi saat ini, apalagi benar adanya,
@IDN_Horor @bacahorror_id suasana kamar yang Ibunya tempati jauh dari kata nyaman, malah sebaliknya begitu sangat menyeramkan.
Arsa masih terlihat kebingungan mencari dari mana sumber bau bunga yang barusan hilang bersamanya Pak Aji Priyanto, berjalan ke arah kamar Nek Amirah.
@IDN_Horor @bacahorror_id “S─Sa, Arsa” bisik Ibu Elis sangat pelan, memaksakan bangun sekuat tenaga.
“Pelan-pelan, sini Arsa bantu” langsung memegang tubuh Ibu Elis dan membantunya untuk duduk di atas kasur yang sudah tidak layak pakai.
“Bu ini pegang, uang untuk satu bulan kedepan, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - biaya Dinda ujian sekolah sudah Arsa sisihkan juga” dengan cepat Arsa mengeluarkan amplop dari dalam tasnya.
“Arsa masih kebagian tidak, kasihan ini jerih payah kamu kerja...” berbarengan dengan tetesan air mata yang semakin banyak keluar dari mata Ibu Elis,
@IDN_Horor @bacahorror_id sambil merasakan keanehan yang terjadi didalam tubuhnya.
“Sudah Bu, kasih saja amplopnya ke Arsa lagi, sekalian hitung Sa, berapa kali kamu kasih uang buat kebutuhan keluarga ini, besok Bapak ganti semuanya, bisnis Bapak sudah akan berjalan lagi, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - kamu keluar saja dari kantor yang sekarang, bapak dapat projek besar mungkin tidak jauh dari pekerjaan kamu di kota” sahut Pak Aji Priyanto, berjalan perlahan menghampiri.
Namun malah raut wajah Ibu Elis tidak terlihat tidak bahagia ketika mendengar ucapan suaminya itu,
@IDN_Horor @bacahorror_id yang akan segera membawanya keluar dari segala kesulitan dalam hidupnya.
Sebelum menjawab perkataan yang baru pertama kali Arsa dengar yang keluar dari mulut Bapaknya, Arsa mencium kembali bau bunga, membuat ia curiga bahwa bau bunga itu berasal dari Bapaknya.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Tidak usah seperti itu Pak, bawa saja dulu besok pagi Ibu di periksa ke rumah sakit, perihal uang tidak usah diganti... juga urusan kerja Arsa tidak perlu bapak ikut campur, pekerjaan itu juga setidaknya bisa membuat keluarga ini bertahan selama setahun lebih”
@IDN_Horor @bacahorror_id Beberapa kali terlihat Pak Aji Priyanto melihat jelas, istrinya terus mengelap air mata, Ibu Elis seperti tahu apa yang sudah dilakukan suaminya itu ketika pergi satu minggu kebelakang meninggalkan rumah, membuat Arsa ditarik paksa oleh rasa penasarannya
@IDN_Horor @bacahorror_id yang ditimbulkan oleh kejadian aneh barusan, apalagi ucapan Aji Priyanto barusan begitu sangat meyakinkan, berbarengan dengan segala keanehannya, karena Arsa ingat betul setelah terkena penipuan, Bapaknya itu hanya bisa berdiam diri,
@IDN_Horor @bacahorror_id bahkan rokok kreteknya sampai berpindah menjadi bako linting, menunjukan begitu menurunnya usaha Aji Priyanto, namun malam ini terlihat jauh berbeda.
...

Semua kamar sudah tertutup rapat, beberapa lampu rumah memang biasa di matikan ketika malam semakin larut,
@IDN_Horor @bacahorror_id tempat tidur yang biasa Arsa gunakan adalah sopa tua yang sudah tidak memiliki kulit, yang nantinya busanya itu akan bersentuhan dengan tubuhnya langsung.
Tubuh Arsa sudah terbentang, kakinya perlu di lipat agar cukup sofa itu menahan seluruh tubuhnya,
@IDN_Horor @bacahorror_id ia terus saja menatap langit-langit rumah yang sudah sebagian hancur dan bocor jika musim hujan tiba, memikirkan kenyataan yang baru saja dilaluinya, dan tidak menyangka bahwa Pak Aji Priyanto berubah sangat cepat, walaupun kini di pikirannya,
@IDN_Horor @bacahorror_id ia tidak bisa melepaskan rentetan kejadian aneh malam ini.
“Sa, Arsa, tidur belum...”
Terdengar suara bisikan sangat pelan di dekat telinga Arsa yang baru saja terpejam.
“Eh Kak Eka, kenapa bangun sudah larut malam ini”
Lisna Ekasari kakak perempuan Arsa langsung duduk dibawah,
@IDN_Horor @bacahorror_id dekat dengan kepala Arsa yang masih terbaring.
“Ada hal penting, sebelum aku dengar suara Bapak tadi, ingat Nek Amirah di luarkan?”
“Iyah ingat Kak, kenapa memangnya”
Arsa sangat penasaran, apalagi sebelum matanya terpejam masih memikirkan hal itu.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Kakak lihat jelas, berbarengan ketika kakak mau keluar kamar, karena dengar suara Dinda dan kamu di kamar Ibu...”
“lalu Kak...”
“Lalu Kakak lihat Nenek berjalan masuk, tapi aneh loh Sa, kamu harus percaya! jalanya seperti bukan Nenek loh seperti kerasukan sosok gaib, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - sama kayak tamu perempuan yang kemarin Kakak dan Dinda lihat, aneh Sa, apalagi Bapak pulang tiba-tiba seperti itukan!”
Suara Kak Eka begitu pelan, didengarkan baik-baik oleh Arsa, walaupun tiba-tiba anehnya pintu kamar Ibu Elis terbuka perlahan dengan sendirinya,
@IDN_Horor @bacahorror_id membuat Arsa dan Kak Eka langsung terdiam, padahal belum selesai dan memberi waktu untuk Arsa berpikir bahwa benar adanya kejanggalan pada keluarganya.
“Cepat masuk kamar lagi Kak, takutnya Bapak dengar, aku masih ada di rumah sampai hari minggu, kita bicarakan besok lagi”
@IDN_Horor @bacahorror_id Arsa berusaha tenang, setelah Kak Eka menuruti ucapannya itu, walaupun ketika pintu kamar yang terbuka itu sudah beberapa menit lamanya Arsa tunggu siapa yang keluar, sama sekali tidak ada, bahkan malah tertutup kembali bersamaan dengan berdirinya kembali bulu pundak Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Semakin aneh, belum pernah seperti ini rumah, selama tinggal dari lahir disini”
Terus saja pikiran berkecamuk membawa Arsa mengarungi matanya yang semakin terpejam, apalagi kini ia merasa mempunyai tanggung jawab, atas apa yang sudah di lihatnya langsung oleh kedua matanya itu
@IDN_Horor @bacahorror_id yang terjadi di dalam keluarganya.

***

“Sa, Arsa, bangun dulu, Ibu sakit makin menjadi, ayo bangun Sa!”
Terdengar suara Kak Eka masuk ke dalam lubang telinga Arsa sangat jelas, apalagi kini sambil menepuk pundak berkali-kali.
Perlahan Arsa memaksakan untuk membuka mata,
@IDN_Horor @bacahorror_id apalagi suara ayam berkokok saja belum ia dengar, pertanda menuju pagi masih butuh waktu yang lama.
“Bapak kemana memangnya, katanya semalam mau bawa ibu ke rumah sakit hari ini” tanya Arsa, sambil memaksakan bangun perlahan.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Sudah berangkat tadi banget, obat dari warung ternyata sudah tidak mempan Sa, aku bingung ini harus gimana” keluh Kak Eka pasah.
Padahal jarum jam baru saja bergerak lambat dari pukul 04.00, namun Aji Priyanto sudah berjalan kaki, melewati kampungnya dengan tujuan
@IDN_Horor @bacahorror_id yang belum diketahui semua anggota keluarganya, bibirnya tersenyum tipis bahagia berkali-kali, seolah pagi paling indah hari ini akan segera menyambut setiap langkah kaki, ia akan menuju sebuah tempat, dengan dandanan tidak terlalu jauh berbeda seperti malam,
@IDN_Horor @bacahorror_id asap-asap putih rokok yang keluar dari mulutnya itu, menambah kepercayaan diri bahwa langkah dalam hidup yang ia ambil ini adalah yang terbaik.
...

Belum sempat Arsa menanyakan keadaan Nek Amirah pada Dinda perihal kejadian semalam, juga kini sudah hadir \i dalam pikiran Arsa,
@IDN_Horor @bacahorror_id bahwa tamu perempuan dua malam ke belakang harus benar-benar ia pastikan, karena merasa bahwa tamu itu ada kaitanya dengan perubahan Aji Priyanto.
“Tadi sempat kebuka matanya, sudah aku kasih minum juga, tapi sekarang malah begini” ucap Dinda sudah berada tepat
@IDN_Horor @bacahorror_id di samping Ibu Elis, kembali terbaring diatas kasur.
“Tunggu biar Kakak saja buatkan air hangat, ini suhu tubuhnya mendadak panas juga” sahut Kak Eka, langsung berjalan keluar kamar.
Suara menggigil yang keluar dari Ibu Elis semakin terdengar jelas, keringat terus saja terlihat
@IDN_Horor @bacahorror_id silih bergantian keluar, sudah beberapa kali Arsa mengelapnya dengan perlahan, sambil ia merasa sangat menyesal, karena tabungan yang dimiliki tidak akan cukup membawa Ibunya ke rumah sakit, kecuali menunggu kepulangan Pak Aji Priyanto.
“Kak, apa Bapak akan pulang lama lagi yah -
@IDN_Horor @bacahorror_id - padahal semalam sudah menjanjikan Dinda setelah lulus mau di kuliahkan, mau beli rumah juga di kota buat Dinda” ucap Dinda penuh harap, membuat Arsa sangat kaget dengan apa yang didengarnya pagi ini.
“Serius Bapak semalam bilang gitu Din!”
@IDN_Horor @bacahorror_id “Iyah Kak, bilangnya tidak akan lama kita pindah dari rumah ini, bapak mau beli rumah baru yang lebih layak”
Bagi Dinda ucapan Aji Priyanto seolah mimpi-mimpi yang tidak akan lama menjadi kenyataan, walaupun untuk Arsa hal itu tentunya seperti sebuah keanehan baru
@IDN_Horor @bacahorror_id yang hinggap di pikirannya, menambah keanehan lain di pikirannya saat ini.
Hingga dedaunan tanaman-tanaman di luar rumah keluarga Aji Priyanto sudah terdapat embun-embun yang perlahan bergerak turun dari dedaunan, seisi rumah masih saja sibuk silih berganti
@IDN_Horor @bacahorror_id melihat keadaan Ibu Elis, beberapa kali terlihat keadaanya bukan semakin membaik malah sebaliknya, begitu juga dari kamar Nek Amirah belum terlihat pertanda nenek tua itu sudah bangun dari tidurnya, padahal Arsa ingin memastikan kejadian semalam.
“Tubuh Ibu jadi kaku loh Kak, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - kenapa yah” ucap Dinda tiba-tiba sangat panik.
Membuat Arsa dan Kak Eka mendekat ke arah rajang tidur.
“Iyah semalam nggak begini...” jawab Kak Eka dengan melihat serius ke arah Ibu Lisna.
Di hadapan ketiga anaknya, tangan Ibu Elis perlahan bergerak,
@IDN_Horor @bacahorror_id membuat Dinda ingin langsung menahannya, namun kalah cepat dengan ditahan tangan Dinda oleh Arsa, karena sedari tadi ia sudah melihat keanehan yang perlahan semakin jelas, pada terbaringnya tubuh ibunya itu.
“Biarkan dulu” Membuat Kak Eka dan Dinda langsung terdiam,
@IDN_Horor @bacahorror_id menuruti perkataan Arsa.
Kini tangan Ibunya itu bukan bergerak untuk memegang ketiga tangan anaknya yang sangat dekat, melainkan kedua tangannya itu menuju leher mengusapnya dengan perlahan, membuat ketiga anaknya, termasuk Arsa baru pertama kali melihat kejadian aneh seperti ini
@IDN_Horor @bacahorror_id kemudian berpindah mengusap-usap wajahnya, di susul oleh sebuah senyuman menakutkan dari wajah Ibu Elis, membuat bulu pundak dan bulu lengan Arsa, Dinda dan Kak Eka berdiri begitu saja.
“B─Bu! Sadar Bu! Sadar!” bentak kencang Kak Eka, karena sudah sangat ketakutan
@IDN_Horor @bacahorror_id dengan apa yang dilihat langsung oleh kedua bola matanya.
Dinda dan Arsa langsung menyingkirkan tangan Ibu Lisna dari wajahnya, walaupun tidak bisa membuat normal kembali bibir Ibunya yang kini masih tersenyum dan tiba-tiba dengan sangat cepat, matanya melotot sekuat tenaga,
@IDN_Horor @bacahorror_id bola mata itu tanpa ada warna hitam, melainkan hanya putih, diikuti senyuman yang semakin menakutkan.
“Kenapa kalian ini pagi-pagi sudah ribut di kamar” suara Nek Amirah membuat Arsa dan Dinda melepaskan dengan cepat tangan Ibu Lisna.
“Kita bicara di luar Sa, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - yang semalam belum selesai, aku curiga!” bisik Kak Eka.
“Sudah sana Eka masak, kasihan Arsa tidak ada makanan, biar Nenek sama Dinda yang jaga Elis”
Membuat Arsa dan Kak Eka dengan cepat keluar kamar dengan nafas yang sama sekali belum tenang,
@IDN_Horor @bacahorror_id apalagi kejadian barusan yang menimpa Ibunya itu baru pertama kali dialami dalam hidupnya, setelah menambah kebingungan pada penyakit apa yang sebenarnya diderita Ibu Elis berbarengan dengan keanehan tingkah laku sang Bapak.
“Sa, ini bukan soal sakitnya Ibu saja, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - sepertinya Bapak melakukan hal aneh, Ibu sakit setelah Bapak pergi seminggu tidak ada di rumah, tiba-tiba pulang dan banyak sesumbar kepada Dinda, kepada Kakak juga mungkin kepada kamu juga!” ucap Kak Eka, kemudian duduk di tempat yang sama dengan Nek Amirah ketika malam hari.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Iyah tadi Dinda juga sudah bilang di kamar Ibu, tapi Kak, yang terpenting kita harus bawa Ibu ke rumah sakit dulu, pastikan secara medis, terlepas aku juga punya pikiran yang sama seperti kakak”
“I─Ibu kak! Kak Ibu!”
@IDN_Horor @bacahorror_id Terdengar suara Dinda semakin mendekat menuju ke arah Arsa dan Kak Eka.
“Din! Kenapa Ibu!” ucap Kak Eka, langsung berdiri dari tempat duduknya.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan melengking Ibu Elis dari arah kamar sangat kencang sekali,
@IDN_Horor @bacahorror_id untuk pertama kali ketiga anaknya itu selama hidup mendengar suara lengkingan berkali-kali diikuti tertawa kencang.
“N─Nenek di dorong sama Ibu sampai terjatuh dari ranjang, mata Ibu melotot seperti barusan Kak, anehnya tenaganya sangat kuat, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - Dinda melihatnya langsung! Malah tubuh Ibu menjadi kaku sekarang!”
Suasana pagi yang seharusnya memberikan segala kehangatan seperti biasanya kepada keluarga Aji Priyanto, apalagi jika Arsa pulang, bisa memberikan dan menyelamatkan kehidupan keluarganya itu,
@IDN_Horor @bacahorror_id kini malah berbeda, mentari dengan sinarnya yang semakin meninggi membawa segala kekacauan pada tubuh seorang Ibu Elis, padahal tubuhnya itu masih saja terbaring kaku, namun seperti ada yang merasukinya, membuat semua anak-anaknya termasuk Arsa semakin berpikiran lain
@IDN_Horor @bacahorror_id akan penyakit yang sedang diderita ibunya itu.
“Sa, Arsa! Apa pikiran kita sama, setelah tamu perempuan itu datang malam kemarin, keadaan rumah dan Ibu jadi sangat kacau” bisik Kak Eka, sambil membenarkan kembali posisi tidur Ibunya dibantu Dinda,
@IDN_Horor @bacahorror_id dan sekarang perlu tenaga lebih untuk membenarkannya.
Arsa dan Dinda hanya menganggukan kepala saja, sementara anehnya, Arsa tidak sengaja melihat sebuah senyuman Nek Amirah dari arah pantulan cermin di kamar Ibu Elis, membuat prasangka buruk lahir dalam pikiran Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Jangan sampai penyebabnya” Kalimat itu keluar dari suara hati kecil Arsa, karena sejak kepulangannya bulan ini ke rumah, dibawa oleh segala keanehan, pikiran ia yang biasanya jernih dan tidak mau menyangkutkan kepada hal-hal lain di luar kehidupan normal,
@IDN_Horor @bacahorror_id malah kini ia sedikit yakin, ada penyebab di balik kondisi tubuh Ibunya itu semakin kaku, bahkan perlu tenaga untuk sekedar membenarkan posisi tidurnya.

***

Terdiamnya seorang Arsa Priyanto sekarang, hanya duduk di sofa yang ia kenakan semalam untuk tidur,
@IDN_Horor @bacahorror_id sudah tidak lagi membuatnya tenang, pikirannya berlari kesana kemari untuk mencari sebuah solusi terbaik hari ini, apalagi jarum jam terus bergerak, kini matahari sore kembali perlahan turun dari arah barat rumah keluarga Aji Priyanto.
@IDN_Horor @bacahorror_id Sudah lebih belasan kali, Dinda dan Kak Eka menghubungi Bapaknya agar segera mendapatkan kabar, sementara Nek Amirah setelah kejadian barusan di dorong oleh Ibu Elis hanya berdiam diri di kamar saja, namun seperti menunggu sesuatu datang,
@IDN_Horor @bacahorror_id gestur tubuhnya sedari tadi Arsa lihat Nek Amirah tidak setenang biasanya.
“Kakak sudah coba hubungi teman-teman Kakak untuk meminjam uang, agar bisa bawa Ibu ke rumah sakit kota” keluh Kak Eka, duduk di sebelah Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id Ucapan Kak Eka seolah memberhentikan pikiran Arsa yang sedari tadi berlari, hingga timbulah sebuah cara di pikiran Arsa dan tahu betul harus menghubungi siapa, kala kondisi semakin menjepit seperti ini, apalagi waktu terus berputar beriringan
@IDN_Horor @bacahorror_id dengan semakin memburuknya kondisi Ibu Elis.
“Tunggu Kak, Arsa mau telpon atasan di kerjaan siapa tahu bisa meminjamkan uang, biar nanti bulan depan Arsa ganti, semoga bisa”
“Sa tidak sedikit mungkin biayanya, kasihan sudah kamu harus menanggung beban keluarga ini”
@IDN_Horor @bacahorror_id “Semoga saja ada gantinya Kak, rezeki tidak ada yang tahu, lagian anak mana yang tega melihat keadaan Ibunya perlahan bukan membaik malah sebaliknya Kak”
...

Dengan cepat Arsa mengeluar handphone dari dalam tasnya, berjalan tergesa-gesa ke teras depan rumah
@IDN_Horor @bacahorror_id ditemani senjanya langit sore ini membawa sebuah kecemasan yang semakin berlebih ia rasakan, apalagi ketika melihat raut wajah adik dan Kakaknya itu tidak jauh berbeda.
“Pak Wahyu, aku harus beranikan diri!”
Beberapa kali Arsa menarik nafas cukup dalam,
@IDN_Horor @bacahorror_id menghembuskannya secara perlahan, tidak ada pertimbangan apapun untuk berbicara di luar hal pekerjaan kepada satu-satunya orang selain menjadi atasan, sudah Arsa anggap seperti guru baginya, karena segala kebaikan dan kerendahan hati Pak Wahyu.
@IDN_Horor @bacahorror_id Sudah dua kali panggilan Arsa lakukan di handphonenya ke nomor Pak Wahyu, sama sekali tidak diterimanya, membuat ia merasa tidak yakin dengan solusi ini, padahal baru saja tadi bisa membuat ia sangat yakin mendapatkan pinjaman uang dari Pak Wahyu.
@IDN_Horor @bacahorror_id Membuat Arsa enggan untuk masuk dahulu ke rumah, tidak ingin membuat kakak dan adiknya semakin cemas, apalagi sekarang sudah terlihat dari teras depan Nek Amirah masuk kembali ke kamar Ibu Elis, membuat ia langsung berdiri dari duduknya yang tidak tenang,
@IDN_Horor @bacahorror_id karena penasaran dengan apa yang diperbuat neneknya itu.
Namun tiba-tiba dering dan getar handphone secara bersamaan menghentikan langkah Arsa, terlihat nomor bernamakan kontak “Pak Wahyu” masuk.
“Assalamualaikum Pak” Segera Arsa duduk kembali di kursi teras depan rumah,
@IDN_Horor @bacahorror_id handphone sudah menempel di telinganya.
“Walaikum salam Sa, baru saja tadi saya kepikiran mau telpon kamu, di kampung tidak ini” suara yang tidak asing itu, membuat Arsa tidak tenang, apalagi tujuannya kini untuk meminta tolong kepada atasannya,
@IDN_Horor @bacahorror_id Pak Wahyu memang tahu jika setiap gajian di akhir pekan pasti Arsa akan pulang ke kampung halaman.
“B─Betul Pak di kampung, maaf Pak, kebetulan Pak Arsa juga mau minta tolong ini, maaf kalau lancang”
“Heh kamu ini Sa, Sa... bicara kayak sama siapa saja, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - sama saya juga kebetulan mau tanya nama kampung kamu, inikan...” langsung dengan lengkap Pak Wahyu menyebutkan nama kampung dimana Arsa lahir, walaupun cukup membuat Arsa terheran-heran kenapa Pak Wahyu bisa mengetahui alamat kampungnya dengan lengkap.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Benar Pak itu kampung Arsa, ada apa memangnya yah Pak kalau boleh tahu”
“Kamu dulu saja, katanya mau minta tolong, ada apa memangnya Arsa, bicara saja”
Segera Arsa menjelaskan keadaan keuangannya padahal baru saja menerima gaji kemarin sore kepada Pak Wahyu,
@IDN_Horor @bacahorror_id menceritakan keadaan sakit Ibunya yang secara bersamaan baru saja membayar ujian adiknya yaitu Dinda, membuat Pak Wahyu hanya mendengarkan saja penjelasan Arsa dan hal itu tidak membuat Pak Wahyu heran, karena sering berbicara dengan Arsa di pekerjaanya
@IDN_Horor @bacahorror_id juga tahu beban keluarga Arsa ada di pundaknya.
Pandangan mata Dinda dan Kak Eka sudah Arsa lihat berkali-kali memperhatikannya, berbarengan terkena kuningnya cahaya sore yang semakin turun, memberi pertanda malam akan segera tiba,
@IDN_Horor @bacahorror_id walaupun Arsa hanya memberikan pertanda anggukan kepala saja kepada mereka, agar bisa tenang.
“Apalagi begitu, sulit bagi saya yang sudah tidak mempunyai seorang Ibu untuk tidak menolong kamu, cuti dulu saja senin sekarang, bawa sekarang ke rumah sakit kota takut kemalaman, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - nanti saya jenguk sekalian bawa uang yang kamu perlukan”
“Tapi Pak apa itu tidak membuat Bapak merasa direpotkan─”
“Merepotkan apa, sekalian saya juga ingin tanya soal nama ini Sa, tahu dengan nama Aji Priyanto data yang teman saya kirim dari kampung itu”
@IDN_Horor @bacahorror_id Arsa benar-benar kaget, padahal baru saja merasa tenang setelah ini bisa membawa Ibu Elis ke rumah sakit, malah nama Bapaknya yang keluar dari ucapan Pak Wahyu, apalagi hanya ada satu nama di kampung ini nama tersebut.
“Tahu Pak, kebetulan itu orang tua saya”
@IDN_Horor @bacahorror_id Pak Wahyu sangat senang mendengar jawaban Arsa, walaupun dalam diri Pak Wahyu ada sedikit kejanggalan, karena baru saja Arsa meminjam uang, sementara dari kertas yang sekarang berada tepat di hadapan Pak Wahyu,
@IDN_Horor @bacahorror_id sebuah kertas berisikan nama Aji Priyanto merupakan investor baru di salah satu bisnis temannya, yang baru saja hari ini mencapai kesepakatan untuk pembuatan perumahan di tanah yang sangat luas, namun beruntungnya Pak Wahyu tahu kondisi yang sedang dialami Arsa di rumahnya itu,
@IDN_Horor @bacahorror_id sehingga berjanji lain waktu di kantor akan membahasnya dengan Arsa, hanya ia bilang kepada Arsa bahwa Aji Priyanto investor baru dan temanya yang meminta saran serta solusi kepadanya.
“Kebetulan saja mungkin Sa, bisa tepat dan langsung bicara dengan anaknya Pak Aji Priyanto, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - yasudah kalau malam sudah di rumah sakit, langsung beri kabar yah, penasaran juga dengan Bapak kamu ini, pantas saja anaknya di pekerjaan rajin sekali Ha-ha-ha” suara Pak Wahyu berbarengan dengan bercanda agar tidak menjadi tegang,
@IDN_Horor @bacahorror_id apalagi suara panggilan baru saja diakhirinya langsung.
“Kalau benar Bapak menjadi investor dan bisnisnya berjalan kembali dengan waktu yang cepat, itu tidak masuk akal” kembali hati Arsa berbicara sebuah kenyataan, apalagi itu adalah Bapaknya sendiri,
@IDN_Horor @bacahorror_id sampai bulan kemarin pun untuk sekedar membeli rokok harus menunggu Arsa pulang dan hari ini keadaan tiba-tiba berubah bukan hanya sangat cepat, seperti membalikan telapak tangan, apalagi pekerjaan Arsa benar-benar membantunya tahu,
@IDN_Horor @bacahorror_id perlu uang sebanyak apa untuk menjadi investor dan itu sudah keluar dari mulut atasanya, tidak mungkin salah dan meleset, membuat Arsa hanya bisa menyadarkan tubuhnya pada kursi tua penuh rayap, menerima hal semua ini bukan lagi sebuah keanehan semata,
@IDN_Horor @bacahorror_id melainkan kenyataan yang belum bisa diterima, apalagi keadaan Ibunya semakin memburuk saat ini.
“Siap-siap Dinda, Kak Eka, bawa salin-salin Ibu, Arsa mau ke rumah Pak Haji Katim sewa mobilnya, kita bawa Ibu ke rumah sakit, biar malam ini sudah sampai”
@IDN_Horor @bacahorror_id Dinda dan Kak Eka merasa lega mendengarkan perkataan Arsa, langsung berdiri dari duduknya, apalagi mereka tahu Arsa sejak bekerja sudah pandai mengendarai mobil.
“T─Tidak usah Arsa! tunggu dulu saja Aji pulang, nanti juga sembuh ibu kalian ini”
@IDN_Horor @bacahorror_id Suara terbata-bata Nek Amirah terdengar jelas keluar dari kamar Ibu Elis, walaupun anehnya Nek Amirah dan seluruh wajahnya penuh keringat, bahkan sampai baju yang dikenakannya tidak bisa menutupinya, membuat Dinda, Kak Eka dan Arsa semakin aneh melihat tingkah neneknya itu.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Mau nunggu sampai kapan Nek, kondisi tubuh Ibu sudah semakin kaku seperti itu, seharian harus menahan rasa sakitnya, kasihan” jawab Kak Eka membuat suasana rumah menjadi tegang.
Untuk kesekian kalinya, Nek Amirah malah tersenyum,
@IDN_Horor @bacahorror_id membuat Arsa ingat pada sebuah senyuman malam kemarin yang sama persis dengan Ibunya yang sangat menakutkan itu.
“Sudah jangan dulu dengarkan perkataan Nenek, tidak punya banyak waktu kita ini, keburu malam nantinya” sahut Arsa,
@IDN_Horor @bacahorror_id sambil memikirkan apakah akan memberitahu informasi yang baru saja di dapatkan dari Pak Wahyu perihal kabar tentang Bapaknya itu kepada Dinda dan Kak Eka, dalam keadaan yang tidak mendukung seperti ini.
“I─itu datang...” hanya mulutnya Nek Amirah saja yang bergerak
@IDN_Horor @bacahorror_id di lihat dengan jelas oleh Arsa, tanpa mengeluarkan suara, Dinda dan Kak Eka sudah menyelonong masuk ke kamar Ibu Elis, lebih mengikuti perkataan satu-satunya lelaki di rumah ini yaitu Arsa.
Walaupun membuat Arsa sebenarnya heran dengan perkataan dari Nek Amirah
@IDN_Horor @bacahorror_id yang semakin aneh itu, namun tidak membuat ia mengurungkan niatnya, apalagi sudah ada kesepakatan dengan Pak Wahyu yang akan membantunya nanti di rumah sakit.
Baru saja kedua punggung kaki Arsa mengenakan sandal, akan berjalan cepat ke rumah Haji katim,
@IDN_Horor @bacahorror_id malah dari bayangan langit senja yang sudah tinggal sedikit lagi akan tenggelam sepenuhnya, terlihat sebuah bayangan hitam dari samping mobil mewah yang sedang melaju ke arah rumahnya, bahkan, itu adalah mobil paling mewah yang pernah menginjak jalanan di kampung ini.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Siapa itu, tumben ada mobil bagus masuk kampung ini” membuat Arsa langsung terdiam, apalagi ketika mobil yang melaju sudah sangat bisa dipastikan semakin mendekat.
Tidak berselang lama, turunlah dua kaki mengenakan celana hitam sangat rapi dari bagian samping depan pengemudi,
@IDN_Horor @bacahorror_id lelaki yang seharian ini ditunggu kedatangan oleh Arsa, Dinda dan Kak Eka, langsung melemparkan senyum ke arah Arsa, bersamaan dengan gelap malam sudah menganti langit sore, disusul satu orang yang baru saja dibukakan pintu belakang oleh Pak Aji Priyanto,
@IDN_Horor @bacahorror_id lelaki jauh lebih tua dengan rambut penuh uban, hanya mengenakan pakaian kain sederhana serba hitam, lalu lelaki kurus tinggi dengan wajah yang menyeramkan menggunakan jaket kulit, keluar dari arah kemudi, langsung menuntun lelaki tua itu semakin mendekat ke rumah Arsa,
@IDN_Horor @bacahorror_id tanpa menutup semua kaca mobil yang sekarang terparkir tepat di depan teras rumah.
“Mau kemana Sa, kenalin ini Ki Samardi dan Kang Joni, teman Bapak sekaligus yang mau menyembuhkan sakitnya Ibu” Membuat Arsa sangat kaget sekaligus heran, karena baru saja ia akan membawa Ibu Elis
@IDN_Horor @bacahorror_id ke rumah sakit, malah Bapaknya membawa teman untuk menyembuhkan Ibunya.
Belum sempat Arsa menjawab, Ki Samardi, Kang joni dan Bapaknya langsung melangkah masuk ke dalam rumah, setelah Ki Samardi melemparkan sebuah senyuman,
@IDN_Horor @bacahorror_id walaupun hati Arsa menerima arti lain dengan senyuman tersebut, apalagi tidak bisa secepat itu ia percaya kepada dua orang baru yang bahkan baru pertama di lihatnya itu.
...
@IDN_Horor @bacahorror_id Kedatangan Aji Priyanto tepat ketika suara adzan magrib baru saja selesai berkumandang membuat Dinda dan Kak Eka sama halnya dengan Arsa membuatnya heran, apalagi tidak ada percakapan lain, Bapaknya hanya memperkenalnya persis sama seperti kepada Arsa barusan di depan rumah,
@IDN_Horor @bacahorror_id malah sekarang yang terlihat Ki Samardi, Kang Joni, terlibat percakapan serius dengan Aji Priyanto dan Nek Amirah tepat didepan kamar Ibu Elis, yang tidak bisa didengar jelas oleh ketiga anaknya itu.
Kepala Nek Amirah dan Aji Priyanto beberapa kali mengangguk,
@IDN_Horor @bacahorror_id seolah sedang berdiskusi dan menyetujui apa yang dikatakan Ki Samardi dan Kang Joni, membuat pikiran anak-anaknya semakin tidak menentu, apalagi sedari tadi Ki Samardi tersenyum melihat ke dalam kamar Ibunya itu. Hanya menyisakan seorang diri Nek Amirah
@IDN_Horor @bacahorror_id yang tidak ikut masuk ke dalam kamar Ibu Elis, sisanya, Pak Aji Priyanto, Ki Samardi dan Kang Joni langsung masuk.
“Berarti tidak jadi yah kita bawa Ibu ke rumah sakit malam ini” ucap Dinda pelan, memegang erat tangan Kak Eka, pertanda kecemasan pada Ibunya.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Gimana Sa” Kak Eka melihat ke arah Arsa, yang terlihat bukan sedang berpikir, malah penasaran dengan apa yang akan dilakukan tiga lelaki itu di kamar ibunya.
“Semoga saja Ibu lekas sembuh Kak Eka dan semoga kecemasan kita pada segala keanehan yang terjadi di rumah ini -
@IDN_Horor @bacahorror_id - sejak Ibu sakit, tidak terjadi, juga perihal tamu perempuan itu bukan apa-apa...”
Dinda dan Kak Eka begitu serius mendengar ucapan yang keluar dari mulut Arsa, walaupun tidak bisa mengusir langsung rasa cemas yang sedang mereka rasakan.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Arsa batalkan dulu minta bantuan ke atasan Arsa di kerjaan yah kak, takutnya malah nunggu kabar”
Langkah Arsa perlahan menuju depan rumah, sambil mengeluarkan kembali handphone dari dalam saku celananya itu, walaupun ketika sampai di depan teras rumah dan duduk kembali
@IDN_Horor @bacahorror_id di kursi tua penuh rayap, dua bola Arsa menangkap sebuah kejanggalan dari dalam mobil yang terparkir dengan seluruh jendela yang masih terbuka, apalagi baru saja dari dalam rumah Dinda menekan cetekan lampu teras rumah, sehingga warna kuningnya itu semakin memperjelas
@IDN_Horor @bacahorror_id pandangan matanya ke arah mobil.
“Apa aku salah lihat yah...” Beberapa kali matanya berkedip dengan cepat, sekedar untuk memastikan apa yang ia lihat dari dalam mobil itu, apalagi pekatnya gelap malam sudah sedari tadi tiba.
“Tidak, tidak ada apa-apa”
@IDN_Horor @bacahorror_id Dengan cepat Arsa mencari kontak bernama “Pak Wahyu” di handphonenya itu, untuk segera ia memberikan kabar, membatalkan niatnya sore tadi di telepon, namun sudah dua kali panggilan itu tidak diterima Pak Wahyu, dengan perasaan tidak enak hati dan ujung matanya
@IDN_Horor @bacahorror_id terus memperhatikan sesekali ke arah mobil, malah membuat bulu pundaknya berdiri begitu saja.
Dengan cepat dua jempol jarinya Arsa menari diatas keyboard handphone jadulnya untuk mengirim pesan kepada Pak Wahyu, sambil terus memikirkan keadaan Ibu Elis dari dalam kamar
@IDN_Horor @bacahorror_id “Pak maaf, Arsa tidak jadi ke rumah sakit, alhamdulilah keburu ditangani Bapak, perihal senin cuti kerja atau tidak, besok segera Arsa beri kabar selanjutnya, terimakasih atas kebaikan Bapak”
Setelah pesan itu dikirim Arsa, malah ia sekarang merasa heran dengan padangan matanya
@IDN_Horor @bacahorror_id ke arah mobil, sambil terus mengingat ketika mobil itu tiba dengan jumlah orang yang datang termasuk bapaknya itu.
“Perasaan hanya tiga orang barusan” pasangannya terus melihat ke arah kaca belakang mobil, tempat sebelumnya Ki Samardi dibukakan pintunya oleh Bapaknya,
@IDN_Horor @bacahorror_id kini Arsa mengedipkan matanya dengan cepat, berkali-kali, agar apa yang sedang di lihatnya itu tidak salah, sudah duduk perempuan berwajah pucat di belakang kursi pengemudi, rambutnya terurai panjang, bahkan setengah wajah perempuan itu tertutup rambut hitam itu,
@IDN_Horor @bacahorror_id padanganya lurus kosong, melihat ke arah pintu rumah Arsa, tanpa memperdulikan Arsa yang kini sedang menatap dengan serius.
“A─ampun... sakitttt... tolong...” tiba-tiba terdengar suara teriakan Ibu Elis dari dalam rumah, membuyarkan padangan Arsa ke arah mobil
@IDN_Horor @bacahorror_id yang kini berisikan perempuan berwajah pucat, pucatnya persis seperti orang yang sudah tidak bernyawa.
“Kak! Kakak! Ibu!” teriak Dinda tepat di dekat pintu rumah.
Membuat Arsa langsung berdiri dan berlari ke arah Dinda, dengan sesekali tetap memastikan
@IDN_Horor @bacahorror_id pada arah perempuan dari dalam mobil, begitu juga kini dua bola mata Dinda melihat ke arah yang sama dengan Arsa, disusul teriakan melengking kesakitan jauh lebih keras dari arah kamar Ibu Elis.
Kak Eka sudah tidak duduk di sofa, melainkan sudah berdiri di dekat Nek Amirah
@IDN_Horor @bacahorror_id di dekat pintu kamar Ibu Elis.
“Kak kenapa barusan” tanya Arsa sangat cemas, apalagi pikiranya masih berada di teras rumah masih ingin melihat perempuan dari dalam mobil, begitu juga dengan Dinda sesekali terus melihat ke arah luar.
“Sudah diam! biar Ibu kalian sembuh malam ini”
@IDN_Horor @bacahorror_id sahut Nek Amirah, dengan padangan serius ke arah pintu kamar Ibu Lisna.
“Tapi Nek kenapa tadi teriakan Ibu minta tolong kesakitan seperti itu” tanya lagi Arsa, yang sudah tidak sabar ingin membuka pintu.
“Itu proses pengobatan Arsa!” bentak pelan Nek Amirah,
@IDN_Horor @bacahorror_id tidak membuat Arsa lebih tenang malah kini akan melangkah maju dan membuka paksa pintu kamar, walaupun dengan cepat di pegang kuat oleh tangan Ni Amirah.
“Jangan gegabah! Sudah tunggu dulu Arsa!” lanjut Nek Amirah, menatap tajam ke arah wajah Arsa,
@IDN_Horor @bacahorror_id disaksikan oleh Dinda dan Kak Eka, membuat mereka kaget dengan tingkah neneknya itu, apalagi dari dalam kamar terdengar suara erangan Ibu Lisna yang semakin jelas mereka dengar.
...
@IDN_Horor @bacahorror_id Sebuah gunting kecil yang sudah karat baru saja berhasil mengunting bagian rambut panjang Ibu Lisna dengan susah payah, Kang Joni memberikan gumpalan rambut itu kepada Ki Sarmadi disaksikan jelas oleh dua bola mata Pak Aji Priyanto yang kini nafasnya sudah tidak tenang,
@IDN_Horor @bacahorror_id tatkala melihat istrinya belum juga sembuh, setan-setan yang ada di dalam diri Pak Aji Priyanto masih menyisakan hati nurani kecilnya, yang sebenarnya tidak tega menyaksikan kejadian ini, namun inilah sebuah jalan yang sudah ia ambil dan sepakati.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Jon bakar saja sekarang, buka perlahan kotak itu” ucap Ki Sarmadi ternyata mempunyai suara yang sangat serak dan basah, yang sedari tadi terus mengucapkan matra dan jampi-jampi dalam hatinya.
@IDN_Horor @bacahorror_id Sebuah kotak yang terbuat dari kayu jati tua berwarna coklat perlahan dibuka oleh Kang Joni, bahkan bertahun-tahun lamanya, seorang Joni yang sudah ikut lama dengan Ki Sarmadi baru pertama kali melihat isi dalam kotak tua itu, membuat tanganya bergetar,
@IDN_Horor @bacahorror_id bersamaan dengan keringat yang terus mengalir deras.
“Ingat Ji, resikonya” tangan Ki Sarmadi memegang erat tangan Pak Aji Priyanto.
“Ingat Ki, saya ingat betul” bisiknya perlahan, walaupun hatinya berkecamuk ketika melihat kain putih kotor itu seperti bekas tali pocong,
@IDN_Horor @bacahorror_id lilitannya di buka perlahan oleh Kang Joni, sudah terdapat beberapa rambut hitam pekat, di satukanlah rambut itu dengan rambut Ibu Elis, tiba-tiba mengeluarkan sebuah bau bunga yang malam kemarin pernah tercium oleh anaknya yaitu Arsa.
“K─ki ini...” bibir Kang Joni bergetar,
@IDN_Horor @bacahorror_id seolah tahu sejarah benda dalam genggaman tangannya itu.
Langsung dengan percaya diri Ki Sarmadi memberikan kain berisikan dua rambut yang sudah dililit dalam kain bekas tali pocong kepada Pak Aji Priyanto.
“S─sekarang Ji, cepat!”
@IDN_Horor @bacahorror_id Aji Priyanto menerima korek api dari Kang Joni, dengan cepat membakar kain putih, api itu tiba-tiba menyambar, tidak seperti api berjumpa kain seharusnya perlahan, kini jauh lebih cepat api melahap kain putih itu, tidak kalah cepat Aji Priyanto mengelilingi asapnya
@IDN_Horor @bacahorror_id tepat di dekat wajah Ibu Elis yang masih terpejam, walaupun kini tangannya mulai bergerak perlahan, persis sama ketika Arsa pernah menyaksikan malam kemarin, mengusap wajahnya sendiri dan bagian leher, membuat tubuh yang awalnya kaku kini seketika kembali normal.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Masukan abu-abu itu ke dalam kotaknya lagi Ji” bisik Ki Sarmadi dengan tegang, menyaksikan apa yang sudah di sepakatinya dengan Aji Priyanto.
Abu-abu itu dipungut bersih, bahkan ketika api itu hampir menyentuh kulit Pak Aji Priyanto,
@IDN_Horor @bacahorror_id dengan menahan rasa panas di matikaanya dalam kotak kayu, bersamaan kayu itu di tutup dan dimasukan kedalam saku celana berwarna hitam yang Ki Sarmadi kenakan, Ibu Elis mengeluarkan senyum yang sangat menakutkan, bahkan membuat bulu pundak suaminya pun ikut berdiri.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Sudah! Ingat semuanya dan lakukan segala kemauan kamu! Perempuan itu sudah bersama kamu Ji!” bisik Ki Sarmadi, kemudian bisikannya semakin pelan, seperti menyebutkan seorang nama dari gerakan mulutnya yaitu “Arsa”, disaksikan oleh Kang Joni,
@IDN_Horor @bacahorror_id yang tidak percaya bahwa semuanya terlihat begitu mudah, padahal Kang Joni tahu betul apa yang akan terjadi kedepannya, sementara anak-anak Aji Priyanto sudah sedari tadi menunggu cemas di balik pintu kamar,
@IDN_Horor @bacahorror_id tidak mengetahui sebenarnya pengobatan apa yang sedang dilakukan Bapaknya itu terhadap Ibu Elis yang sekarang tubuhnya sudah dibagunkan perlahan oleh suaminya, karena sudah dengan cepat kembali tersadar.
...
@IDN_Horor @bacahorror_id Arsa, Dinda dan Eka dibuat kaget ketika melihat Bapaknya, Ki Samardi dan Kang Joni keluar dari kamar, di ikuti oleh Ibu Lisna yang sudah bisa kembali berjalan, padahal beberapa jam sebelumnya terbentang kaku di atas kasur.
@IDN_Horor @bacahorror_id Begitu juga dengan Dinda menahan sesuatu yang sangat menakutkan yang sudah ia lihat dari arah mobil yang sedang terparkir itu, ia hanya bisa menahannya, dan menunggu sabar bahwa akan ada sesuatu yang ingin ia bicarakan kepada Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id Ki Samardi dan Kang Joni bahkan dengan cepat pergi meninggalkan rumah Aji Priyanto, sudah menolak berkali-kali agar dibuatkan kopi oleh Ibu Elis yang anehnya kini terlihat normal, tidak seperti beberapa jam kebelakang.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Bapak antar dulu Ki Samardi ke depan” dengan wajah yang bahagia, padahal sebelumnya di kamar istrinya, sesuatu yang sangat mencekam baru saja Aji Priyanto alami, sementara Nek Amira mengikuti langkah anaknya itu dan Ibu Elis sedang menjawab pertanyaan Kak Eka,
@IDN_Horor @bacahorror_id walaupun terlihat sangat kebingungan dengan apa yang anaknya itu tanyakan, bahkan biasanya Ibu Elis menyambut hangat Arsa setiap pulang ke rumah, kini sama sekali tidak.
“Kakak lihat tidak perempuan didalam mobil dari tadi─” bisik Dinda serius, setelah duduk di sebelah Arsa.
@IDN_Horor @bacahorror_id Membuat Arsa terkejut bukan main, langsung melihat ke arah Dinda.
“lihat tidak Kak, kenapa malah jadi bengong!” lanjut Dinda merasa kesal, karena ia tidak mau merasakan ketakutan seorang diri, apalagi waktu malam semakin larut,
@IDN_Horor @bacahorror_id untuk suasana di kampung ini sudah muncul suara tonggeret.
“Perempuan berambut panjang, wajah pucat Din”
“Iyah benar Kak, baju hitam, baju yang sama persis ketika tamu perempuan itu menanyakan Bapak dua malam kebelakang datang ke rumah, wajah pucatnya juga sama, itu tamu Bapak, -
@IDN_Horor @bacahorror_id - tapi, siapa itu kak sebenarnya!”
Membuat jantung Arsa berdetak lebih kencang dari biasanya, apalagi pengakuan Dinda kali ini memutar kembali begitu dingin dan menyeramkan perempuan dari dalam mobil, yang sekarang sudah perlahan menjauh dari rumah.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Apa kakak tadi tidak melihat ketika datang, sepertinya itu di bawa dua orang tadi” lanjut Dinda dengan suaranya terhenti, karena melihat jelas tiba-tiba mata Ibunya melotot sekuat tenaga ke arah Dinda, membuat Arsa berbalik badan dan menyaksikannya dengan jelas.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Sudah Bu, tidak apa-apa namanya juga anak-anak, yuk kita istirahat, besok pagi Bapak ingin berkumpul, ada hal penting yang mau bapak bicarakan” sahut Aji Priyanto, melewati Dinda dan Arsa yang sedang duduk di sofa, memotong semua obrolan kakak beradik itu,
@IDN_Horor @bacahorror_id seolah Ibu dan Bapaknya itu mengetahui apa yang sedang dibicarakan anak-anaknya.
“Hal penting apa memangnya Pak” jawab Kak Eka, karena masih melihat dua adiknya itu kaget.
“Bapak sudah sepakat dengan rekan bisnis baru Bapak, mau beli rumah baru dari Pak Hendra Dewamarwan -
@IDN_Horor @bacahorror_id - dan Ibu Indah Indriyani, rumahnya jauh lebih besar dan megah, besok saja kita bicarakan ini, sudah sekarang istirahat sudah malam juga” di susul oleh tarikan mesra Pak Aji Priyanto kepada Ibu Elis masuk ke dalam kamar, bersamaan dengan Nek Amirah
@IDN_Horor @bacahorror_id yang kini terlihat bahagia mengikutinya masuk ke kamarnya.
“Apa nama Hendra itu temanya Pak Wahyu juga, mungkin Pak Wahyu akan tahu” ucap Arsa dalam hati, karena semua keanehan di rumah ini semakin mempunyai banyak bukti,
@IDN_Horor @bacahorror_id apalagi niatan membeli rumah yang sebelumnya dikatakan kepada Dinda ternyata bukan omong kosong belaka, melainkan nyata.
Dinda, Arsa, Kak Eka anak-anak dari Aji Priyanto dua hari kebelakang termasuk malam ini mengalami satu-satunya kejadian aneh,
@IDN_Horor @bacahorror_id setelah Ibunya sakit mendadak parah dan kini sembuh secara cepat.
“Kakak yakin tamu perempuan itu seperti bukan manusia biasa, kakak juga lihat apa yang kalian lihat, apalagi aneh sakitnya ibu bukan sembuh oleh medis, Kakak curiga kepada Bapak dan Nenek” bisik Kak Eka
@IDN_Horor @bacahorror_id semakin mendekat ke arah Dinda dan Arsa.
Namun karena mendengarkan saran Arsa agar tidak membahasnya sekarang, setelah menjelaskan kejadian barusan, Kak Eka beruntungnya paham, walaupun ia merasa sangat ketakutan dengan perubahan suasana dari dalam rumah malam ini,
@IDN_Horor @bacahorror_id hingga memaksa Dinda untuk tidur bersamanya.
...

Arsa Priyanto terus saja memandangi jam tua yang menempel di dinding rumahnya yang sudah penuh dengan garis, pertanda beberapa tahun lagi jika tidak di renovasi mungkin rumahnya akan segera rubuh,
@IDN_Horor @bacahorror_id ia sudah membaringkan bandannya bersama segala kejanggalan yang setelah ia pahami secara perlahan semua berkaitan pada kepulangannya bulan ini ke rumah keluarganya, dari mulai tamu perempuan, sakitnya Ibu Lisna, dan perubahan cepat keadaan Pak Aji Prianto,
@IDN_Horor @bacahorror_id walaupun kini tersisa tiga nama yang membuatnya semakin curiga, atas apa yang sudah di lakukannya, nama pertama adalah neneknya sendiri dan dua orang yang baru Arsa tahu namanya itu, Ki Sarmadi dan Kang Joni.
“Benar-benar aneh semua diluar nalar aku yang biasanya handal -
@IDN_Horor @bacahorror_id - menggunakan logika untuk berpikir, namun kali ini tidak sama sekali” keluh Arsa, pikirannya sedang menyusun kejadian cepat di rumahnya, sesekali pandangannya melihat ke arah pintu kamar Bapak dan Ibunya yang saling berhadapan dengan kamar Nek Amirah,
@IDN_Horor @bacahorror_id terpisahkan oleh lampu bercahaya kuning redup, menuju dapur dan kamar mandi.
Beberapa kali mata Arsa sudah terpejam, namun beberapa kali juga tanganya mengacak-acak rambutnya dengan kesal, karena belum selesai semua kesulitan yang kedepannya akan ia hadapi,
@IDN_Horor @bacahorror_id sudah lahir lagi masalah tidak masuk akal yang perlahan membawanya ke arah yang sangat menyeramkan dan aneh dari keluarganya sendiri, bahkan wajah perempuan yang Dinda dan Kak Eka menyebutnya itu tamu, semakin membenarkan bahwa keluarganya sedang tidak baik-baik saja,
@IDN_Horor @bacahorror_id terlebih saksi kang Jami penjaga warung yang ikut menjadi saksi, membuat kepala Arsa seolah akan pecah seperti kaca cermin yang akan dilempar oleh batu.
...
@IDN_Horor @bacahorror_id Jarum jam terus bergerak, membawa gelap malam semakin larut, namun dari dalam kamar Aji Priyanto kebahagian benar-benar sedang dirasakannya, ia terus saja berbicara panjang dengan Ibu Elis tentang rumah yang akan dibelinya itu esok hari,
@IDN_Horor @bacahorror_id bahkan rencana-rencana siapa nanti yang akan merawat rumah itu, serta rencana kedepan untuk ketiga anaknya dengan matang dibicarakan di atas kasur yang sudah tidak layak pakai itu.
Walaupun beberapa kali Ibu Elis dalam dirinya sedang berpikir apa sebenarnya
@IDN_Horor @bacahorror_id yang sudah terjadi terhadapnya, namun ia kesulitan untuk menarik sebuah kesimpulan, beberapa kali malah dirinya ikut kembali menikmati kebahagian beserta suami yang dicintainya sejak lama itu.
Berbanding terbalik dengan Arsa, Dinda dan Kak Eka kini malah merasa bahwa
@IDN_Horor @bacahorror_id perubahan yang terjadi kepada Bapaknya itu pasti ada hal aneh, karena sejak kedatangan tamu perempuan itu, kini dengan cepat mengubah keadaan dan suasana rumah.
“Ibu tidur saja duluan, bapak mau ke kamar mandi dulu” bisik Pak Aji Priyanto, lalu mengecup kening Ibu Elis.
@IDN_Horor @bacahorror_id Anehnya, Ibu Elis seperti tidak merasakan sesuatu, malah seperti dalam dirinya itu terbagi dengan yang lain, karena tidak biasanya ia sering memainkan rambutnya berkali-kali, bahkan tidak menyadari beberapa jam kebelakang,
@IDN_Horor @bacahorror_id rambut panjangnya itu sudah dipotong sedikit dengan sengaja, di hadapan suaminya.
Langkah Pak Aji Priyanto sangat perlahan, setelah mengeluarkan satu plastik hitam yang terdapat wadah di dalamnya, untuk menyelesaikan satu langkah lagi, apa yang sudah di kerjakannya
@IDN_Horor @bacahorror_id bersama Ki Samardi dan Kang Joni.
“Sudah pada tidur, aman” dengan terus mengendap-endap menuju kamar mandi ke arah dapur.
Padahal dari arah sofa Arsa melihat jelas bayangan tubuh Bapaknya itu berjalan ke dapur, walaupun cahaya kuning lampu itu sudah redup.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Bapak, bawa apa itu” sambil Arsa membuka matanya perlahan, menangkap basah apa yang ada di tangan Aji Priyanto, sebuah plastik hitam berisikan wadah, membuatnya sangat penasaran.
...
@IDN_Horor @bacahorror_id Dari dalam kamar mandi, perlahan Aji Priyanto mengeluarkan wadah toples yang berukuran sedang, wajahnya tersenyum ke arah kaca yang sudah terpecah menjadi beberapa bagian, kulit tua itu tidak bisa di sembunyikan di bawah cahaya kuning yang hampir saja redup.
@IDN_Horor @bacahorror_id Plastik hitam segera disingkirkan, toples itu yang entah berisikan apa, hanya terlihat berwarna merah gelap, karena cahaya lampu kamar mandi yang kurang terang, segera ia membacakan sebuah matra di dalam hatinya, matanya terpejam, hatinya terus bergetar tegang,
@IDN_Horor @bacahorror_id namun sama sekali tidak ia urungkan niatnya itu, dengan sekali tarikan nafas, cairan merah gelap berbau amis itu dengan cepat di basuhkan ke arah muka, menutup semua kulit keriputnya, walaupun harus menahan bau amis tetap saja ia lakukan berkali-kali,
@IDN_Horor @bacahorror_id sambil tangan nya bergerak cepat membalurkan sekuat tenaga, dan kini rasa mual dari bau amis sudah benar-benar tidak diperdulikannya.
Dengan sangat cepat, ia melepaskan baju yang dikenakannya, sisa dari cairah merah gelap itu di balurkan juga ke tubuhnya
@IDN_Horor @bacahorror_id “Malam ini juga aku harus bersetubuh dengan Elis istriku, ini demi kebaikan keluarga!” hatinya berkata dengan lugas dan lantang, agar niatannya yang sudah setengah jalan itu, segera terbukti, bersamaan dengan wajah dan badan penuh cairan merah gelap,
@IDN_Horor @bacahorror_id Aji keluar dari kamar mandi hanya mengunakan kolor, setelah melepaskan celana panjangnya itu, langkahnya kembali berjalan menuju kamar, walaupun kini ia merasa sudah tidak sendiri, langkahnya seperti ada yang mengikuti, ia bukannya takut, malah hatinya bersorak gembira,
@IDN_Horor @bacahorror_id bahwa niat nya besok akan segera terwujud dan nasib keluarganya akan berubah drastis, setelah menyetubuhi istri sahnya.
...

Dari arah sofa butut itu mata Arsa belum sepenuh terpejam hanya ditutup menggunakan bantal di bagian kepala, sehingga ada celah
@IDN_Horor @bacahorror_id untuk melihat jelas ke arah dapur, detak jantungnya terus menerus tidak tenang, menunggu Bapaknya kembali, walaupun kini apa yang ditunggu Arsa datang, tubuh tua dan wajah penuh dengan cairan merah sedang berjalan perlahan ke arah kamar Ibu Elis seperti sudah dirasuki sosok lain,
@IDN_Horor @bacahorror_id di bawah cahaya kuning yang tidak terlalu terang itu Pak Aji Priyanto sedang berjalan di ikuti perempuan yang sudah pernah Arsa lihat di mobil, Arsa ingat betul, apalagi kini perempuan itu seolah mengikuti bau amis yang menempel di wajah dan tubuh Bapaknya.
@IDN_Horor @bacahorror_id “Astagfirullah!!!”
Arsa benar-benar kaget bukan main, jantungnya hampir saja copot dengan apa yang ia lihat saat ini, apalagi, sengatan bau amis itu tercium juga oleh kedua lubang hidungnya dan nafas ia mulai tidak tenang, melihat kenyataan lain di rumahnya.
@IDN_Horor @bacahorror_id Perempuan dengan rambut panjang dan wajah pucat mengenakan baju hitam itu mengetahui bahwa anak lelaki Pak Aji Priyanto sedang melihatnya dengan jelas, walaupun kepala Arsa ditutupi bantal.
Pak Aji Priyanto dengan tersenyum bahagia walau tubuhnya sudah bau amis,
@IDN_Horor @bacahorror_id masuk kedalam kamar dengan penuh nafsu birahinya agar niatnya sempurna juga malam ini, malah perempuan yang sedari tadi mengikuti langkah Aji Priyanto tidak masuk ke dalam kamar, melainkan berjalan lurus ke arah sofa dimana tubuh Arsa masih terbaring,
@IDN_Horor @bacahorror_id membuat Arsa yang melihatnya semakin jelas, semakin bingung juga ketakutan untuk berbuat apa selanjutnya, apalagi kini tubuhnya mendadak menjadi kaku, sama halnya penyakit Ibunya seharian tadi.
“S─saya Sukma Ayu... ayo ikut! Tebus nyawa segera, atau...”
@IDN_Horor @bacahorror_id Suara terbata-bata perempuan menakutkan itu terdengar jauh lebih jelas oleh kedua telinga Arsa, apalagi kini Arsa benar-benar tidak bisa bergerak, badanya tiba-tiba berubah menjadi kaku, apalagi bau amis itu bukan lagi dari arah Bapaknya yang baru saja menutup pintu kamar,
@IDN_Horor @bacahorror_id melainkan dari perempuan yang sudah sangat dekat dengannya.
“Ayo ikut!!! mati!!!”

(Bersambung...)
@IDN_Horor @bacahorror_id Dibalik kesulitan hidup yang sudah Arsa Priyanto alami, kini malah mendapatkan kenyataan lain di keluarganya, perubahan yang bukan sekedar omong kosong belaka, benar-benar terbukti nyata pada perubahan sang Bapak, Aji Priyanto,
@IDN_Horor @bacahorror_id namun malah kenyataan itu juga menarik paksa Arsa mengetahui perlahan apa yang sudah dilakukan Bapaknya itu.
Bisakah Arsa selamat, setelah mengetahui beberapa hal, termasuk tamu undangan bapaknya itu yaitu sosok perempuan misterius yang bernama Sukma Ayu,
@IDN_Horor @bacahorror_id bagaimana kesaksian lain Dinda dan Eka Lisnawati sang Kakak, apakah awal semuanya ini berkat Nek Amirah! Benarkah Ibu Elis sebenar-benarnya adalah korban atau tumbal, lalu apakah jalan keluar akan hadir, setelah akan membeli rumah baru,
@IDN_Horor @bacahorror_id juga peranan Kang Wahyu, bisakah membantu seorang Arsa.

Bangkar Sukma Part (2) – Ikat Nyawa sudah tersedia, bisa teman-teman baca sambil memberikan supportnya.

[Klik link & download eBook]

karyakarsa.com/qwertyping/ban…
@IDN_Horor @bacahorror_id Bangkar Sukma Part (3) – Rumah Putih, sudah tersedia dan silahkan teman-teman download sambil memberikan support.

Typing to give you a horror thread, thanks for supporting me.

[Klik link & download eBook]

karyakarsa.com/qwertyping/ban…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Teguh Faluvie

Teguh Faluvie Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @qwertyping

Oct 31, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 7 Tamat ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Selamat datang kembali di Kampung Kasarung bagian akhir, berarti sudah menunggu cerita baru yang akan segera hadir. Mohon doa agar semua lancar.

Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya dari cerita Kampung Kasarung ini, silahkan klik tautan di bawah.
Read 26 tweets
Oct 24, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 6 ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Hallo selamat datang kembali di Kampung Kasarung, mohon maaf sebelumnya cerita ini baru kembali berlanjut, karena ada satu kesibukan dan mohon doanya agar semua berjalan lancar.
Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya, silahkan klik tautan.

Part 1
x.com/qwertyping/sta…

Part 2
x.com/qwertyping/sta…

Part 3
x.com/qwertyping/sta…

Part 4
x.com/qwertyping/sta…

Part 5
x.com/qwertyping/sta…
Read 28 tweets
Oct 4, 2024
Permainan yang nggak pernah bakal gw ulang seumur hidup! Sampai gw trauma kalau denger ANAK-ANAK HITUNG 1.. 2.. 3.. SAMPAI 10, saat mereka main PETAK UMPET!

Gw masih ingat di kasih makan dalam wadah batok kelapa, yang ternyata itu cacing hidup!

"A THREAD"

#bacahoror Image
Image
Cerita ini adalah kiriman sender melalui DM, dia dapat teror setelah melanggar sesuatu ketika main petak umpet, ‘DIPIARA’ istri guru ngaji berhari-hari dan ‘TEROR’ yang ngeri! Bayangin dia dikasih makan cacing! bagian paling bikin gw mual!
Yuk langsung aja. Saya disini hanya membagikan cerita yang sudah dirapikan sedikit, atas kesepakatan dengan sender, agar lebih nyaman dibaca.
---------
Read 62 tweets
Sep 18, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 5 ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Selamat datang kembali teman-teman di Kampung Kasarung, kita akan memasuki Part 5. Tapi sebelum itu ada informasi penting yang harus teman-teman ketahui, pre order buku Kampung Jabang Mayit, diperpanjang!
Teman-teman yang belum ikut memesan Buku Kampung Jabang Mayit , kini bisa ikut kembali dari tanggal 16-20 September 2023. Kolaborasi dengan @djomuhammad di terbitkan oleh @bukune berikut tautan pre order, bisa langsung klik!

🛒 linktr.ee/kampungjabangm…Image
Read 32 tweets
Sep 5, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

[ Part 4 ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
Selamat datang kembali teman-teman di Kampung Kasarung, mohon maaf beberapa minggu kebelakang harus absen karena ada beberapa kesibukan yang tidak bisa dilewatkan, serta kesehatan yang sedikit terganggu. Semoga upload kali ini seperti biasa dapat menemani kamis malam kalian.
Kini kita akan memasuki Part 4. Tapi sebelum itu ada informasi penting dulu yang harus teman-teman ketahui. Tepat tanggal ini, mulai tanggal 3-9 September, Buku Kampung Jabang Mayit sedang dalam Pre Order.
Read 38 tweets
Jul 4, 2024
KAMPUNG KASARUNG

Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.

"A THREAD"

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahoror Image
[PROLOG]

Diatas tanah kampung yang mempunyai nama Jayamati dengan segala campur tangan sang pencipta sedang menampakan keberkahan luar biasa. Hasil bumi yang melimpah, ladang peternakan, hingga perkebunan telah menyelimuti kampung itu setidaknya dalam kurun 10 tahun kebelakang.
Hal itu terjadi setelah dapat mengusir monyet-monyet yang kerap turun dari bukit Jayamati yang selalu memakan hasil bumi adalah awal tombak kesejahteraan tertancap, dimana para petani dan orang-orang luar kampung bahkan tidak jarang menaruhkan nasib pada tanah kampung Jayamati.
Read 130 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(