ENSUN BURUNG Profile picture
Dec 23, 2023 164 tweets 19 min read Read on X
TUMBAL

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#threadhorror
#bacahorror
#ceritamistis

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Halo ponakan2, pembaca setia cerita2 om rasth. Semoga kalian tidak bosan dengan cerita2 yang om rasth tulis ya. Semoga kalian sehat selalu dilancarkan urusan dan juga rejekinya, dimana pun kalian berada. Aamiin.

------

"Yang ini kan?" Tanya seorang pemuda menunjuk
Kearah setumpuk karung beras itu

"Iya yang itu." Jawab seorang bapak2 yang sebagian rambutnya sudah mulai memutih

Nopen segera mengangkat satu persatu karung2 beras tersebut, berharap pekerjaannya itu bisa segera selesai, agar ia bisa cepat mendapatkan upahnya.
Meski lelah, nopen masih semangat untuk menyelesaikan pekerjaannya itu. Dan setelah selesai, ia pun menerima upah serta pujian dari si bapak yang sudah menggunakan jasanya tersebut.
"Jarang anak muda seperti kamu ini mau bekerja keras seperti ini."

Nopen tersenyum mendengar ucapan si bapak, dalam hatinya berkata, mau bagaimana lagi pak, setelah ayah saya meninggalkan ibu saya demi wanita lain, saya selaku anak pertamalah yang menjadi tulang punggung
Keluarga.

"Terima kasih banyak ya." Lanjut si bapak tersenyum

"Inggih pak."

Nopen berjalan memasuki pasar, dan langkahnya terhenti di sebuah toko sembako.
Nopen membeli gula, teh, dan juga sabun mandi. Barang2 yang sudah habis dirumahnya.

"Pen, barang datang." Seru salah satu laki2 yang merupakan tetangga nopen, lelaki itu memiliki beberapa toko dipasar tersebut, dan sebagian tokonya dijaga oleh anak buahnya
Termasuk toko tempat nopen berbelanja pada saat itu.

Nopen segera bergegas berlari untuk menyerbu barang2 yang baru datang tersebut. Rupanya disana sudah banyak para buruh yang mulai mengangkut barang2 dari truk menuju ke toko.
Tak mau ketinggalan, nopen juga ikut bergabung.

Hingga ditengah2 pekerjaannya itu, nopen mengalami musibah yang tentu saja tidak dia inginkan.
Nopen terjatuh saat menuruni gundukan tanah berbatu yang digunakan sebagai penutup lubang ditengah jalan.

Beras yang ia bawa berserakan ditanah.
Teman2 sesama buruh disana lantas membantu nopen, namum ternyata kakinya cedera akibat jatuh tadi. Ia tak bisa berdiri.

"Saya minta maaf pak, tolong jangan potong upah teman2 saya. Ini murni kesalahan saya pak." Ucap nopen memelas
Memang peraturan disana, jika ada salah satu buruh yang tidak sengaja merusak barang, maka semua buruh akan dipotong upahnya.

"Kamu tidak apa2kan?" Tanya si pemilik toko
"Tidak apa2 pak."

"Syukurlah kalau tidak kenapa2. Yang aku khawatirkan bukan masalah barangnya, tapi masalah keselamatanmu. Kamu tidak usah khawatir masalah upah, walaupun
Peraturan disini begitu, tapi aku tidak akan memotong upah kalian. Barang yang rusak, anggaplah bukan rejekiku. Nopen, dulu aku pun pernah berada diposisimu."ujar si pemilik toko
Kita sebut saja namanya pak wildan.

Nopen menghela nafas lega.

"Kamu pulang saja pen, istirahat. Ini upahmu ya. Dan sekalian untuk berobat kakimu." Ujar pak wildan seraya memberikan uang pada nopen
"Terima kasih banyak pak. Terima kasih." Ucap nopen

------

"Pen, apa tidak sebaiknya kamu cari kerja ditempat lain nak? Jadi buruh itu terlalu beresiko untukmu. Itu untung kamu mengangkut barang si wildan, coba kalau yang lain. Pasti kamu sudah dimarahi." Ujar ibunya
Sembari menempelkan daun obat yang baru di dedah di api pada kaki nopen yang bengkak.

"Pelan2 ma, sakit.." Ringis nopen

Tiba2 ibunya menangis,

"Maafkan uma mu ini pen, andai kaki uma tidak begini, mungkin sekarang kamu bisa melanjutkan sekolahmu."isak ibunya sedih
"Ma, jangan bicara seperti itu.. Nopen ikhlas membantu uma bekerja ma." Ucap nopen ikut sedih melihat ibunya yang menangis

(Mohon maaf, om rasth numpang menawarkan dulu. Barangkali ada ponakan2 yang berminat herbal dalam bentuk akar2an untuk mengobati sakit pinggang,
Image
Image
tulang keropos, prostat. Ada juga bajakah untuk mengobati kanker, tumor, diabetes, asam lambung dll.
Atau mungkin ada ponakan2 yang tertarik dengan minyak2 kalimantannya.
Ada pangkanang, raja penunduk, perkasih, saluang mudik, raja pemikat, minyak rejeki, minyak wibawa, Image
minyak melati, minyak dewi sinta, minyak arjuna, minyak jumput penarik rejeki, pengasihan 3 khasiat, 7 bidadari, seribu tawar, rindu menangis dll.

Buat yang tertarik dan mau tanya2 ataupun curhat berbayar dan konsultasi, silahkan hubungi nomor om rasth - 0856 5403 7262
Rahasia/privasi dijamin aman.)

"Ma, setelah kaki nopen sembuh, nopen ingin mencari pekerjaan ditempat lain ya ma." Ucap nopen

"Dimana pun kamu bekerja, uma akan selalu mendoakanmu pen."

"Sudah ah ma, jangan sedih2. Oh iya ma. Hari ini nopen ingin makan sambal ikan asin."
Ibunya tampak menyapu air matanya, dan lalu tersenyum menatap nopen.

"Baiklah, uma akan membeli ikan asin dulu di warung ya." Ujar ibunya
"Kamu mau kue?" Tanya ibunya pada nopen

"Terserah uma saja." Jawab nopen tersenyum pada ibunya

Sang ibu beranjak dari duduknya. Ia berjalan dengan menyeret kaki kirinya menuju kearah pintu rumah. Nopen menatapnya dengan tatapan sedih.
"Maafkan nopen ma, nopen belum bisa membahagiakan uma." Ucapnya sedih

-----

Aroma wangi masakan ibunya membuat nopen menelan ludah.

Meskipun mereka makan hanya dengan sambal ikan asin, tapi keduanya terlihat sangat lahap menikmati hidangan sederhana tersebut. Image
------

Hari2 telah berlalu, keadaan kaki nopen pun sudah jauh lebih baik.

"Ma, nopen pamit ya." Ucap nopen sembari mencium tangan sang ibu

"Semoga kamu mendapatkan kerjaan yang bagus, dan upah yang yang cocok. Hati2 dijalan ya nak."

Nopen mengangguk, ia tersenyum menatap
Sang ibu.

Nopen berjalan kearah pasar untuk menunggu taksi yang akan membawanya ke kecamatan.

Singkat cerita setelah 20 menitan akhirnya, nopen sampai dikecamatan.
Ia berdiri menatap bangunan pasar besar yang berada disana.

"Semoga disalah satu toko dipasar ini, ada orang yang mencari karyawan." Batinnya
Nopen memasuki area pasar, dan bertanya pada satu persatu orang2 ditoko2 tersebut.

Namun belum juga ia temukan toko yang memerlukan karyawan.
Karena lelah, akhirnya nopen pun duduk disalah satu warung dan memesan es teh disana.

Sambil menunggu es tehnya, nopen mendengarkan perbincangan pelanggan lain diwarung tersebut, yang mengatakan bahwa ada salah satu
Keluarga yang mencari tukang bantu2 dirumah mereka. Tapi keluarga itu hanya mencari anak2 muda saja.

"Kau tau darimana kalau mereka hanya mencari anak muda saja?" Tanya pelanggan lain
"Kemarin aku kesana, niatnya untuk melamar pekerjaan. Tapi rupanya yang mereka cari hanya anak2 muda saja. Alasannya biar lebih mudah dan tangkas dalam mengerjakan apapun. Karena katanya kalau yang berumur seperti kita ini kerjanya lamban dan banyak sakit2an."
"Wuah.. Berumur?? Kan kita baru 35an."

"Ya itulah, namanya juga uang ditangan mereka. Suka2 mereka lah mencari pembantu yang seperti apa."

Perbincangan itu diakhiri gelak tawa keduanya.

Nopen tersenyum, ia merasa bahwa ada harapan jika ia mendatangi alamat keluarga itu.
Besar kemungkinan dia akan diterima bekerja disana.

Setelah membayar teh esnya, nopen langsung menaiki ojek untuk menuju kealamat rumah yang sebelumnya ia dengar dari cerita kedua orang tadi.
Sesampainya di depan rumah itu, nopen sedikit terperangah. Sebab rumah itu besar dan memiliki halaman yang sangat luas.
Sudah pasti pemiliknya orang kaya, pikir nopen.

Didepan pagarnya memang terdapat secarik kertas bertuliskan ada lowongan pekerjaan.
Tapi tidak di tulis lowongan seperti apa yang ada disana.
Dari pada berlama2 berdiri disana, nopen akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu satpam yang ada disitu.
Nopen dibukakan pintu pagar dan langsung di antarkan masuk kedalam rumah.

Nopen berdiri saja, ia tak berani duduk di sofa tersebut.

Tidak berapa lama, muncul seorang perempuan berusia 30 tahunan. Perempuan itu tersenyum ramah pada nopen.
"Duduk." Ucapnya

"Namamu siapa?" Tanya perempuan itu

"Nopen bu."

"Mm, kamu mau melamar kerja?" Tanya perempuan itu lagi

"Benar bu."

"Baiklah. Boleh aku bertanya sedikit tentang kehidupanmu?" Tanya perempuan itu lagi
Nopen mengangguk.

"Kau punya pacar? Atau mungkin istri?"

Nopen mengkerutkan alisnya. Meskipun terdengar aneh, namun nopen tetap menjawab pertanyaan itu.
"Belum bu, saya tidak punya pacar apalagi istri.
Saya putus sekolah beberapa tahun lalu karena tidak ada biaya. Keinginan saya, sebelum saya berpacaran atau beristri, terlebih dulu saya ingin membahagiakan ibu saya."
"Bagus." Ujar perempuan itu terdengar puas dengan jawaban nopen

"Kamu diterima kerja disini. Tapi semisal kamu dipindahkan ketempat lain, apa kamu siap?" Tanya perempuan itu lagi
"Siap bu."

"Bagus, kalau begitu besok bawa barang2mu kemari. Kalau kerja disini tidak boleh pulang pergi. Jadi harus menginap ya."

"Baik bu."

"Satu lagi, ini tentang gaji. Gaji pertama akan diberikan di awal, lalu gaji kedua dan seterusnya akan diberikan setiap tanggal 5.
Bagaimana?"

"Siap bu." Ucap nopen yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya

"Tapi sebagai jaminan, kau tidak kabur, bisa kau tinggalkan tulisan tanganmu disini?"
Nopen mengangguk, dan menurut saja.
Dalam pikirannya, mungkin dengan tulisan itu mereka akan bisa melacak siapa pemiliknya. Karena nopen pernah menonton film yang seperti itu, cuma ia lupa judulnya.
Setelah menerima amplop berisi uang gaji pertamanya itu, nopen berjalan pulang.
Ia singgah di toko sembako dan membeli berbagai macam kebutuhan ibunya.
Ia juga membeli makanan enak untuk dirinya dan juga sang ibu.

"Ya Allah, dapat uang dari mana kamu membeli ini semua pen?" Tanya ibunya saat nopen sudah sampai dirumah
"Aku sudah mendapatkan pekerjaan ma, dan ini aku beli dengan menggunakan uang gaji pertamaku yang mereka bayarkan di awal."

"Baik sekali bosmu itu pen." Ucap ibunya

"Iya ma, bosku memang baik sekali. Nah dan ini sisa uangnya."
"Banyak sekali ini pen." Ujar ibunya

"Iya ma, gajinya 3 juta. Dan peraturan kerjanya, aku harus menginap disana ma. Jadi besok aku akan berangkat. Uma berani kan disini sendirian?"
"Jangan khawatirkan uma pen, uma baik2 saja disini sendirian. Nanti kalau kamu sudah disana, jangan lupa sholat dan jangan telat makan. Biar gak sakit."

Nopen tersenyum dan mengangguk.

-------
Keesokan harinya, setelah melewati perpisahan sementara yang mengharukan itu, nopen berjalan mencari taksi, dan singkatnya setelah sampai dirumah bosnya itu, nopen langsung disambut baik oleh para satpam yang berjaga.
"Kemarin aku sampai lupa memperkenalkan diri padamu. Jadi sekarang aku ingin memperkenalkan diriku, dan kamu boleh memanggilku bu sanah."

"Iya bu." Jawab nopen yang mengikuti langkah perempuan itu dibelakang
"Nopen, hari ini aku akan menjelaskan tentang pekerjaanmu. Jadi kamu itu akan ditempatkan di tempat lain. Tugasmu hanya untuk menjaga ayahku saja."
"Ayahnya, ibu?"

"Iya, ayahku sakit. Dan sakitnya itu tidak biasa pen. Kata orang beliau terkena santet. Setiap detik hidupnya sangat berharga, makanya kami melakukan apapun agar beliau tetap hidup."
Nopen yang sangat menyayangi ibunya itu, jadi ikut terbawa perasaan mendengar cerita bu sanah.

"Aku akan mengantarmu kesana hari ini, kamu bersedia kan?" Tanya bu sanah menatap nopen
Nopen mengangguk.

Sekitar pukul 1 siang, mereka berangkat menuju tempat yang di maksudkan oleh bu sanah. Sepanjang perjalanan hanya terlihat pepohonan yang menjulang tinggi. Jalan kesana pun tidak beraspal, hanya tanah kuning yang membentang.
Sekitar pukul 4 sore mereka akhirnya sampai disebuah rumah kayu dengan halaman yang cukup luas. Disisi kanan dan kiri rumah itu banyak terdapat pohon cabe dan tomat.
Nopen membawa tas yang berisi barang2nya mengikuti bu sanah. Bu sanah terlihat mencium tangan seorang wanita tua yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Nopen, perkenalkan ini ibuku. Beliau yang akan menjelaskan semua tugasmu selama disini ya." Ujar bu sanah tersenyum

Berbeda dengan bu sanah yang sangat ramah dan baik itu, wanita setengah baya yang merupakan ibu dari bu sanah tersebut terlihat dingin dan acuh padanya.
Nopen di antarkan masuk kedalam rumah dan diberikan sebuah kamar untuk tempatnya tidur selama bekerja disana.

Saat nopen membuka jendela kamar itu, terlihat bu sanah dan ibunya sedang berbincang, wajah keduanya terlihat cukup serius.
Namun sayang nopen tak bisa mendengar apa isi obrolan serius bosnya tersebut.

Nopen merebahkan tubuhnya diatas kasur tipis itu, ia merasakan punggungnya terasa sakit setelah berjam2 duduk didalam mobil.
Saat akan terlelap, tiba2 nopen mendengar suara erangan dari sebelah kamarnya. Bergegas ia duduk dan mencoba mendengarkan suara itu lebih seksama.
Suara deru mesin kendaraan yang meninggalkan halaman rumah itu terdengar. Saat nopen berdiri dan menatap jendela, terlihat mobil bu sanah sudah pergi dari sana.
Tok tok...

Suara ketokan di pintu kamar itu membuat nopen terkejut.

"Sudah selesai menyusun barang2mu?" tanya wanita paruh baya itu
"Sudah bu." jawab nopen sedikit gugup

"Kalau begitu mari ikut saya."

Nopen menurut saja tanpa bertanya apapun.

Hening, hanya suara langkah kaki mereka yang beradu dengan lantai papan yang berderit kala di injak, hanya itu yang terdengar.
Wanita paruh baya tersebut mengeluarkan kunci dari genggamannya, dan kemudian membuka gembok2 yang terpasang di pintu kamar itu.

Entah kamar apa, nopen pun tak mengetahuinya.
Saat pintu terbuka, aroma busuk menyengat tercium.

Otomatis nopen langsung menutup hidungnya dengan tangan.

Ruangan itu gelap, tak ada satupun cahaya yang masuk.
"Sebelum kau masuk, oleskan ini diseluruh tubuhmu. Dan pakai kain hitam ini." ujar wanita paruh baya yang kita sebut saja namanya bu wati

Lagi2 nopen hanya menurut saja dengan apa yang diperintahkan oleh bu wati.
Saat mereka sudah masuk kedalam ruangan tersebut, barulah sebuah lampu pelita dinyalakan oleh bu wati.

Dengan kondisi penerangan yang remang2 itu, nopen melihat sosok tubuh terbujur di dipan bambu yang beralaskan daun pisang.
"Bu in...."

"Ini adalah suami saya." potong bu wati sebelum sempat nopen menyelesaikan ucapannya

"Jadi apa yang harus saya lakukan bu?"

"Kau tak perlu bertanya, karena aku sudah pasti akan memberitahumu."
Nopen merasa kikuk dengan jawaban itu.
Ia kemudian diam, menahan diri untuk tidak bertanya lagi.

"Setiap sore sebelum patiling berbunyi, kau sudah harus menggantikan daun pisang yang digunakan sebagai alas suamiku ini, setelah selesai balur kan ramuan ini pada mata luka
Di sekujur tubuhnya. Dan ingat kau harus sudah menyelesaikan tugasmu sebelum suara patiling terdengar. Karena jika suara patiling sudah terdengar, maka orang2 itu mulai mengirimkan santet pada suamiku. Keadaan suamiku akan semakin parah dan bisa saja dia mati.
Satu lagi, jangan sekali2 menghidupkan lampu pelita lebih dari satu. Jangan sesekali melepaskan kain hitam yang mengelilingi ruangan ini. Dan jangan lupa lakukan seperti apa yang tadi kusuruh saat kau akan masuk keruangan ini." ujar bu wati
Nopen mengangguk, ia tak berani bertanya apapun lagi.

"Kau paham atau mungkin ada yang ingin kau tanyakan?" tanya bu wati

"Maaf bu kalau saya lancang, tapi suami ibu ini terkena jenis santet seperti apa bu."
Bu wati menghela nafas panjang,

"Kurasa tak ada lagi yang ingin kau tanyakan. Jadi mulailah lakukan tugasmu. Seperti yang kuajarkan tadi." ujar bu wati menutup pembicaraan
Nopen mulai melakukan tugasnya, meski badan lelaki tua yang terbaring itu mengeluarkan bau yang membuat mual, namun karena pekerjaan, nopen harus menahannya. Dan bersikap seolah tak mencium apa2.
Perlahan2 nopen mengganti alas dari daun pisang itu, dan setelah selesai, barulah ia membalurkan ramuan yang entah terbuat dari apa, ketubuh si lelaki tua.

Bau ramuan itu wangi, dan mampu menutup bau busuk yang ada diruangan tersebut.
"Cepatlah, sebentar lagi patiling akan berbunyi. Bawa keluar daun pisang itu, dan kuburkan dihalaman belakang." perintah bu wati

Nopen bergegas melakukan tugasnya, lalu mereka keluar dari ruangan tersebut.
Ruangan itu kembali dikunci dengan gembok yang berlapis2.

Nopen berjalan kehalaman belakang sembari membawa cangkul yang tadi tergeletak didekat pintu rumah.

Sebelum mengubur daun pisang itu, nopen yang penasaran lantas kembali membuka daun2 pisang tersebut
Dan ia sangat terkejut saat melihat darah, nanah dan daging yang menempel di daun pisang.

Uweeekkk... Uweeeekkk... Nopen tak kuasa menahan perutnya yang terasa sangat mual itu.
"Pantas saja terdengar bunyi2 saat aku menarik daun pisang itu tadi. Ternyata dagingnya pun ikut terkelupas." batin nopen bergidik

Malam harinya, nopen disuruh makan oleh bu wati. Namun nopen yang masih teringat akan daun pisang tadi lantas menolak dengan halus.
Akhirnya ia tidur dalam keadaan perut yang keroncongan.

Pagi menjelang..

"Selamat pagi bu, adakah sesuatu yang bisa saya kerjakan?" tanya nopen
"Tidak ada, kau boleh melakukan apapun yang kau mau. Tapi ingat tugas mu sore nanti. Jangan sampai telat." ujar bu wati

"Baik bu."

Nopen masih belum bisa makan, meski perutnya sudah terasa sangat lapar.
Akhirnya daripada berdiam diri yang hanya akan membuatnya semakin teringat akan daun pisang itu, ia pun lantas keluar rumah. Dan mulai menyapu halaman rumah.

Ia juga merapikan tanaman2 yang ada, dan membersihkan sisa2 pohon pisang yang sudah ditebang.
-----

Sekitar pukul 1 siang, bu sanah datang bersama seorang laki2 tua.
Nopen yang menatap dari balik jendela kamarnya terlihat penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
Mereka berbicara di bangku panjang yang berada di depan rumah, dan tentu saja nopen tidak bisa mendengar obrolan mereka.

Nopen melihat bu wati membuka lengan bajunya dan memperlihatkan sesuatu pada si lelaki tua yang datang bersama bu sanah.
Lelaki tua itu mengangguk, dan memberikan sebuah botol kecil padanya.

Rasa penasaran nopen semakin menjadi kala si lelaki tua tersebut masuk kedalam kamarnya.
Senyum aneh di bibir keriputnya serta tatapan tajamnya pada nopen tentu membuat nopen merasa tidak nyaman.

Terlebih lagi lelaki tua itu mengatakan kata 'dia cocok' pada bu wati yang berdiri di sampingnya, dan juga sedang dalam keadaan berdiri menatap kearah nopen.
"Ya, dia sangat cocok bekerja disini. Bukan hanya muda. Tapi dia sopan santun dan cepat paham akan tugasnya. Bukan begitu ma?" Ujar bu sanah dengan senyum khasnya
Keadaan yang semula tegang diselimuti keanehan, kini kembali normal.

"Ya."

"Pen, kau belum makan dari semalam?" Tanya bu sanah didepan pintu kamar

Nopen dapat menangkap gelagat wanita itu yang seakan enggan untuk masuk kedalam kamarnya.
"Kebetulan saya tidak lapar bu."

"Jangan begitu pen. Kamu disini itu kerja. Jadi kamu harus makan supaya punya tenaga untuk bekerja."

Nopen mengangguk, ia tersenyum.

"Nanti kita makan sama2 ya." Ujar bu sanag lagi
Bu sanah dan bu wati terlihat asik didapur sementara si lelaki tua yang entah siapa namanya itu tengah duduk santai didepan rumah dengan ditemani secangkir kopi.

Dan hari itu, nopen akan memulai tugasnya.
Sebelum masuk kedalam ruangan tempat ayahnya bu sanah berada, nopen terlebih dulu melakukan hal yang sama seperti kemarin.
Saat ruangan di tutup, nopen tak lagi bisa melihat apa2, disana benar2 gelap. Lekas2 nopen menyalakan lampu pelita di ruangan tersebut. Dan dengan cahaya merah remang2 tersebut. Nopen segera memulai pekerjaannya.
Perlahan2 nopen mengangkat tubuh ayahnya bu sanah untuk mengganti daun pisang yang sudah kotor dengan yang baru.

Saat sedang fokus melakukan pekerjaannya, tiba2 nopen dikagetkan dengan bisikan yang menyuruhnya untuk segera pergi dari sana.
"Pak? Bapak ngomong sama saya?" tanya nopen memastikan

Hening, tak ada jawaban.

Dirasa cuma perasaannya saja, nopen pun kembali melanjutkan pekerjaannya yang sudah hampir selesai.
Ketika membalurkan ramuan itu ke tubuh ayahnya bu sanah, lagi2 nopen mendengar suara bisikan. Namun kali ini dia yakin kalau bisikan itu bukan dari ayahnya bu sanah. Lantas siapa??
Tak mau berpikir macam2, nopen bergegas menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah keluar dari ruangan itu, nopen langsung menarik nafas lega.

Berada diruangan itu benar2 membuatnya ketakutan. Terlebih pencahayaan diruangan tersebut yang sangat minim sekali.
Nopen berjalan kehalaman belakang dengan membawa daun pisang cangkul.

Kali ini nopen langsung menguburkan daun pisang itu, tanpa mau membukanya lagi.
Setelahnya nopen mandi dan mencuci tangannya yang masih tercium bau busuk.
Masakan yang tersaji dimeja itu tampak lezat, namun nopen tak berani duduk semeja dengan bosnya tersebut. Takut disebut tak sopan sebab makan bersama dengan majikan.
"Mau kemana pen? Ayo duduk disini, kita makan sama2." Ujar bu sanah

Akhirnya nopen pun duduk di salah satu kursi didekat bu sanah.

"Maaf bu."

"Untuk?"

"Karena tidak seharusnya saya yang hanya pekerja ini, duduk disini bersama ibu."
"Astaga, nopen. Kamu itu disini membantu kami. Lagi pula dikeluarga kami tidak ada batasan aneh seperti pekerja harus makan dibawah ataupun makan makanan sisa majikan. Tidak ada pen. Kita sudah anggap kamu keluarga disini."
Nopen tertunduk,

"Sudah ya, jangan memikirkan hal yang seperti itu lagi. Kamu mau makan apa saja yang ada di rumah ini bebas, anggap saja rumah ini seperti rumahmu juga. Jangan takut kami akan marah, karena kami tidak akan memarahimu hanyar karena hal kecil seperti itu."
"Terima kasih bu." Ucap nopen terharu, sebab majikannya itu rupanya adalah orang yang sangat baik

-----

"Tapi kenapa orang baik seperti mereka ini malah terkena santet?" Batin nopen saat berada didalam kamarnya malam itu
Setelah lama memikirkan bermacam2 hal, akhirnya nopen tertidur.

Tak seperti malam sebelumnya,
Malam ini nopen mengalami mimpi yang sangat aneh, ia bermimpi berada disuatu ruangan gelap dan ada seseorang disana bersamanya.
Ketika ia terbangun, keringat sudah membasahi tubuhnya. Nafasnya terasa sesak. Dadanya tiba2 nyeri tak tertahan.

Nopen sampai2 memukul2 dadanya berulang kali berharap rasa nyeri itu berhenti.
Setelah beberapa saat, nyeri didadanya mulai berkurang. Nafasnya pun kembali normal.

"Mimpi apa itu tadi? Belum pernah aku merasakan mimpi senyata itu." Gumamnya
Di tengah rasa kebingungannya, nopen mencium aroma wangi yang aneh dari luar yang masuk melalui lubang angin diatas pintu kamar.

Perlahan2 nopen turun dari tempat tidurnya dan mulai menhendap2 keluar kamar.
Nopen bermaksud mencari sumber bau aneh tersebut.
Dan alangkah terkejutnya ia begitu melihat si lelaki tua itu tengah melakukan sesuatu seperti ritual santet.
Tak ingin ketahuan, nopen pun bergegas kembali kedalam kamarnya dengan perasaan yang was2.

Suasana semakin terasa lain, angin dingin yang bercampur aroma aneh menyeruak masuk kerongga hidungnya membuat nopen
Bergidik ngeri.

-----

Keesokan paginya saat nopen terbangun, ia melihat bu wati, bu sanah dan lelaki tua itu tengah duduk mengobrol sambil sesekali tertawa.
Aneh.. Pikir nopen.

Nopen yang berniat mandi bergegas mengambil handuknya.

Saat ia berada di kamar mandi, nopen sedikit kaget dengan bintik2 merah kecil yang ada di bagian perut hingga pinggangnya.
"Ah, mungkin alergiku kambuh lagi." ujar nopen

------

Nopen yang sedang mempersiapkan diri untuk melakukan pekerjaannya itu, dihampiri oleh bu sanah.
"Terima kasih ya pen." ucapnya sambil tersenyum

Nopen mengangguk,

Lantas setelahnya, nopen pun masuk keruangan di mana ayahnya bu sanah berada.
Ruangan gelap, pengap dan berbau tak sedap itu membuat nopen ingin secepatnya menyelesaikan pekerjaan itu.

"Siapa??" tanya nopen sambil melihat kesekelilingnya
Hening.. Namun nopen yakin tadi ada seseorang yang memanggil namanya dari sudut ruangan gelap tersebut.

"Pergiii dari siniiii !!!!" ujar suara itu lagi yang kini terdengar dikedua telinga nopen
"Arrgghh...." erang nopen memengangi kedua telinganya

Tiba2 saja, ayahnya bu sanah mencengkram tangan nopen. Membuat nopen semakin ketakutan.
"Pak, tolong lepaskan tangan saya pak..." ucap nopen dengan suara bergetar

Akhirnya tangan nopen dilepaskan, dan lelaki paruh baya itu kembali tertidur, seakan tak terjadi apa2.
Nopen menelan ludahnya yang terasa kelu. Bergegas ia membalurkan ramuan pada luka si lelaki paruh baya, lalu setelahnya ia keluar.

Saat berada dihalaman belakang, nopen terlihat nopen memandangi tangannya yang tadi di cengkram oleh ayahnya bu sanah.
Bekas cengkraman itu membiru seperti luka memar.

"Kenapa pen?" tanya bu sanah

"Ah, eh ibu. Tidak bu. Tidak apa2." jawab nopen gelagapan

"Selama kau berada disini, apa kau pernah mengalami sesuatu yang ganjil?"
Nopen terdiam,

"Pernah bu. Tadi malam dan tadi saat saya berada diruangan ayahnya ibu." jawab nopen

"Ya, hal seperti itulah yang selalu kami rasakan pen. Teror demi teror membuat kami ketakutan setiap saat."
"Tapi kau tenang saja pen, sebentar lagi kita akan terbebas dari semua ini. Beliau masih melakukan ritual untuk melawan santet dan membebaskan ayahku dari santet itu."
Nopen terdiam, berarti ritual yang semalam ia lihat merupakan pelaksanaan ritual yang dimaksud oleh bu sanah.

"Tinggal beberapa hari lagi pen, kita semua akan pulang."

"Tapi saya..."
"Kau tidak perlu khawatir pen, kalau ayahku berhasil disembuhkan, maka gajimu tetap akan kami bayarkan sepenuhnya. Hitung2 sebagai tanda terima kasih kami kepadamu." ucap bu sanah
Nopen sedih sebab pekerjaannya mungkin akan ikut berakhir, namun ia juga senang karena tak perlu lagi mengalami hal2 tak masuk akal ataupun berurusan dengan ruangan pengap tempat ayahnya bu sanah berada.
Malam itu setelah makan malam, nopen yang diserang kantuk, langsung tertidur.

Lagi2, dialam bawah sadarnya, nopen kembali mengalami kejadian aneh yang berkaitan dengan ruangan gelap dan pengap.

"Pergi dari sini !!!" teriak mahluk menyeramkan itu
Mahluk itu memiliki mulut yang memanjang dari dahi hingga ke dagu, giginya tajam dan tak beraturan.
Matanya putih berada dikiri kanan mulutnya.
Mahluk itu tak memiliki hidung. Hanya mulutnya yang membentang dari dahi hingga ke dagu yang terlihat sangat menyeramkan.
Nopen kembali terbangun dengan keringat yang membasahi tubuhnya serta nafas yang sesak dan dada yang terasa nyeri.

Nopen meringis sambil memukul2 dadanya. Berharap rasa nyeri itu menghilang seperti malam sebelumnya.
Setelah keadaannya kembali normal, nopen kembali mencium aroma aneh. Kali ini ia tak berniat untuk mengeceknya. Karena nopen tau bahwa si lelaki tua itu sedang melakukan ritual.
Saat akan kembali tidur, nopen merasakan bagian perut hingga ke pinggang terasa gatal.

Nopen yang menganggap itu hanyalah gatal akibat alerginya yang kambuh, lantas menggaruknya. Namun ia merasakan sensasi aneh pada ujung jarinya saat menggaruk gatal tersebut.
Nopen membuka baju untuk melihat apa yang terjadi pada perutnya.

Dan alangkah terkejutnya nopen, kala melihat bintik2 merah kecil sebelumnya itu kini berubah menjadi koreng bernanah.
"Apa ini???"

"Apa jangan2 aku sudah terkena tai bubut, tapi aku tak menyadarinya???" gumam nopen was2, takut kalau2 dugaannya benar
Nopen tak bisa tidur disebabkan rasa gatal yang teramat sangat pada korengnya tersebut.

Alhasil nopen terjaga hingga pagi hari.

"Bu, bolehkah saya meminta obat gatal?" tanya nopen pada bu sanah
"Sebentar ya."

"Ini obatnya. Memangnya kamu kenapa pen?" tanya bu sanah

"Sapertinya saya terkena tai burung bubut bu." jawab nopen
"Oh.. Ya sudah, kamu minum dulu obatnya. Lain kali lebih hati2 lagi ya pen.. "

"Iya bu, terima kasih."

Setelah makan dan meminum obat, nopen kembali masuk kedalam kamar untuk tidur sebentar. Karena matanya mengantuk sekali sebab semalam tidak bisa tidur.
Namun meski disiang hari, mimpi aneh itu lagi2 muncul dan membuat nopen terbangun dengan rasa nyeri didada yang teramat sangat.

Nopen mengusap2 matanya, lalu beranjak kedapur untuk membuat kopi, sebagai penahan kantuk.
Nopen tak tahan jika harus tidur dan mengalami mimpi aneh serta nyeri dada yang sama secara berulang2. Akhirnya nopen memutuskan untuk sementara tidak tidur dulu.
Saat melakukan pekerjaannya, nopen kembali mendemgar suara yang menyuruhnya untuk pergi. Kali ini, nopen yang sudah terbawa emosi langsung mencari sipemilik suara dengan bermodalkan lampu pelita ditangannya.
"Keluar kau!!" Ujar nopen seperti berbisik

"Pergi dari sini !!!"

Wuuusshhh... Lampu pelita ditangan nopen mendadak mati, ia gelagapan didalam gelap, mencari korek untuk menghidupkan kembali lampu pelitanya.
Crekkk... Crekkk... Ketika korek menyala nopen terlonjak kaget saat melihat sosok yang hadir dimimpinya kini nyata berada dihadapannya.

Nopen terjatuh dan menimpa sesuatu dibelakangnya, ember air.
Ember air itu pecah hingga membuat airnya menyebar kemana2.
Nopen yang ketakutan itu lantas berniat keluar dan tak menyelesaikan tugasnya.
Setelah berada diluar, ia lantas mengunci pintu ruangan itu dan menyembunyikan kuncinya didalam pot bunga.

Nopen ngos2an. Seluruh tubuhnya masih merinding.

"Sosok apa itu? Apa itu sosok jin santet??" Batin nopen
Entahlah, kini nopen benar2 takut. Ia tak bisa berpikir apa2 lagi sekarang, selain pergi dari tempat itu.

"Maaf bu, rasanya saya sudah tidak kuat dengan teror dirumah ini, saya ingin pulang bu." Ucap nopen pada bu sanah yang sedang duduk menikmati teh
"Kau tau kenapa aku disini pen?"

Nopen menggeleng,

"Aku disini untuk menghindari teror dirumahku pen. Karena akupun mengalami teror yang sama denganmu. Setiap malam setiap saat. Makanya beliau masih mengusahakan ritual itu pen.
Ritual yang benar2 akan membebaskan kita dari semua teror ini. Dan kau, kau sudah terlibat didalamnya pen, walau kau pergi dari sini, kau tetap akan mengalami teror yang sama, bahkan mungkin bisa menjadi jauh lebih parah."
Nopen mengusap wajahnya, pikirannya saat itu benar2 kacau. Ia tak menyangka niatnya bekerja malah terlibat dengan dunia santet.

"Bertahanlah sehari lagi pen, bertahanlah disini. Untuk kebaikanmu juga." bujuk bu sanah yang akhirnya di turuti oleh nopen
Malam itu, nopen berusaha untuk tetap terjaga. Meski matanya sudah sangat mengantuk sekali.

Ia meminum bergelas2 kopi untuk menahannya agar tidak tertidur.

Suasana malam itu sangat mencekam, sunyi yang terasa aneh.
Tiba2 angin dingin dan aroma bebauan aneh masuk kedalam kamar melalui lubang angin diatas pintu.

Bau itu membuat nopen pusing dan perutnya terasa mual.
Setelahnya nopen tak sadarkan diri.

Keesokan harinya ia dibangunkan oleh bu sanah yang terus menggedor pintu kamarnya.

"Pen.. " panggil bu sanah berulang kali

Nopen terbangun, dan ia langsung merasakan ripuh disekujur tubuhnya.
Wajahnya pucat sekali,

"Kamu siap pen? Kita pulang hari ini." ujar bu sanah sambil tersenyum
Seakan tak peduli dengan keadaan nopen yang terlihat sangat mengkhawatirkan itu.

Nopen merasa lega sebab ia akan pulang hari itu, tanpa tau sesuatu yany sangat buruk sedang menimpanya,
Ayah bu sanah pun dibawa pulang hari itu, keadaannya terlihat jauh lebih baik.
Meskipun borok di sekujur tubuhnya masih menyebarkan bau tak sedap.
Janji bu sanah memang ditepatinya, gaji nopen dibayarkan sebanyak beberapa bulan, padahal nopen hanya bekerja disana selama beberapa hari saja. Aneh memang, tapi nopen tak memikirkan hal itu.
Ia sudah sangat senang sebab mendapat uang sebanyak itu, dan ia menganggap wajar karena pekerjaannya disana pun cukup menakutkan.
------

Namun hari2 berlalu setelah kepulangan nopen, bukannya membaik, kesehatan nopen justru semakin menurun. Setiap malam ia mimpi aneh dan ia selalu mendapatkan teror tak kasat mata.
Akhirnya setelah nopen menceritakan semuanya pada ibunya, ibunya pun memanggil seseorang yang kita sebut saja namanya uwa siyap. Uwa siyap ini dikenal pandai mengobati penyakit non medis dikampungnya.
Saat uwa siyap melihat keadaan nopen ia terlihat sedih.

"Anakmu ini dijadikan sebagai wadah pengganti bagi seseorang yang terkena santet. Bahasa kasarnya anakmu ini dijadikan tumbal.
Orang yang bisa seperti ini adalah orang dengan ilmu tingkat tinggi, kalau aku, aku tidak bisa melakukan hal seperti itu." ujar uwa siyap
"Ya Allah.. Lalu sekarang bagaimana cara menyembuhkan nopen??" tanya ibunya nopen dengan suara bergetar

Uwa siyap menggeleng,

"Aku mintaa maaf, karena aku tidak bisa berbuat apa2, ibaratnya kita ini berada dijalan buntu yang dikelilingi
jurang. Kita hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya pada Allah. Semoga ada keajaiban yang terjadi."
Mendengar ucapan uwa siyap, nopen dan ibunya menangis sejadi2nya.

Dan benar saja, sekitar 2 minggu setelahnya,
nopen menghembuskan nafas terakhirnya dengan keadaan tubuh yang membusuk. Saat memandikan jenazahnya pun, orang2 dibuat muntah sebab daging dan kulitnya menempel dipemandian.
Dan tentang keluarga bu sanah, tidak pernah diketahui lagi keberadaannya.

----SELESAI----

Yuk donasi pulsa supaya om makin semangat nulisnya😁.. 0856 5403 7262

Selamat natal dan tahun baru 2024 buat ponakan2 yang merayakannya.

Link saweria - saweria.co/Omrasth
Unroll @threadreaderapp

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with ENSUN BURUNG

ENSUN BURUNG Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Aug 16
NONIK
(Si WANITA MALANG, KORBAN LAKI-LAKI MOKONDO)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
“Capati pang ma.. Ulun kada sabaran lagi nah.. (Ayo cepat ma.. Aku sudah tidak sabar lagi..)” ujar seorang anak laki laki berusia 10 tahunan seraya menarik tangan ibunya

Ya, hari itu keluarga kecil yang terdiri dari 4 orang tersebut akan pindah rumah, ke rumah baru mereka.
4 orang dalam keluarga itu terdiri dari ayah, ibu dan 2 anaknya. Kita panggil saja nama si ayah pak Fahri, kisaran usia 35 tahunan. Si ibu bernama Desi, kisaran usia 30 tahunan. Anak pertama mereka sebut saja namanya Vendra usia 10 tahun. Dan anak kedua mereka bernama Salsa yang
Read 185 tweets
Aug 3
Liburan Di Desa Kakek Di Pedalaman Kalimantan
(Pengalaman horor yang tidak akan pernah terlupakan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

Malam minggu ini kita cerita yang ringan2 dulu ya..

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Hari yang ditunggu-tunggu pun sudah tiba, libur panjang sekolah itu akan mereka isi dengan berbagai macam hal-hal menyenangkan di desa kakek, desa yang sudah lama tidak pernah keluarga anggi kunjungi lagi.
Kurang lebih sekitar 10 tahun anggi tidak pernah ke desa kakeknya. Terakhir ke desa saat ia masih berusia 7 tahun, dan sekarang usia anggi sudah menginjak 17 tahun.
Read 96 tweets
Jul 23
ANTHONY VAN DIEMEN

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

Nama tokoh utama dalam cerita kali ini tidak di sensor, tentunya sudah dengan persetujuan yang bersangkutan.

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Hay om, namaku Elina.." kata gadis itu diawal perkenalan pada om rasth

______

2004, saat itu elina baru berusia 17 tahun. Dan tepat di usia ke 17 nya itu. Ekonomi keluarganya juga sedang berada di puncak kejayaan.
Usaha orang tuanya berjalan sangat lancar dan jauh lebih berkembang dari sebelumnya.

Dan pada saat itulah, satu persatu semua keinginan mereka mulai di wujudkan.
Read 213 tweets
Jun 24
PESUGIHAN LUDAH POCONG

Begitu di upload langsung selesai. Tidak bersambung. Jadi mohon supportnya ya.. Retweet banyak2😁..

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Cerita ini diceritakan oleh salah satu ponakan disini yang pernah bekerja di rumah makan tersebut.

Nama tokoh dalam cerita ini sudah disamarkan.
_____

2018..
Kalimantan selatan.

Sebut saja namanya Hatni, saat itu dia baru saja lulus sekolah Menengah Atas. Namun karena orang tuanya tidak punya biaya, akhirnya hatni memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya kebangku kuliah.
Read 181 tweets
May 27
PENGAGUM RAHASIA

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Namanya Esah. Dia adalah seorang gadis yang baru saja naik kelas 6 SD. Dia termasuk anak yang paling pintar di kelasnya. Diawal tahun pelajaran baru itu, ada murid pindahan dari sekolah lain yang masuk dikelas tersebut.
Perawakannya tinggi, lebih tinggi dari anak2 laki2 lain di kelas itu. Wajahnya juga tampan dan memiliki kulit putih namun terkesan pucat.

Matanya sayu, dan lebih sering menyendiri ketimbang berbaur dengan teman2 dikelasnya.
Read 157 tweets
May 3
GANTUNG JODOH

Cerita ini merupakan salah satu kiriman dari ponakan om rasth. Untuk nama dan tempat sudah disamarkan.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Namanya Silvia, usianya saat ini sekitar 40 tahunan, usia yang sangat matang untuk berumah tangga. Namun sampai cerita om tulis, silvia belum juga mendapatkan jodoh.

Padahal sejak jaman kuliah dulu, silvia ini bisa dibilang merupakan cewek populer.
Dan bahkan ia pernah menjalin hubungan diam2 dengan dosennya. Tapi hubungan itu tidak berlangsung lama karena silvia yang merupakan cewek2 populer itu merasa bosan dengan si dosen.
Read 80 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(