ㅤㅤㅤㅤㅤKelas perdananya di Durmstrang: cukup membuat Austen bersemangat. Bahkan sebelum waktunya tiba, gadis itu sudah berada di ruang kelas 1 lantai 3, sudah menyiapkan alat tulis juga. Austen menyukai sejarah, meskipun ia merasa kurang familiar dengan sejarah sihir.
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤGadis katzen itu duduk cukup depan, tetapi tidak di baris paling depan juga. Ia menunggu Professor untuk segera memulai pembelajaran, semoga ia bisa mengerti pelajaran dengan baik.
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤTidak berapa lama, professor memasuki ruang kelas dan memberikan sapaan kepada seluruh murid. Dengan semangat dan tersenyum, Austen menjawab sapaan tersebut, bersama teman yang lain. (
ㅤㅤㅤㅤㅤAusten mengangguk mendengar penjelasan rules. Ketika memulai memasuki materi, ia menyiapkan alat tulisnya dan menuliskan judulnya besar-besar; Chamber of Secret.
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ"Kurang lebih seperti pure-blood supremacist ya berarti." Austen menggumam untuk dirinya sendiri, tangannya sendiri masih bergerak untuk mencatat sementara otaknya berusaha memproses. "Apakah pendiri asrama lain tidak tahu akan ini? Kok bisa dibiarkan?"
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ"Menyeramkan sekali.. padahal apapun statusnya, masih sesama penyihir." Ia bergumam lagi. Tangannya membuka lembar kertas berikutnya untuk kembali mencatat poin-poin penting yang dijelaskan.
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ"Sepertinya Tom Riddle. Diakan yang terkenal keji itu, mukanya juga mirip ular..." Austen mengangkat tangannya untuk menjawab. "Tapi Corvinus Gaunt juga benar, sih.. Semoga saja jawabanku ngga salah." (
ㅤㅤㅤㅤㅤ"Memang penyihir hitam.. bahkan di masa sekolah saja sudah melakukan tindakan mengerikan begini." Gadis itu berdecak ngeri mendengarkan penjelasan mengenai basilisk. Basilisk pasti mengerikan sekali bentuknya, ya.
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ"Hah? Toilet wanita lantai dua? Kok bisa Salazar Slytherin dan Tom Riddle main-main ke tempat itu?" Austen berharap suaranya tidak terlalu keras sampai terdengar, tetapi ia sedikit bingung saat memproses penjelasan Professor. (
ㅤㅤㅤㅤㅤKelas hari itu benar-benar tidak terasa. Professor sangat pandai bercerita dan mengajar, sehingga tanpa terasa, jam sudah menunjukkan waktu pembelajaran yang berakhir. Meskipun begitu, Austen memanfaatkan kesempatan bertanyanya. (
ㅤㅤㅤㅤㅤ"Terimakasih atas kudapannya, professor. Sampai bertemu minggu depan, seru sekali kelasnya." Sapanya sebelum meninggalkan ruangan. Ia tidak sabar untuk kelas sejarah minggu depan. (
ㅤㅤㅤㅤㅤDengan agak berlarian, gadis itu membawa barang-barangnya ke kelas siang itu—walaupun agak mengantuk, tapi ia tidak sabar sekali karena menurutnya Charms adalah pelajaran yang sangat-sangat menarik!
ㅤㅤㅤㅤㅤKelas malam ini seram, menurut Austen. Sihir hitam, mungkin maksudnya pertahanan terhadap sihir hitam, kan? Tidak mungkin sekolah mengajarkan mantra-mantra gelap dan jahat kepada murid, kan?
ㅤㅤㅤㅤㅤsiang-siang memang enaknya untuk kembali tidur, austen sampai harus memaksa dirinya untuk tidak menyalakan pendingin ruangan dan kembali merebahkan dirinya diatas empuknya kasur.