Selamat pagi tweeps. Kota #Malang ketika hujan tidak hanya berisikan 99% kenangan tapi juga genangan. Ikuti utas pendek ini jika ingin tahu.
1) Sebagai kota di dataran tinggi, persoalan drainase di #Malang lebih terkait kemampuan mengalirkan limpasan di permukaan tanah seusai hujan turun. Gangguan terbesar terhadap kemampuan ini adalah ulah manusia. Contohnya tampak di ilustrasi berikut ini.
2) Peta dari Jawatan Topografi Amerika Serikat tahun 1946, menunjukkan Kota #Malang dalam keadaan ideal ketika penduduknya masih di kisaran 300.000 orang. Hari ini, dengan penduduk tiga kali lipat, tentu masalahnya jauh lebih banyak, khususnya pemukiman & perubahan tata ruang.
3) Selain berbagai saluran drainase untuk mengalirkan air hujan, juga ada beberapa kawasan terbuka untuk menyerap air atau setidaknya tempat “parkir” air. Ada 7 lokasi di sisi barat Kota #Malang yang bisa diidentifikasi dari peta topografi ini sebagai kawasan terbuka.
4) Lokasi nomor 1 namanya Semeru Park, kini ditempati oleh Museum Brawijaya & Perumahan Wilis. Sedangkan lokasi 2 terletak di perempatan Jalan Kawi Atas, kini menjadi Gedung Pulosari (yang berfungsi sebagai tempat perbelanjaan) & seberangnya menjadi rumah serta bengkel.
5) Mengenai Semeru Park ini bisa diceritakan pada tahun 1950-an oleh Pemerintah Kota #Malang dijadikan Taman Indrakila & daerah terbuka hijau. Setelah 1966 di sisi timur dibangun Museum Brawijaya & pada 1988–1990 seluruh area yang tersisa ditukarguling menjadi perumahan mewah.
6) Lokasi nomor 3, merupakan retarding point di Jalan Kawi (depan SMP Negeri 6 Malang) telah sudah menjadi Gedung KNPI. Sedangkan lokasi nomor 4 saat ini masih menjadi daerah resapan, yakni hutan kota di Jalan Malabar (dekat Pasar Oro-oro Dowo).
7) Lokasi nomor 5 adalah daerah resapan yang berada di sekitar (saat ini) Jalan Bromo Gang II dan Jalan Batok. Tempat ini dulu daerah terbuka untuk parkir air drainase dari Jalan Ijen yang akan masuk Saluran Irigasi Kadalpang (Pintu Air Bromo). Lokasi kini sudah dipenuhi rumah.
8) Lokasi nomor 6 adalah taman di Jalan Ade Irma Suryani yang kini tampaknya sudah menjadi rumah. Lokasi nomor 7 adalah kawasan terbuka yang sekarang SMA Negeri 5 Malang. Demikianlah, perubahan daerah terbuka di sisi barat Kota #Malang, wajar air hujan suka cari jalan sendiri.
9) Pertanyaan yang acap muncul kenapa Jalan Ijen Kota #Malang tergenang? Sebabnya: (a) minim lubang di tepi jalan, khususnya di sisi timur, yang terhubung saluran drainase; (b) sistem pematusan di sisi barat sudah tidak memiliki area resapan & jalurnya banyak yang tidak aktif.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1 April 2023 ulang tahun Kota #Malang ke 109. Untuk memeriahkan, saya akan tweet sekilas masa lalu kota ini. Semoga mencerahkan, meski tidak selalu menyenangkan. Sila diikuti jika berkenan.
1) Pada 1 April 1914, Pemerintah Hindia Belanda melalui Residen Pasuruan mendirikan Gemeenteraad Malang dengan anggaran ƒ44.867. Pertimbangan pendirian ini adalah penduduk Kota #Malang saat itu cukup banyak namun masih berada di bawah Asisten Residen yang urus Kabupaten Malang.
2) Penduduk Kota #Malang saat itu terdiri 20.000-an orang Indonesia, 2.500 orang Eropa dan sekitar 4.000 orang Timur (Cina, India & Arab).
1) Selamat pagi. Semangat melestarikan & mempelajari sejarah Kota Malang perlu fondasi akademis & literasi yang memadai. Asumsi Kayutangan sebagai satu kesatuan utuh adalah kawasan heritage harus disikapi cermat & hati-hati. Faktanya tidak demikian. @infomalang
2) Saya sepakat pendapat arsitek Antariksa (2013), koridor Kayutangan (1900–1930) dikembangkan dengan ciri winkelstraat (perbelanjaan) & lebih eksklusif dari kawasan lainnya seperti chinezenkamp (Pecinan) atau arabierenkamp (Kampung Arab). Lihat foto winkelcomplex “Lux” ini.
3) Namun tidak semua kawasan barat daya (zuidwesten) alun-alun meliputi Talun, Tongan, Sawahan, Kayutangan, Oro-oro Dowo, Celaket, Klojen Lor & Rampal adalah hunian heritage. Sempadan saluran irigasi di Kayutangan itu dulu bebas pemukiman permanen. @umbumd