Mengapa Hari Pendidikan Nasional yang biasanya 2 Mei tidak didasarkan pada hari kelahiran K.H Ahmad Dahlan yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah 10 tahun lebih awal dari berdirinya Taman Siswa (1922).
Tatang Wisnu Wardhana dalam tulisannya di @IBTimesID menyebut gerakan dakwah pendidikan Muhammadiyah salah satu kontribusi nyata mengawal pendidikan nasional.
Muhammadiyah dikenal Gerakan Islam Modernis yang berasal dari elit agama kesultanan Ngayogyakarta. Pada fase awal berdiri, Muhammadiyah mencurahkan kegiataannya pada usaha–usaha pendidikan, tabligh/syiar nalar agama berkemajuan, sosial, dan literasi.
Maka dibentuk Hoofdbestuur bahagian Sekolah, Hoofdbestuur bahagian Tabligh, Hoofdbestuur bahagian Penolong Kesengsaraan Oemat dan Hoofdbestuur Pustaka.
Khusus di pendidikan, mulanya perkembangan Muhammadiyah terkesan lambat dikarenakan benturan, tentangan hirarkhi pemerintahan dan keagamaan baik ekstern dan intern Islam yang menolak ide–ide Islam modernis.
Pendidikan Nasionalisme Islam modernis ala Muhammadiyah diawal dihadangkan dengan Nasionalis Jawa yang secara umum menolak model nasionalisme Islam. Reaksi terhadap arus pasang pembaharuan muncul dari Suwardi Surjadiningrat, tokoh yang kemudian dikenal dengan Ki Hajar Dewantara.
Dalam buku “Sejarah Indonesia Modern”, menurut M.C Riklefs, kehadiran Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922, merupakan upaya penolakan terhadap gerakan Islam Pembaharuan Muhammadiyah melalui jalur pendidikan.
Biarpun ada perbedaan dan penolakan, Taman Siswa - Muhammadiyah punya titik temu dalam pendidikan. Misalnya dalam ulasan ini. ibtimes.id/mengapa-hari-l…
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Universiti Muhammadiyah Malaysia merupakan tonggak pertama berdirinya Perguruan Tinggi Muhammadiyah di luar negeri.
Perguruan Tinggi ini yang dimaksudkan sebagai perluasan gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan pendidikan tinggi di ranah global.
Universiti Muhammadiyah Malaysia telah mendapat izin Pemerintah Malaysia sejak tanggal 5 Agustus 2021 melalui Jabatan Pendidikan Tinggi pada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia.
Tidak hanya Kiai Dahlan dan Nyai Walidah, Prof Haedar dan Ibu Siti Noordjannah yg sama-sama suami-istri aktif di Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.
Di Gorontalo, bahkan ada empat Pasangan suami-istri aktif di Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dan sama-sama jadi pimpinan.
“Kalau di PP Muhammadiyah kemarin cuman satu ya. Tapi sekarang di Gorontalo ada 4 Pasangan,” kata Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Irwan Akib. suaramuhammadiyah.id/2023/02/06/saa…
Sabara Karim Ngou, Ketua Muhammadiyah Gorontalo 2022-2027 menceritakan kisahnya dengan istri tercintanya Ibu Hj. Ramanti Ismail, S.Ag. yang pimpinan 'Aisyiyah Gorontalo periode 2022-2027.
Ialah (Alm) Prof Malik Fadjar yang tidak kehilangan akal saat ditanya, tokoh Muhammadiyah kok merokok.
Saat merokok Prof Malik Fadjar pindah ke @NUgarislucu, ketika rokoknya habis balik lagi jadi warga @MuhammadiyinGL
Merokok bagi warga Muhammadiyah adalah "terlarang", tetapi tidak sedikit warga Muhammadiyah yang ternyata juga merokok.
Salah satunya Prof Malik Fadjar. Bahkan, gara-gara Prof Malik seorang perokok, warga Muhammadiyah yang merokok disebut pengikut "Mahzab Maliki".
Ada sekelumit cerita lucu saat Prof Malik Fadjar sebagai tokoh Muhammadiyah bertemu dengan sahabatnya dari NU, Dr KH A. Hasyim Muzadi, ulama panutan @nahdlatululama
Muhammadiyah sejak 1917 telah menggerakan progam bagi anggota 'Aisyiyah untuk berkerudung atau menggunakan Jilbabnya sebagai simbol organisasi.
Kerudungnya waktu itu disebut 'Kudung Aisyiyah' berupa kain kerudung yg ditenun & disulam dengan motif bunga-bungaan.
Dalam buku Sejarah Kauman (2010) karya Ahmad Adabi Darban, menyebut sejak tahun 1917 Muhammadiyah telah menggerakkan program wajib berkerudung bagi anggota-anggota Aisyiyah.