algasa Profile picture
Jun 9 37 tweets 7 min read Twitter logo Read on Twitter
Cerita ini adalah pengalaman waktu kecil yang mungkin masih membekas dan masih terus teringat.

Apa yang kalian pikirkan saat melihat kepala manusia, tanpa bagian tubuh lainnya, yang jatuh tepat di depan mata?!
Pastinya seram bukan?!
Yaa itulah yang pernah saya alami ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.
Entah kelas berapa, saya perkirakan saja saat itu sekitar, kelas 3 atau 4 SD.
Kejadian ini terjadi pada tahun 90an, kebiasaan tahunan keluarga saya, yang pada saat setelah hari raya idul fitri kami biasa mudik ke Jawa Timur.
Untuk berkunjung ke rumah nenek atau orang tua dari ibu saya.
Kejadiannya seperti ini, pada malam sekitar 19:30, bapak dan ibu sedang mengemas pakaian untuk kebutuhan baju ganti selama kami di Jawa Timur nanti.
Sambil mengobrol dengan ibu, bapak merencanakan keberangkatan mudik, yang pada waktu itu, kita harus berangkat menuju stasiun Gambir setelah orang-orang selesai sholat subuh.
Karena kereta api pada waktu itu, kalau kita tidak bergerak cepat pasti tidak akan dapat tempat duduk, beda seperti sekarang ini, yang sudah pasti dapat tempat duduk saat kita sudah membeli tiket.
Untuk yang lahir di tahun 90an pasti sudah hafal bagaimana keadaan kereta api indonesia pada tahun itu.
Singkat cerita kami semua tidur, di rumah hanya tinggal kami berempat, bapak, ibu, adik perempuan paling bontot, dan saya. Karena ketiga kaka saya sudah menikah dan sudah tidak tinggal bersama lagi.
Sayapun yang pada saat itu sedang nyenyak tertidur di bangunkan oleh ibu, yang di mana ketika di bangunkan, samar-samar terlihat jam pada saat itu menunjukkan pukul 03:00 pagi.
Namanya anak kecil sudah di bangunkan pasti maunya tidur lagi, yaaa...sayapun tidur lagi, tetapi tak lama ibu membangunkan saya lagi, sayapun mencoba bangun walau kenyataannya ngantuk masih sangat terasa.
Saya mendengar dari kamar mandi sepertinya bapak yang sedang mandi, dan saya melihat ibu sedang memasak, menyiapkan bekal makanan untuk kami bawa selama di perjalanan nanti.
Alih-alih masih sangat mengantuk, saya yang ketika itu di suruh untuk mandi setelah bapak, akan tetapi saya justru memilih untuk pergi ke teras rumah.
Tepat di teras rumah, ada sebuah dudukan dari semen yang tingginya sekitar 50 centi meter, biasa memang untuk kami duduk, seperti skat tapi tidak tinggi dan bisa di duduki.
Sayapun pindah di pembatas itu, saya duduki pembatas tepat di tengah antara kedua kaki, dan saya mencoba membaringkan tubuh saya, dengan pipi menempel dan menghadap kesebelah kiri.

Tak ada orang lain selain saya waktu itu.
Dulu tepat di depan rumah masih ada kebun milik tetangga, pohon yg paling besar itu ada pohon jambu, pohon petai china dan pohon salam.

Ketika saya tidur-tiduran di pembatas itu, saya mendengar suara ibu meneriaki saya, menyuruh saya bergegas untuk mandi, tp tak saya hiraukan.
Sayapun mengganti posisi kepala saya, yang awalnya mengarah ke kiri saya pindahkan ke arah kanan, dengan bagian pipi yang menempel di pembatas skat tersebut
Tak lama dari itu saya seperti mendengar suara seperti batu yang bunyinya menggelinding, hendak ingin jatuh.
Tapi saya cuek saja tdk menghiraukan akan hal itu, namanya masih bocah, tak lama ada bunyi yg sama terdengar kembali, kali ini saya sedikit penasaran dan mencoba menunggu.
Apa yang sebenarnya ingin jatuh dari atas genteng itu, bunyinya tepat di atas kepala saya, ketika saya menunggu tapi tetap tidak ada yang jatuh dari posisi atas genteng.
Saya masih tidak peduli akan hal itu, dan tak lama, di suara ketiga kalinya, bunyi itu semakin lama semakin terdengar, dan seakan suara itu sangat dekat tepat di atas kepala.
Saya mencoba bangun, dan melihat di sekeliling arah kebun-kebun, akan tetapi tetap tidak ada sesuatu disana.
Sayapun kembali lagi ke posisi awal, dengan posisi pipi mengarah ke arah kiri, saat ini bunyi itu sepertinya mulai menghilang.
Akan tetapi berselang sekitar dua menit, saya mendengar tepat di atas kepala seperti ada yang menimpuk genteng tersebut, suaranya lumayan keras, ketika saya mendengarkan suaranya, seperti batu yang menggelinding berjalan mondar mandir.
Sontak sayapun terbangun karena kaget, akhirnya saya melihat kembali ke arah kebun, mengamati sekitar, arah atas seperti atap-atap plafon pun tak luput lepas dari pengelihatan saya.
Akan tetapi ketika saya mencoba mencari dan mengamati suara tersebut, suara itu justru menghilang, sayapun mencoba kembali untuk tidur-tiduran di pembatas itu lagi, dengan pipi mengarah ke kanan, akan tetapi tak lama ketika saya baru meletakkan pipi di atas pembatas.
Sesuatu justru jatuh tepat di depan wajah saya, yang jaraknya mungkin hanya sejengkal dari wajah, yaa..kepala, hanya kepala tanpa bagian tubuh yang pada saat itu jatuh tepat di hadapan saya.!!?
Suara ketika kepala itu jatuh seperti buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, bunyinya keras..sangat keras, sontak saya kaget, dan berteriak sangat kencang.

- maaaaaaaaaaaaaaakkkkkk..!!!!
- kepalaaa bunntttuuunggggg..!!!
Sayapun dengan cepatnya lari ke dalam rumah, ibu yang mendengar saya berteriak dengan sangat kencang, langsung menghampiri saya, memeluk saya, dan sayapun memeluk ibu sangat kencang sekali, wajah saya ketika itu berada di posisi perut ibu, dan tidak ingin saya lepaskan.
Ibu yang kala itu ikut panik lalu mencoba menanyai saya, ada apa sebenarnya? Tapi saya sama sekali tidak menjawab, bapak yang tiba-tiba keluar dari kamar mandipun ikut menanyai saya, akan tetapi saya hanya menangis kejar dan memilih untuk tidak menjawab.
Saya akan mencoba menggambarkan bagaimana sosok kepala buntung tersebut.

"Ketika kepala itu jatuh seperti bagian wajahnya dulu yang menempel di tanah, tak lama ia memutarkan wajahnya tepat ke hadapan saya
yang saya lihat bagian rambutnya keriting agak panjang melebihi telinga, dengan bagian wajah yang hancur penuh darah kehitaman, satu bola matanya keluar menggantung dengan urat-urat saja, bagian mata yang satunya tertutup rambut yang berantakan."
Masih pada waktu kejadian, tepat pada waktu itu, sayapun kalau kata orang itu SAWAN, ibu memberi saya minum tapi saya menolaknya, hanya menangis terus menerus yang saya lakukan.
Singkat cerita, jam sudah menunjukkan pukul 05:00 pagi, kami bergegas berangkat, berjalan kaki dari rumah menuju jalan raya, sesampainya di jalan raya, kami pun menunggu anggutan umum berupa patas AC.
Sepanjang perjalanan saya hanya diam, tidak mau makan tidak mau bicara, sampai di tempat tujuanpun saya masih diam, di kampung halaman, saya lalu di obati oleh nenek saya sendiri, tak lama saya tertidur dengan sendirinya.
Keesokan harinya saya mulai pulih dan sudah bermain bersama teman dan saudara yang umurnya sebaya sama dengan saya.
Itulah kejadian waktu kecil yang pernah saya alami, yang sampai saat ini masih saya ingat.
FYI: Menurut beberapa sesepuh atau tokoh masyarakat di tempat saya tinggal, yang sampai saat ini masih saya tinggali, tempat ini dulunya adalah jalur atau jalannya orang-orang berperang pada zamannya,
selama perang terjadi ada pembantaian, yang menewaskan beberapa korban perang, jalur mereka itu menuju perkebunan karet yang sekarang ini sudah terbangun sebuah mall besar di kawasan ciledug.

TERIMAKASIH
-SEKIAN-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with algasa

algasa Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @algasaaa

May 27
KU TANTANG SAMPAI BADAN TAKBERDAYA !

"MANUSIA SAJA KU LAWAN APALAGI KAU YANG HANYA SETAN, BAJ*NGAN !!!"

Bag : 2
11 Jam Kesurupan : Di Balik Pintu
Permisi izin tag untuk para suhu
@nyata74042956 @IDN_Horor @P_C_HORROR @threadhoror @bacahoror @kaskus #horor #hororindonesia Image
"Sedikit menggambarkan ruko iyan, seperti ruko kebanyakan hanya 1 petak, tapi ruko iyan ini dia menyekat rukonya agar menjadi 2 bangian, depan untuk dagang, belakang skat dari triplek untuk ruangan istirahat atau tidur, sebelum menuju dapur dan kamar mandi ada pintu
Setelah pintu langsung keruangan dapur dan kamar mandi, di bagian paling belakang antara dapur dan kamar mandi ada pintu yang sebelumnya saya foto di cerita sebelumnya"
Read 48 tweets
May 26
Kata orang tua dulu jangan keluar waktu magrib banyak mitos katanya banyak demit dan hal negatif lainnya.
Salah satu mitos ini pernah nyata saya alami, cerita ini akan saya tulis dan bagikan sesuai kejadian yang pernah saya alami beberapa tahun lalu. Image
Sebelum saya melanjutkan ceritanya saya mau ucapin mohon maaf kalau tulisan cerita ini berantakan karena saya tidak pandai dalam menulis, cerita saya tulis sesuai kejadian nyata yang pernah saya alami dengan bahasa penyampaian yang mungkin seadanya
Nama tokoh dalam cerita dan tempat mungkin akan saya samarkan dengan alasan privasi, saya membagikan cerita ini tidak ada maksud apa-apa dan hanya ingin sekedar membagikan pengalaman saja.
Read 75 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(