OM RASTH Profile picture
Jun 13, 2023 114 tweets 14 min read Read on X
TETANGGA SEBELAH

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#bacahorror
#bacaanmalam

(Gambar hanya ilustrasi)
"Ma, alang te ada uluh bahua pindah kan huma sisilan te ampiye.
(Ma, coba lihat itu sepertinya ada orang baru pindah ke rumah yang disebelah.)" Ujar hardi seraya menunjuk keluar jendela
Ibunya yang bernama Bu ramai itupun ikut mengintip melalui jendela yang menghadap langsung ke rumah sebelah.

Terlihat ada sebuah mobil pikap putih yang membawa barang2 pemilik baru rumah kosong itu.
Mereka menurunkan barang2 mereka dengan dibantu oleh sopir pikap. Melihat itu bu ramai lantas menyuruh hardi untuk membantu tetangga baru mereka tersebut.
Hardi yang merupakan anak pemalu itu sempat menolak, namun karena sang ibu menarik tangannya, hardi pun terpaksa menuruti.
"Assalamualaikum. Bahua dumah ampiye tuh.
(Sepertinya baru datang ya)" sapa bu ramai dengan senyum cerah dibibirnya
"Waalaikumsalam. Apa jar pian cil, ulun kada mangarti nah. Ulun lainan urang bakumpay.
(Saya bukan orang bakumpay. Apa yang ibu katakan tadi, saya tidak mengerti.)" Jawab wanita muda itu tersenyum, ia tampak sangat sopan sekali
"Uuhh.. Han, acil kira nah ikam sama2 urang bakumpay. Maaplah. Jar acil tadi buhan ikam ni hanyar pindah kah?
(Oh.. Aduh, aku kira kalian ini sama2 orang bakumpay. Maaf ya.
Kataku tadi apa kalian ini baru pindah kesini?)" Kata bu ramai langsung berbahasa banjar
Meski sangat kaku, hingga terdengar seperti seseorang yang sedang marah.

"Oh. Inggih cil. Kami hanyar am pindah kamari hari ini. Mundahan haja kita bisa jadi tatangga nang akur lah cil.
(Oh iya bu. Kami baru saja pindah kemari hari ini. Semoga kita bisa jadi tetangga yang
Akur ya bu.)"jawab wanita itu tersenyum ramah

Bu ramai mengangguk, ia mendorong hardi untuk segera ikut membantu menurunkan barang2 tetangga baru mereka itu.
Sementara suami si wanita itu menghampiri istrinya dan bu ramai yang sedang mengobrol.

"Nah ini laki ulun cil. (Nah ini suami saya bu.)" Ucap si wanita yang bernama aluh itu memperkenalkan suaminya
"Ngaran ulun isai cilae. (Nama saya isai bu.)"

"Uma heh, raminya kita nah batatanggaan kaini. Suka banar aku buhan ikam tinggal disini ni. (Senangnya kita bertetangga seperti ini. Bahagia sekali aku, kalian tinggal disini.)"
Setelah berkenalan selaku tetangga, bu ramai kemudian membantu aluh untuk menyusun barang2 yang sudah dipindahkan kedalam rumah.
"Buhan ketuh guringan di kamar hunjun, eh maksudku kamar diatas itu kah? (Kalian tidur dikamar atas itu kah?)" Tanya bu ramai terdengar bercampur2 antara bahasa bakumpay dan bahasa banjar
"Inggih cil ae. Sualnya kamar di bawah ni hagan tamu haja kaina. (Iya bu. Karena kamar di bawah ini diperuntukkan bagi tamu saja nanti.)"
Bu ramai mengangguk. Bibirnya membentuk huruf o. Matanya menatap ke kamar atas lalu kemudian bergidik. Entah apa yang beliau sembunyikan saat itu.

Mungkin ponakan2 ada yang berminat dengan herbal untuk mengobati, gondok, diabetes, darah tinggi, kanker, tumor, kista, prostat, ImageImageImage
Sakit pinggang dll.
Ada juga minyak2 kalimantannya seperti Jumput penarik rejeki, raja penunduk, wibawa, melati, arjuna, dewi sinta, semar kuning, 7 bidadari, penunduk 3 khasiat khusus yang sudah berumah tangga, pangkanang, lantuk penjaga rumah/kebun, saluang mudik dll. ImageImageImage
Kalau mau tanya2 silahkah DM atau WA di - 0856 5403 7262

Yang mau curhat dan konsultasi juga boleh, biaya seikhlasnya saja. Image
"Kanapa cil? (Kenapa bu?)" Tanya aluh yang melihat gelagat aneh dari bu ramai

"Ah, kada napa2 ae luh ae. Anu nah acil rasa handak buli ja nah, handak mamasak. Kaina ka rumah acil lah. Kita makanan kina. (Ah, tidak, bukan apa2. Anu, itu. Ibu rasa mau pulang dulu.
Mau memasak. Nanti kerumah ibu ya, kita makan bersama.)"jawab bu ramai gelagapan

"Inggih Insyaa Allah cil lah."

Bu ramai mengangguk, lalu ia bergegas keluar rumah. Rupanya hardi masih berada dipelataran bersama isai.
Lelaki itu tersenyum ramah sembari mengangguk ketika bu ramai melewatinya.

"Kaina malam karumah lah. Kita makanan baimbayan. Kaya ujar urang tu mairat akan silaturahmi batatangga.(nanti malam kerumah ya. Kita makan bersama. Seperti kata orang untuk mengeratkan tali
Silaturahmi antar tetangga.)"

"Inggih cil. Makasih banyak cil lah, pian sakaluarga baik banar wan kami. Mambantui basasimpun segala macam. (Iya bu. Terima kasih banyak ya bu. Ibu sekeluarga sudah baik sekali sama kami. Membantu kami membereskan barang2 dll.)"
"Kaitu pang kita batatangga ni. Ayuja lah, acil bulik nah handak mamasak dulu. Ingatlah kaina karumah tu.(seperti itulah seharusnya tetangga. Yasudah ya, ibu pulang dulu, mau memasak. Ingat ya, nanti kerumah.)"
Isai mengangguk, ia menatap tetangga barunya itu sambil tersenyum. Mereka sangat baik sekali. Batin isai.

------

"Kayapa ding tuntungkah sudah? tu tadi hardi mangiyau nah. (Bagaimana dik, sudah selesaikah? Itu tadi hardi sudah memanggil kita.)"
"Hadang hulu satumat ka ae, ni si ahmad baluman tuntung lagi nah manyusu. (Tunggu sebentar kak, ini si ahmad masih belum berhenti menyusu.)" Jawab aluh dari dalam kamar, sembari menatap anaknya yang berusia 14 bulan itu
"Sudah nennya lah, kita kasubalah pulang nak lah. Tadi dikiyau sudah kita sayang ae. (Sudah nennya ya sayang ya, kita kesebelah dulu. Tadi kita sudah dipanggil.)" Bujuk aluh pada anaknya itu
Setelah berhasil membujuk anaknya, mereka pun pergi ke rumah bu ramai yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah baru mereka itu.
Bu ramai, suaminya dan anak2nya menyambut keluarga kecil itu dengan sangat ramah sekali.

Di ruang tengah sudah terhidang beberapa macam makanan yang sangat menggugah selera.
Mereka makan tanpa meja dan kursi(lesehan) sambil sesekali bercerita tentang kehidupan mereka masing2.
Makanan yang terhidang antara lain, gangan pucuk jawaw basantan, iwak karing talang asam pedas, bakar umbut munau dan sambal terasi bakar. Makanan sederhana yang sangat nikmat rasanya.
Isai dan aluh tampak lahap sekali makan, begitu juga dengan keluarga bu ramai. Setelah selesai makan, hardi, isai, aluh, bu ramai dan pak adul mengobrol banyak hal. Sementara ahmad bermain bersama anisa yang merupakan adiknya hardi.
Namun ketika isai membahas tentang rumah yang baru mereka tempati itu, keluarga bu ramai langsung terdiam dan saling pandang. Mereka sepertinya tahu sesuatu, namun tidak ingin menceritakannya.
Walau sudah di korek2 oleh isai, namun tetap saja mereka tidak mau menceritakan apa2 tentang rumah itu.

"Pinanya ada nang dikulim buhannya sual rumah kita ni ding ae.(Tetangga kita itu sepertinya menyimpan sesuatu rahasia tentang rumah kita ini dik..)" Ujar isai saat mereka
Sudah berada di rumah

"Parasa pian haja tu ka ae. (Mungkin perasaanmu saja itu.)"

Sementara dirumah bu ramai,

"Ida taluh ebeh lah ma ewen melai si huma jite? Sangsiku dengan anak ewen te haw. (Apa tidak apa2 mereka tinggal dirumah itu ma? Aku kasian sama anak mereka.)"
Aku kasian sama anak mereka.)"
Ujar anisa menatap ibunya yang masih mencuci piring kotor
"Benyem beh kih nis, ela hawas mamikir ji jida2. Ikau hakunlah huma jite kosong hinday? (Diam saja lah nis, jangan terlalu memikir yang tidak2. Memangnya kamu mau kalau rumah itu kembali kosong?)" Tanya bu ramai menoleh pada anaknya dengan mata melotot
Anisa menggeleng, bulu di tubuhnya seketika merinding.

"Tiruh helu ma lah. (Tidur duluan ya ma.)" Pamit anisa sebelum pergi tidur
-----

"Aku tulak lah." Pamit isai pada istrinya yang masih menyusui ahmad

"Inggih, pian handak makan napa kaina? Nyaman ulun masaki akan.(Iya. Kamu mau makan apa nanti? biar ku masakkan)"
"Handak ayam masak asam pang asanya ni ding ae liur ku. (Aku ingin ayam masak asam saja sepertinya dik.)"
"Inggih."

Tidak berapa lama setelah isai pergi, ahmad pum tertidur.
Sama seperti kebanyakan emak2 pada umumnya yang menjadikan momen tidur anak menjadi sebuah kesempatan besar untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, aluh pun perlahan2 turun dari kasur dan berjalan
Keluar kamar. Tubuhnya terasa sangat sakit terlebih dibagian bahu kanan, mungkin akibat ia yang semalaman tidur menghadap kesebelah kanan saja.
Aluh meregangkan otot2 tubuhnya sebelum memulai pekerjaan rumah. Lalu ia mulai menyapu, mengepel. Menyusun pernak pernik diruang tamu, membongkar piring2nya yang masih didalam kardus. Hingga menyikat kamar mandi dan WC yang masih sedikit kotor.
Hingga tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat.

Aluh duduk di kursi plastik yang berada di dapur sambil menatap keseluruh ruangan dapur yang sudah bersih kinclong.
Ia tersenyum puas dengan hasil kerjanya.

Tiba2 terdengar suara tangisan kejer dari anaknya, yang membuat aluh langsung terperanjat kaget begitu menyadari bahwa anaknya ia tinggalkan sudah sangat lama di dalam kamar.
Namun belum hilang rasa kagetnya setelah mendengar suara tangisan tadi, ia malah kembali dikagetkan oleh keberadaan anaknya yang sudah ada di ruang tamu.
"Astaga ae. Kayapa ikam turun nak. (Astaga, bagaimana kamu bisa turun nak.)" Ujar aluh langsung mengangkat tubuh kecil anaknya tersebut, ia memeriksa seluruh bagian tubuh anaknya, takut kalau2 ada yang terluka.
Ada bau anyir yang tercium di sekitar tubuh anaknya. Namun saat itu aluh terlihat acuh saja dan tetap fokus menenangkan anaknya yang menangis.
Tidak berapa lama setelah anaknya tenang, terdengar suara bu ramai memanggil aluh.

"Luh, handak nukar sayur kah ikam. (Luh, kamu mau beli sayurkah?)"
"Inggih cil. Hadangi satumat, ulun maambil duitnya dulu. (Iya bu. Tunggu sebentar, saya ambil uangnya dulu.)" Jawab aluh
Saat ia keluar, terlihat bu ramai tengah mengobrol bersama seorang perempuan yang dipelataran rumahnya.

"Sini luh. Ni urang nya ji bajual sayur lauk nah. (Kemari luh. Dia ini orang yang menjual sayur dan ikan2an.)" Panggil bu ramai
Aluh dan bu ramai terlihat asik memilih sayur mayur serta ikan diselingi mengobrol berbagi resep masakan.

"Guringkah si ahmad? (Ahmad tidur ya?)"
"Kada cil ae, inya bamainan haja tuh di rumah. Tadi wani banar turun pada tangga pas ulun basisimpun asa takajut ulun malihat i ya timbul2 sudah dibawah. (Tidak bu, dia sedang bermain dirumah. Cuma tadi itu saat saya sedang beberes rumah, dia turun sendiri lewat
Tangga, sampai kaget saya saat melihat dia sudah ada dibawah.)" Cerita aluh

"Urang jangan ditinggalkan anak sorangan dirumah. Kada bulih, kaina dipainani urang halus.
(Anak kecil tidak boleh ditinggalkan dirumah sendirian. Nanti malah di temani mahluk halus.)"ujar bu ramai

Aluh tersenyum,

"Inggih cil ae. Amun malam ulun kada wani jua maninggal akan. (Iya bu. Kalau malam, saya juga tidak berani meninggalkannya.)"
"Kada malam aja pang luh ae. Siang gin kada bulih anak ditinggal sorangan. (Bukan hanya malam saja luh. Tapi siang hari pun anak tidak boleh ditinggal sendiri.)"
Setelah berkata seperti itu bu ramai langsung ke rumah aluh untuk membawa ahmad kerumahnya.

Aluh hanya tersenyum sambil terus asik memilih sayurnya.

Namun begitu sampai dirumah aluh, bu ramai sama sekali tidak melihat
Ahmad. Dipanggil2 pun, ahmad tak menjawab.

"Luuh.. Sikueh anakum nah?? (Luuh.. Dimana anakmu??)" Tanya bu ramai setengah berteriak
"Apa bu?"

"Anakmu dimana?!"

Aluh mengeryitkan alisnya tanda tak mengerti dengan pertanyaan bu ramai yang menanyakan keberadaan anaknya.
"Didalam rumah bu, diruang tamu." Jawab aluh seraya berjalan menghampiri bu ramai

Tapi rupanya apa yang dikatakan bu ramai benar adanya, bahwa ahmad tidak berada diruangan itu.
Aluh pun ikut panik mencari2 ahmad. Dipanggil2 namun tidak ada jawaban.

"Biasanya anakmu mau atau tidak menjawab saat dipanggil?"

"Mau bu. Biasanya dia jawab kok."
"Coba cek ke kamarmu, siapa tau ada dikamar." Ujar bu ramai

"Tidak mungkin bu, anak saya tidak mungkin naik keatas."
"Kalau dia bisa turun, kemungkinan dia juga bisa naik luh."

Mendengar perkataan bu ramai, aluh pun langsung bergegas menaiki tangga, dan benar saja, rupanya anaknya sudah berada di atas tempat tidur sambil memegang segumpal bulu mirip rambut.
"Ya Tuhan, anakku.." Ucap aluh dengan bibir gemetar,

"Bagaimana luh?" Tanya bu ramai dari bawah
"Ada bu."

Bu ramai tampak menghela nafas lega mendengar jawaban dari aluh.
Aluh turun sembari menggendong anaknya, bu ramai yang menyadari adanya segumpal bulu mirip rambut yang dipegang ahmad itu seketika mengerjitkan alisnya,

"Luh, itu apa yang ditangan ahmad?"
Aluh yang tak menyadari anaknya memegang gumpalan bulu rambut itu langsung melihat kearah tangan ahmad, memegangnya dan berusaha untuk membuka pegangan ahmad yang begitu erat menggenggam bulu tersebut.
"Apa ini bu?"

Bu ramai menggeleng, matanya tajam menatap kearah kamar atas.

"Yuk, kerumah ibu saja." Ajak bu ramai
"Kenapa memangnya bu?"

"Nanti akan ibu ceritakan."

Aluh menurut saja, dan mengikuti bu ramai keluar rumah.
"Sebelum kalian menempati rumah itu, apa kalian sudah tau cerita masalalu rumah tersebut?"

"Orangnya bilang kalau rumah itu sudah lama tidak ditempati karena memang berada didesa, tranportasi sulit, dan kalau mau buka usaha pun juga susah."
"Tidak, tidak seperti itu luh. Rumahmu itu dulunya ditempati pasangan suami istri, kalau kudengar2 mereka itu nikah siri. Dan yang tinggal disitu adalah istri mudanya yang tengah hamil.
Mereka sangat jarang keluar rumah, kalaupun keluar hanya untuk membeli keperluan dapur. Itupun sangat acuh terhadap tetangga sekitar seperti kami ini.
Dengar2 katanya mereka itu sembunyi dari amukan istri tua. Mereka juga terdengar sering bertengkar sampai teriak2. Dan seingatku mereka tinggal dirumah itu hanya bertahan sekitar beberapa bulan saja.
Setelah suaminya itu pergi meninggalkan dia di desa ini,
Tidak lama istri mudanya itu kami temukan gantung diri.
Dengan sebagian anggota tubuh sudah mengeluarkan bau tak sedap. Aku jadi sampai curiga itu karena dia tidak keluar rumah selama beberapa hari. Bahkan untuk menjemur pakaian pun tidak, biasanya kan dia itu 2 hari sekali mencuci dan menjemur pakaian,
Tapi waktu itu tidak ada sama sekali. Padahal sandalnya masih ada diluar rumah. Bahkan jemuran yang sudah keringpun masih ada diluar rumahnya
Ku ketok2 pintu, tapi tidak ada yang menjawab. Lalu si hardi beriniasiatif untuk masuk guna membuka pintu. Karena kami ingin memasukkan pakaiannya yang berada diluar tersebut kedalam.
Tapi rupanya begitu hardi berhasil masuk kedalam, ia mencium bau yang tidak sedap seperti bau bangkai di dalam rumah. Setelah pintu dibuka aku pun masuk dan benar saja bau tidak enak menyebar di dalam
Rumah itu. Lalat juga banyak sekali. Saat itu aku mencoba naik kekamar atas untuk memeriksa barangkali ada bangkai kucing atau tikus yang mati diatas, karena lalat2 itu beterbangan dari sana.
Tapi... Begitu aku berada di depan pintu kamar tersebut, aku sangat takut dan kaget melihat perempuan itu sudah mati dengan leher terikat tali.
Itu pertama kalinya aku melihat mayat bunuh diri dengan mata kepalaku sendiri. Rasanya sangat takut, perutku mual, kepalaku mendadak pening. Aku hampir pingsan saat itu."cerita bu ramai
Aluh mendengarkan dengan seksama cerita bu ramai. Alisnya pun tampak berkerut.

"Mayatnya lalu dimakamkan dipemakaman umum desa. Karena kami selaku warga desa sama sekali tidak mengetahui asal usul perempuan itu. Dan sampai saat ini, tidak ada orang yang mencarinya.
Nah setelah tragedi bunuh diri itu, dirumah tersebut mulai banyak terjadi hal2 aneh.
Seperti suara teriakan ditengah malam, suara tangisan menjelang maghrib dan puncaknya itu
Ketika satu keluarga menempati rumah tersebut.
Si suaminya itu seorang guru, dan istrinya ini seorang ibu rumah tangga yang mengasuh 2 orang anak. Anak pertama mereka laki2 kalau tidak salah usianya 7 tahunan.
Dan anak bungsunya itu sekitar 2 tahunan.
Awalnya tidak ada yang terjadi, semuanya berjalan seperti biasa. Bahkan suara2 aneh dan kejadian ganjil pun tidak ada lagi, ya mungkin karena sebelumnya rumah itu sudah dibersihkan.
Tapi ketika istri guru ini mulai
Membuka usaha kecil2an berjualan pentol dan gorengan, dia kan lebih sering berada diluar rumah sementara anaknya yang 2 tahun itu dibiarkan didalam kamar sendirian.
Nah pada saat itu entah bagaimana tiba2 anaknya yang berada didalam kamar itu menghilang. 24 jam kami mencari bersama para warga, namun anak itu sama sekali tidak ditemukan.
Padahal semua pintu ditutup dan dikunci. Hanya jendela saja yang terbuka. Tapi kan tidak mungkin anak usia 2 tahun bisa memanjat naik jendela setinggi itu."
"Lalu bagaimana anaknya bu?" tanya aluh penasaran

"Setelah hampir 2 hari, anaknya ditemukan dibawah kolong ranjang. Ditubuh anak itu banyak lendir dan bau tubuhnya juga anyir. Anak itu benar2 lemas dan langsung dibawa ke rumah sakit kota."
"Setelah itu?"

"Setelah itu ibu dan kedua anak tersebut tak pernah lagi kembali kedesa ini. Kata suaminya, mereka terus pulang ke kampung istrinya. Lalu tidak lama setelah itu, suaminya juga pindah dari sini. Lalu rumah itu kosong sampai kemudian
Kalian menempatinya. Makanya tadi itu aku sangat panik saat kamu tinggalkan anakmu dirumah sendirian."

"Jadi maksud ibu rumah yang kami tempati sekarang ini menjadi angker setelah kasus bunuh diri itu?"
"Iya. Ada orang yang tau (orang yang paham dan bisa berkomunikasi dengan yang halus) mengatakan kalau sebelum bunuh diri, perempuan itu sudah di ancam dengan serangan santet.
"Oh, mungkin karena ancaman itu yang membuatnya bunuh diri ya bu?"

"Iya."

Aluh dan bu ramai terdiam.

"Apakah setelah keluarga yang ibu ceritakan tadi pindah, rumah itu sudah dibersihkan lagi bu?"
"Sudah, tapi sepertinya rumah itu tetap saja begitu. Anakku yang perempuan itu sampai takut untuk tidur sendiri karena sering mendengar suara teriakan dari rumah itu."
"Hii.. Saya jadi merinding bu." ujar aluh seraya mengusap tangannya

Bu ramai mengangguk, matanya menatap kearah rumah tersebut. Tampaknya rumah itu akan kembali kosong lagi, pikir bu ramai.
"Sebaiknya kamu tidur disini saja malam ini, aku takut terjadi apa2 pada anakmu."

Jadilah aluh dan ahmad menunggi isai pulang di rumah bu ramai.
Saat isai datang, ia sangat kaget dengan keberadaan istri dan anaknya yang berada dirumah bu ramai.
"Pantas saja perasaanku sejak awal sangat tidak nyaman saat pindah kerumah itu." ujar isai

"Lalu bagaimana sekarang? Tidak enak kan kalau kita numpang lama disini."
"Nanti aku akan coba cari orang yang bisa membersihkan rumah itu. Tapi untuk sementara kita jangan kesitu dulu."
"Mohon ijin ya bu, itupun kalau ibu berkenan, kami bertiga ikut menginap disini untuk sementara, sementara saya mencari orang yang bisa membersihkan rumah itu."

"Tentu, boleh. Jangan sungkan2. Kami malah senang kalau kalian disini." jawab buramai dan suaminya bersamaan
"Terima kasih banyak ya bu."

"Kami selaku orang yang tinggal didekat rumah itu sangat terganggu dengan hal2 aneh yang selalu terjadi dirumah tersebut. Mengharap pemiliknya membersihkan rumah itu sepertinya sudah tak bisa diharapkan. Karena beberapa kali dibersihkan,
Tapi keadaan rumah itu tak berubah.
Jadi kalau memang kalian mau tetap tinggal disini dan membersihkan rumah itu, kami sangat senang dan kami akan membantu sebisa kami."
------

Singkat cerita,
Setelah beberapa hari, akhirnya isai berhasil menemukan orang yang bisa membersihkan rumah itu.
Beliau adalah seorang laki2 yang berusia sekitar 45an.

Beliau juga merupakan seorang pengajar silat bagi anak2, dan juga ahli dalam pengobatan non medis.
Kita sebut saja nama beliau, amang Rusdi.

Saat amang rusdi masuk kedalam rumah itu, matanya langsung tertuju pada tangga rumah.
Amang rusdi langsung mengambil botol air dari dalam tas hitamnya.
Beliau menciprat2kan air itu ke setiap sudut ruangan bawah, lalu setelah dibagian bawah selesai, beliau pun melanjutkan kebagian atas.
Dibagian atas itulah beliau duduk sangat lama tepat ditengah2 kamar.

Untuk sesaat rumah terasa berayun, namun itu hanya sebentar. Setelahnya amang rusdi turun kebawah, dimana isai sudah menunggu, beliau meminta agar isai mencarikan sesuatu yang tidak disebutkan namanya.
Malam itu hardi dan pak adul juga ikut kerumah sebelah untuk melihat jalannya ritual pembersihan rumah tersebut.

Mereka berdua membantu sebisanya, namun oleh amang rusdi mereka bertiga disuruh untuk menunggu di bawah sementara beliau melakukan ritual diatas.
Berjam2 mereka bertiga menunggu tanpa tau apa yang dilakukan oleh amang rusdi diatas sana.
Namun meski begitu mereka masih mendengar sayup2 doa yang dibaca oleh amang rusdi diatas.
Sekitar hampir pukul 12 malam, amang rusdi turun dengan keringat dingin membasahi wajahnya.

"Bagaimana mang?"
"Sudah, InSyaa Allah kalian tidak akan diganggu lagi."

"Syukurlah."

"Tapi benarkah kalau mahluk itu sudah diusir?"
"InSyaa Allah dia tidak akan kembali lagi."

"Alhamdulillah kalau begitu. Karena rumah ini sudah beberapa kali dibersihkan oleh pemiliknya tapi mahluk itu tetap saja ada dan menganggu." ujar pak adul
Amang rusdi mengangguk,

"Memang sulit sekali untuk diusir. Tapi aku tidak mengusirnya, aku hanya memindahkan dia. Dia ngotot bahwa dia adalah arwah dari perempuan itu, dan tidak ingin pergi kecuali suaminya datang kemari."
"Tapi tentu saja itu bukan arwahnya, melainkan jin." lanjut amang rusdi

-------

Setelah rumah itu dibersihkan oleh amang rusdi, isai, aluh dan ahmad kembali menempati rumah tersebut.
Dan tak ada lagi gangguan2, ataupun ahmad yang bisa berpindah2 tempat.

--

Isai, aluh dan ahmad tinggal dirumah itu hingga beberapa tahun lamanya, mereka juga sudah sangat akrab dengan keluarga bu ramai dan pak adul.

-----SELESAI-----

Sawer/donasi pulsa - 085654037262

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(