Kutil: Revolusioner Pertama yang Dihukum Mati oleh Pemerintah Indonesia
Hari ini, 72 tahun yang lalu, tepatnya pada 5 Mei 1951, Sachjani alias Kutil menolak matanya ditutup dan memilih menatap ketika peluru panas regu tembak menembus tubuhnya.
Kutil salah satu pimpinan dan dianggap bertanggung jawab (selain juga Widarta yang dieksekusi mati) atas revolusi sosial di tiga daerah, Brebes, Tegal, dan Pemalang, yang terjadi sepanjang Oktober-Desember 1945.
Hingga kini, tidak diketahui di mana makamnya, bersamaan dengan namanya yang kerap dimitoskan dalam sejarah Indonesia dan menjadi legenda "Robin Hood" dari Pantai Utara.
Dalam buku Peristiwa Tiga Daerah (baca: bit.ly/PeristiwaTigaD…), Kutil mengakui dirinya terlibat dalam setiap pembunuhan selama revolusi, meski demikian, ada anggapan bahwa itu dilakukan Kutil untuk melindungi kawan-kawannya.
“... Satu-satunya yang disetujuinya ialah mengambil seorang lenggaong sebagai kambing hitam, seorang wakil dari tradisi protes sosial petani di Jawa.” (2004: 310).
Demi menghormati pahlawan rakyat kecil tersebut, Kutil, yang hari ini puluhan tahun yang lalu dihukum mati, kami bagikan kembali ratusan arsip Anton Lucas yang disumbangkan ke Flinders University—termasuk arsip foto dan keputusan hukuman mati terhadap Kutil.
Anton Lucas Collection dibagi dalam beberapa tema: Indonesian National Revolution, Women in the revolution, Democracy in Indonesia, Merapi Merbabu Complex (MMC), Agrarian Reform, dan Indonesian History.
Anton Lucas Collection dibagi dalam beberapa tema: Indonesian National Revolution, Women in the revolution, Democracy in Indonesia, Merapi Merbabu Complex (MMC), Agrarian Reform, dan Indonesian History.
Dengan total sebanyak 405 arsip (17,9 GB) yang dapat dibundelkan, berisi naskah buku, manuskrip, penelitian, rekaman, transkrip, surat, ilustrasi, peta, foto, kliping, dan banyak lainnya.
Catatan: Silakan diunduh sebelum tautan kadaluwarsa, simpan di perangkat masing-masing, dan pergunakan arsip sebaik-baiknya. Silakan dipelajari, terima kasih.
Pertanyaan: –barangkali di sini juga masih ada yang menanyakan hal yang sama– mengapa Bebaskan Buku! kerap membagikan buku atau bacaan tentang PKI, komunis, marxisme, kiri, dan seputar itu, mengapa tidak buku lainnya [?].
Jawaban: sebab golongan 'PKI' [dan yang tertuduh] adalah golongan, yang tidak hanya mengalami pembantaian massal paska '65, tetapi juga mengalami genosida intelektual.
Barangkali tidak ada kelompok, organisasi, atau gerakan lainnya yang mengalami kiamat semacam itu: manusianya ditahan; disiksa; diperkosa; dipenjara; dibunuh; disingkirkan, dan pengetahuan oleh dan atas mereka di-coba-hilangkan.
PKI lahir pada 23 Mei 1920, tepat hari ini 100 tahun yang lalu. Partai tersebut merayakan hari ulang tahun terakhirnya pada 23 Mei 1965 () –beberapa bulan sebelum Tragedi '65. Setelah genosida, tidak ada perayaan bagi hari kelahirannya.
Sebagai peringatan 100 Tahun PKI, kami bagikan beberapa bacaan: dari PKI, Sobsi, BTI, Lekra, Pesindo, Unra, Nasakom, dan lainnya. Sila baca, unduh, dan sebar: bit.ly/SatuAbadPKI (Sandi: 100TahunPKI)