Lakon Story Profile picture
Nov 20 127 tweets 16 min read Twitter logo Read on Twitter
SUSUK EMAS DIAJENG GENDHIS

A Thread
Full Story
TAMAT

@bacahorror @bacahorror_id
#bacahorror #ceritaserem #lakonstory Image
"Jika diajak kembali mengenang cerita itu, tentu saja aku sama sekali tidak keberatan.
Meski akupun tau, cerita itu tabu dan tidak patut untuk didengarkan.
Dan disini, aku akan mencoba tetap membagikan karena aku berharap,
cerita ini bisa menjadi pelajaran dan tidak ada lagi orang diluar sana yang mengalami kesalahan seperti yang pernah aku lakukan.
Bahkan, sepertinya aku juga akan berusaha tidak sedikitpun menutupi kenyataan yang akhirnya,
membuat cerita ini benar-benar kurang layak jika harus diibagikan.
Meski semua ini terkesan hanya Aibku sendiri yang kusebarkan, aku tidak masalah, asalkan ceritaku bisa tersampaikan dan aku bisa sedikit lega karena sudah ada orang yang mau mendengarkan.
Selanjutnya, Terserah bagaimana kalian menilai dan kalian menganggapi cerita ini karena disini, aku tidak peduli dan seolah sudah kenyang dengan cemoohan dan hujatan dari orang yang tidak mengerti bagaimana rasanya disiksa keadaan.
Saat ini, aku hanya ingin didengarkan dan kalian bisa mengerti dengan apa yang sebenarnya aku rasakan. " Narasumber.
Bismillahirrohmanirrohim.
....
SUSUK EMAS DIAJENG GENDHIS
....

(Cerita ini tidak layak untuk dibaca anak-anak. Pastikan kalian sudah berusia 21 tahun keatas jika ingin membacanya, Bijaklah dalam memilih bacaan).".
(Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan,
mohon maaf bila ada kesamaan)
Entah darimana aku memulainya, yang jelas, andai saja waktu itu semua kejadian itu tidak menimpaku, mungkin semuanya tidak akan berakhir dengan seperti ini.
...
Kamis, 20.22 WIB.
...
Benar sekali, malam itu entah darimana Asalnya, dirumah Gendhis tiba-tiba tercium wangi bunga melati yang cukup kuat baunya.
Dan tidak hanya itu, Gendhis yang biasanya selalu tidur larut malam, waktu itu tiba-tiba mengantuk dengan rasa kantuk yang sudah tidak tertahankan.
Ditambah, kedua orang tua Gendhis juga terlihat sudah beristirahat dikamarnya dengan tidak adanya lagi suara yang terdengar
mengobrol dan bercanda didepan TV seperti biasanya.
Mengetahui semua itu, Gendhis memutuskan untuk ikut memejamkan mata dengan hidung yang terus mencium aroma bunga melati yang semakin lama sudah semakin kuat baunya.
Hingga akhirnya, beberapa lama setelah itu, ditengah-tengah Gendhis yang masih tertidur lelap, tiba-tiba dia terbangun karena Gendhis mendengar suara langkah kaki beberapa orang yang terdengar sedang mengitari rumahnya.
"Plek,plek,plek,plek"
Mendengar semua itu, tentu saja perasaan Gendhis seketika terkejut, jantungnya berdetak kencang dengan mata yang masih sempat melirik kearah jam dinding yang waktu itu sudah menunjukan pukul 23.45 malam.
Karena pada dasarnya Gendhis ini seorang yang penakut,
mendengar suara langkah kaki tersebut, membuat dia hanya diam dengan semakin menarik selimutnya lebih dalam.
"Ya allah, sepertinya ada orang deh disebelah rumah" fikir Gendhis dalam hatinya dengan tidak sekalipun dia berani membuka selimutnya.
Puncaknya, beberapa setelah suara langkah kaki tersebut terdengar berputar-putar, suara langkah kaki tersebut terdengar berhenti tepat didepan jendela kamar Gendhis.
Dan tidak hanya itu, beberapa saat setelah itu, Gendhis mendengar jika jendela kayunya perlahan mulai dicongkel begitu saja.
Karena jendela kayu tersebut sudah tua dan lapuk, akhirnya tidak butuh waktu lama, jendela kamar Gendhispun bisa terbuka lebar dengan mudahnya.
Disitu, dari arah luar jendelanya, nampak 3 orang laki-laki paruh baya yang terlihat membawa parang dan celurit ditangannya.
Karena jendela kayu tersebut sudah tua dan lapuk, akhirnya tidak butuh waktu lama, jendela kamar Gendhispun bisa terbuka lebar dengan mudahnya
Disitu, dari arah luar jendelanya, nampak 3 orang laki-laki paruh baya yang terlihat membawa parang dan celurit ditangannya.
Dan tidak hanya itu, salah satu dari ke 3 orang tersebut memberi tanda agar Gendhis tidak berteriak jika ingin selamat nyawanya.
"Jangan teriak, jika kamu teriak kamu dan kedua orang tuamu akan ku habisi" Ucap salah seorang lainnya.
Mengetahui semua itu, gendhis hanya diam sambil tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan.
Tangannya meremas selimut dengan matanya yang terus memperhatikan ke 3 orang tersebut yang satu persatu mulai masuk kedalam kamarnya.
Sesampainya mereka didalam kamar Gendhis, ke 3 orang tersebut membuka karung yang akhirnya membuat Gendhis yakin,
jika Ke 3 orang tersebut adalah perampok yang ingin merampok rumahnya.
Ditambah, percakapan ke 3 orang tersebut sudah membuktikan jika malam itu, dirumah Gendhis sedang dalam bahaya.
"Kamu Ikat perempuan ini, aku dan Salman akan masuk keruangan tengah untuk mengambil semua barang-barang. Lakukan dengan halus, sudah tenang saja, aku yakin Santoso dan istrinya tidak akan bangun" ucap salah seorang perampok yang sepertinya dia adalah pemimpinnya.
Hingga akhirnya, ke 2 orang tersebut perlahan keluar dari kamar Gendhis dan mengarah kearah ruang tengah dan ruang tamu rumahnya .
Dan disitu, Gendhis ditinggal bersama seorang perampok yang sepertinya,
dia ditugaskan untuk menjaga Gendhis agar dia tetap diam dan tidak berteriak.
Dan demi memastikannya, oleh perampok tersebut, tangan Gendhis diikat dengan mulutnya yang dibalut dengan kain yang sepertinya sudah dipersiapkan.
Disitu, perasaan Gendhis sepertinya sudah tidak lagi bisa jika harus diceritakan.
Dia bingung, dia takut, dan dia tidak tau apa yang harus dia lakukan karena didalam fikirannya, jika dia tidak menuruti perintah perampok tersebut,
keadaannya dan keadaan kedua orang tuanya akan berbahaya.
Tapi sayangnya, penderitaan Gendhis tidak berhenti disitu saja, setelah tangan Gendhis satu persatu selesai diikat, bukannya diam, Perampok tersebut perlahan malah membuka satu persatu pakainnya.
Dan tidak berhenti disitu saja, setelah perampok itu tidak lagi berbusana selanjutnya dia membuka seluruh baju Gendhis dengan birahi yang sudah semakin liar saja.
Hingga akhirnya, tidak butuh Waktu lama, seluruh baju Gendhis malam itu sudah terbuka
dengan posisi tangan diikat dan mulut disekap.
Disitu, dengan liarnya, Gendhis disetubuhi oleh perampok tersebut dengan disertai kekerasan yang tidak terkira.
Dia ditampar, dipukul hingga dijambak beberapa kali demi kepuasan seksualnya.
Dan tidak berhenti disitu saja, setelah puas menyetubuhi Gendhis, perampok lain datang dan bergiliran melakukan tindakan biadabnya kepada Gendhis yang waktu itu, Gendhis sudah lemas karena kehabisan tenaga.
Disitulah, perasaan Gendhis sudah tidak lagi bisa jika harus digambarkan, dia hanya menangis dengan masa depan yang rasanya sudah hancur didepan matanya.
Dia digilir semua perampok tersebut didalam rumahnya dengan dia yang tidak bisa melakukan apa-apa.
Dan puncaknya, setelah puas melakukan aksinya dan selesai dengan membawa semua barang berharga yang ada didalam rumah Gendhis, ke 3 perampok tersebut melepaskan ikatan tangan Gendhis dan meninggalkan dia begitu saja.
Karena kehabisan tenaga dan menahan rasa sakit
yang sangat luar biasa, Gendhis akhirnya pingsan dikamar tidurnya dengan keadaan yang masih tidak berbusana.
....

Keesokan harinya.
...
Ketika Gendhis bangun dari pingsannya, dia seketika mengenakan pakaiannya dan berlari ke arah kamar kedua orang tuanya
untuk memastikan keadaan mereka.
Tapi anehnya, ketika Gendhis membuka kamar orang tuanya, dia sangat terkejut karena pagi itu, dia melihat keadaan orang tuanya dalam keadaan Linglung.
Fikiran kedua orang tuanya bingung dengan tatapan matanya yang terlihat kosong.
Mengetahui semua itu, Gendhis pun seketika menyadarkan orang tuanya jika semalam dirumahnya telah ada perampok yang telah menguras habis barang-barangnya.
"Pak..buk..sadar..kita kemarin malam dirampok...apa kalian gak papa?"
Tanya Gendhis dengan tangisan yang sudah tidak lagi bisa dia tahan.
Karena Gendhis yang tidak kunjung mendapatkan jawaban, akhirnya Gendhis pun berlari keluar dari rumahnya dan menuju kearah rumah pakde Jarman yang diapun tau,
pakde Jarman adalah saudara kandung orang tuanya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Dan sesampainya Gendhis dirumah pakde Jarman dan menceritakan bahwa rumahnya telah dirampok, pakde Jarmanpun seketika berlari bersama Gendhis kearah rumahnya
untuk bersama sama melihat bagaimana keadaan orang tua Gendhis.
Dan disitulah, pakde Jarman akhirnya mengetahui, jika orang tua Gendhis saat itu masih dalam pengaruh ilmu hitam yang sepertinya,
Ilmu hitam tersebut ulah dari para perampok yang sudah menguras habis harta bendanya.
"Bapak dan ibukmu sepertinya terkena sirep jawa" ucap pakde Jarman dengan memperhatikan keadaan kedua orangtua Gendhis yang saat itu masih diam linglung tidak karuan.
"Sirep jawa ! Apa itu" tanya Gendhis bingung.
"Sirep itu seperti ilmu hitam yang biasa dipakai orang sebelum dia berbuat jahat. Siapapun yang terkena sirep, biasanya dia langsung tertidur pulas dan tidak tau apa-apa" terang Pakde Jarman.
"Pantesan kemarin malam aku kok sempat nyium bau bunga melati" fikir Gendhis dalam hati.
"Cepat ambilkan air satu gelas" perintah Pakde Jarman.
Dan setelah membacakan sedikit doa, segelas air tersebut disiramkan kekepala kedua orang tua Gendhis yang akhirnya,
beberapa saat setelah itu, orang tua Gendhis pun tersadar dan mereka mengaku tidak mengingat apa yang sudah terjadi semalam.
Disitu, setelah Gendhis menceritakan semuanya, semua orang yang ada dirumah itupun mengecek barang-barang berharga yang nyatanya, semua barang seperti perhiasan dan semacamnya, semuanya benar-benar hilang.
Dan tidak berhenti disitu saja, Uang kas pembangunan Masjid yang waktu itu memang kebetulan disimpan oleh keluarga Gendhispun saat itu ikut hilang semuanya.
Mengetahui semua itu, orangtua Gendhispun seketika duduk lemas dengan tatapan mata yang terlihat kembali kosong.
Bahkan, oleh pakde Jarman kedua orang tua Gendhispun sudah diajak untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi semalam, tapi sayangnya, mereka benar-benar mengaku tidak bisa mengingat semuanya.
Karena saat itu menurut Gendhis bukanlah saat yang tepat jika dia bercerita bahwa dia juga telah diperkosa, akhirnya Gendhispun memilih untuk diam dan menunggu saat yang tepat jika hendak menceritakan semuanya.
Tapi sayangnya, bukannya lekas dapat saat-saat yang tepat untuk bercerita, waktu itu keadaan keluarga Gendhis malah terlihat dipojokkan oleh masyarakat.
Tidak ada satupun masyarakat yang percaya jika keluarga Gendhis telah dirampok.
Menurut masyarakat, Semua itu hanyalah akal-akalan Keluarga Gendhis agar keluarga Gendhis bisa menghabiskan uang pembangunan Masjid yang waktu itu memang dibawa oleh keluarganya.
Mengetahui semua itu, penderitaan Gendhis rasanya sudah tidak bisa lagi jika harus diceritakan.
Keluarganya dituntut mengembalikan uang pembangunan masjid yang waktu itu sangat banyak jumlahnya.
Dan tidak hanya itu, semua harta keluarga Gendhis juga disita oleh masyarakat demi menutupi uang pembangunan masjid tersebut.
...
Waktu itu, keadaan keluarga Gendhis akhirnya benar-benar terpuruk.
Ibu Gendhis seketika jatuh sakit dengan ayahnya yang setiap harinya, waktu dihabiskan hanya dengan diam dan sesekali tertawa-tawa dengan sendirinya.
"Jangankan mengadu karena sudah diperkosa, keluarga saya dirampok saja, tidak ada satupun orang yang mau percaya" fikir Gendhis
Hampir setiap hari, dirumah Gendhis datang preman desa yang menagih uang yang seolah tidak ada habisnya.
Keadaan rumah yang semakin menyiksa dengan tuntutan hidup yang sudah semakin berat saja, akhirnya membuat Gendhis waktu itu menutuskan untuk pergi dari rumahnya dan memilih untuk bekerja.
"Bapak sama ibuk sudah tua, jadi mending kalian dirumah saja,
biar Gendhis yang keluar cari uangnya, jika tidak segera diselesaikan, semuanya malah semakin runyam" pamit Gendhis yang waktu itu sudah bertekad bulat hendak bekerja keluar kota.
Dan besama Ningsih teman yang baru dikenalnya, Akhirnya Gendhis diajak untuk pergi menuju pulau
Bali untuk bekerja disalah satu panti Pijat yang ada didaerah tersebut.
Dengan iming-iming gaji yang cukup menggiurkan, akhirnya tanpa fikir panjang, Gendhispun berangkat dengan membawa sebuah tanggung jawab yang cukup besar dipundaknya.
. .
Tapi sayangnya, sudah beberapa bulan Gendhis bekerja dipanti pijat tersebut, Gendhis jarang sekali mendapatkan pelanggan yang ingin menggunakan jasanya.
Meski diantara teman yang lainnya Gendhis bisa dikatakan paling cantik, namun anehnya,
Gendhis tetap kesulitan mendapatkan seorang pelanggan ketika jam kerjanya telah tiba.
Disitulah, rasa Pasrah Gendhis rasanya sudah sampai pada puncaknya, dia sudah tidak ada lagi semangat dalam hidupnya.
Beberapa kali Gendhis membawa pisau dan ingin mengakhiri dirinya,
tapi lagi-lagi, tuhan masih sayang padanya dengan setiap kali Gendhis ingin mengakhiri hidupnya, dia selalu diingatkan dengan keadaan kedua orang tuanya.
...
Dan seiring berjalannya waktu, keadaan perlahan mulai membalikan jalan hidupnya. ..
Benar sekali, waktu itu Ningsih tiba-tiba menghampiri Gendhis yang terlihat terus merenung ditempat kerjanya.
"Kamu mikir apa" ucap Ningsih memulai obrolannya
"Enggak apa apa mbak" jawab Gendhis.
"Kalau kerja disini kamu polosan ya bakal kalah sama yang lain" imbuh Ningsih.
"Hah maksudnya ?" Sahut Gendhis bingung.
"Kalau kamu mau dan kalau kamu siap menanggung resikonya, besuk kamu ikut aku" terang Ningsih terdengar serius.
"Ngapain itu mbak" jawab Gendhis dengan raut wajah yang terlihat semakin penasaran.
"Besuk aku mau ke Banyuwangi,
aku mau pasang susuk disana, aku jamin, setelah kita pasang susuk, pasti tamu akan banyak yang mau sama kita" ucap Ningsih dengan nada yang terdengar lebih pelan.
"Hmm begitu ya,, terus bagaimana caranya, ada resikonya gak mbak ?" Imbuh Gendhis.
"Ya namanya aja pasang susuk, pasti urusannya dengan setan, semuanya pasti ada resikonya, kalau kamu mau, jangan banyak tanya, besuk kita langsung berangkat saja"ajak Ningsih.
Dan puncaknya, setelah obrolan mereka waktu itu, akhirnya mereka berduapun menuju Banyuwangi untuk memasang susuk demi kelancaran pekerjaannya.
...
Tapi sayangnya, lagi-lagi Gendhis harus diuji oleh cobaan hidup yang kembali menimpa.
...
Bukannya hanya memasang susuk saja, waktu itu si dukun malah juga meminta bayaran tubuh Gendhis dan Ningsih jika dia menginginkan susuknya terpasang.
Dan karena rasa keterpaksaan, kekecewaan dan ke frustasian dengan keadaan hidup yang sangat menyiksa,
akhirnya Gendhis dan Ningsihpun rela disetubuhi oleh Dukun tersebut dengan cara bersama-sama.
(Dalam Versi lain, Gendhis dan Ningsih waktu itu dalam pengaruh kekuatan pelet si dukun yang akhirnya mereka mau melakukan itu semua).
Ningsih dibuka bajunya dengan Gendhis yang mulai diciumi bibirnya, seolah menjadi awal dimana kebiadapan dukun tersebut akhirnya bermula.
Dengan penuh Nafsu, dukun tersebut menyetubuhi tubuh Gendhis dan Ningsih dengan cara yang tidak bisa dijelaskan secara akal sehat manusia.
Bukan hanya sekali, Dukun itu menyetubuhi kedua wanita tersebut hingga berpuluh puluh kali jumlahnya
hanya dalam kurun waktu satu malam saja.
Dan tidak hanya bersetubuh, kedua wanita tersebut juga diajak untuk memakan bunga dan dupa yang menurut dukun, semua itu adalah salah satu syarat jika ingin memasang susuk dibadannya.
Dan puncaknya, setelah semua kegiatan tersebut selesai, ditubuh Gendhis dan Ningsih, dimasukan sebuah jarum kecil yang terbuat dari emas.
Bagian telapak tangan, kaki, dahi, pipi, payudara hingga samping vagina, waktu itu dimasuki sebuah jarum emas yang setiap bagian tubuh,
terdiri atas 3 jarum jumlahnya.
Singkat cerita, setelah prosesi pemasangan susuk telah selesai, akhirnya Gendhis dan Ningsih pun kembali ke pulau bali untuk melanjutkan pekerjaan sehari harinya.
...
Dan disitulah, keadaan yang sebelumnya biasa-biasa saja, waktu itu benar-benar mulai berbalik dengan tidak terkira.
Gendhis yang biasanya hanya mendapat 1 tamu dalam satu harinya, waktu itu dia bisa melayani tamu hingga 10 jumlahnya.
Dan tidak hanya itu, sekitar 1 tahun lamanya, Gendhis akhirnya menjalin hubungan gelap dengan salah satu pengusaha kaya yang ada di indonesia.
Gendhis waktu itu juga seketika berhenti dari tempat kerjanya dan menetap dirumah kontrakan di bali yang dibelikan
oleh suami gelapnya tersebut
Dan mulai saat itulah , setiap bulannya Gendhis mulai bisa mengirimkan uang untuk kedua orang tuanya.
Hingga akhirnya, tidak butuh waktu lama, semua hutang keluarga Gendhispun bisa lunas begitu saja.
...
Tapi sayangnya, meskipun hidup berkecukupan, kini Gendhis perlahan mulai diselimuti kesepian.
Tinggal sendiri dirumah yang cukup luas,
membuat hari-hari Gendhis saat itu bisa dibilang sudah semakin terisolasi dengan suaminya yang datang mengunjunginya hanya seminggu sekali.
Dan tidak hanya itu, Susuk emas yang bisa dibilang sudah mulai kadaluarsa dan harus diperbarui kedukun yang ada diBanyuwangi,
waktu itu tidak dilakukan oleh Gendhis karena selain tidak ada waktu untuk ke Banyuwangi, oleh suami Gelapnya, Gendhis memang dilarang keluar dari area rumahnya kecuali untuk membeli keperluan makan saja.
Awalnya, Gendhis tidak mempermasalahkan itu semua karena dia menganggap,
jika semuanya sudah didapatkannya.
Tapi sayangnya, karena tidak memperbaharui susuk emasnya, tanpa disangka-sangka, Gendhis malah mendapatkan sebuah terror dari makhluk halus yang sepertinya tidak akan pernah bisa dia lupakan hingga tua.
....
Benar sekali, malam itu tidak seperti biasanya, ditengah-tengah Gendhis sedang menonton acara TV kesayangnya, tiba-tiba Gendhis merasa Gatal dibagian Vaginanya.
Dan tidak hanya itu, selain rasa gatal, Gendhis juga merasa kepanasan seperti halnya kulit yang sedang terbakar.
Merasakan semua itu, tentu saja Gendhis segera berlari ke kamar mandinya dengan perasaan yang semakin kebingungan karena diapun tau, sebelumnya dia tidak pernah mengalami hal seperti itu.
"Aduh..kenapa ini kok gatal sekali" ucap Gendhis dengan terus menggaruk nggaruk bagian vitalnya tersebut.
Tapi anehnya, seolah tanpa terasa, karena Garukannya, kulit alat Vital Gendhis ternyata sudah dalam keadaan terkelupas tidak karuan.
Dan tidak berhenti disitu saja, selain dibagian tersebut, bagian payudara, paha, dahi dan kaki,
waktu itu juga perlahan mulai terasa gatal dan panas seperti halnya kulit yang sedang terbakar bara api.
Merasakan semua itu, tentu saja Gendhis seketika berlari kekamarnya dan dia segera menghubungi dokter via telepon yang akhirnya,
setelah beberapa lama, Dokterpun datang untuk memeriksanya.
Menurut keterangan Dokter, kulit Gendhis mengalami infeksi yang akhirnya Gendhispun diberikan perawatan mandiri dirumahnya karena saat itu, Dokter menganggap jika keadaan Gendhis tidak harus dibawa ke rumah sakit
dan cukup dirawat dirumah saja.
Hingga akhirnya, tepat pukul 23.30 WITA. Dokterpun meninggalkan rumah Gendhis karena saat itu, rasa gatal dan panas yang ada diseluruh tubuh Gendhis mulai terasa mereda.
Tapi sayangnya, beberapa lama setelah dokter meninggalkannya dan Gendhis sudah terlelap dalam tidurnya.
Tiba-tiba Gendhis terbangun karena malam itu, Gendhis mendengar suara langkah kaki didalam rumahnya yang terdengar wara wiri.
Dan tidak hanya suara, waktu itu Gendhis juga mencium aroma bunga melati yang sangat kuat.
"Plek,plek,plek,plek,plek"
Mendengar hal itu, Gendhispun seketika bangun dari tidurnya dan perlahan membuka pintu kamarnya karena malam itu, dia khawatir jika sumber suara langkah kaki
tersebut adalah suara langkah kaki orang yang ingin berbuat jahat kepadanya.
Tapi anehnya, ketika pintu kamar sudah terbuka, Gendhis tidak melihat siapapun yang ada dirumahnya.
Keadaan rumah malam itu tetap gelap karena lampu yang memang sudah dimatikan sejak tadi.
"Halo,,siapa itu ya...jangan macam-macam, saya bisa telfon polisi sekarang juga" teriak Gendhis dengan matanya yang melirik kesana kemari.
Tapi anehnya, belum selesai Gendhis mencari sumber suara langkah kaki tersebut, tiba-tiba Gendhis mendengar suara tangisan perempuan
yang berasal dari ruang tamu rumahnya.
"Hiiks..hhikks..hhiikkss..."
Mendengar hal itu, Gendhis seketika kembali terkejut, matanya terbelalak dengan tangannya yang kini mencari saklar lampu agar dia bisa segera menyalakan lampu supaya pandangan matanya bisa sedikit lebih jelas.
"Hei, siapa itu... " Teriak Gendhis.
Dan lagi-lagi, malam itu Gendhis tidak melihat adanya siapapun selain kesepian.
Dan puncaknya, karena Gendhis menganggap jika semua itu hanya perasaanya saja,
akhirnya Gendhispun kembali mematikan saklar lampunya dan diapun ingin segera kembali kekamar tidurnya.
Tapi sayangnya, baru saja dia memutar tubuhnya, pandangan Gendhis tiba-tiba teralihkan dengan adanya perempuan yang terlihat duduk menunduk ditempat duduk yang tidak jauh dari tempat Gendhis berdiri.
Mengetahui hal itu, Gendhispun perlahan mendekati perempuan tersebut
sambil sesekali dia berteriak memanggilnya karena diapun tau, dirumah itu harusnya tidak ada siapapun selain Gendhis.
"Hallo, siapa kamu..kamu ngapain dirumahku" ucap Gendhis dengan kakinya yang mendekati perempuan tersebut perlahan.
Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Gendhispun terus mendekati perempuan tersebut dengan tangannya yang kini kembali menekan tombol lampu agar pandangannya bisa kembali lebih jelas.
Tapi anehnya, ketika lampu sudah kembali menyala terang,
perasaan Gendhis yang sebelumnya sudah kebingungan, waktu itu seketika berubah menjadi ketakutan karena saat itu, wajah perempuan yang menunduk tersebut, ternyata sangat mirip dengan wajah Gendhis.
Meskipun sangat mirip, Wajah perempuan tersebut sebagian terlihat gosong
seperti terbakar bara api.
Dan tidak hanya itu, perempuan tersebut juga mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap.
Mengetahui semua itu, tubuh Gendhis seketika bergetar, dadanya sesak dengan mulutnya yang menganga seolah tidak percaya dengan apa yang ada didepan matanya.
Dan tanpa lama-lama lagi, diapun seketika berlari dengan berteriak sekuat tenaga karena ketakutan.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak Gendhis dengan dia yang seketika berlari kedalam kamar tidurnya dan menguncinya dari dalam.
Didalam kamar, dia menangis tersedu sedu
dengan rasa takut yang sangat luar biasa.
"Aduhhhh siapa dia, kok wajahnya mirip sekali denganku" Rintih Gendhis dengan sesekali memastikan kembali bahwa pintu kamarnya sudah benar-benar dalam keadaan terkunci.
Namun naasnya, belum selesai Gendhis merintih didalam kamarnya,
almari baju Gendhis yang terletak disampingnya, waktu itu juga tiba-tiba bergerak gerak dengan sendirinya.
Dan tidak hanya bergerak, didalam almari bajunya seperti ada seseorang yang sedang berusaha ingin keluar.
"Glodak, Glodak, Glodak, Glodak"
Karena Gendhis merasa sudah tidak kuat lagi jika harus menahan semuanya, akhirnya Gendhispun memutuskan untuk segera keluar dari kamar dan rumahnya agar dia bisa segera mendapatkan pertolongan.
Disitu, tanpa fikir panjang, diapun seketika keluar dan berlari dari kamarnya dengan terus menundukan kepalanya karena dia takut jika melihat sesuatu yang tidak ingin dilihatnya.
Tapi anehnya, ketika Gendhis keluar dari rumahnya, tepat di tiap-tiap sudut halaman rumahnya,
Gendhis melihat dengan mata kepalanya sendiri, banyak sekali makhluk yang menyerupai manusia namun sangat aneh bentuknya seperti,
Ada anak kecil namun memiliki kepala yang sangat besar.
Ada anak telanjang dada dengan bentuk tubuh sangat kurus hingga terlihat tulangnya
dan ada beberapa wanita kerdil yang memiliki rambut yang cukup panjang hingga ke kakinya.
Semua itu benar-benar terlihat wara wiri dihalaman rumahnya layaknya anak-anak yang sedang bermain begitu saja.
Dan tidak hanya sosok anak kecil, waktu itu Gendhis juga melihat adanya
beberapa sosok laki-laki tua hingga perempuan memiliki wajah rata yang sedang menggendong bayi ditangannya.
Melihat semua itu, rasa takut Gendhis rasanya sudah sampai pada puncaknya, dia terus saja berlari dengan tidak berani lagi mengangkat kepalanya.
Waktu itu, yang ada didalam fikirannya hanya bagaimana dia bisa keluar dari rumahnya dengan keadaan baik-baik saja.
Tubuhnya bergetar, nafasnya terengah engah dengan tangisan yang sudah tidak lagi bisa dia tahan.
Hingga akhirnya, setelah bersusah payah berlari dan keluar untuk menyelamatkan diri, akhirnya Gendhispun berhasil keluar dan terus berlari mencari bantuan ke orang yang ada disekitarnya.
Dan singkat cerita, waktu itu Gendhis melihat pak Nyoman yang kebetulan masih belum
tidur diteras rumahnya.
Melihat keadaan Gendhis yang ketakutan, pak Nyoman pun seketika menolong Gendhis dengan perasaan yang keheranan karena waktu itu, Pak Nyoman melihat wajah Gendhis sudah terkelupas dan gosong seperti kulit yang terkena air panas.
"Mbak Gendhis itu wajahnya kenapa ?..apa gak sakit ?" Ucap pak Nyoman.
Mendengar hal itu, Gendhispun seketika terkejut karena diapun tau, waktu itu Gendhis sama sekali tidak merasakan apa apa pada wajahnya padahal nyatanya,
saat itu wajah Gendhis sedang dalam keadaan terkelupas dan terbakar.
"Addduuhhh..kenapa lagi ini wajahku" teriak Gendhis berulang-ulang.
Dan singkat cerita, akhirnya Gendhispun dirawat dirumah pak Nyoman dan keesokan harinya, tanpa lama-lama lagi,
Gendhis dibawa oleh pak Nyoman ke Rumah sakit terdekat agar Gendhis segera mendapatkan pertolongan.
Dan puncaknya, setelah beberapa minggu Gendhis dirawat, akhirnya Gendhispun sudah sembuh dan bisa pulang seperti biasanya.
Namun disitu, karena Gendhis tidak berani lagi pulang kerumahnya yang ada di Bali, akhirnya dia memilih untuk pulang ke pulau jawa untuk menemui orang tuanya. ....
Dan singkat cerita, sesampainya Gendhis di kampung halamannya di jawa, Gendhispun segera meminta maaf
kepada kedua orang tuanya dengan tangisan yang terus saja keluar tidak tertahankan.
Tapi anehnya, bukannya memaafkan, orang tua Gendhis waktu itu malah terlihat keheranan karena mereka mengaku jika Gendhis sudah terbiasa pulang.
"Kamu kenapa kok nangis seperti ini, kan kemarin sudah ibu maafkan," ucap ibu Gendhis.
"Hah, kapan aku pulang bu?" Sahut Gendhis heran.
"Ah, ngaco kamu, kan kamu tiap minggu pulang, tuh yang pulang kemarin, kamu malah tidur sama ibu kan, masak sih lupa,
baru 3 hari yang lalu loh" terang ibu Gendhis menerangkan dengan nada yang sangat meyakinkan.
Mendengar hal itu, Gendhispun seketika lemas, tubuhnya bergetar dengan nafasnya yang sesak karena masih tidak percaya dengan apa yang sudah orang tuanya barusan katakan.
"Bu,,,, Gendhis gak pulang sudah lama bu, ibu ini ngomong apa sih" sahut Gendhis meyakinkan ibunya.
Dan tanpa menjawab perkataan Gendhis, ibunya seketika berjalan kearah kamarnya dan mengambil sejumlah kain jarik yang akhirnya, kain jarik tersebut diperlihatkan kepada Gendhis.
"Lihat ini, semua jarik ini kamu yang belikan !, Setiap pulang kerumah, kamu selalu membawa kain jarik ini buat ibu" ucap ibu Gendhis dengan tangannya yang memegang tumpukan kain jarik.
Mengetahui semua itu, Gendhis seketika lemas, Tubuhnya bergetar dengan tangisan yang kembali keluar tidak tertahan.
"Ini sebenarnya ada apa se nak" tanya ibu Gendhis karena sepertinya, Beliau kebingungan dengan tingkah Gendhis.
Dan tanpa menjawab perkataan ibunya, Gendhis waktu itu hanya diam lalu diapun berjalan menuju kamar tidur agar dia bisa segera beristirahat karena diapun tau,
waktu itu dia masih kelelahan karena telah melakukan perjalanan yang cukup jauh.
Tapi sayangnya, setelah beristirahat, bukannya tenang, Gendhis waktu itu malah kembali sakit aneh tidak karuan.
Setiap maghrib menjelang,
Gendhis selalu kesakitan seperti sedang ditusuk tusuk jarum disekujur tubuhnya.
Dan tidak hanya itu, di bagian-bagian tubuhnya, waktu itu juga muncul ruam-ruam aneh yang timbul diselangkangan, ketiak, jidat, payudara dan lain sebagainya.
Karena disitu orangtua Gendhis merasa ada yang aneh dengan anaknya, Akhirnya orang tua Gendhis membawa anaknya kesana kemari untuk menyembuhkan penyakitnya.
Hingga akhirnya, Karena pengobatan medis dinilai tidak membuahkan hasil,
Gendhispun dibawa ke pengobatan spiritual yang ternyata, Susuk emas Gendhislah yang menjadi penyebab itu semua.
Setelah melakukan serangkaian pengobatan spiritual yang sangat panjang, Akhirnya semua susuk yang ada ditubuh Gendhis bisa dikeluarkan.
Setelah bersih dan semuanya sudah selesai, Gendhis pun akhirnya hidup normal seperti sedia kala.
"Kamu masih beruntung bisa disembuhkan, Andai saja kamu bukan keturunan nyai Dermowati, mungkin kamu sudah tidak ada lagi di dunia ini."
ucap Pakde Jarman yang waktu itu sedang berkunjung kerumah Gendhis.
"Hah, siapa itu pakde.?" Tanya Gendhis.
"Nyai Dermowati itu salah satu selir raja dari kerajaan yang dulu pernah berkuasa di daerah kita ini. Meski aku tidak tau persisnya, tapi kata buyutmu,
Seluruh keluarga kita, adalah keturuan Nyai Dermowati dari garis keturunan ibumu" ucap Pakde Jarman.
Dan akhirnya, cerita itulah yang bisa dikatakan sebagai penutup pengalaman pilu yang aku rasakan tersebut.
Sejak adanya pengalaman itu, aku bisa dikatakan menjadi perempuan yang introvert, setiap hari, waktu hanya kuhabiskan didalam kamar dengan tidak berani keluar rumah jika tidak ada keperluan penting.
Ditambah, Ningsih rekanku yang dulu bersamaku,
saat itu juga kudengar sudah meninggal dunia karena kecelakaan yang telah menimpanya beberapa tahun yang lalu.
Dan akhirnya, kini, setelah aku sudah memiliki anak dan suami, aku masih tidak berani menceritakan semua yang terjadi karena aku takut,
keluargaku tidak bisa menerima semua keadaanku ini.
Semoga, dengan dibagikannya cerita ini, bisa menjadi pelajaran agar kita bisa lebih berhati hati lagi dalam menjalani hidup.
(Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan. Mohon maaf bila ada kesamaan).
Terimakasih teman-teman, semoga cerita ini menemani hari-hari kalian.
Sampai jumpa dicerita-cerita kami selanjutnya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

Nov 16
Rombongan Ghaib
PARANGKUSUMO

A Thread
Full Story
TAMAT

@bacahorror @bacahorror_id
#bacahorror #ceritaserem #lakonstory Image
Bismillah
Rombongam ghaib parangkusumo.
Malang 2018.

ROMBONGAN GHAIB
PANTAI PARANGKUSUMO
Malang. 2018.
22.30 WIB.
"kriiiiingggg" Suara telpon genggam yang malam itu tiba-tiba berbunyi nyaring.
Mendengar hal itu, Rokim yang sebelumnya tertidur lelap, tentu saja seketika terbangun karena terkejut dengan suara nada dering tersebut.
"Waduh siapa sih, malam-malam kok telefon" fikir Rokim dengan tangannya yang mulai mengambil Ponselnya.
Read 103 tweets
Nov 10
Laki - Laki
Berselendang Merah

A Thread
Full Story
Tamat

Desa Mati Putuk Asri

@bacahorror @bacahorror_id
#bacahorror #ceritaserem #lakonstory Image
Jika mengenang kembali cerita itu, tentu saja bisa dikatakan kami akan sedikit keberatan.

Karena kenapa, selain merupakan sebuah sejarah kelam dari desa ini, sejak adanya cerita itu, kami warga desa akhirnya mengerti,
jika perbuatan kami dahulu adalah salah dan tidak patut untuk ditiru.

Untuk itu, dengan dibagikannya cerita ini, semoga menjadi pelajaran keras agar kasus semacam ini tidak akan pernah terjadi lagi.
Read 119 tweets
Oct 31
Menarik ini sih, kami punya cerita horror yang wajib kalian baca dan sepertinya, cerita ini sangat penting untuk kami bagikan.
Terutama buat jomblo akut yg hngg kini masih blm ketemu jodohnya. Serem bgt nih, bhy jg klo klia gak ngeh sm hal2 kya gni.

A THREAD
FULL STORY
TAMAT
Image
...
SANTET
....
Ya kalau kita ngomongin santet, otomatis fikiran kita akan mengarah ke salah satu cabang ilmu hitam yang tujuannya memang mencelakai orang.
Tapi taukah kalian, selain digunakan untuk mencelakai orang secara fisik, santet juga bisa digunakan untuk menutup rejeki dan Jodoh seseorang loh.
Read 113 tweets
Sep 22
Sekte Kanibal

A Thread
Full Story Tamat.

(setiap potngan tbuh tsb bnr2 kulihat dimsukkan satu2 kdlm air mnddih. Dan slnjtnya, dg lahap mrk mmkan hbs semuanya). Saksi

@bacahorror @BacahorrorCom
@SimpleM81378523 @diosetta @JeroPoint @BriiStory

#lakonstory #ceritaserem Image
Karena Asih menganggap jika permintaannya tidak dituruti, akhirnya Asihpun hanya diam sambil terus memandangi Ibunya yang waktu itu terus saja melangkah pergi.
....
Setelah Bu Retno pergi, tentu saja Asih kembali menjalani hari yang cukup membosankan.
Setiap harinya, waktu hanya dihabiskan di dalam kamarnya dengan sesekali mendengarkan cerita dari mbok Ginem tentang asal usul keluarganya yang ternyata, Asihpun baru mengetahui jika memang keluarganya tersebut masih keturunan Belanda.
Read 100 tweets
Sep 10
SUMPAH POCONG .

A THREAD,
FULL STORY
TAMAT

Bantul, Jogjakarta, 1999

"Kehormatan keluarga Pak Bagio dan Prabu, waktu itu benar-benar dipertaruhkan, bahkan sejak adanya cerita itu, desa sekararum sudah seperti desa mati dengan tidak ada satupun orang yang berani mengunjungi. Image
Mengetahui semua itu, tentu saja Kusno seketika menjerit histeris dan berteriak memanggil bantuan kepada warga yang tinggal disekitar rumah pak Prabu.
"Ya allah, innalilahi,, Tolong....Tolong...." Teriak Kusno berulang ulang.
Singkat cerita, akhirnya Pak Prabu dinyatakan meninggal dunia dengan kini, benar-benar sudah tidak ada lagi yang tersisa di keluarga pak Prabu.
Read 100 tweets
Sep 6
BASED ON A TRUE STORY

A Thread
Snopsis

@bacahorror

#lakonstory #ceritaserem Image
- Cerita itu memang terkenal didesa ini mas, sejak adanya cerita itu, Kami para Warga sudah tidak pernah lagi bersumpah, apalagi sumpah Pocong.

- Benar mas, Waktu itu desa kami sudah seperti desa mati.
- Setiap malam semua warga dihampiri oleh pocong mas. jika ingin selamat, kami harus tidur beralaskan Tikar dan tidak boleh tidur di ranjang.

- Saking takutnya, dimalam-malam tertentu semua warga biasanya tidur bareng ramai-ramai.
Read 25 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(