Dalam media sosial memang tak ada aturan soal bagaimana cara tulis kalimat alias bebas. Namun ada kaidah yg harus diikuti dalam penulisan berita.
Nah netizen saat ini banyak menyertakan potongan gambar berita.
[1]
Sayangnya selain potongan beritanya tidak lengkap, kadang juga ada yg tidak tahu dan mungkin juga tidak mau tahu bahwa beritanya hasil editan/modifikasi orang nakal.
Penulisan judul berita itu terikat dgn Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), yakni:
[2]
1. Setiap huruf di awal kata ditulis dgn huruf kapital.
Contoh:
Ma'ruf Amin: Makan 2 Pisang Tak Perlu Makan Nasi
2. Penggunaan huruf kecil untuk preposisi, konjungsi, dan interjeksi.
Preposisi:
Rendang dari Padang
Konjungsi:
Si Paijo dan Si Ngaciro
[3]
Interjeksi:
Jalan-Jalan ke Maldives, yuk!
3. Huruf kapital pada kata ulang. Sedang untuk kata ulang sebagian, huruf kapitalnya hanya pada awal kata.
Kata ulang:
Derita Si Kupu-Kupu Malam
Kata ulang sebagian:
Jangan Bercerai-berai
Semoga bermanfaat
[End]
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1 ->Proyeksi boleh, tp mesti realistis. PDB Growth Rate di bawah 5%, devisa cuma tahan 6-7 bln, Utang 70% lebih aset total kok mau gegayaan Proyeksi & Proyek tinggi
2 & 3 ->Terlihat justru Pemerintah pusat abai otonomi dan terjadi sentralisasi
Beliau mengatakan dlm Qur'an ada ucapan selamat natal dgn merujuk Surat 19:33. Tapi lupa sebutkan pada ayat sebelumnya ada persaksian Nabi Isa sbg hamba & Nabi Allah
Bagaimana bisa dijadikan dalil memperbolehkan ucapan selamat Natal dgn konteks Yesus sebagai anak TUHAN?
[1]
Jika dalih bolehnya asalkan bisa menjaga Aqidah, berarti menurut YBS apakah boleh mendekati Zina asalkan tidak ikutan jadi pelakunya?
No!
Allah jelas melarang dekati zinah (al-Isra’ ayat 32)
[2]
YBS lakukan namanya Cherry picking & menggunakannya sbg pembenaran argumentasi
Tergolong sbg logical Fallacy.
Jika bertemu kutipan ayat Al Qur'an, mohon sempatkan baca ayat² sebelum & sesudahnya
Al Qur'an itu Luar biasa. Ga akan ada yg bakalan bisa memanipulasinya