Apa yg diharapkan dr seorang matematikawan yg lebih baik dr Paul Erdős? Tak punya rumah & pengangguran u/ berkeliling mencari kolaborator2 utk membuat 1500 papers matematika.
Dialah #HomoLudens (Manusia Bermain) sejati
Erdös penggila angka. Keliling dunia membongkar bocoran buku Tuhan (yg dia sebut Fasis Tertinggi) berjudul "The Tansfinite" (Melampaui Ketakberhinggaan) yg berisi rahasia2 matematika. Dia mengetuk pintu rumah orang2 u/ ngerjain problem2 matematika sampai mati
Tiap dia mengetuk pintu rumah matematikawan2 di Eropa, Amerika, Asia & Australia u/ mengajak mereka memecahkan problem2 matematika, dia mengawalinya dgn berucap, "Otakku Selalu Terbuka". Dan dia pun tinggal berbulan2 di rumah kolaborator matematikanya itu
Keunikan Paul Erdős cuma bisa diimbangi o/ Ramanujan yg selalu bicara bahwa ratusan rumus & teorema matematikanya yg melampaui jaman (karena orang baru tahu gunanya selarang) dia dapat dari dewa Namagiri, yg jd dewa penjaga rumahnya, lewat mimpi
Bagus juga jika kehidupan Paul Erdős, si pengelana matematika ke seluruh dunia yg mencari2 rahasia bukunya "Fasis Tertinggi" ini, difilmkan spt film2 biografi ilmuwan/matematikawan: John Nash, Stephen Hawking, Alan Turing & Srinivasa Ramanujan ini...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pak @jokowi adalah pemimpin bervisi kemajuan & merakyat (progresif populis). Warisannya cuma bisa diselamatkan dgn visi kemajuan & berkeahlian (progresif teknokratik). Jika penerusnya sama2 progresif populis, rakyat jenuh. Bisa kalah o/ konservatif populis
Bangsa yg dipimpin progresif popukis & diganti konservatif populis, tak kan ke mana2. Kiri kanan, kiri kanan tp tak spt naik2 ke puncak gunung karena sistem Indonesia belum sekokoh gunung. Ia masih serapuh gundukan pasir. Mudah koyak kalau digeser kiri kanan
Tragedi spt ini terjadi banyak negara Amerika Latin sehingga mereka terjebak jd negara2 berpendapatan menengah. Tak kunjung jadi negara maju. Jika pun industrinya maju, kesenjangan sosialnya melebar. Proses tumbuh & pemerataannya diasuh ideologi2 yg berbeda
Teaser acara CNN TV Indonesia ttg refleksi #25TahunReformasi (sekali lagi abaikan dulu narasinya yg dramatis ya 😊)
Jika wawancara #25TahunReformasi tadi terlalu singkat, tuips bisa menyimak wawancara saya dgn NET TV: "Dalam perjuangan demokrasi atau kebangsaaan, selalu ada resiko 3B yg harus dihadapi:
BUI, BUANG, BUNUH".
Bisa simak di sini =>
Tanpa buku, aku cuma seonggok bocah di kampung kecil di tepi sawah. Dengan buku aku jd warga dunia.
Tanp buku, aku cuma jd pemberang & pemarah. Dengan buku, aku mengubah keadaan dgn ide.
Kuasa tanpa buku adalah pesawat tanpa radar
Orang yg tak menyisihkan sebagian pendapatannya tiap bulan utk bisa membaca (entah koran, jurnal, buku atau paket data utk dapat informasi berlimpah), adalah orang yg tak bertanggungjawab dgn hidupnya.
Membaca buku adalah bukti kamu HIDUP DENGAN PANTAS
Sampai SMA aku membaca buku dr halaman pertama sampai terakhir. Itu periode mengumpulkan referensi & melatih analisa. Setelahnya, membaca buku pd bab2 tertentu saja & mulai INDEPENDEN menyimpulkan sendiri.
Nalarku sumber pikiranku, bukan lagi cuma buku
Ada yg salah dgn orang ini (dan sejenisnya) yg menganggap caranya wajar & cara orang lain aneh. Benar atau salah diukur dr sesuatu itu dia kenali atau tidak. Mirip saya waktu bocah saat lihat bule, "Kok kulit pucat rambut gak ireng? Aneh!".
Bocah punya medsos
Saya adalah orang yg percaya & inginkan kesetaraan tp khusus u/ kecerdasan, saya diskriminatif! Orang2 yg malas berpikir jgn disetarakan dgn orang2 yg rajin belajar & mau mikir.
Yg malas mikir HARUS DIBATASI PENGARUH SOSIALNYA. Jika tidak, membikin bencana
Kecerdasan tak diukur dr jumlah buku yg dia baca & informasi yg dia serap. Banyaknya buku & informasi TAK MEMJAMIN KECERDASAN. Kecerdasan adalah kepekaan pd ragam informasi (bunyi, tulisan hingga yg abstrak: sistem sosial & sistem berpikir).
Juga rasa malu
Jaman aku SMA, kampanye yg rame di DIY itu PDI & PPP. Pasukan QZruh ikut PDI, pasukan Jokzin ikut PPP.
Reng..reng..reng rengrengrenggggg..!! Meluncur dari Lapangan Beran Sleman sampai Wates Kulonprogo. Jurkam yg ditunggu2: pak Sutardjo Suryoguritno!😊
@budimandjatmiko Mampir nang Godean
👍
@budimandjatmiko Sampai sekarang masih mas, belum lama ini juga ada kejadian mas.
Nonton video ini & spontan kutanya istri yg ada di sebelahku, "Kamu ada koleksi tas mewah gak?" | "Kapan belinya?", jawab istriku dalam waktu kurang dari 10 detik..
#Makjleb
@budimandjatmiko Lantas apakah para perajin besek di Jawa ada yang pernah kebagian royalti dari Bottega Veneta??
@budimandjatmiko Detik2 berikutnya sang isteri membalas lagi, "Mas beras kemarin udah dibayar belum? Uangku tinggal recehan..."🤭