1) Selamat pagi. Semangat melestarikan & mempelajari sejarah Kota Malang perlu fondasi akademis & literasi yang memadai. Asumsi Kayutangan sebagai satu kesatuan utuh adalah kawasan heritage harus disikapi cermat & hati-hati. Faktanya tidak demikian. @infomalang
2) Saya sepakat pendapat arsitek Antariksa (2013), koridor Kayutangan (1900–1930) dikembangkan dengan ciri winkelstraat (perbelanjaan) & lebih eksklusif dari kawasan lainnya seperti chinezenkamp (Pecinan) atau arabierenkamp (Kampung Arab). Lihat foto winkelcomplex “Lux” ini.
3) Namun tidak semua kawasan barat daya (zuidwesten) alun-alun meliputi Talun, Tongan, Sawahan, Kayutangan, Oro-oro Dowo, Celaket, Klojen Lor & Rampal adalah hunian heritage. Sempadan saluran irigasi di Kayutangan itu dulu bebas pemukiman permanen. @umbumd
4) Penggerak utama perubahan tata ruang Kota #Malang = demografi. Saat bouwplan (rancang bangun) kota disusun dulu tahun 1930 penduduknya cuma 86.646 jiwa, pada 1954 naik jadi 271.870, pada 1990 jadi 695.809 & tahun 2020 sebesar 843.810 jiwa. Wajar terjadi perubahan tata ruang.
5) Saya pribadi melihat perubahan tata ruang & peruntukan ruang terbuka di Kota #Malang dimulai seeding-nya pada rentang 1988–2003 & diteruskan secara terkomodifikasi 2003–2018. Mari dipelajari secara akademis pergeseran RTRW & penambahan luas terbangun di jangka waktu tadi.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1 April 2023 ulang tahun Kota #Malang ke 109. Untuk memeriahkan, saya akan tweet sekilas masa lalu kota ini. Semoga mencerahkan, meski tidak selalu menyenangkan. Sila diikuti jika berkenan.
1) Pada 1 April 1914, Pemerintah Hindia Belanda melalui Residen Pasuruan mendirikan Gemeenteraad Malang dengan anggaran ƒ44.867. Pertimbangan pendirian ini adalah penduduk Kota #Malang saat itu cukup banyak namun masih berada di bawah Asisten Residen yang urus Kabupaten Malang.
2) Penduduk Kota #Malang saat itu terdiri 20.000-an orang Indonesia, 2.500 orang Eropa dan sekitar 4.000 orang Timur (Cina, India & Arab).