1. SHALAWAT ASYGHIL berkumandang di hari pertama abad ke-2 Nahdlatul Ulama dengan balutan suara simfoni.
Bbrp kali mataku basah saat menulis aransemen Shalawat ini. Ada getaran yg mengharukan saat merangkai harmoninya. Ada rasa yg sulit dijelaskan saat merajut orkestrasinya.
2. Empat anak kemudian melantunkannya diselingi paduan suara yg dikoordinir oleh Marthin Tuppano, Jay Wijayanto dan dibantu oleh Nur Hidayat & Wildan.
Empat anak hebat ini adalah:
Azzam Mukjizat
Majda
Sayed Syauqi Alaidrus
Yasmin Najma
3. Terima kasih, Allah SWT yang telah meniupkan inspirasi. Terima kasih, Nahdlatul Ulama yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat orkestrasi Shalawat Asyghil dan lainnya di peristiwa penting ini.
4. Semoga NU tetap solid dalam menyebarkan ajaran Islam yang ramah, toleran, moderat dan berimbang serta terus menggelorakan semangat kebangsaan. 🇮🇩
Tak ada manusia sempurna.
Tapi kita punya pilihan, mengapresiasi kebaikan & pencapaian orang lain, atau fokus membahas keburukan & kekurangannya.
Ini foto sebagian sosok2 yg pernah kuunggah di Instagram-ku: @addiems999. Mrk menginspirasiku dgn perjuangan & sumbangsihnya.
2.
Pasti ada yang tidak suka.
No problem. One size never fits all. Tapi tidak ada yg bisa menghalangiku mengagumi dan mengapresiasi seseorang.
3.
Untuk sebagian yg tidak terbiasa mengapresiasi orang lain, memuji orang lain sering dianggapnya "menjilat". Sebutan yg kadang kuterima saat mengapresiasi Pak Jokowi. Bahkan disebut "BuzzeRp", meski aku tak pernah menerima imbalan setiap mengapresiasi siapa pun.
1. Sepuluh thn pertama anak adlh masa yg paling menentukan dlm pembentukan karakter mereka.
2. Karenanya, di Jepang & negara maju lainnya, sekolah dasarnya tak trlalu utamakan ilmu pengetahuan. Tdk menyibukkan anak dgn hapalan, menilainya dgn angka/ranking. Tp lbh pada pembinaan kedisiplinan, kepedulian pada lingkungan & empati. Ilmu pengetahuan bisa diajarkan kemudian.
3. Untuk itulah, di negara2 maju musik dimanfaatkan sebagai alat pendidikan. Anak2 berlatih kedisiplinan dan presisi dengan membaca notasinya yang matematis & terperinci (otak kiri).
Maka kujelaskan lagi bhw aku tak pernah inginkan itu. Selama 41 thn berkiprah di musik memang aku hanya ingin jadi musisi. Bukan komisaris, seperti yang terus menerus dituduhkan.
3. Ternyata tweet JAWABANku itu di-screencap dan disebar tanpa tweet PERTANYAANnya dari netizen. Jadinya terkesan aku caper, berharap jd komisaris 😀.
Dalam sejarah Nusantara dan Republik Indonesia, belum pernah ada cacian, hinaan dan fitnah yang paling buruk, baik dari sisi manusia dan agama, kecuali cacian, hinaan dan fitnah yang diarahkan kepada Presiden Jokowi.
2) Tidak ada satu pun, raja atau presiden yg menerima sebutan terburuk selain dirinya.
Di negeri yg saat ini bermayoritas muslim dan konon menjunjung tinggi tradisi kesusilaan serta budaya, selama bertahun-tahun memuja kata-kata kotor yang diarahkan kepada pemimpin negara dan ...
3) ... bangsa, sementara kebijakan pemerintahannya tetap diikuti.
Perlu daftar panjang menyusun kata-kata berikut penjelasannya untuk mengurai cacian, hinaan dan fitnah serta berbagai tuduhan itu:
Stlh twit ini aku share cerita Dilla Amran yg hrs lepas tanahnya utk pembangunan tol ini. Menarik...
Kisah di balik Tol Desari, diceritakan oleh Dilla Amran:
1. Kemarin baru aja diresmiin Tol Desari. Jadi inget yang saya alami waktu pembebasan tanah. Rumah saya di Andara, Pangkalan Jatibaru, Cinere, Depok. Dari taun 90an udah beredar kabar kalo daerah situ bakal kena gusur ...
2. ... karena bakal ada pembangunan tol dan sejak 2004an udah simpang siur kabarnya macem-macem.
Bertahun-tahun warga Andara jadi linglung. Mau bagusin rumah jadi ragu, mau dijual juga harganya turun karena udah ada desas-desus bakal kena gusur.