MUNCULNYA IDEOLOGI KOMUNISME DI INDONESIA.
Ideologi 'sampah' ini pertama kali dibawa oleh seekor 'Londho' yg bernama Hendricus Josephus Franciscus Maria Sneevliet di tahun 1913.
Spesies ini tergolong barang bekas, maksudnya bekas Ketua Sekretariat Buruh Nasional.
Selain itu Sneevliet juga tercatat sebagai bekas pimpinan tingkat provinsi Partai Revolusioner Sosialis di Belanda.
Berprofesi sebagai staff redaksi warta perdagangan Soerabajasche Handelsblad milik sindikat perusahaan-perusahaan gula Jawa Timur.
Lalu Sneevliet pindah ke Kota Semarang yg pada saat itu menjadi pusat organisasi buruh kereta api Vereeniging van Spoor en Tramweg Personeel (VSTP/ Serikat Personil Kereta Api dan Trem), yang telah berdiri sejak tahun 1908.
Disana dia menyebarkan komunisme di kalangan buruh.
Pada Juli 1914 itu Sneevliet bersama dengan P. Bersgma, J.A. Brandstedder, H.W. Dekker (Sekretaris VSTP), mendirikan organisasi politik yang bersifat radikal, lndische Social Democratische Vereeniging (ISDV) atau Serikat Sosial Demokrat India.
Namun ISDV kesulitan untuk mendekati organisasi pergerakan yg ada saat itu, dan masyarakat tidak bisa menerima kehadiran ISDV dikarenakan seluruh anggotanya orang Belanda.
Akhirnya ISDV menggunakan serikat buruh untuk mendekati organisasi pergerakan pribumi.
ISDV menargetkan Sarekat Islam (SI) pimpinan H.O.S Cokroaminoto, karena SI merupakan organisasi politik yang anti-kolonialisme dan anti-kapitalisme asing.
Sneevliet CS mengamati SI lalu mengeksploitasi sentimen anti-kolonialisme yg melekat pada para pengikut SI.
Pasca Revolusi Boshelvik yg pecah di Rusia tahun 1917, karakter pergerakan ISDV semakin radikal. Mereka mulai mendekati para anggota SI melalui serikat buruh VSTP.
Tak hanya itu, ISDV juga berusaha mempengaruhi tubuh militer.
Jadi fix, bahwa radikalisme itu berasal dari komunis.
Kaum PNS juga tak luput dari sasaran kampanye radikalisme ISDV, dimana Baras dan Van Burink yg ditugaskan untuk merekrut para PNS.
Dengan hasutan dan propaganda yg dibangun oleh Sneevliet, dibentuklah Raad van Matrozen en Mariniers (Dewan Kelasi dan Marinir).
Aktivitas Sneevliet ini dibantu sepenuhnya oleh Brandstedder yang menjadi kepala dari Soerabajasche Marine Gebouw (Balai Angkatan Laut Surabaya) dan redaktur koran So/daten en Mattrozenkrant (koran Serdadu dan Kelasi). Rata-rata isi koran ini adalah ide-ide komunisme yg radikal.
Sneevielt juga berani menyebarkan pamflet2 yg berisi provokasi di lingkungan Angkatan Darat,dengan tujuan mendegradasi kepercayaan prajurit terhadap para atasannya.
Strategi ini pula yg diterapkan Muso dalam pemberontakan PKI Madiun & didupilkasi oleh Aidit pada kudeta G30S/PKI
Melihat sepak terjang anggota ISDV, pada Desember 1918 Pemerintah Hindia Belanda bertindak cepat dengan mengusir Sneevliet keluar wilayah Hindia Belanda.
Gerakan Sneevliet kemudian diwariskan kepada Brandstedder, pada September 1919 dia juga diusir oleh Pemerintah Hindia Belanda
Meskipun keduanya telah diusir, namun mereka berhasil menanamkan pengaruhnya di tubuh Angkatan Laut yg bemarkas di Surabaya.
Sementara di Semarang, ISDV berhasil menanamkan ideologi komunis kepada Pimpinan SI.
Semaun dan Darsono berhasil dipengaruhi dan menjadi kader ISDV.
23 Mei 1920, ISDV Semarang mengubah namanya menjadi Perserikatan Komunis di Indie (PKI). Semaun dipilih sebagai ketuanya dan Darsono sebagai wakil.
Beberapa tokoh ISDV yang orang Belanda diangkat sebagai pendamping, Bersgma sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendum.
Sebagai corong propaganda, Semaun menerbitkan koran Suara Rakyat.
Meskipun Semaun dan Darsono resmi menjabat sebagai Pimpinan PKI, namun mereka masih diakui sebagai Pengurus SI.
Karean SI ketika itu masih memperbolehkan anggotanya untuk menjadi pengurus di organisasi lainnya.
Semaun memanfaatkan kelonggaran regulasi internal SI untuk merekrut anggota SI lainnya.
PKI juga memanfaatkan legalitas SI untuk mendirikan sekolah2 dengan kurikulum standar komunis.
PKI jg memanfaatkan forum pertemuan SI untuk menyebarkan ideologi komunisme di lingkup sekitar
Metode mendompleng SI berhasil memperluas pengaruh PKI di kalangan anggota SI, dengan tujuan memecah belah SI dari dalam.
Memecah belah organisasi dari dalam organisasi itu sendiri dalam dunia Komunis disebut taktik aksi di dalam atau blok di dalam (block within).
Siasat PKI berhasil ketika serikat buruh SI yg bernama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) dipecah menjadi 2 kubu, yakni kubu Semaun dan kubu Agus Salim.
Akhirnya kubu Semaun memisahkan diri, sejak itu aktivitas PKI dengan gerbong VSTP menjadi semakin radikal.
PKI menggerakkan aksi pemogokan buruh VSTP, tentunya ini membuat berang pemerintahan Hindia Belanda yg menangkapi pemimpin pemogokan.
Tak hanya itu, aktivitas organisasi diawasi dengan ketat sehingga merugikan organisasi pergerakan lainnya.
Tak mau disalahkan atas memburuknya situasi, Semaun justru balik menuduh SI sebagai antek kapitalis.
Begitula watak komunis, yg suka berbuat semaunya lalu ketika gagal justru menyalahkan pihak lain.
PKI yg radikal, tapi menuduh lawan politiknya dengan isu radikal-radikul.
Ya, strategi tsb lumrah dilakukan oleh penganut ideologi komunis untuk menutupi kegagalannya, Di negara Yugoslavia, kaum komunis menggunakan isu radikal-radikul bahkan isu terorisme. Supaya publik mengira bahwa membengkaknya hutang negara disebabkan oleh aksi terorisme.
Padahal sejatinya membengkaknya hutang negara Yugoslavia diakibatkan oleh korupsi yg dilakukan oleh rezim komunis yg tengah berkuasa. Korupsi massal yg melibatkan relawan pendukungnya hingga oligarki dan elit partainya yg rakus, menggerogoti kas negara ..
Dan untuk menutupi praktek korupsi yg dilakukannya, maka rezim komunis menjalankan False Flag Operation, menggerakkan kaki tangannya untuk melakukan aksi teror, lalu menuduh kelompok Muslim Bosnia sebagai pelakunya.
Ini Mimin bahas Yugoslavia ya, bukan Si Bajingan Tolol. ✌️😂✌
Kembali ke PKI, kritik dan serangan PKI kepada SI semakin menjadi. Tujuannya untuk mengurangi simpati rakyat terhadap SI.
Bahkan PKI dengan keji menuduh HOS Cokroaminoto menggunakan dana organisasi untu kepentingan pribadi.
Setelah fitnah tsb tidak terbukti, PKI pura2 minta maaf
Modus seperti itu terus dilakukan oleh PKI, sehingga pada Kongres SI bulan Oktober 1921 di Surabaya, SI memutuskan bahwa anggotanya dilarang menjadi anggota organisasi lain diluar SI.
Disiplin organisasi yg diterapkan SI membuat PKI kesulitan bermanuver menggunakan atribut SI.
Larangan keanggotaan rangkap bagi seluruh anggota SI, memberi kesempatan bagi SI untuk membersihkan diri dari anasir2 PKI.
Keputusan kongres ini sudah barang tentu merupakan pukulan keras terhadap PKI. Semaun menentang keputusan itu dan mencoba bertahan sebagai anggota SI.
Tak hanya Semaun yg murka, H.Misbach juga menganggap bahwa disiplin partai yg diterapkan di SI hanyalah memecahbelah persatuan, padahal PKI yg telahb memecahbelahpersatuan bangsa.
Meskipun kehilangan banyak anggotanya, SI tetap menjalankan disiplin organisasinya.
Hal ini menjadi pelajaran penting bagi SI yg merupakan organisasi besar, bahwa membiarkan anggotanya rangkap organisasi akan menjadikan SI rentan terhadap infiltrasi dari kelompok komunis yang keji.
Pada bulan Maret 1923 PKl mengadakan kongres kilat di Bandung dan Sukabumi.
Dalam kongres tersebut, Darsono yg merasa bahwa PKI sulit berkembang dengan atribut aslinya, maka dia mengajukan saran kepada Kongres agar manggunakn strategi 'Begal Partai', yang menjadi sasaran bukanlah @PDemokrat , melainkan Sarekat Islam.
Darsono mengajak Kongres PKI untuk membentuk SI tandingan, tujuannya untuk mengajak anggota SI bergabung dengan PKI dan mengkudeta kepemimpinan pusat SI.
SI tandingan tersebut diberinama SI Merah, yang berhaluan ideologi Komunis.
Tak lama SI Merah dirubah namanya menjadi Sarekat Rakyat, karena ternyata SI tandingan tidak laku di masyarakat.
SR resmi berkedudukan sebagai underbouw PKI.
Tanggal 7-10 Juni 1942, PKI menggelar kongres terbesarnya.
Foto Karl Marx, Stalin,Lenin, Sneevliet menghiasi ruangan.
Logo palu arit menjadi lambang resmi PKI.
Kongres dibuka oleh pidato Alirachman, anggota pengurus besar PKI.
Dia menyatakan bahwa aliran kebangsaan dan pergerakan kaum terpelajar tidak akan tumbuh, karena hanya berpijak pada sektor ekonomi.
Argumen Alirachman sangat relevan di mata kaum komunis,karena saat itu hanya sedikit kelompok pribumi yg mengenyam bangku pendidikan.
Sementara revolusi versi komunis akan bisa berjalan jika digerakkan dengan kelompok masyarakat tak berpendidikan. Orang bodoh akan mudah dipralat
Pada kongres tsb dikukuhkan nama baru organisasi, yg semula Perserikatan Komunis Indie, menjadi Partai KOmunis Indonesia.
Kepemimpinan juga dibentuk yakni Alimin,Muso,Alirachman, Sarjono dan Winata.
sekretaris dijabat oleh Budisucitro, Komisaris dijabat oleh Marsum.
Sementara itu aktivitas agitasi dan propaganda PKI semakin meningkat. Beberapa tokoh santri yang telah menjadi PKI dimanfaatkan untuk kepentingan propaganda partai, 19 seperti Haji Misbach dari Solo, Haji Datuk Batuah dari Sumatera Barat dan Haji Adnan dari Tegal.
Haji Misbach menerbitkan majalah Islam Bergerak, sedangkan Haji Datuk Batuah menerbitkan surat kabar Djago! Djago (artinya Bangun! Bangun!) dan Pemandangan Islam.
lsi surat kabar-surat kabar komunis yg berbaju Islam ini pada umumnya mengungkapkan analogi antara Islam dan komunis.
Dan yang pasti, propaanda yg disebarkan oleh Komunis berbaju islam ini selalu menuding lawan politiknya sebagai antek imperialisme, kelompok radikal, dsb.
dan yang pasti komunis berkedok islam ini sangat gemar dengan yg namanya Amplop Coklat.
Akibat masifnya propaganda dan agitasi PKI, membuat pengikutnya semakin radikal.
Tak hanya melancarkan aksi pemogokkan buruh, kaum komunis juga melakukan aksi teror dan perampokan terhadap warga.
Mayoritas yg menjadi sasaran aksi teror PKI adalah anggota SI.
Namun pergerakan PKI ini tidak didukung oleh finansial yg memadai, karena saat itu belum ada kader PKI yg menjabat sebagai Menteri Sosial, sehingga belum bisa korupsi dana bansos untuk membiayai kegiatan partainya.
Merampok jadi jalan ditempuh untuk menutupi devisit anggaran PKI.
Dalam waktu 4 tahun (Mei 1920-Desember 1924) PKI berhasil memperluas pengaruhnya melalui cara legal dan ilegal,seperti taktik aksi di dalam (block within) dan propaganda yang intensif Propagandapropaganda PKI yang bertema pertentangan kelas menjadi isu krusial yg dimanfaatkan PKI
Berbagai aksi pemogokan yg digerakkan oleh PKI mengalami kegagalan, imbasnya Pemerintah Hindia Belanda memperketat pengawasan.
Pada tahun 1925 Darsono diusir ke luar Indonesia, Aliarcham dibuang ke Digul, sedang Musso, Alimin dan Tan Malaka terpaksa menyingkir ke luar negeri.
Sardjono bersama-sama dengan para pemimpin PKI yang masih bebas, seperti Budisutjitro, Sugono, Suprodjo, Marco dan lainnya pada tanggal 25 Desember 1925 mengadakan rapat di Prambanan untuk membahas situasi terakhir yang semakin mengancam keberadaan PKI.
Rapat kemudian memutuskan bahwa PKI harus menegakkan Negara Soviet Indonesia, melalui jalan pemberontakan yg dimulai pada tanggal 18 Juni 1926.
Meskipun rencana kudeta itu sudah terdeteksioleh pemerintah Hindia Belanda, namun tak banyak langkah yg bisa dilakukan.
Pemerintah telah berusaha untuk menangkap Muso,Sugono dan Budisuciro. Namun mereka sudah terlebih dahulu melarikan diri ke Singapura.
Di sana sudah menunggu Alimin, Subakat, Winata dan Sanusi.
Mereka melarikan diri, sementara anggotanya yg bodoh disuruh memberontak.
Keroco PKI berdarah2 di lapangan, sedangkan elit PKI malah pelesiran ke Singapura dengan menggunakan uang yg dikumpulkan dari para anggotanya.
Begitulah kelicikan PKI, artikel selanjutnya akan Mimin bahas mengenai 'HUBUNGAN PKI DENGAN JARINGAN KOMUNIS INTERNASIONAL'.
AIR MATA SOEKARNO, TITIK AWAL MALAPETAKA RAKYAT ACEH.
Sejarah mencatat, bahwa Aceh merupakan Bangsa yg besar dan diakui kedaulatannya oleh negara lain.
Ketika Jawa, Sumatera Utara, Borneo hingga Papua menjadi bagian dari Hindia Belanda, Aceh masih berdaulat penuh.
Kedigjayaan Kesultanan Aceh mampu eksis saat itu dikarenakan ketaatan Bangsa Aceh dalam penerapan Syari'at Islam di wilayahnya.
Tak heran jika Bangsa Aceh menjadi lebih unggul dalam ilmu pengetahuan dibandingkan penghuni wilayah Hindia Belanda.
Ketika rakyat Jawa masih berperang menggunakan pedang dan panah, Prajurit Kesultanan Aceh sudah dilengkapi dengan senapan dan meriam.
Itu adalah bukti keunggulan Bangsa Aceh dalam hal ilmu pengetahuan, dibandingkan wilayah koloni Hindia Belanda.
Licik dan bengis, adlh sifat dasar yg dimiliki oleh setiap komunis.
Begitu juga perangai DN Aidit, yg membegal kepemimpinan PKI dari Alimin, tokoh tua PKI yg sekaliber dengan Muso dan Amir Syarifuddin.
Ya ini kisah PKI, bukan Taliban.
Alimin adalah seorang komunis sejati yg berulang kali terlibat pemberontakan PKI, kecuali tahun 1965. Karena saat itu Alimin sudah tewas tahun 1964, setahun sebelum G30S/PKI meletus.
Namun sumbangsih Alimin untuk PKI cukup besar, karena Alimin merupakan pakar propaganda komunis.
Alimin tercatat pernah bertemu Ho Chi Minh, tokoh Vietcong saat perang melawan AS.
Ketika Jepang menginvasi China, Alimin ikut bergabung dengan tentara Merah China, melawan agresi Jepang.
Setelah itu dia kembali ke Indonesia untuk merencanakan kudeta militer PKI 1948 bersama Muso
Pemberontakan PKI 1948 bisa dikatakan sebagai pertempuran 2 sahabat dekat, yakni Muso dan Soekarno.
Mereka sama-sama pernah menimba ilmu dari guru yg sama, H.O.S Cokroaminoto.
Namun keshalihan dan keimanan tak dapat diwariskan.
Guru yg shalih, tak menjamin sanggup mencetak murid yg bertaqwa.
Itulah yg terjadi dengan HOS Cokroaminoto terhadap 2 muridnya, yg di kemudian hari justru tak mampu mengimplementasikan ilmu yg telah diajarkan.
Muso dan Soekarno juga menghuni kamar kos yg berdekatan saat belajar.
Komunikasi antara Muso dan Soekarno, bisa dikatakan cukup intens.
Mereka berpisah ketika Muso memilih memperdalam ilmunya ke Soviet, yg menjadikan dirinya menjadi komunis sejati.
Memiliki cita-cita untuk menerapkan revolusi Bolshevik di Indonesia, dimana kaum proletar yg berkuasa
Usai mendengar kabar Amir Syarifuddin dan Muso yg memproklamirkan berdirinya Negara Soviet Indonesia, Presiden Soekarno memerintahkan Jenderal Soedirman untuk melakukan operasi militer untuk menumpas pemberontakan Amir dan Muso.
Amir dan Muso memiliki optimisme yg besar, dikarenakan 35% kekuatan militer saat itu berada dibawah pengaruhnya.
Seluruhnya berbasis di Solo Raya, dengan tulang punggung pasukan yg berasal dari Divisi IV Panembahan Senopati, cikal-bakal Divisi Diponegoro, Jawa Tengah.
Sedikit informasi mengenai Divisi Panembahan Senopati, dipimpin oleh Kolonel Soetarto yg sejak awal dibina oleh Amir Syarifuddin dalam wadah pemuda antifasisme.
Wadah ini dibentuk oleh Amir setelah mendapatkan uang 25.000 gulden dari Van Der Plas, Gubernur Militer Belanda Jatim.
SILIWANGI : UJUNG TOMBAK TNI DALAM MENUMPAS PENGKHIANATAN PKI MADIUN.
Divisi Siliwangi mendapatkan perintah untuk hijrah ke Jawa Tengah,ini adalah tindak lanjut dari Perjanjian Renville yg ditandatangani oleh Amir Syarifuddin.
Perjanjian yg kelak menguak tabir pengkhianatan PKI
Perjanjian Renville ini merugikan Indonesia, karena harus kehilangan beberapa wilayah.
Dan dalam Perjanjian tsb, memuat kesepakatan penarikan TNI dari wilayah yg diserahkan kepada Belanda oleh Amir Syarifuddin.
Salah satunya adalah wilayah Jawa Barat, teritorial dari Siliwangi.
Akibatnya, Divisi Siliwangi harus ditarik menuju Jawa Tengah. Namun setibanya di Solo, terjadi pergesekan antara divisi Siliwangi dengan Divisi IV Panembahan Senopati yg bermarkas di Solo.
Pergesekan tersebut tidak lain akibat provokasi yg dilakukan oleh orang-orang PKI Muso.
PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN VS PEMBERONTAKAN KOMUNIS.
Sejarah mencatat fakta bahwa Indonesia selalu diwarnai oleh aksi teror para tokoh komunis, dimana kaum kiri begitu ambisius untuk merebut tampuk kekuasaan negeri ini dengan cita2 ingin menjadikan negara komunis.
Peristiwa pengkhianatan PKI ini juga dialami oleh Jenderal Soedirman, dimana saat tragedi itu terjadi Jenderal Soedirman menjabat sebagai Panglima Besar TNI.
Saat bangsa kita tengah tertatih usai menghadapi agresi militer Belanda I, PKI melancarkan pemberontakan militer berdarah
Ada beberapa tokoh PKI yg memimpin pemberontakan tsb, antara lain Amir Syarifuddin, Muso, Tan Malaka.
Meskipun memiliki cita2 ideologi yg sama, para tokoh PKI itu memiliki ambisi yg berbeda.
Tan Malaka dan Amir sama2 merasa lebih pantas untuk menjadi pemimpin Indonesia.